Powered By Blogger

Senin, 23 Mei 2011

Polisi Tahan Istri Aipda Syahrul

MAKASSAR--Istri anggota Unit Khusus Polsekta Tamalate, Ajun Inspektur Polisi Dua Andi Syahrul Risal, Nurmawati akhirnya ditahan penyidik Polrestabes Makassar setelah ditetapkan sebagai tersangka yang melakukan pembunuhan terhadap suaminya. Nurmawati bahkan telah dijebloskan ke sel Polrestabes Makassar sejak Rabu pekan lalu.
    Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha menyebutkan bahwa, Nurmawati dijadikan tersangka dan ditahan karena berdasar hasil penyelidikan yang dilakukan penyidik Polrestabes Makassar, kasus pembunuhan tersebut mengarah kepada dirinya. Begitu juga bukti-bukti yang diperoleh penyidik kepolisian.
    "Hasil penyelidikan ditemukan bahwa alibi-alibi yang disampaikan tersangka maupun saksi-saksi, disimpulkan bahwa pelaku pembunuhan adalah istri korban. Apalagi banyak keterangannya yang tidak sesuai dengan fakta," jelas Himawan.
    Belum lagi, pada saat kejadian berlangsung, di rumah atau kamar tempat penembakan berlangsung, yang ada hanya korban bersama istri dan dua anaknya, Fikram, 10, dan Fahmi, 5. 
Belum lagi, korban selama ini diketahui sebagai orang yang kidal, sementara posisi yang ditembak adalah bagian kanannya.
    Untuk memperkuat bukti yang selama ini sudah peroleh penyidik, Himawan menegaskan bahwa polisi masih akan melakukan pemeriksaan lebih detail terhadap senjata api revolver colt yang digunakan menembak korban.
    Selain itu, polisi juga akan melakukan identifikasi digital handphone milik tersangka untuk mengetahui apa saja percakapan dan SMS yang dilakukan tersangka sehari sebelum kejadian berlangsung. Telepon seluler milik tersangka sudah disita polisi, namun daftar percakapan maupun SMS telah dihapus secara keseluruhan.
    Kasus pembunuhan terhadap anggota Polsekta Tamalate yang terjadi di Jalan Karunrung Raya I RT I RW I Kelurahan Karunrung, Rappocini ini terjadi pada Februari 2011 lalu. Peluru yang menembus dada hingga punggung korban adalah jenis kaliber 38 dengan panjang 18 mm dan lebar 9 mm.
    Bagaimana dengan tes kejiwaan terhadap tersangka?, Himawan menyebutkan bahwa tes kejiwaan tersangka sudah keluar. Hasilnya, kondisi kejiwaan tersangka dianggap normal kendati memang sedikit temperamental. (hamsah umar)      

Mahasiswa Mesti Menjadi Teladan

PERILAKU buruk beberapa kalangan mahasiswa di kota Makassar utamanya membawa senjata tajam atau memproduksinya di dalam kampus, tidak hanya disesalkan pihak kepolisian, rektorat dan masyarakat tapi juga kalangan mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang antikekerasan turut prihatin dengan adanya mahasiswa yang terlibat sajam.    
    Bagi mahasiswa yang tidak setuju dengan prilaku buruk mahasiswa lainnya, tetap mengajak seluruh elemen mahasiswa untuk menjadi teladan dan contoh yang baik di mata masyarakat, sebagai refresentasi kalangan terdidik. Tertangkap karena melakukan gerakan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat menurutnya harus, namun terlibat kekerasan sesama mahasiswa atau membawa senjata tajam adalah sikap yang keliru.
    Pengurus Departemen Sosial dan Politik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar, Henri Setiawan mengatakan, kebiasaan mahasiswa membawa senjata tajam apalagi memproduksi sajam di dalam kampus, sangat berpotensi menimbulkan konflik horizontal sesama mahasiswa.
    "BEM selalu menghindari hal-hal seperti itu, karena bisa memicu konflik. Kami bahkan selalu melakukan dialog yang melibatkan pengurus BEM tiap fakultas, yang intinya mengajak mahasiswa untuk menghindari kekerasan sesama mahasiswa. Saya kira, pengurus lembaha kemahasiswaan seperti BEM tidak terlibat seperti itu," kata Henri.
    Mahasiswa menurut Henri, harus lebih banyak menghabiskan waktunya terkait masalah pendidikan, dan tidak terlibat hal-hal negatif. "Kita adalah orang terdidik, karena itu harus memperlihatkan kepada masyarakat bahwa kita ini adalah terdidik," katanya.
    Pembantu Rektor III UNM, Prof Dr Hamsu Abd Gani menegaskan bahwa mahasiswa yang terlibat kasus kekerasan, termasuk kepemilikan senjata tajam akan diberi sanksi tegas berupa pemecatan. Bahkan, April lalu, tiga mahasiswa UNM terpaksa dipecat karena kasus sajam.
    Terhadap fakta yang menyebutkan senjata tajam di produksi dalam kampus, Hamsu menegaskan bahwa pengawasan terhadap mahasiswa mesti lebih diperketat. "Apalagi kalau itu diproduksi di laboratorium. Saya kira hal seperti itu merupakan tindakan fatal. Apalagi untuk masuk laboratorium itu ada prosedurnya. Saya kira kepala laboratorium harus lebih memperketat mahasiswa," kata Hamsu.
    Dalam mengantisipasi kebiasaan buruk mahasiswa itu, Hamsu menyebutkan bahwa pihak kampus ke depan akan lebih memperbanyak aktivitas mahasiswa, termasuk penugasan. Sehingga konsentrasi mahasiswa lebih untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen. (hamsah umar)                                               

Marak Peredaran Senjata Tajam di Kampus

DUNIA pendidikan utamanya perguruan tinggi di Makassar tampaknya masih jauh dari predikat lingkungan pendidikan. Pasalnya, kalangan mahasiswa tertentu, bukannya membawa peralatan pendidikan atau alat pendukung dunia pendidikan pada umumnya, namun mereka juga marak membawa senjata tajam, senjata api rakitan, bahkan memproduksi sajam di dalam kampus.
    Kendati hanya terjadi di beberapa kampus tertentu saja di Makassar, citra dunia pendidikan utamanya citra mahasiswa di daerah ini tetap menjadi bagian yang selalu disorot, bahkan dicap sebagai mahasiswa yang hobi kekerasan.
    Padahal sebagai mahasiswa, mereka seharusnya menunjukkan jati dirinya sebagai kalangan terdidik serta mencitrakan almamaternya sebagai lingkungan pendidik, bukan sebaliknya. Parahnya lagi, kendati sejumlah kasus mahasiswa telah ditangkap oleh polisi karena kepemilikan senjata tajam, namun fakta tersebut tidak mampu menyadarkan oknum mahasiswa tertentu untuk tidak lagi membawa saja baik saat ke kampus, maupun saat bepergian di luar kampus.
    Maraknya peredaran sajam di dalam kampus serta kecenderungan mahasiswa memproduksi barang berbahaya itu, cukup disesalkan berbagai kalangan utamanya pihak kepolisian. Mahasiswa sebagai kalangan terdidik mestinya memproduksi benda berharga misalnya robot atau bentuk kreativitas lainnya. Bukan membuat senjata tajam untuk melukai mahasiswa lainnya.
    Kapolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman juga prihatin dengan prilaku mahasiswa di daerah ini yang selalu membawa sajam ke dalam kampus atau memproduksi sendiri di kampus. "Padahal, kampus itu bukan tempat untuk berkelahi, tapi tempat untuk mencari ilmu," kata Johny.
    Beberapa mahasiswa yang ditangkap karena kasus sajam utamanya anak panah dan senjata api rakitan, diperoleh fakta bahwa mahasiswa tersebut memproduksinya di dalam kampus utamanya yang berhubungan dengan laboratorium atau tempat praktik.
    "Ini tentu saja kita sangat sesalkan kenapa  laboratorium digunakan produksi barang berbahaya. Saya kira, pihak kampus atau dosen perlu lebih memberikan pengawasan terhadap mahasiswanya," ujar Johny.
    Menyikapi maraknya peredaran sajam di dalam kampus, Johny menegaskan bahwa pihaknya saat ini mulai melakukan koordinasi yang baik dengan pihak kampus, agar aparat kepolisian bisa hadir di lingkungan kampus untuk melakukan pengamanan. Salah satunya yang dijajaki adalah dengan pihak Universitas Negeri Makassar (UMI).
    "Mungkin nanti kita akan ada Memorandum of Understanding (MoU). Dengan kerja sama ini, kita berharap polisi bisa ada di kampus untuk melakukan pencegahan. Tentu kita berharap kerja sama seperti ini akan berkembang ke perguruan tinggi lainnya," kata Johny.
    Kapolda juga mengajak kepada pengelola kampus di daerah ini untuk lebih dekat dengan mahasiswanya, sehingga mereka juga bisa lebih mudah mengungkap adanya mahasiswa yang membawa sajam.
    Pembantu Rektor (PR) III Universitas Negeri Makassar, Prof Dr Hamsu Abd Gani yang ditemui terpisah juga mengaku prihatin dengan peredaran sajam di kampus. Padahal kata dia, peraturan kampus sangat jelas melarang setiap mahasiswa membawa apalagi memproduksi sajam di dalam kampus.
    "Mahasiswa sekarang ini semestinya yang dibawa adalah laptop, bukan senjata tajam. Karena kampus itu adalah dunia pendidikan," kata Hamsu. (hamsah umar)
                                               

Murid SD Pannampu Tewas Terbakar

MAKASSAR--Nur Fahmi, 11, salah seorang murid kelas V SD Pannampu, Kecamatan Tallo, Makassar tewas secara mengenaskan karena terpanggang. Pelajar SD yang malang tersebut tewas setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa jam. Dia tewas Minggu, 22 Mei sekira pukul 23.30.
    Warga Jalan Indah 6 Lr 1, Kelurahan Pannampu, Tallo ini meninggal karena terbakar bersama bensin pada Minggu siang. Korban terpanggang api di rumahnya sendiri.
    Kapolsekta Tallo, AKP Frans Tandean menyebutkan bahwa, peristiwa tersebut berawal saat korban bersama teman-temannya kumpul di rumahnya. Saat berada di rumah tersebut, salah seorang teman korban, Haerul membongkar motor dan membuka karburator motornya.
    Bensin yang ada di motor disimpan pada wadah. Secara tidak sengaja, Haerul menyentuh wadah tersebut sehingga besin tumpah di teras rumah. Melihat bensin tersebut tumpah, Haerul bermaksud membersihkannya, namun dengan cara membakarnya.
    Begitu tumpahan bensin tersebut dibakar, api langsung membesar dan menyambar Nur Fahmi, serta Wijaya. Keduanya sempat dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, satu korban meninggal setelah dirawat beberapa jam di RS Hangtuah Makassar. Korban mengalami luka bakar yang cukup serius hingga nyawanya tidak tertolong.
    Frans menyebutkan, saat kejadian berlangsung, korban bersama beberapa temannya seperti Aldi, Alimuddin, Mansur, serta Haerul. Namun saat kejadian, korban yang berada agak jauh dari lokasi selamat dari kebakaran. Informasi yang diperoleh, korban telah dimakamkan di Malakaji, Jeneponto.
    Meski dalam peristiwa tersebut tidak ada unsur kesengajaan, namun pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan, termasuk mengamankan Haerul. Namun sejauh ini polisi belum menetapkan tersangka apalagi pihak keluarga korban telah mengikhlaskan peristiwa tersebut. (hamsah umar)

Polda Bidik Pejabat Pemkot

MAKASSAR -- Proses penyelidikan yang dilakukan Polda Sulsel terhadap reklamasi pantai di depan Fort Rotterdam, menjadi perhatian serius Kepala Polda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman. Pejabat Pemkot Makassar yang terkait dalam proses reklamasi bahkan menjadi bidikan polda untuk dimintai keterangan, seperti camat dan pejabat lainnya.
    Johny yang ditemui wartawan saat meninjau bakti sosial di Pelabuhan Paotere, Senin, 23 Mei, menyebutkan bahwa pihaknya sementara melakukan pemeriksaan saksi-saksi. Sebelumnya, lokasi reklamasi pantai di depan Fort Rotterdam itu telah dipasangi garis polisi pihak kepolisian beberapa waktu lalu. Saat ditanya siapa saja pejabat pemkot yang terkait dalam proses reklamasi dan akan diperiksa itu, Kapolda tidak menyebut nama pejabat yang diagendakan diperiksa. "Semua pihak yang terkait pasti kita akan mintai keterangan," ujar Johny.
    Saat ditanya kemungkinan memeriksa Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, sebagai pihak yang memberi izin reklamasi pantai, Johny tidak mau berspekulasi. "Nantilah kita lihat. Kita belum sampai sejauh itu. Sementara kita memeriksa saksi-saksi," kata Johny.
    Ditanya soal dugaan pelanggaran yang dilakukan pihak terkait dalam proses reklamasi itu, Johny menegaskan bahwa reklamasi tersebut tidak mengantongi izin dari kementerian terkait. Padahal menurut dia, proses reklamasi semestinya mengantongi izin dari kementerian. "Reklamasi itu harus ada izin dari kementerian," tambah Johny.
    Proses penyelidikan terhadap reklamasi pantai itu awalnya dilakukan penyidik Polrestabes Makassar karena banyak mendapat laporan dari masyarakat, termasuk aksi protes dari kalangan mahasiswa. Apalagi, reklamasi itu dinilai merusak situs sejarah Kota Makassar. Setelah melalui proses penyelidikan, kasus tersebut kemudian diserahkan penanganannya ke Polda Sulsel.
    Reklamasi pantai ini melahirkan banyak kontroversi apalagi dinilai  kawasan yang di reklamasi tersebut masuk zona inti dan zona penyangga situs Fort Rotterdam. Informasi yang berkembang, proses reklamasi itu dilakukan salah seorang pengusaha di daerah ini. Ironisnya, reklamasi yang sudah dilakukan dengan melakukan penimbunan itu tidak memiliki analisis dampak lingkungan.
    Kendati sejumlah saksi telah dimintai keterangan oleh penyidik, namun Johny menegaskan bahwa pihaknya belum menetapkan adanya tersangka dalam kasus reklamasi pantai yang berada di samping kantor Polairud Polda Sulsel tersebut. "Belum ada tersangka kita tetapkan, kita masih lihat perkembangan penyelidikannya," tambah Johny. (hamsah umar)

Senin, 16 Mei 2011

Sembilan Bikku Sangga Pimpin Doa Waisak



MAKASSAR--Peringatan hari Waisak 2555 Selasa, 17 Mei di Vihara Girinaga bakal terasa istimewa dibanding perayaan waisak pada tahun sebelumnya. Pasalnya, sembilan bikku atau biksu asal Kamboja akan memimpin langsung doa pada puncak peringatan waisak tersebut. Lebih istimewa lagi, pimpinan spiritual Budha asal Kamboja yakni Maha Sanggaraja Kamboja, Bour Kry hadir langsung pada perayaan tersebut.
    Ketua Vihara Girinaga Makassar, Roy Ruslim mengatakan bahwa peringatan waisak tersebut dimulai malam tadi dengan melakukan doa bersama di bawah pohon Bodhi. Di kalangan umat Budha, pohon Bodhi ini merupakan pohon suci, karena menjadi tempat Pangeran Sidharta mencapai pencerahan sebagai seorang yang suci.
    Juga menjadi tempat bagi Sidharta mencapai gelar sang Budha. "Ada tiga kejadian penting yang kita kenal Tri Waisak. Upacara di bawah pohon Bodhi ini sebagai bentuk peringatan umat Budha terhadap perjuangan Sang Budha dan pengorbanan dia untuk mewujudkan kedamaian," ujar Roy.
    Roy menjelaskan bahwa, Doa bersama ini dilakukan dengan ritual dengan berbagai perlengkapan seperti lilin, dupa-dupa, bara pelita, dengan mengelilingi pohon Bodhi selama tiga kali searah jarum jam. Doa tersebut intinya meminta perlindungan Sang Budha agar umat Budha di daerah ini diberi perlindungan dari segala hal yang tidak diinginkan.       
    Sementara untuk hari ini, upacara waisak akan digelar dalam dua sesi. Sesi pertama di mulai pukul 07.00 untuk kalangan anak-anak dan remaja, sementara sesi kedua sekira pukul 14.00 untuk kalangan orang dewasa dan orang tua.     
    Selain itu, umat Budha juga akan mengarak rupang Sang Budha di beberapa titik seperti Sungai Limboto, Veteran, Salahutu, Latimojong, kemudian kembali lagi ke Jalan Salahutu. Berbagai persiapan telah dilakukan pengelola Vihara Girinaga menyambut hari yang paling dinanti tersebut.
    Tidak hanya melakukan kebaktian dan doa bersama, umat Budha juga akan melakukan bakti sosial dan menyantuni anak yatim sekitar 500 orang yang ada di sekitar Tanjung Bunga. "Rangkaian acara juga kita sudah melakukan bakti sosial, donor darah, pelepasan satwa, ikan, termasuk membersihkan diri dengan banyak berdoa atau kita kenal ata sila (delapan sila). Termasuk melakukan puasa," jelas Roy.
    Pantauan FAJAR di Vihara Girinaga, beberapa pekerja di Vihara tersebut terlihat sibuk mempersiapkan beberapa keperluan kebaktian dan doa termasuk alat untuk mengusung rupang Sang Budha. Di dalam Vihara ini, juga terdapat banyak kebutuhan pokok seperti beras, buah-buahan yang akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu. (hamsah umar)                            

Pengobatan Gratis di Pelabuhan Paotere



MAKASSAR--Kalangan buruh yang bekerja di Pelabuhan Paotere Makassar patut berbangga. Pasalnya, Asosiasi Persatuan Pelayaran Rakyat (APPR) akan melakukan pengobatan gratis terhadap buruh pelabuhan yang akan digelar 23-24 Mei mendatang di Pelabuhan Paotere Makassar. Pengobatan gratis bagi buruh ini digelar pihak asosiasi yang melibatkan 24 pengusaha pelayaran, sebagai rangkaian peringatan hari buruh sedunia 1 Mei lalu.
    Selain pengobatan gratis terhadap buruh, pihak asosisasi juga membuka ruang kepada masyarakat sekitar Pelabuhan Paotere untuk melakukan pengobatan gratis, termasuk masyarakat pulau yang dekat dengan pelabuhan Paotere.
    Tidak hanya pengobatan gratis, APPR juga melakukan sunatan massal terhadap masyarakat di sekitar pelabuhan, utamanya dari kalangan tidak mampu, termasuk melakukan donor darah. "Untuk sunatan massal kita prioritaskan masyarakat tidak mampu di sekitar Paotere. Tapi intinya, kita tidak membatasi masyarakat yang ingin ambil bagian dalam kegiatan sosial ini," ujar Ketua Asosiasi Persatuan Pelayaran Rakyat, Syamsuddin Sado saat memberikan keterangan pers, Senin, 16 Mei.   
    Untuk pengobatan gratis dan sunatan massal, Syamsuddin menyebutkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan pihak Puskesmas Pattingaloan dan PMI Makassar. Tenaga medis dari puskesmas yang dikerahkan untuk melayani masyarakat yang ingin melakukan sunatan secara gratis.
    Syamsuddin menyebutkan, saat ini jumlah buruh yang bekerja di Pelabuhan Paotere berkisar 750 orang, dengan tingkat penghasilan antara Rp75 ribu hingga Rp150 ribu per hari. Syamsuddin berharap para buruh maupun masyarakat di sekitar pelabuhan memanfaatkan momen ini utamanya sunatan massal dan pengobatan gratis.
    Kapolsekta Persiapan Paotere, Iptu Sultan Iqbal menyatakan mendukung upaya Asosiasi Persatuan Pelayaran Rakyat Paotere untuk melakukan kegiatan sosial. "Kami sangat mendukung dan siap mendukung. Apalagi ini adalah kegiatan sosial yang sangat bermanfaat dengan masyarakat," kata Iqbal.
    Sementara itu, Kepala Puskesmas Pattingaloan Makassar, dr Yuliati juga mengaku sudah menyiapkan tim medis dari puskesmas untuk menyukseskan pengobatan gratis maupun sunatan massal yang akan digelar di kawasan pelabuhan Paotere. (hamsah umar)                                

Razia THM, Puluhan PSK Terjaring


*Mahasiswi Ikut Terjaring

MAKASSAR--Puluhan PSK yang beroperasi di tempat hiburan malam (THM) di sepanjang Jalan Nusantara Makassar, terjaring razia yang digelar jajaran Polres Pelabuhan Makassar Sabtu malam. Perempuan muda yang diduga PSK tersebut terpaksa diamankan polisi karena tidak memiliki kartu identitas yang berlaku.
    Operasi penertiban PSK yang dilakukan Polres Pelabuhan itu melibatkan puluhan personil yang dibagi dalam tiga regu. Mereka menyisir satu per satu THM yang ditengarai menjadi tempat transaksi seks secara bebas. Dalam operasi tersebut, sempat terjadi ketegangan antara pengunjung dengan polisi karena adanya pengunjung yang menolak diperiksa polisi.
    Tidak hanya itu, seorang pengunjung sempat menjadi sasaran wartawan karena ulahnya meneriaki wartawan yang meliput dengan perkataan tidak pantas. Operasi PSK dan pengunjung yang tidak memiliki identitas tersebut dipimpin langsung Kapolres Pelabuhan AKBP Audy AH Manus.  
    Tidak hanya menjaring PSK, operasi tersebut juga berhasil menjaring salah seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Makassar, karena kedapatan berduaan dalam kamar bersama teman prianya. Mahasiswi dan teman prianya tersebut ikut digelandang ke Polres Pelabuhan bersama PSK lainnya. Mahasiswi yang diduga berprofesi ganda itu dijaring polisi di THM 7 Bintang.
    Dalam operasi ini, setidaknya ada 58 PSK yang berhasil dijaring pihak kepolisian, termasuk empat pria hidung belang yang ikut digelandang ke kantor polisi. Pengunjung THM ini juga digiring ke kantor polisi bersama PSK karena tidak memiliki identitas. Operasi PSK di sejumlah THM di Jalan Nusantara ini dimulai polisi sekira pukul 22.00.
    Kapolres Pelabuhan, AKBP Audy menjelaskan bahwa operasi PSK dan pengunjung THM utamanya yang tidak memiliki identitas itu dilakukan polisi, untuk menghindari terjadinya keributan di THM, termasuk mencari barang terlarang seperti narkoba. Namun dalam operasi tersebut, polisi tidak menemukan barang terlarang karena diduga operasi ini bocor kepada pihak-pihak yang selama ini mengedarkan sabu-sabu atau ekstasi di THM.
    Audy menjelaskan bahwa, para PSK yang terjaring tersebut sekadar didata identitasnya dan dilakukan pembinaan. Selanjutnya, puluhan PSK tersebut diizinkan pulang ke tempat masing-masing. "Razia ini untuk melakukan pembinaan terhadap PSK, dan pengunjung yang tidak memiliki identitas," kata Audy. (sah)  

Senin, 09 Mei 2011

Chevy: Jangan Tutup Informasi


MAKASSAR--Akses informasi di jajaran Polda Sulsel utamanya satuan reskrim dan narkoba yang terkesan masih banyak ditutupi polisi, disadari betul Kabid Humas Polda Sulsel, AKBP Chevy Achmad Sopari masih menjadi keluhan utamanya kalangan wartawan di daerah ini. Makanya, saat bertandang ke FAJAR, Chevy meminta kepada kepolisian untuk tidak menutup-nutupi informasi yang dibutuhkan wartawan.
"Apa pun kejadian, tidak boleh ditutup-tutupi. Silahkan memberikan informasi sepanjang sesuai dengan batasan yang ada. Misalnya saja menceritakan kejadian, tempat, dan waktunya. Saya kira itu harus disampaikan," kata Chevy di redaksi FAJAR serta di ruang pertemuan Direksi FAJAR, Senin, 9 Mei.
Di FAJAR, Chevy diterima Direktur Utama PT Media FAJAR, Syamsu Nur, Wakil Pemimpin Redaksi FAJAR, Faizal Syam, Koordinator Kompartemen FAJAR, Silahuddin Genda, Wakil Direktur FAJAR, Abd Haliq dan jajaran PT Media FAJAR lainnya. Dalam pertemuan itu, Chevy dan FAJAR berkomitmen untuk menjaling kerja sama yang baik antara satu sama lain.
Wartawan dan polisi kata Chevy harus saling mengisi dan memahami. Apalagi saat ini, humas di kepolisian sudah dibentuk baik di tingkat Polda, Polrestabes, maupun Polsekta. Dia pun berharap, keberadaan humas di  kepolisian ini dapat dimanfaatkan wartawan dalam mencari  atau mengakses informasi di kepolisian.
"Wartawan jangan bosan bertanya kepada humas. Kalau perlu di kejar terus. Sehingga humas yang telah dibentuk bisa menyadari kalau informasi dari dia setiap saat dibutuhkan wartawan. Sehingga dengan selalu bertanya, humas selalu menyiapkan data dan informasi yang mungkin dibutuhkan wartawan," kata Chevy.
Kendati kata dia, tidak semua informasi harus dibeberkan kepada media utamanya yang terkait dengan penyelidikan. Apalagi kalau informasi dimaksud berpotensi membuat pelaku kejahatan melarikan diri atau menghilangkan barang bukti. Makanya, Chevy berharap koordinasi yang baik antara humas dan unit kepolisian lainnya bisa terjaling dengan baik, sehingga peran humas bisa  maksimal.
Direktur Utama FAJAR, Syamsu Nur saat menerima Kabid Humas Polda tersebut menyatakan bahwa, FAJAR siap menjaling kerja sama yang baik dengan kepolisian. "Saya kira FAJAR juga siap bekerja sama dengan baik dengan kepolisian," ujar Syamsu  Nur.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas berbagai kemungkinan kerja sama dengan kepolisian, utamanya yang terkait langsung dengan kepentingan umum. (hamsah umar)                  
      

Pelaku Penembakan Belum Diidentifikasi


MAKASSAR--Kasus penembakan yang mengakibatkan Safaruddin, warga Jalan Pajjenekang Makassar tewas belum mampu diidentifikasi pelakunya oleh penyidik Polsekta Makassar. Meski saat kejadian  berlangsung, ada tiga rekan korban, namun ketiga teman korban tersebut juga tidak mengenali pelaku begitu juga tidak mengidentifikasi sepeda motor yang digunakan.
Safaruddin tewas setelah satu butir peluru bersarang di dadanya. Korban penembakan tersebut meninggal di RS Akademis karena kehabisan darah. Polisi hingga saat ini belum menyimpulkan pelaku penembakan tersebut, begitu juga jenis pistol yang digunakan pelaku menjalankan aksinya. Pihak penyidik juga masih menunggu hasil pemeriksaan  laboratorium forensik untuk mengetahui jenis senjata dan peluru yang digunakan pelaku.
Hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik terhadap tiga rekan korban masing-masing; Adi, Junardi, dan  Arsyad menyebutkan bahwa sebelum penembakan terjadi di perapatan Jalan Bawakaraeng-Jalan Gunung Latimojong, korban dan pelaku berselisih paham di sepanjang Jalan Veteran.
Tiga teman korban yang dimintai keterangan tersebut menyebutkan pelaku mendesak korban berhenti dengan alasan pelaku diserempet oleh mobil korban. Tapi  karena korban tidak berhenti, dia terus diikuti hingga Jalan Bawakaraeng. Tepat di sekitar lampu merah atau perapatan jalan Latimojong, korban di tembak dari arah kiri hingga peluru bersarang di dadanya.
"Motif dan pelaku penembakan ini belum kita identifikasi. Tiga saksi yang kita periksa yang semuanya adalah teman korban, juga belum bisa disimpulkan karena kondisinya masih mambuk," ujar Kapolsekta Makassar, AKP Iwan Limba.
Saksi menyebutkan bahwa, pelaku penembakan tersebut menggunakan sepeda motor bebek dan berboncengan. Namun saksi  mengaku tidak mengenal kedua pelaku tersebut. Saat ditembak Minggu, 8 April sekira pukul 21.00, korban menggunakan mobil open cup dan memuat tabung gas 15 kilogram dan 50 kilogram. Saat kejadian berlangsung, korban bersama dua temannya duduk di depan, sementara satu orang rekannya dudud di tumpukan tabung gas.
Korban maupun ketiga saksi yang diperiksa tersebut diketahui baru saja pulang dari Takalar minum sedikitnya 45 liter ballo. Makanya, saat diinterogasi polisi, keterangan korban  masih berubah-ubah.
Kabid Humas Polda Sulsel, AKBP Chevy Achmad Sopari juga menyebutkan bahwa pelaku penempakan tersebut belum terungkap. "Tim labfor juga masih memeriksa jenis peluru yang digunakan pelaku," ujar Chevy. (hamsah  umar)                

Seminggu Peluru Bersarang di Paha


MAKASSAR--Wahidin, salah seorang warga Pampang Makassar selama satu minggu terakhir terpaksa harus menahan sakit akibat satu butir peluru bersarang di paha kanannya. Warga tersebut ditempak Unit Satuan Narkoba Polrestabes Makassar 3 Mei lalu di depan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Warga tersebut diduga terlibat kasus peredaran sabu-sabu di daerah ini.
Korban penembakan tersebut saat ini di rawat rumah sakit Wahidin Makassar. Hingga saat ini, operasi untuk mengeluarkan proyektil peluru yang bersaran di pahan warga yang diduga terkait sabu-sabu itu belum dilakukan pihak rumah sakit yang menanganinya. 
Polisi menyebut, Wahidin adalah pengedar sabu-sabu di daerah ini yang terpaksa dilumpuhkan karena pada saat akan ditangkap mencoba melarikan diri. Namun korban penembakan tersebut mengaku tidak tahu menahu soal dugaan keterlibatannya dalam peredaran sabu-sabu di daerah ini.
Ditemui di RS Wahidin,  Wahidin menjelaskan bahwa penembakan dirinya berawal saat  dia hendak menarik uang di ATM. Tiba-tiba, dua anggota polisi menabrak motor yang dikendarainya. Karena tidak ingin bermasalah dengan polisi, dia memilih mencoba lari.
Saat berusaha melarikan diri itu, polisi kemudian melepaskan tembakan. Mendengar tembakan tersebut, Wahidun memilih bersembunyi di selokan. Polisi yang mengejarnya tersebut langsung menembak paha kanannya.
 Warga tersebut kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Makassar. Saat ditangani di RS Bhayangkara, petugas mendatanginya dan membawa bungkusan hitam yang ditengari sabu-sabu. Bungkusan tersebut kemudian disimpan di betis korban, kemudian anggota polisi tersebut memotretnya. "Saya tidak tahu bungkusan itu milik siapa, cuma saya menduga itu adalah sabu-sabu," kata Wahidin.
Kasus penembakan yang dilakukan anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar ini baru tercium media setelah Wahidin dirawat di rumah sakit dan peluru yang bersarang di betisnya belum dikeluarkan. Bahkan beredar informasi kalau Wahidin adalah korban penembakan salah sasaran.
Apalagi, informasi yang diperoleh, biaya pengobatan terhadap warga tersebut ditanggung oleh pihak kepolisian yang melakukan penembakan. Jumlah dana yang telah disetor untuk kepentingan perawatan warga tersebut dilaporkan sudah mencapai Rp7 juta.
Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, AKBP Hasbi Hasan yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya membenarkan penembakan terhadap Wahidin yang dilakukan anggotanya. Hasbi menegaskan, warga Pampang tersebut adalah bandar sabu-sabu di daerah ini. Dia adalah rekan tersangka sabu-sabu yang ditangkap di Hertasning Baru, Muis.
"Dia adalah tersangka sabu-sabu yang kita tembak saat mencoba melarikan diri. Dia ditembak saat berusaha kabur ke UMI," ujar Hasbi.
Soal biaya pengobatan, Hasbi menyebutkan bahwa pihaknya memang telah menawarkan bantuan kepada korban untuk biaya pengobatan termasuk biaya operasi untuk mengeluarkan peluru dari pahanya. Itu setelah orang tua pengedar sabu-sabu tersebut mengeluhkan tidak adanya biaya operasi. "Awalnya orang tuanya datang menangis, karena katanya mau dioperasi sementara tidak ada uangnya. Makanya, saat itu kami katakan tidak perlu mempersoalkan biaya, nanti kita bantu," kata Hasbi.
Hanya saja, hingga saat ini dokter yang menangani warga tersebut belum melakukan operasi, padahal sudah ada biaya yang disetor sebesar Rp7 juta. Namun informasi terakhir, Wahidin akan dioperasi hari ini oleh pihak rumah sakit. "Kami tidak tahu kenapa operasinya diulur-ulur. Katanya besok (hari ini) baru dioperasi," tambah Hasbi. (hamsah umar)  

Lurah Batua Gunakan Tenda Darurat


MAKASSAR--Kebakaran yang melanda kantor Lurah Batua di Jalan Abdullah Daeng Sirua, dan mengakibatkan seluruh peralatan kantor ludes membuat pelayanan masyarakat di kelurahan tersebut sedikit terhampat. Aparat kelurahan setempat terpaksa menggunakan tenda darurat, yang digunakan staf kantor berteduh dan melakukan pelayanan.
"Untuk sementara ini kita  menggunakan tenda darurat agar pelayanan kepada masyarakat tetap bisa kita lakukan. Bagaimana pun juga, kita tetap harus siap  melayani masyarakat dalam kondisi seperti ini," ujar Lurah Batua, A Ilyas, Senin, 9 Mei.
Kendati pihak kelurahan tetap melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan, proses pelayanan terhadap masyarakat di Kelurahan Batua tersebut tetap banyak mengalami hambatan, apalagi peralatan kantor yang selama ini digunakan untuk melayani masyarakat ludes terbakar. Pihaknya pun berharap, masalah tersebut bisa cepat teratasi sehingga aktivitas pelayanan kantor kelurahan bisa berjalan normal.
Sementara itu, terkait penyebab kebakaran yang mengakibatkan kantor tersebut ludes, peralatan, hingga beras untuk rakyat miskin (raskin) ikut menjadi abu itu hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Ilyas menyebutkan, hasil  penelitian yang dilakukan laboratorium forensik (labfor) hingga saat ini juga belum ada yang disampaikan pihak labfor.
"Kami belum tahu bagaimana hasil pemeriksaan yang dilakukan labfor, karena sampai saat ini belum ada penyampaian bagaimana dan apa penyebab pasti kebakaran tersebut. Makanya, sampai saat ini kita masih menunggu kesimpulan dari pihak labfor," kata Ilyas. (hamsah umar)                     

Sabtu, 07 Mei 2011

Enchantment Ceiling Stars on Cars


Like the charm of the stars in the sky at night, the beauty of the light emitted by a star makes eyes that looked stunning. Enchantment of the stars that emit light in the sky, can be adopted into the car we have. How, ceiling or ceiling lights embedded car so there is another setting in the car can resemble stars gleam in the night.
Car type Avansa Roy's 2011 output was one of four-wheeled vehicle that is in Makassar, who tried to bring the charm of the stars in the sky.At least, there are dozens of interior lights in the ceiling of this car, so the atmosphere is really similar to the gleam of stars in the sky.
At least, in the presence of dozens of lights that decorate the ceiling of this car, the more add to sweetener room in our car, let alone supported with spatial layout is in accordance with an elegant and simple concept.
"The concept of the interior by using tiny lights on the ceiling, the light beam can be said to resemble stars in the sky. This is a trend in my opinion, because you can enjoy the atmosphere of beauty," said Roy.
With accents of stars in the ceiling of this car with a choice of more diperindah lights embedded on the outskirts of this car ceiling. Small lamps used in car ceiling edge is different from other lamps. If others use only one color alias monotonous, ceiling lights at the edge of the car with seven colors so that colors can be changed at any time.
In addition to the car ceiling, the use of decorative lights in creating the charm of starlight in the sky, also applied to the car door. Although not as much that is in heaven car, lights in the door is also sufficient to give a different impression and elegant.
Choice of color, light brown and beige, the ceiling for natural impression the car is increasingly felt. At the very least, the characters that adorned the night sky near the star's light can be original."Actually, the spatial concept in the car was inspired by a door that was given decorative lighting. It turns out that in implementing the ceiling, are also increasingly attractive in look," said Roy.
To wrap the lights, the ceiling is designed with various grooves bulging, so that natural light effects more prominent. Moreover, the ceiling is covered with leather and quality Mbtech
According to Roy who make modifications to his car at DJ Auto Fashion, the decorative lamp uses its own control, so that could be ignited at any time when desired. Ceiling lights in this car does not have to wait for the machine is turned on, but still can be turned on while the engine in the off condition. (hamsah umar)

Senin, 02 Mei 2011

Terrorist movements do not slack


MAKASSAR - The success of the United States to capture and kill the most wanted terrorist, Osama bin Laden in a military operation will certainly not relax the spirit and the movement of terrorists to take the fight against the western world especially the U.S. and its allies. In fact, bin Laden's death will increase hatred of the three terrorists who had been intense resistance.
This view was conveyed Islamic Law Expert International Islamic University (UIN) Makassar, South Sulawesi, Indonesia, Dr. Abdul Rauf Amin told DAWN night. Rauf reasoned, the terrorist movement will not be destroyed, just because their leader was killed. "I see no reason that the terrorist movement will terkuburkan just because Osama bin Laden is dead. I'm sure there will be those who can move the router network," said Rauf.
For example, the right hand of Osama bin Laden, Ayman Al Zawahiri is certainly capable of organizing al-Qaeda network as strong or even stronger than Osama. According to Rauf, throughout the western world led by the United States are not able to bring a sense of justice in the international world, especially the Arab world, he said the terrorist movement will continue to rise and grow. They said he will continue to spread the threat and take the fight against what he thinks violate the principle of justice in the international world.
"So long as the main western United States are unable to meet the aspirations of the international community, primarily to bring a sense of justice, so long as it is also a terrorist movement will take the fight. Because what triggers this resistance is nothing but injustice done by the U.S. itself," said Rauf.
U.S. efforts to achieve democratization in the Arab world so far also has not shown success, even it generates resistance. In Egypt he said for instance, polls indicate that about 60 percent of people want a leadership controlled Ihwanul Muslims. "Ihwanul Muslims are calling for the withdrawal of the Israeli-Egyptian agreement," said Rauf.
He also saw the death of the U.S. most-wanted terrorist, will not change the upheaval that occurred in the Middle East, including the Western and Arab relations. The news of Osama's death at the hands of the U.S. military, said Rauf has not fully trustworthy.Nevertheless, the speech delivered by U.S. President, Barack Obama can be trusted a little truth.
Nevertheless, Rauf considers that Obama's speech that immediately convey that Osama's death, just as one of the transfer issue of violations committed by the U.S. against the UN resolution, particularly in addressing the conflict in Libya. "This can not be released from the U.S. and its allies attempt to divert the issue of unrest in Libya. During this time they cornered her in the eyes of the international because it violates UN resolutions. That way, the focus of attention of the international community will move to Osama," the sign of Al-Azhar University alumnus the doctoral program this field of study Sharia.
Rauf said the transfer of this issue, almost the same by the government of Indonesia concerning the Negara Islam Indonesia (NII). Because the government was cornered by a variety of lies and failures made during this, so they divert the issue by raising the question of the NII. "Because if Indonesia NII combat serious, there is no such movement, because these are old. Just do they wait for the moment," said Rauf. (Hamsah umar)

Minggu, 01 Mei 2011

Titha Free Medical Degree




MAKASSAR - Member of Commission IV of the House of Representatives from South Sulawesi, Indira Cunda Titha Syahrul Yasin Limpo or recess end of his visit to this area, by conducting free medical treatment for two days in Makassar and Takalar.Previously, Titha for two weeks to recess to conduct various meetings with various parties in order to menperoleh input agriculture-related issues, agriculture, and fisheries.
In the city of Makassar, free medical treatment carried out at three points namely; Sub Mangala, Paccerakkang, and Bulurokeng. At least, 500 people in three districts took part in this event for free treatment. According to staff Titha, B Prince, social activities, attended by hundreds of enthusiastic residents.
Besides in Makassar, the same activity conducted in Takalar. In that area, Titha perform free medical treatment in the village of Bonto Kassi, District of South Galesong. In this region, at least 430 people taking part to follow the free treatment by legislators from the PAN faction.
"Free medication will be two days and last performed in Takalar. This is one form of support for him as a member of the board in the success of a free education program in South Sulawesi. Moreover, this treatment is very touching the public interest, because direct contact with their interests," said Prince .
Prince said recess activities conducted members of the House of Representatives Commission IV was conducted over the past two weeks. But that activity is mostly done by requesting input or input from various elements in its assignment of Commission IV. Such input will become entry points that will diperjuangan to the government to consider.
Looking ahead, Titha promised to distribute agricultural tools to some residents in South Sulawesi, especially in the constituency (dapilnya). However, the agenda of agricultural equipment grant has not yet been determined. What is certain according to Prince, agricultural tools help this become one of the members of the commission's program forward. (Hamsah umar)

Dying pseudonym Citizens Police Beaten




MAKASSAR - One of the residents Gowa, so moon-monthly masses who judge while attempting to hold-up against citizens, at Jalan Tanjung Bungan Metro Makassar, South Sulawesi, Indonesia.Irfan Jaya alias Tiro Daeng police officers who claimed that, even dying due to a number of injuries and injury blow jab blunt object in her body.
Luckily, it survived an ambush perpetrators of death after a number of officials from Polsekta Tamalate securing the suspect. Once successfully secured from the wrath of the masses, the police then bring the perpetrators hold-up to the Hospital (RS) Bhayangkara to get medical care. The serious injuries suffered by victims of the jab wounds in the head, back, legs, and bruises on several parts of his body.
Hold-up of events that resulted in the mass of players that began when one resident who is also from Gowa, Faizal and Widya a tandem on a motorcycle roads in Tanjung Bunga. Not far from the gate, both citizens of the stop to wait for another friend. When stopped, three youths on a motorbike approached.
Irfan who was one of the perpetrators were later approached the victim and the hold-up that pretends to be a member of the police, holding her waist. Apparently, the fake cop is trying to rob one victim's phone, Widya.
Faizal who was with the victim did not let the actors just took a friend's phone, then snatched the phone back on it while going tug and pull. Feeling pressured for not successfully seize the goods of victims, perpetrators then fled as one that keeps a security guard at the Port Akkarena approached the victim and perpetrator.
The security guard officer then pursued the perpetrator was briefed victims. Two players who are above the motor managed to escape, while Irfan who abandoned his friend were arrested by some residents and then beat.
Kapolsekta Tamalate, AKP Supreme Setyo Wahyudi said that the perpetrator is a person who all this time people are on the search list (DPO), in the same case. Actor says he often target victims who are enjoying going out in the area. "When in action, actors are often admitted as a member of the police. The goal of this is people who are going out in Tanjung Bunga," Agung said.
Great advise young people to not dating primarily in place as it can provoke Supi actors do hold-up. "While the development, we wait for players to improve," said Agung. (Hamsah umar)

Four Suspects Arrested White Coupons



MAKASSAR - Four residents Maccini Lorong Gajah Mada II Kingdom of Makassar was arrested ranks Polsekta Panakukkang, Makassar, South Sulawesi, Indonesia for involvement in gambling coupon white. The four residents who currently designated suspects, was arrested when officers raided the Sunday, May 1st 0200. They were arrested while doing a white coupon gambling transactions.
Residents who later determined the suspect was of each; Anwar, Dg Nompo, Rustam, and Arifuddin. Of the four gambling coupon citizens who were arrested were white, one white person is a dealer coupon, while the other three players gambling coupon is white.Three suspects who are the perpetrators were arrested along with dealers when buying a number from the bookie.
Kanit Reskrim Polsekta Panakukkang, Iptu Dhimas Prasad said that out of the hands of the white coupon fourth suspect, police also secured the evidence of the list of residents who have purchased a number, and cash money amounting to 900 thousand are believed to belong to residents who have purchased coupons white.
From the results of preliminary investigations by the police, airports and the perpetrator is white coupon gambling often have transactions, but only this time it successfully secured the police.Even the arrest of gambling coupon was successfully carried white police after an investigation, to the habit of the people involved in the gambling coupon white paper. Police suspect the perpetrators and white coupon airport has a wide network.
"So, now we temporarily expanded to reveal its network. Because dealers are not likely to commit crimes without any involvement of other parties. This is while we browse to disclose it," said Dhimas.
He added that, in this case white coupon to be one of social ills of society are a priority for the police to be eradicated. Dhimas even admit that the eradication of this white coupon special attention to South Sulawesi police chief, Inspector General of Police John Wainal Usman to its ranks in this area. Hence, Dhimas assert will continue to conduct an investigation to uncover the perpetrators of other white coupon gambling in this area. (Hamsah umar)

AMPI Fish For Two Million Seeds


MAKASSAR - New Indonesian Management (AMPI), South Sulawesi, Indonesia will share at least two million fish seeds to farmers throughout the community districts in South Sulawesi.Distribution of fish seedlings for free to the public, will be carried out simultaneously with the inauguration of South Sulawesi AMPI AMPI board of South Sulawesi in the period 2010-2015 Ford Fort Rotterdam, Thursday, May 5.
For the distribution of fish seed to farmers community, the AMPI works together with the Department of Marine and Fisheries. The division of these fish seed as a form of AMPI attention to improving the welfare of the community in this area. The type of fish that will be shared by AMPI, the committee has not determined how many species of fish that will be distributed to the public.
"We do have cooperation in the form of the MoU (memorandum of understanding) with the South Sulawesi Provincial Government, in order to realize the distribution of fish seed. So the relevant Department will distribute it directly to the public," said AMPI Inaugural Committee Coordinator, accompanied by Vice Chairman Kemal Redindo AMPI South Sulawesi, Nasruddin Upel, while giving a press conference, Sunday, May 1.
In addition, Kemal said that the inauguration of South Sulawesi AMPI board, will be coupled with various activities. One of them is to try out the selection into public universities (SMPTN) for high school students who will participate in college entrance selection.Try outs will be followed by at least 5000 students, both in the city of Makassar and other areas in South Sulawesi. Of the thousands of participants, 500 of whom signed up first will get a voucher for one month of tutoring at one tutoring institutions in this region.
Inaugural South Sulawesi AMPI board is scheduled to be conducted by the Chairman of the DPP AMPI, Dave Laksono. The board AMPI AMPI center as well as figures such as Nurdin Halid, Syahrul Yasin Limpo, and Golkar politicians are also certain to attend the inauguration of South Sulawesi AMPI this.
"The inauguration of South Sulawesi AMPI is also open to the public. Moreover, we pack by attending entertainment events such as presenting local artists, and Barry Manilow. People who want to know what kind of AMPI, can be present at this event," said Nasaruddin. (Hamsah umar)