Powered By Blogger

Kamis, 30 Juni 2011

Berburu Besi dan Tembaga, Pemulung Rauf Ratusan Rupiah


*Mengais Reseki di Tengah Bencana Makassar Mall

KEBAKARAN Makassar Mall menyisakan kerugian cukup besar bagi pedagang. Sebaliknya, pemulung dan warga yang memanfaatkan momen itu merauf keuntungan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah.
LAPORAN HAMSAH

BEGITU  api padam, para pemulung bahwa warga yang menjadi pemulung dadakan langsung menyerbu Makassar Mall, yang terlihat hagus dilalap api. Warga dan pemulung ini bukan mencari barang dagangan yang mungkin selamat dari si jago merah, namun  berlomba mengambil besi dan tembaga.
Pemulung maupun warga ini memang sudah  menyiapkan segala sesuatu untuk bisa mendapatkan benda yang menjadi incaran mereka. Dia  melengkapi dirinya dengan tang, palu, hingga gergaji besi. Dengan penuh semangat, mereka memotong besi yang memungkinkan dibawa kemudian dijual.
Aksi para pemulung maupun warga ini menjadi semakin mudah, karena pedagang besi  tua juga segaja datang ke lokasi untuk membeli besi yang berhasil diperoleh warga. Di sekitar lokasi ini, mereka melakukan transaksi dan menimbang besi yang ditawarkan pemulung dan warga. Situasi itu terjadi dua hari terakhir. Selain besi,  mereka juga mengejar kabel listrik yang berukuran besar untuk mengambil tembaga di dalamnya. 
Menurut pantauan dan informasi yang diperoleh dari warga, harga jual besi setiap kilogram ini ditawarkan pembeli sebesar Rp1.000. Namun sehari sebelumnya, lebih mahal karena dihargai sebesar Rp3.000 per kilogram. Pada hari pertama pedagang mengais reseki inilah, sejumlah warga atau pemulung dikabarkan merauf untung hingga Rp1 juta.
"Sekarang ini, kita bisa  mendapat Rp200 ribu setengah hari, tapi kemarin banyak yang mendapat hingga Rp1 juta," ujar Burhan, salah seorang warga yang ikut berburu besi di Makassar Mall.
Para warga yang berburu untung di tengah bencana ini dari berbagai level usia. Mulai anak-anak, remaja, hingga orang tua. Bagi mereka, momen ini menjadi kesempatan yang langka untuk mendapatkan penghasilan besar. Dibanding kerja sebagai buruh bangunan, penghasilan dengan berburu besi di Makassar Mall ini dianggap lebih menguntungkan.
Salah seorang pelajar SD yang ditemui di lokasi, Zulfikar dan Dandi mengaku kalau besi yang didapatkan dari Makassar Mall ini akan dijual untuk membeli perlengkapan sekolah. "Saya mau beli sepatu sekolah," kata Zulfikar. (**)      

Korban Kebakaran Beralih ke Pasar Butung


MAKASSAR--Seratusan pedagang Makassar Mall yang menjadi korban kebakaran, mulai mencari alternatif lain untuk menentukan masa depan usahanya. Sambil menunggu relokasi sementara yang dilakukan pemerintah, pedagang juga mulai mencari tempat di Pusat Grosir Butung (PGB). Mereka siap pindah ketika mereka tidak mendapat kios darurat yang akan disediakan pemerintah.
Para pedagang korban kebakaran itu bahkan sudah mulai mengajukan permohonan dan negosiasi dengan pengelola sejak hari pertama kebakaran terjadi. Bahkan informasi yang diperoleh, jumlah pedagang Makassar Mall yang sudah mendaftar sudah berkisar 160 orang, hingga Kamis, 30 Juni.
Manajer Pusat Grosir Butung, Mustafa yang ditemui menjelaskan bahwa pengelola PGB siap saja menampung pedagang Makassar Mall sepanjang mereka membutuhkannya. "Kita siap menampung mereka. Intinya kami sesama pedagang siap menolong sesama pedagang apalagi dalam kondisi sekarang ini," ujar Mustafa.
Di PGB, masih membutuhkan ratusan pedagang untuk mengisi tempat yang belum terjual atau belum disewakan. Untuk lantai III dan IV misalnya, seluruhnya belum terisi, apalagi dua lantai ini masih harus dituntaskan pengerjaannya atau renovasinya pascakebakaran beberapa waktu lalu. Bahkan di lantai II, proses renovasi hingga saat ini juga masih berlangsung.
Jumlah pedagang yang bisa ditampung setiap lantai kata Mustafa berkisar 114 orang. Meski proses renovasi masih berlangsung, Mustafa menjelaskan bahwa beberapa kios sudah ada yang bisa langsung ditempati.
Beberapa pedagang yang ditemui saat mengajukan permohonan di Pusat Grosir Butung mengatakan memilih mencari tempat di lokasi ini, sambil menunggu kepastian dari pemerintah. "Dari pada menunggu terus, lebih baik kita mencari tempat di sini, karena tempat penampungan sementara juga belum ada," ujar salah seorang pedagang yang merahasiakan identitasnya. (hamsah umar)                
         

Spesialis Pencuri Laptop Ditembak Polisi

MAKASSAR--Dua orang spesialis pencuru telepon seluler dan laptop, terpaksa dilumpuhkan aparat Polsekta Panakkukang karena berusaha melawan dan melarikan diri, saat ditangkap petugas kepolisian. Kedua pelaku yang ditembak itu diketahui sudah merupakan residivis pencurian di daerah ini.
Kedua pelaku pencurian yang terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas itu adalah Arfan alias Appang dan Samsu Alam alias Bayu. Lokasi yang selama ini menjadi tempat melakukan pencurian laptop masing-masing, Jalan Sukaria, Ance Dg Ngoyo, UNM, Kompleks IDI, dan beberapa lokasi lainnya. Barang yang dicuri para pelaku ini umumnya dijual dengan harga murah, sementara hasil penjualannya digunakan untuk berpoya-poya.
Kedua pelaku pencurian yang ditangkap ini diketahui beralamat di Jalan Pontiku Makassar serta warga Sungguminasa Gowa. Saat melakukan aksinya, kedua pelaku tersebut sering bersama-sama. Hasil penjualannya juga dibagi berdua.
Penembakan terhadap kedua pelaku pencurian itu berawal saat polisi, bermaksud melakukan pengembangan kasus pencurian tersebut, untuk mencari penadah hasil curian pelaku. Namun, saat tersangka digiring ke lokasi dimana alamat yang disebut sebagai tempat menjual laptop maupun handphone itu, kedua pelaku berusaha mengelabui polisi bahkan melakukan perlawanan.
Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Dhimas Prasetyo mengatakan penangkapan berawal saat anggota membuntuti Samsu Alam yang baru pulang dari rumah Arfan di Pontiku. Polisi yang tidak ingin kehilangan pelaku ini, langsung mencegak tersangka dan berhasil menangkapnya. "Setelah menangkap Samsu, kita kemudian melakukan penggerebekan ke rumah Arfan dan menangkapnya," kata Dhimas.
Kedua pelaku yang dilumpuhkan itu pada kaki kirinya itu sempat dilarikan ke RS Bhayangkara Makassar untuk mendapatkan perawatan medis. Setelah dianggap cukup, tersangka kemudian digiring ke Polsekta Panakkukang. (hamsah umar)

MAKASSAR--Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar mengamankan sepuluh mobil pengangkut besi rongsokan, yang diambil dari Makassar Mall, Kamis, 30 Juni. Mobil pengangkut besi rongsokan itu terpaksa diamankan polisi saat melintas di pos lantas depan Karebosi Makassar sore kemarin.
Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP M Hidayat menegaskan bahwa, penangkapan mobil pembawa besi rongsokan itu dilakukan petugas, agar meminimalisir kesan negatif dari para korban kebakaran di daerah ini yang merasa dijarah oleh warga maupun pemulung.
"Ada banyak macam besi yang dimuat mobil pickup yang kita amankan. Selain besi bangunan, ada juga lemari besi yang sudah terbakar," jelas Hidayat.
Dia menegaskan bahwa, setiap mobil pickup yang melintas di depan kantor pos polisi akan diberhentikan, selanjutnya diamankan ke Polrestabes Makassar. Apalagi,  besi rongsokan yang merupakan sisa-sisa bangunan Makassar Mall ini diduga hasil penjarahan yang dilakukan warga dan pemulung.
"Penjarah yang menggunakan mobil pickup ini terpaksa kita amankan, karena diduga memuat besi rongsokan hasil penjarahan dari Makassar Mall. Mobil dan sopirnya saat ini kita amankan di Polrestabes Makassar," tambah Hidayat.
Dua hari pascakebakaran di Makassar Mall, aksi penjarahan dari warga dan pemulung yang ingin memanfaatkan momen tersebut memang marak. Aksi mereka ini semakin dipermudah dengan adanya pedagang besi tua yang membawa mobil mereka ke lokasi, untuk melakukan transaksi dengan para pedagang.
Meski petugas dari Polres Pelabuhan dan Polsekta Wajo yang telah mengamankan banyak pemulung, namun para pemulung terkesan tidak peduli dengan larangan polisi untuk tidak mengambil besi, utamanya yang masih bisa difungsikan. (hamsah umar)         

Rabu, 29 Juni 2011

Tersangka Sabu-sabu Kritis Dimassa


MAKASSAR--Marcel, salah seorang warga Maccini Raya Makassar babak belur dimassa warga Jalan Emmy Saelan, Selasa malam. Tersangka sabu-sabu ini dimassa warga saat berusaha menjambret warga di lokasi kejadian. Saat berupaya melakukan aksi kejahatan itu, pelaku terjatuh dari motornya hingga menjadi sasaran amukan massa.
Akibat dipukuli massa itu, korban kritis bahkan sempat tidak sadarkan diri akibat dipukul oleh warga. Kepala korban bahkan sempat bocor akibat dipukul menggunakan balok. Polisi yang datang kemudian mengevakuasi tersangka ke RS Bhayangkara Makassar, sementara motor yang dikendaraan diamankan ke Polsekta Rappocini.
Rupanya, warga yang mencoba menjambret ini menyimpan satu paket sabu-sabu yang diperkirakan seberat 1 gram di sadel motornya. Barang terlarang tersebut disembunyikan pada tas kecil. 
Petugas kepolisian berhasil menemukan sabu-sabu tersebut, setelah melakukan penggeledahan dan memeriksa sepeda motor DD 4440 JP, polisi menemukan paket sabu-sabu.
Kanit Reskrim Polsek Rappocini, Iptu Arifuddin membenarkan penangkapan pelaku percobaan jambret yang ternyata memiliki sabu-sabu. "Dia ini awalnya dimassa warga karena berusaha menjambret. Setelah motornya kita amankan, ternyata ada sabu-sabu yang disimpan dalam sadel motornya," kata Arifuddin.
Arifuddin menegaskan bahwa pihaknya masih akan  melakukan pengembangan terhadap penemuan barang terlarang tersebut, utamanya mengorek keterangan tersangka soal asal usul sabu-sabu itu. (hamsah umar)

Labfor Sulit Lakukan Investigasi


MAKASSAR--Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel tampaknya masih kesulitan melakukan investigasi terhadap penyebab, dan titik api pertama yang melahap Makassar Mall. Selain kondisi gedung yang masih belum padam total, suasana di dalam gedung juga sesak dengan asap serta debu.
"Kami belum bisa masuk ke dalam untuk melakukan penyelidikan, suasana di dalam belum memungkinkan kita masuk masih terlalu panas," ujar Kepala Unit Kebakaran Forensik Polda Sulsel, Kompol Gede Suarthawan, Rabu, 29 Juni.
Akibatnya, tim forensik untuk sementara hanya bisa melakukan pengumpulan data, keterangan, pemotretan sebagai pendukung penyelidikan penyebab terjadinya kebakaran. Gede menegaskan bahwa, proses investigasi terhadap penyebab kebakaran ini diperkirakan membutuhkan dua atau sampai tiga hari.
Yang pasti menurut Gede, sejumlah keterangan warga utamanya pedagang telah dirangkum. Kendati  begitu, labfor belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab pusat ekonomi di Makassar ini terbakar.
Hingga kemarin siang, beberapa titik masih terlihat kobaran api baik lantai dasar maupun di atasnya. Kendati suasana gedung masih panas akibat masih ada api yang berkobar, sejumlah warga utamanya pemulung tidak memedulikan bahaya yang mungkin terjadi. Mereka menerobos masuk meski ada garis polisi.
Warga ini antusias untuk mengambil barang mereka yang bisa dimanfaatkan seperti rak besi dan semacamnya. Banyak juga pemulung yang berburu mengambil besi yang kemudian dijual. Apalagi ada juga pembeli besi tua yang sengaja datang ke lokasi, yang memudahkan pemulung melakukan transaksi dan menjual besi yang diambil dari dalam gedung.
Camat Wajo, Suwandi menyebutkan bahwa untuk sementara para pedagang akan direlokasi ke tiga titik di sekitar Makassar Mall. Para pedagang nantinya akan dipersilahkan berjualan di Jalan Agussalim, Wahid Hasyim, dan Cokroaminoto. "Tapi jalan ini tetap diupayakan ada akses kendaraan yang bisa lewat," kata Suwandi.
Untuk memberi tempat kepada pedagang untuk berjualan sementara itu, Suwandi menyebutkan pihaknya masih akan melakukan koordinasi dengan semua pihak, termasuk dengan Asosiasi Pedagang Makassar Mall utamanya dalam hal pendataan, sehingga semua pedagang utamanya pemilik lods bisa mendapat tempat.
"Mereka yang tidak ada hubungannya dengan kebakaran tidak akan diakomodir, karena ada indikasi ada yang berusaha melakukan kavling tempat padahal dia tidak ada lods di Makassar Mall," tambah Suwandi.
Proses pendataan para pedagang yang memiliki lods di Makassar Mall sendiri mulai dilakukan pihak asosiasi. Siang kemarin, ratusan pedagang mendatangi rumah Ketua Asosiasi Pedagang Makassar Mall, M Sahib untuk melakukan pendataan. (hamsah umar)   
                  

Makassar Mall Diduga Disabotase


*Supomo: Itu Tidak Benar

MAKASSAR, FAJAR--Spekulasi penyebab kebakaran hebat yang melanda Makassar Mall berhembus kencang di tengah ribuan pedagang yang menjadi korban. Mayoritas pedagang yang ditemui menyebut kebakaran itu akibat aksi sabotase, atau adanya unsur kesengajaan yang mengakibatkan mall tertua di Makassar ini terbakar, namun tidak sedikit juga yang menyebut akibat hubungan arus pendek.
Pedagang berasumsi bahwa kebakaran ini tidak mungkin dipicu arus pendek listrik, yang menjadi isu yang dihembuskan pihak terkait. Para pedagang beralasan, saat aktivitas pasar ditutup atau sekira pukul 18.00, aliran listrik yang menyuplai gedung ini dipadamkan melalui gardu induk. Makanya, mulai pada saat itu pedagang memastikan tidak ada lagi aliran listrik. Pemadaman listrik sendiri dilakukan teknisi Makassar Mall yang memang bertanggung jawab memadamkan aliran listrik setiap harinya.
Selain karena tidak ada aliran listrik mulai pukul 19.00, para pedagang juga mencurigai titik-titik api pada saat terjadi kebakaran awal. Menurut para pedagang dan saksi di lokasi menyebutkan bahwa begitu terbakar, titik kebakaran langsung pada empat sudut, utamanya di sekitar akses masus. 
"Ini yang mengherankan kita, kenapa saat kebakaran langsung bersamaan di empat titik. Makanya, kami curiga ini ada yang tidak beres," ujar Ketua Pedagang Kaki Lima Sektor Barat, Andi Mansur.
Selain menjadikan kebakaran tiap sudut yang hampir bersamaan ini menjadi kecurigaan pedagang, kondisi itu juga mengakibatkan korban tidak bisa menyelamatkan barang dagangan mereka. Karena begitu mau masuk dari arah timur, barat, dan selatan api juga sudah ada. Kendati titik api pertama kali terlihat dari arah pintu utara.
Ketua Asosiasi Pedagang Makassar Mall, M Sahib yang ditemui di lokasi menegaskan kebakaran yang terjadi di pasar ini adalah karena unsur kesengajaan atau sabotase dari onkum tidak bertanggung jawab. "Pukul 18.00, aliran listrik melalui gardu induk dimatikan, jadi tidak masuk akal kalau ini akibat listrik. Saya menduga ini ada unsur sabotase," kata Sahib.                              
Makanya, dia mendesak kepolisian utamanya Polda Sulsel untuk mengusut tuntas kebakaran Makassar Mall, guna memastikan penyebab terjadinya bencana tersebut. Dia berharap, penyebab kebakaran Makassar Mall tersebut dibuka seluas-luasnya agar masyarakat bisa tahu. Apalagi sejauh ini banyak kasus kebakaran fasilitas umum termasuk kebakaran Pasar Butung yang tidak jelas penyebabnya hingga saat ini.
"Saya tantang aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kebakaran ini. Polisi harus memeriksa pihak-pihak terkait," kata Sahib.
Dia berharap, kepolisian tidak mendiamkan kasus kebakaran ini sehingga apa yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran tidak terungkap ke publik. Apalagi, kebakaran ini mengakibatkan ribuan pedagang menderita kerugian dalam jumlah besar.
Sejumlah pedagang yang ditemui di lokasi juga menegaskan kecurigaannya, terhadap dugaan penyebab terjadinya kebakaran ini. Mereka menganggap isu arus pendek sebagai penyebab kebakaran ini adalah tidak benar. "Mana mungkin arus pendek kalau malam semua dimatikan listriknya," kata Abd Kahar. 
Menyikapi dugaan adanya unsur kesegajaan dalam peristiwa kebakaran Makassar Mall ini, Wakil Wali Kota Makassar, Supomo Guntur yang meninjau lokasi siang kemarin langsung membantahnya. Menurut dia, tidak mungkin ada oknum yang dengan segaja melakukan pembakaran terhadap pasar ini.
"Jangan lah isu itu dikembangkan. Tidak benar kalau ada pihak yang mau sengaja membuat pasar ini terbakar. Begitu juga pemerintah tidak mungkin mau berpikiran seperti itu. Saya terus terang merasa lumpuh melihat kondisi para pedagang," kata Supomo.
Supomo sendiri tidak ingin berspekulasi mengenai penyebab kebakaran ini apakah karena arus listrik atau karena dugaan kesegajaan. Supomo meminta agar masyarakat menyerahkan sepenuhnya kepada petugas kepolisian untuk mengusut penyebab terjadinya kebakaran tersebut.  
Yang pasti menurut dia, peristiwa ini adalah bencana yang cukup besar yang dialami oleh para pedagang dan pemerintah. "Ini adalah bencana besar kita, karena Makassar Mall ini adalah pusat kegiatan ekonomi di Makassar," tambah Supomo. 
Peristiwa kebakaran ini mengakibatkan kerugian materil yang cukup besar, namun tidak sampai mengakibatkan korban jiwa. Menurut versi pedagang, besarnya kerugian yang diderita diperkirakan mencapai Rp1 triliun. Sementara pihak terkait baik pengelola PD Makassar Raya belum bisa mengkalkulasi besarnya kerugian pedagang. Yang pasti menurut dia, kebakaran ini mengakibatkan kerugian cukup besar.
Kapolsekta Wajo, Kompol Sumarno yang ditemui terpisah menyebutkan bahwa informasi sementara yang diperoleh menyebutkan bahwa, sumber api pertama kali dari lantai dasar Blok B. Di blok ini, kebanyakan dagangan korban adalah barang yang mudah terbakar. Adapun penyebab kebakaran,  pihaknya mengaku belum memiliki gambaran.
"Kita belum  tahu apa penyebabnya. Itu nanti akan menjadi tugas tim forensik untuk menguak apa yang menjadi penyebabnya, termasuk mencari titik apa pertama kali," kata Sumarno.
Adapun kecurigaan sejumlah pedagang, Sumarno menegaskan bahwa para korban boleh saja curiga mengenai penyebab kebakaran ini. Namun dia berharap, pedagang tetap menunggu tim forensik bekerja untuk mengungkap kasus tersebut.
Hingga sore kemarin, tim forensik belum bisa melakukan penyelidikan karena api belum sepenuhnya dipadamkan. Tim forensik diperkirakan baru akan melakukan penyelidikan hari ini. "Forensik belum bisa bekerja, kita tunggu sampai api benar-benar padam," tambah Sumarno.
Data yang diperoleh dari pihak kepolisian maupun pihak terkait menyebutkan bahwa, jumlah pedagang yang terdata sebanyak 3.019 pedagang. Sebagian pedagang tersebut ada yang menggunakan hall, namun sebagian besar adalah pedagang yang  memiliki lods atau kios. 
Kabag Ops Dinas Pemadam Kebakaran Makassar, Bahtiar Tawing menyebutkan bahwa proses pemadaman kobaran api di Makassar Mall terbilang berat, karena petugas kebakaran tidak bisa masuk ke dalam. Pemadam hanya bisa menyemprot dari semua sisi. "Semua kaca gedung juga sudah dipecahkan untuk menyemprotkan air ke dalam. Kita perkirakan, kondisinya bisa kita padamkan betul hingga malam," kata Bahtiar.
Dalam proses pemadaman api ini, seluruh armada yang dimiliki dikerahkan yakni 20 unit, termasuk mengerahkan kemampuan petugas pemadam. Selain armada dari pemadam sendiri, pihak PDAM juga memberi bantuan empat tangki. (hamsah umar)           
       
               

Separuh Pedagang Berutang di Bank




PEDAGANG Makassar Mall yang menjadi korban kebakaran, tidak hanya menderita kerugian akibat barang dagangan mereka menjadi abu, tapi mereka kini memusingkan kewajiban untuk membayar angsuran kredit di bank yang belum dilunasi. Dari ribuan pedagang yang menjadi korban, sekitar 50 persen mengambil uang di bank untuk membeli kios maupun modal usaha.
Utang para pedagang di bank ini bervariasi dan umumnya berada di kisaran ratusan juta. Dengan bencana yang dialami ini, para pedagang tersebut khawatir tidak sanggup membayar angsuran kredit mereka sebelum aktivitas perdagangan di Makassar Mall normal.
"Sudah pasti kami yang menjadi korban di Makassar Mall akan terkendala membayar angsuran di bank. Karena itu, kami berharap ada kebijakan dari pihak perbankan untuk memahami kondisi  yang dialami pedagang. Karena 50 persen pedagang masih berutang," kata Ketua Asosiasi Pedagang Makassar Mall, M Sahib.
Meski memastikan separuh pedagang masih berutang di bank dalam jumlah besar, namun Sahib mengaku belum mendata berapa besar lagi utang para pedagang di bank. Yang pasti menurut dia, utang di bank itu saat akan membeli lods maupun modal usaha. 
Para pedagang Makassar Mall baik yang menempati lods maupun hall, hanya bisa menyaksikan kobaran api yang melahap seluruh isi mall tertua di Makassar ini. Mereka mengungkapkan kekecewaannya atas minimnya jaminan keamanan pasar dari bencana kebakaran. Apalagi pada peristiwa kebakaran ini, sebagian besar pedagang tidak bisa menyelamatkan harta berharga mereka.
"Kalau ada yang bisa menyelamatkan barangnya, hanya pedagang kaki lima atau pemilik lods yang berada di pinggir, selebihnya tidak bisa diselamatkan," ujar Abdul Azis
Kebakaran Pasar Sentral kali ini menurut pedagang adalah peristiwa yang paling memilukan. Kalau pada peristiwa kebakaran yang terjadi 1991 silam, pedagang mengaku masih banyak menyelamatkan barang dagangannya. "Sekarang mau masuk tidak bisa karena semua titik yang  bisa dimasuki sudah ada sumber api," kata Azis. (hamsah umar)     

Pemkot Inventarisasi Pedagang


PERISTIWA kebakaran yang melanda Makassar Mall Senin malam hingga Selasa kembali menjadi pekerjaan berat Pemkot Makassar, maupun pihak terkait lainnya. Selain memikirkan masa depan salah satu pusat ekonomi ini, pemkot juga bakal disibukkan untuk melakukan inventarisasi pedagang pascakebakaran.
"Yang bisa kita lakukan saat ini adalah menginventarisasi para pedagang, soal seperti apa langkah yang akan kita tempuh selanjutnya, masih akan kita bicarakan dengan wali kota dan pihak terkait lainnya," jelas Wakil Wali Kota Makassar, Supomo Guntur saat meninjau lokasi kebakaran.
Langkah awal yang dilakukan pemkot di lokasi bencana adalah membentuk posko kesehatan, bagi petugas yang melakukan penanganan di lokasi kebakaran. Posko kesehatan utamanya kepada petugas pemadam dan pihak lainnya itu dari petugas puskesmas setempat, serta dari Palang Merah Indonesia (PMI) Makassar.
Supomo menyebutkan, posko terpada ini untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan selama dalam penanganan kebakaran, apalagi sisa-sisa bagunan seperti kaca maupun kayu dikhawatirkan berjatuhan, dan bisa mengancam petugas. Baik pemkot maupun pihak kepolisian hingga saat ini belum bisa menyimpulkan penyebab terjadinya kebakaran yang dipastikan menalang kerugian cukup besar.
Di tengah kesibukan petugas pemadam kebakaran memadamkan kobaran api yang masih terjadi di dalam mall, beberapa pihak telah melakukan pertemuan utamanya menyangkut masalah keamanan. Pertemuan melibatkan pengelola pasar baik dari pemkot maupun pihak ketiga, petugas TNI dan Polri, serta pihak terkait lainnya.
Kapolsekta Wajo, Kompol Sumarno menyebutkan bahwa untuk mengantisipasi keamanan pascakebakaran, pihak kepolisian, TNI, Satpol PP, dan pengamanan dari Topadatindo. Penjagaan pascakebakaran dilakukan pada empat sudut yakni timur, barat, utara, dan selatan. "Pengamanan dilakukan untuk mencegah pihak yang tidak berwenang masuk ke dalam," kata Sumarno.
Dari pihak kepolisian sendiri, akan melibatkan ratusan personil dalam rangka pengamanan. Khusus dari Polres Pelabuhan, total anggota kepolisian yang dilibatkan pengamanan mencapai 250 personil. (hamsah umar)                              

Senin, 27 Juni 2011

HDCI Disambut Pesta Adat Rambu Solo


MAKASSAR--Seratusan peserta celebes touring Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) trans Makassar-Toraja, yang akan dilepas Kapolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman di depan Fort Rotterdam Makassar sekira pukul 07.00, akan melalui poros Camba. Selama perjalanan, rombongan akan istirahat tiga kali.
Lokasi yang menjadi tempat beristirahat antara lain; Cijantung-Camba, Rujab Bupati Wajo, dan Gunung Bambapuang-Enrekang. Di Wajo, peserta musyawarah nasional (munas) HDCI ini akan dijamu makan siang oleh Bupati Wajo, Burhanuddin Unru. Tapi sebelumnya, mereka juga akan sarapan di Cijantung, salah satu warung di Camba.
Dari Rujab Bupati Wajo, rombongan akan melanjutkan perjalanan melalui Sidrap ke Enrekang. Di sini, peserta akan istirahat sekalugus menikmati keindahan alam gunung Bambapuang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Toraja. Rombongan dijadwalkan tiba di daerah wisata tersebut sore hari ini.
Keesokan harinya, rombongan akan mengawali aktivitas dengan  melakukan city tour ke beberapa tempat wisata terkenal di Tana Toraja sekaligus mempromosikan salah satu objek wisata andalan di Sulsel ini. Usai melakukan city tour, peserta munas HDCI baik dari Makassar, Palu, Manado yang sudah lebih awal tiba di Toraja, akan menghadiri pesta pemakaman salah seorang tokoh Tana Toraja, Frederik Batong.
Ketua HDCI Makassar, Ilham Arief Sirajuddin saat menggelar welcome party peserta HDCI di rujab wali kota menyebutkan, pesta pemakaman adat Tana Toraja ini dipastikan meriah. Selain pesta tersebut merupakan adat setempat, pesta rambu solo ini akan dikabarkan akan dihadiri sejumlah pejabat dari Jakarta, termasuk salah seorang putra mendiang Presiden RI, Suharto, Tommy Suharto. 
"Jadi ini saya kira pesta pemakaman yang cukup meriah, karena yang akan dipestakan adalah salah seorang tokoh besar di Tana Toraja. Bahkan Tommy Suharto turut hadir dalam acara tersebut," kata Ilham.
Dalam touring HDCI ke Tana Toraja ini, sejumlah klub sepda motor besar di kota Makassar juga berpartisipasi sebagai penggembira. Bahkan, beberapa motor kecil di kota ini akan mengawal touring ini hingga perbatasan Makassar-Maros. Para peserta munas dan touring HDCI sudah berkumpul di Fort Rotterdam sekira pukul 06.00.
Usai menyaksikan pesta pemakaman adat salah seorang tokoh di Tana Toraja, malam harinya rombongan akan dijamu makan malam oleh bupati Tana Toraja. Di daerah wisata ini, mereka akan bertemu dengan rombongan lain seperti dari Palu yang lebih awal tiba, Manado, dan peserta lainnya.
Rombongan ini baru meninggalkan Tana Toraja pada 30 Juni mendatang. Peserta diagendakan makan siang di Sidrap. Dari Sidrap, mereka akan mampir ke kawasan permandian air terjung Bantimurung, Maros. Di sini, sejumlah klub motor sport di Makassar bakal bergabung kemudian bersama-sama melanjutkan perjalanan ke Makassar.
Tiba di Makassar, peserta terlebih dahulu menyaksikan Makassar Festival yang digelar di Trans Studio, sebelum cek in ke hotel yang telah ditentukan. "Mudah-mudahan rangkaian acara ini tidak mengalami hambatan, seperti yang dialami teman kita dari Manado yang kabarnya kesulitan bahan bakar," kata Ilham. (hamsah umar)          
   

Kemiskinan dan Pendidikan Bisa Memicu Tindakan Radikal


*Dialog Publik Kemitraan Polri dan Masyarakat  dalam Menangani Radikalisme

AKSI radikalisme di tengah masyarakat pada dasarnya tidak pernah diinginkan, jika tindakan radikal itu merusak sendi kehidupan yang ada, kalau perlu radikalisme yang sifatnya merusak dijadikan musuh bersama.

LAPORAN HAMSAH

ISU radikalisme ini menjadi perbincangan menarik pada Dialog Publik Kemitraan Polri dan Masyarakat dalam Menangani Radikalisme, di Studi Utama FAJAR TV Lantai II Graha Pena Makassar, Senin, 27 Juni. Kegiatan yang digelar FAJAR TV kerja sama dengan Polda Sulsel ini, banyak membahas mengenai penanganan masalah radikalisme maupun penyebab munculkan aksi radikal di tengah masyarakat.
Dialog yang dipandu News Director FAJAR TV, Muh Yusuf AR ini menghadirkan empat pembicara masing-masing;  Wakapolda Sulsel, Brigadir Jenderal Polisi Syahrul Mamma, Prof Dr Kamaruddin Amin, Prof Dr Hamdan Juhannis, dan Dr Achyar Anwar.  
Mengawali dialog tersebut, Wakapolda terlebih dahulu memberikan pengantar. Dia menyebut, radikalisme atau pun tindakan serupa seperti terorisme harus menjadi musuh bersama, apalagi saat ini sasaran mereka tidak lagi pada kelompok tertentu saja, tapi sudah mulai membabi buta. Makanya, dialog seperti ini menurut dia, merupakan salah satu upaya Polri untuk memperkecil gerakan radikal.
Paling tidak, dengan dialog seperti ini,  mereka yang selama ini melakukan aksi radikal bisa mendapat pemahaman yang baik bahwa tindakan radikal merupakan aksi tidak terpuji dan tidak dibenarkan oleh agama apa pun. "Kita inginkan timbul pemahaman di masyarakat bahwa radikalisme dan teroris adalah perbuatan tidak terpuji," kata Syahrul.
Adapun Hamdan berpendapat bahwa isu radikal pada dasarnya tidak semuanya berkonotasi negatif, tapi bisa saja diarahkan kepada hal-hal positif. Misalnya saja kata dia, dalam berpikir terkadang harus radikal untuk meningkatkan pemikiran kita.
Yang menjadi persoalan kata Hamdan, ketika pemikiran radikan tersebut menjadi sebuah paham. Inilah yang berpotensi melahirkan aksi radikal. Yang pasti menurut dia, radikalisme tidak muncul begitu saja, namun dipengaruhi banyak faktor.
Salah satu faktor yang paling banyak memicu aksi radikal adalah masalah kemiskinan. Alasannya, orang miskin mudah dimobilisasi. Bahkan orang miskin terkadang sangat nekad untuk mencapai tujuan yang dinginkan yang menurutnya baik, kendati bagi orang lain dan lingkungannya malah tidak baik.
Nah untuk membangun kemitraan yang baik dengan masyarakat , polri kata dia harus mampu menyamakan persepsi dengan masyarakat, bahwa radikalisme adalah ancaman. "Kemitraan ini hanya bisa tercapai kalau masyarakat dan polri saling menguntungkan," kata Hamdan.
Sementara Dr Achyar menyebut, tindakan radikalisme yang dilakukan masyarakat, karena adanya dorongan untuk melakukan perubahan. Perubahan  yang diinginkan itu pada dasarnya memiliki tujuan baik. Hanya karena metode yang digunakan untuk melakukan perubahan tersebut sehingga memunculkan masalah.
"Radikalisme biasanya karena ada proses spiritual. Kemiskinan yang parah juga menjadi pemicu radikalisme, tapi menurut saya tidak semua radikal itu negatif. Karena menurut saya radikal itu sangat kompleks," kata Achyar.
Selain itu, pemerintahan yang korup, juga bisa menjadi pemicu lahirnya aksi radikal di tengah masyarakat, karena adanya ketidakpuasan terhadap pemerintah. "Begitu juga polri, kalau ingin mengubah perilaku polisi yang masih banyak tidak disenangi masyarakat, juga harus melakukan tindakan radikal untuk melakukan perubahan dan mencitrakan  polisi yang baik," katanya.
Bagi Prof Kamaruddin, radikalisme yang terkait dengan agama merupakan bagian dari dinamika globalisasi. Dia malah khawatir, aksi radikal ini malah tidak bisa dibendung, jika tidak ada langkah tepat yang dilakukan pihak terkait. Dia bahkan melihat, gerakan radikal yang terjadi tidak secepat gerakan yang dilakukan NU dan Muhammadiyah.
 "Yang harus disentuh adalah ideologi mereka, karena kalau ideologi mereka tidak bisa disentuh, maka mereka tidak bisa dilemahkan. Karena ideologi menurut saya merupakan penyemangat dan pemicu bagi mereka untuk melakukan gerakan yang tergolong nekad," kata Kamaruddin.
Dia juga sependapat dengan pembicara sebelumnya yang mengatakan bahwa pelaku aksi radikal itu juga memiliki tujuan yang baik. Namun karena metode yang digunakan keliru, sehingga mereka dikategorikan melakukan aksi radikal. (**)

                   

Kemiskinan dan Pendidikan Bisa Memicu Tindakan Radikal


*Dialog Publik Kemitraan Polri dan Masyarakat  dalam Menangani Radikalisme

AKSI radikalisme di tengah masyarakat pada dasarnya tidak pernah diinginkan, jika tindakan radikal itu merusak sendi kehidupan yang ada, kalau perlu radikalisme yang sifatnya merusak dijadikan musuh bersama.

LAPORAN HAMSAH

ISU radikalisme ini menjadi perbincangan menarik pada Dialog Publik Kemitraan Polri dan Masyarakat dalam Menangani Radikalisme, di Studi Utama FAJAR TV Lantai II Graha Pena Makassar, Senin, 27 Juni. Kegiatan yang digelar FAJAR TV kerja sama dengan Polda Sulsel ini, banyak membahas mengenai penanganan masalah radikalisme maupun penyebab munculkan aksi radikal di tengah masyarakat.
Dialog yang dipandu News Director FAJAR TV, Muh Yusuf AR ini menghadirkan empat pembicara masing-masing;  Wakapolda Sulsel, Brigadir Jenderal Polisi Syahrul Mamma, Prof Dr Kamaruddin Amin, Prof Dr Hamdan Juhannis, dan Dr Achyar Anwar.  
Mengawali dialog tersebut, Wakapolda terlebih dahulu memberikan pengantar. Dia menyebut, radikalisme atau pun tindakan serupa seperti terorisme harus menjadi musuh bersama, apalagi saat ini sasaran mereka tidak lagi pada kelompok tertentu saja, tapi sudah mulai membabi buta. Makanya, dialog seperti ini menurut dia, merupakan salah satu upaya Polri untuk memperkecil gerakan radikal.
Paling tidak, dengan dialog seperti ini,  mereka yang selama ini melakukan aksi radikal bisa mendapat pemahaman yang baik bahwa tindakan radikal merupakan aksi tidak terpuji dan tidak dibenarkan oleh agama apa pun. "Kita inginkan timbul pemahaman di masyarakat bahwa radikalisme dan teroris adalah perbuatan tidak terpuji," kata Syahrul.
Adapun Hamdan berpendapat bahwa isu radikal pada dasarnya tidak semuanya berkonotasi negatif, tapi bisa saja diarahkan kepada hal-hal positif. Misalnya saja kata dia, dalam berpikir terkadang harus radikal untuk meningkatkan pemikiran kita.
Yang menjadi persoalan kata Hamdan, ketika pemikiran radikan tersebut menjadi sebuah paham. Inilah yang berpotensi melahirkan aksi radikal. Yang pasti menurut dia, radikalisme tidak muncul begitu saja, namun dipengaruhi banyak faktor.
Salah satu faktor yang paling banyak memicu aksi radikal adalah masalah kemiskinan. Alasannya, orang miskin mudah dimobilisasi. Bahkan orang miskin terkadang sangat nekad untuk mencapai tujuan yang dinginkan yang menurutnya baik, kendati bagi orang lain dan lingkungannya malah tidak baik.
Nah untuk membangun kemitraan yang baik dengan masyarakat , polri kata dia harus mampu menyamakan persepsi dengan masyarakat, bahwa radikalisme adalah ancaman. "Kemitraan ini hanya bisa tercapai kalau masyarakat dan polri saling menguntungkan," kata Hamdan.
Sementara Dr Achyar menyebut, tindakan radikalisme yang dilakukan masyarakat, karena adanya dorongan untuk melakukan perubahan. Perubahan  yang diinginkan itu pada dasarnya memiliki tujuan baik. Hanya karena metode yang digunakan untuk melakukan perubahan tersebut sehingga memunculkan masalah.
"Radikalisme biasanya karena ada proses spiritual. Kemiskinan yang parah juga menjadi pemicu radikalisme, tapi menurut saya tidak semua radikal itu negatif. Karena menurut saya radikal itu sangat kompleks," kata Achyar.
Selain itu, pemerintahan yang korup, juga bisa menjadi pemicu lahirnya aksi radikal di tengah masyarakat, karena adanya ketidakpuasan terhadap pemerintah. "Begitu juga polri, kalau ingin mengubah perilaku polisi yang masih banyak tidak disenangi masyarakat, juga harus melakukan tindakan radikal untuk melakukan perubahan dan mencitrakan  polisi yang baik," katanya.
Bagi Prof Kamaruddin, radikalisme yang terkait dengan agama merupakan bagian dari dinamika globalisasi. Dia malah khawatir, aksi radikal ini malah tidak bisa dibendung, jika tidak ada langkah tepat yang dilakukan pihak terkait. Dia bahkan melihat, gerakan radikal yang terjadi tidak secepat gerakan yang dilakukan NU dan Muhammadiyah.
 "Yang harus disentuh adalah ideologi mereka, karena kalau ideologi mereka tidak bisa disentuh, maka mereka tidak bisa dilemahkan. Karena ideologi menurut saya merupakan penyemangat dan pemicu bagi mereka untuk melakukan gerakan yang tergolong nekad," kata Kamaruddin.
Dia juga sependapat dengan pembicara sebelumnya yang mengatakan bahwa pelaku aksi radikal itu juga memiliki tujuan yang baik. Namun karena metode yang digunakan keliru, sehingga mereka dikategorikan melakukan aksi radikal. (**)

                   

Peran Hakim Adhoc Masih Kurang


MAKASSAR--Peran Hakim Adhoc yang dibentuk di Pengadilan Negeri Makassar, guna menyidangkan kasus-kasus tindak pidana korupsi yang terjadi di Sulsel, dinilai masih kurang. Alasannya, dalam persidangan kasus korupsi, majelis hakim yang dominan adalah hakim karir.
Penilaian ini disampaikan salah seorang pengacara di daerah ini, Mursalim. Mestinya kata dia, hakim adhoc tersebut lebih banyak diberi peran dalam proses persidangan kasus korupsi yang ada di PN Makassar. Apalagi hakim ini dibentuk memang untuk menyidangkan perkara yang terkait dengan kasus tindak pidana korupsi.
Dalam persidangan kasus korupsi misalnya, ketiga jumlah majelis hakim yang dilibatkan dalam perkara itu sebanyak tiga orang, maka hakim adhoc yang dilibatkan hanya satu orang, sementara hakim karir dua orang. "Mestinya hakim adhoc yang jumlahnya dua orang, sehingga mereka lebih banyak diberi peran," kata Mursalim, Senin, 27 Juni.           
Dengan begitu kata dia, hakim adhoc yang ada di daerah ini bisa cepat menyesuaikan kemampuannya dalam menyidangkan perkara korupsi yang ditanganinya. Menurut dia, yang menjadi tantangan bagi hakim adhoc ada pada penyusunan dalam vonis perkara.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Macazzart Intellectual Law, Supriansa berpendapat bahwa hakim adhoc yang baru saja dilantik beberapa bulan lalu memang butuh kerja keras, untuk menyesuaikan kemampuannya dalam melakukan proses sidang dengan hakim karir yang sudah banyak pengalaman.
"Harpan kita, hakim adhoc ini mampu menjadi hakim yang benar-benar melahirkan putusan yang menjadi harapan keadilan. Karena itu harus kerja keras untuk sejajar dengan hakim karir. Kita tidak bermaksud menyepelekan kemampuan hakim adhoc, tapi tentu pengetahuan dan pengalaman mereka tentu akan berbeda dengan hakim karir yang memang basiknya di bidang kehakiman," jelas Supriansa.
Makanya, dia berpendapat bahwa dominasi hakim karir dalam penanganan kasus korupsi di daerah ini wajar, karena malah dikhawatirkan kalau hakim adhoc yang diberi wewenang terlalu besar dalam penanganan perkara korupsi, putusan yang dilahirkan malah meragukan.
"Hakim adhok itu kan belum memiliki banyak pengalaman dalam persidangan. Kita juga tidak ingin hasil yang dihasilkan tidak memberikan keadilan," kata Supriansa. (hamsah umar) 

Tiga IRT Curi Kemeja di Ramayana


MAKASSAR--Tiga ibu rumah tangga (IRT) tertangkap berusaha mencuri kemeja di Ramayana, Jalan Adyaksa Baru, Makassar. Pelaku  pencurian yang saat ini ditahan di Polsekta Panakkukang itu berusaha mencuri beberapa lembar pakaian dengan cara memasukkan ke tas jinjing mereka. 
Ketiga pelaku pencurian tersebut diketahui bernama 
Andi Marwati, Irawati dan Ani. Pakaian jenis kemeja yang diambil ketiga pelaku itu bermerek Lasain dan D'britano. Para pelaku ini menjalankan aksinya dengan cara bersama. Ada yang bertugas mengawasi penjaga toko, dan lainnya mengambil barang lalu dimasukkan dalam tas.
Sebelum mengambil pakaian, mereka terlihat asik memilih-milih pakaian layaknya warga lain yang sedang berbelanja. Namun saat melakukan aksinya itu, pihak penjaga toko sudah mulai curiga dengan gerak-gerik ketiganya hingga dia terus diawasi oleh pramuniaga.
Saat berusaha meninggalkan kasir, petugas keamanan di Ramayana dan karyawan kemudian melakukan penggeledahan terhadap ketiganya. Setelah diperiksa, dugaan bahwa mereka mengambil barang tanpa dibayar benar. Karyawan menemukannya dari tas pelaku.
Ketiga IRT yang kompak mencuri kemeja itu berasal dari alamat yang berbeda-beda, ada yang beralamat di BTP, dan Antang. 
KapolsektaPanakukang, Kompol Muhammad Nur Akbar membenarkan adanya IRT yang ditangkap karena melakukan pencurian pakaian di toko. Dia kata dia ditangkap security toko kemudian diserahkan ke Polsekta Panakkukang. Ada dugaan,  pelaku sudah sering melakukan aksinya. "Bahkan ada salah seorang pelaku yang sudah pernah ditangkap sebelumnya karena melakukan pencurian," kata Akbar. (hamsah umar)

Kakek Tertangkap Sabu-sabu di Hotel


MAKASSAR--Edi Kallo salah seorang kakek berusia 58 tahun tertangkap mengonsumsi sabu-sabu di kamar 303, Hotel Harapan, Jalan Sungai Poso, Senin, 27 Juni sekira pukul 02.00. Dari tangan tersangka ini, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa empat paket sabu-sabu sekitar  4 gram, satu bong, dan barang bukti lainnya.
Tersangka yang merupakan warga keturunan Tionghoa ini, diduga tidak sekadar mengonsumsi sabu-sabu tapi juga mengedarkannya. Apalagi, dalam mengonsumsi sabu-sabu ini, tersangka sering pindah-pindah hotel atau tempat untuk mengonsumsinya. Tersangka terakhir tercatat sebagai warga Sudiang Makassar.
Penangkapan tersangka dari kamar hotel itu, dilakukan polisi berkat informasi dari masyarakat yang menyebutkan tersangka mengonsumsi sabu-sabu di kamar hotel. Informasi inilah yang ditindak lanjuti polisi dengan  melakukan penggerebekan. Saat digerebek, tersangka dalam kondisi setengah telanjang alias hanya menggunakan celana dalam.
Edi Kallo yang sudah memiliki banyak cucu ini termasuk pecandu narkoba. Pasalnya, tersangka yang satu ini baru beberapa bulan lalu bebas dari tahanan setelah dipenjara dua tahun dalam kasus yang sama. Sebelumnya dia ditangkap Polres Pelabuhan. "Dia pecandu bahkan kita curigai sebagai pengedar. Tersangka saat ini kita amankan di sel," kata Kanit Reskrim Polsekta Makassar, Herman Simbolon.
Hasil penyelidikan yang dilakukan polisi dan pengakuan tersangka, barang terlarang itu diperoleh dari salah seorang rekan di Jakarta, bernama Eg. Makanya, polisi mengaku masih melakukan pengembangan atas penangkapan kasus sabu-sabu tersebut. Ironisnya, barang terlarang yang dibawa tersangka untuk di konsumsi itu disembunyikan pada salah satu Alkitab.
Ditemui di sel Polsekta Makassar, Edi mengaku kalau sabu-sabu yang dikonsumsi di kamar hotel tersebut dibeli sebesar Rp1,1 juta. Dia mengaku telah mengonsumsi sabu-sabu itu setelah barang tersebut diterima. Hanya saja, tersangka membantah dugaan penyidik kepolisian yang menyebut dirinya termasuk pengedar sabu-sabu.
"Saya cuma memakai dan tidak pernah mengedarkannya kepada orang lain. Saya membeli banyak karena untuk persiapan dalam jangka lama. Kebetulan saya menggunakan untuk menyegarkan fisik," kata Edi. (hamsah umar)           

Staf Kejari Makassar Didakwa Sabu-sabu


MAKASSAR--Sfat bagian Tata Usaha Kejaksaan Negeri Makassar, Herianto akhirnya menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Makassar, Senin, 27 Juni dalam kasus sabu-sabu. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Makassar mendakwa Herianto telah mengonsumsi sabu-sabu.
JPU Kejari Makassar, Adnan Hamzah dalam dakwaannya menyebut bahwa Herianto telah terb.ukti mengonsumsi sabu-sabu, sebagaimana diatur dalam Pasal 112 dan Pasal 127 tentang Narkotika. Selain Herianto yang duduk sebagai terdakwa, dalam sidang tersebut juga ada teman Herianto, Hastuty. Dia juga didakwa telah mengonsumsi sabu-sabu. Herianto salah satu pegawai staf di Kejaksaan Negeri Makassar yang terlibat kasus narkoba terancam akan dihukum pidana penjara di atas empat tahun.
Adnan menjelaskan, terdakwa telah terbukti memiliki, menguasai, menggunakan, dan mengedarkan barang terlarang golongan satu ini. Makanya dia dianggap telah melanggar Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Berdasar pasal yang didakwakan kepada terdakwa ini, staf kejaksaan tersebut terancam empat tahun penjara. Hakim yang bertindak sebagai Ketua Majelis Hakim dalam perkara ini adalah Siswandriyono.
Staf Kejari Makassar yang ditangkap dalam kasus narkoba ini, diamankan unit narkoba Polrestabes Makassar di Jalan Muhktar Lutfi. Dia tertangkap basah membawa sabu-sabu yang diduga akan dikonsumsi atau diedarkan. Bahkan diduga di tempat tersebut tersangka sedang melakukan pesta narkoba. Dari tangan terdakwa didapat barang bukti sabu-sabu seberat 0,5 gram.
Kedua tersangka kasus sabu-sabu yang turut mencoreng Kejari Makassar ini, saat ini sedang mendekam di Rutan Makassar sebagai tahanan titipan. (hamsah umar)

Minggu, 26 Juni 2011

FPI Sebarkan Maklumat di Nusantara


MAKASSAR--Pengurus Front Pembela Islam (FPI) Sulsel kembali mendatangi tempat hiburan malam (THM) di sepanjang Jalan Nusantara Makassar, Minggu malam. Kedatangan FPI ini tidak untuk melakukan razia, tapi sekadar menyebarkan maklumat terkait adanya dugaan oknum mengaku anggota FPI melakukan pemerasan, upeti atau pajak keamanan kepada pengusaha THM.
Sinyalemen adanya oknum yang mengaku anggota FPI melakukan upaya pemerasan yang berkembang di masyarakat ini, membuat FPI kesal sehingga meminta pengelola THM yang dirugikan untuk menangkap atau melaporkan oknum yang mengaku anggota FPI ke polisi.
"Apabila ada oknum yang mengaku anggota FPI meminta upeti, sumbangan dan semacamnya dalam bentuk apapun, kami menyatakan bahwa oknum itu bukan anggota FPI. Kami minta pihak yang dirugikan serta polisi untuk menindak oknum tersebut setegas-tegasnya," ujar Panglima Laskar FPI Sulsel, Ustadz Abdurrahman.
FPI kata dia, tidak pernah bermaksud mendapat upeti atau sumbagan dari pengelola THM di daerah ini, karena menurutnya pihak FPI tidak pernah kompromi. FPI kata dia semata-mata mengajak kepada kebenaran dan menjauhi segala kebatilan. "FPI tidak akan pernah bernegosiasi atau menggandeng ormas yang tidak sejalan dengan visi misi FPI yaitu penegakan amar ma'ruf nahi mungkar," tegas Abdurrahman.
Meski sekadar menyebarkan maklumat atau pemberitahuan kepada pengelola THM di Nusantara, sejumlah PSK yang berada di THM sempat dibuat cemas, apalagi ada juga anggota FPI yang berusaha masuk. Maklumat yang disebarkan FPI itu diberikan kepada pengelola, maupun sekadar di tempel di dinding THM. (hamsah umar)           

150 Warga Miskin Sunatan Massal


MAKASSAR--Sedikitnya 150 warga Kecamatan Tallo, Makassar antusias mengikuti sunatan massar yang digelar Komunitas Warung Kopi Pontiku, kerja sama dengan Polsekta Tallo, Minggu, 26 juni. Mayoritas peserta sunatan massal ini berasal dari keluarga tidak mampu baik laki-laki maupun perempuan. 
Sunatan massal ini melibatkan tim medis dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan Universitas Muslim Indonesia. Selain disunat gratis, peserta juga mendapat bingkisan dari panitia dan Kapolrestabes Makassar, AKBP Kombes Muh Nur Samsul berupa sarung dan uang tunai. "Kegiatan sosial yang dikerjasamakan dengan kepolisian ini terwujud atas partisipasi pengusaha, dokter, akademisi, pengacara, TNI yang telah mengumpulkan dana di komunitas ini. Ini kita lakukan sebagai bentuk perhatian Komunitas Warkop Pontiku terhadap warga miskin di daerah ini," kata salah seorang panitia, dr A Sumange.
Sunatan massal ini mendapat respons besar masyarakat sekitar utamanya di Jalan Pontiku. Pasalnya warga yang ingin  disunat terus berdatangan hingga siang kemarin. "Panitia sebenarnya hanya mengeluarkan 120 kupon, tapi ternyata hari ini banyak yang datang selain  yang telah mendapat kupon," tambah Sumange.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Muh Nur Samsul yang membuka bakti sosial tersebut mengatakan, sunatan massal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat utamanya kurang mampu. Pasalnya, dengan kegiatan ini mereka tidak lagi perlu mengeluarkan biaya untuk melakukan sunatan terhadap anak mereka.
Anggota Komisi I DPRD Makassar, Muh Arfan Fajar yang turut hadir dalam acara ini menilai kegiatan yang dilakukan Komunitas Warkop Pontiku sangat positif, karena telah meringankan beban warga miskin di sekitarnya. "Ini kegiatan sosial yang sangat positif, karena telah membantu warga kurang mampu. Bakti sosial ini tentu menjadi kesempatan yang baik warga kurang mampu, untuk mengikutkan anaknya dikhitam," ujar Arfan.
Arfan berharap, kegiatan sosial ini diharapkan bisa menjadi penggugah bagi komunitas lain untuk melakukan bakti sosial yang sifatnya dibutuhkan masyarakat. "Kita berharap kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan, sehingga warga tidak mampu bisa terbantu," tambah Arfan. (hamsah umar)                                  
           

Mahasiswa Lutra Serahkan Diri


*Tiga Masih Buron 

MAKASSAR--Karman alias Ami salah seorang mahasiswa asal Luwu Utara (Lutra) akhirnya menyerahkan diri ke Polsekta Tamalanrea, setelah beberapa pekan melarikan diri. Tersangka kasus pemilikan senjata rakitan dan penyerangan warga Tamalanrea ini, berinisiatif mendangi kantor polisi guna mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Tersangka yang sudah kita tetapkan buron sudah menyerahkan diri. Saat ini dia sudah kita tahan sambil melakukan penyelidikan dan pengejaran tersangka lain," kata Kanit Reskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Ahmad Rosma, Minggu, 26 Juni.
Karman dijadikan buron oleh polisi setelah dijadikan tersangka, karena melakukan penyerangan dan pengadangan terhadap warga yang melintas di depan Asrama Lutra. Selain memukul warga, di asrama mereka polisi menemukan berbagai senjata tajam termasuk jenis papporo.
Sementara tiga tersangka yang juga sudah ditetapkan buron hingga saat ini belum diketahui keberadaannya. Ketiganya adalah Aw, Rr, dan Ad. Kendati masih buron, polisi berharap ketiga tersangka kasus yang sama itu bisa mengikuti jejak tersangka lain yang telah menyerahkan diri. Langkah bijak tersangka menyerahkan diri sendiri setelah melalui pendekatan persuasif dengan keluarga tersangka.
"Ketiga tersangka yang masih buron kita juga imbau untuk  menyerahkan diri, sebagai bentuk pertanggung jawaban telah melakukan pelanggaran hukum. Sambil berharap menyerahkan diri, kita tetap melakukan pencarian dan pengejaran di lokasi yang kita curigai sebagai tempat persembunyiannya," jelas Ahmad. (hamsah umar)     
 

Nongkrong di Flyover, Polisi Usir Warga


MAKASSAR--Kebiasaan pasangan remaja menjadikan flyover sebagai tempat nongkrong, mulai mendapat penindakan dari Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar. Minggu malam, puluhan remaja yang asik pacaran atau sekadar kumpul dan duduk di pembatas jalan diusir petugas kepolisian yang melakukan razia.
Keberadaan warga yang setiap malam nongkrong di flyover ini dinilai pihak kepolisian mengganggu arus lalu lintas, termasuk mengancam keselamatan pengguna jalan serta warga itu sendiri. Pasalnya, tidak sedikit warga yang sering nongkrong itu naik di pembatas flyover untuk duduk. Padahal kalau jatuh, jiwa mereka dipastikan tidak selamat.
"Kalau mereka terus dibiarkan berkumpul di flyover, ini bisa mengakibatkan kerawanan berlalu lintas. Makanya, kita minta mereka meninggalkan tempat," kata Kepala Sub Unit II Satlantas Polrestabes Makassar, Ipda Deddy H.
Deddy menambahkan, undang-undang lalu lintas juga dengan jelas melarang pengendara sepeda motor untuk berhenti pada marka jalan, apalagi sampai mereka menjadikan bagian jalan tersebut sebagai tempat berkumpul atau berpacaran. 
Di flyover ini, puluhan remaja sudah mulai berdatangan begitu matahari terbenam. Bahkan sering kali ada pasangan remaja yang terang-terangan berpelukan di atas motor mereka. Mereka terkesan tidak peduli dengan lalu lintas kendaraan yang terbilang padat. "Kalau tindakan persuasif  yang kita lakukan tidak diindahkan, kita akan tindaki mereka dengan melakukan penilangan," kata Deddy. (hamsah umar)   

Kios Depan Kampus 45 Dipagari


MAKASSAR--Puluhan kios yang ada di Jalan Urip Sumoharjo tepatnya di depan kampus Universitas 45 Makassar dipagari seng. Diduga, pamagaran itu akibat sengketa lahan tempat kios tersebut berdiri. Akibatnya, puluhan pengusaha foto copy, pengetikan komputer, warung dan kios dagangan lainnya nyaris tidak beroperasi dua hari terakhir.
Pemilik kios yang umumnya hanya penyewa lahan mengaku tidak tahu  menahu sehingga lokasi tempat mereka berusaha tiba-tiba ditutup. Pemilik kios memang mengaku pernah mendapat surat pemberitahuan dari pihak yang mengklaim pemilik lahan untuk mengosongkan lokasi tersebut. Namun para pemilik kios tetap bertahan, karena merasa berhak bertahan. Apalagi pihak yang meminta mengosongkan lokasi bukan orang yang selama ini ditempati menyewa lahan.
"Kalau memang ini lahan bermasalah, semestinya tidak perlu dipagari. Biarkan proses hukum berjalan karena kami semua di sini hanya menyewa. Kalau memang sudah perintah pengadilan, kami siap tinggalkan tempat karena memang kita hanya menyewa," ujar salah seorang pemilik kios foto copy, Muharir.
Muharir menyebutkan,  pada 14 Juni lalu, ada surat pemberitahuan dari warga yang mengklaim pemilik lahan yang intinya meminta lahan dikosongkan dalam waktu tiga hari. "Surat kedua 17 Juni," kata Muharir.
Informasi yang diperoleh, pihak yang melakukan pemagaran lokasi tersebut bernama A Maddusila. Namun sebagian pemilik kios juga tidak tahu menahu siapa yang meminta dilakukan pemagaran tersebut. "Saya tidak tahu, cuma tiba-tiba saja di pagar. Tapi pernah memang ada surat pemberitahuan," kata Suhartini.
Jufri, pemilik kios lainnya menyebutkan bahwa sejak kios di depan kampus 45 itu dipagari seng, aktivitas usaha mereka merosot tajam. Bahkan nyaris tidak ada pelanggan yang datang. "90 persen usaha macet akibat pemagaran lokasi ini. Jelas kondisi ini merugikan kami sebagai pemilik kios," kata Jufri.
Menurut warga, sewa lahan kosong di lokasi tersebut berkisar Rp5,5 juta untuk dua tahun. Informasi yang diperoleh, lahan tersebut disewa warga dari orang yang berbeda. Orang yang ditempati menyewa lahan itu antara lain, Kaimuddin, Bur, dan Mursalim. "Sebenarnya sudah banyak orang yang kita dengar mengaku pemilik lahan ini, tapi belum pernah ada kita dengar berperkara di pengadilan," tambah Jufri.
Para pemilik kios berharap, pemagaran itu bisa dimediasi sehingga aktivitas penyewa lahan bisa berjalan normal, sambil pihak yang mengaku sebagai pemilik lahan berperkara melalui jalur hukum yang ada. (hamsah umar)                  

MIL Desak Penimbun Losari Diproses


MAKASSAR--Penyidik Polda Sulsel terus mendapat tekanan dari aktivis di kota ini, utamanya dalam penuntasan kasus penimbunan Pantai Losari di depan Fort Rotterdam Makassar. Polda Sulsel dituntut segera memproses pengusaha yang telah menimbun pantai, karena ditengarai tidak memiliki izin resmi dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, atau pihak terkait lainnya.
Desakan tersebut salah satunya datang dari Direktur Eksekutif Macazzart Intellectual Law (MIL), Supriansa. Dia minta Kepolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman  untuk segera memproses pengusaha  yang telah menimbun pantai di depan benteng Rotterdam. 
"Jika memang Polda Sulsel tidak bisa menuntaskan kasus penimbunan pantai di depan Fort Rotterdam ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus turun tangan, karena penimbunan itu tidak mendapat izin dari negara," kata Supriansa.
Dia menambahkan bahwa laut merupakan milik negara, sehingga segala bentuk kegiatan berupa reklamasi dan penimbunan lainnya harus mendapat izin dari negara. Makanya ketika ada penimbunan tanpa izin dari pihak berwenang, polisi mesti aktif melakukan pengusutan dan memproses pelakunya.
"Saya heran kasus  Toni Gosal yang menimbun laut untuk membangun hotel dipenjara oleh penegak hukum, dalam hal ini Baharuddin Lopa saat menjadi Kajati Sulsel. 
Apakah hukum yang berlaku saat ini berbeda, atau perbedaan itu terjadi dari pihak  yang mengendalikan hukum," tandas Supriansa.
Untuk menyelamatkan pesisir pantai di Makassar termasuk yang saat ini ditimbun di depan benteng, Supriansa menegaskan kasus itu harus diusut tuntas, dan  menjerat pelakunya. 
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Johny Wainal Usman yang dikonfirmasi melalui telepon menegaskan bahwa kasus penimbunan pantai di depan Fort Rotterdam, tetap akan diusut tuntas. Hanya saja, kapolda enggan memberikan penjelasan bagaimana perkembangan kasus tersebut. "Kalau bagaimana perkembangannya langsung saja ke ditreskrim. Yang jelas itu, tetap akan  kita usut tuntas," kata Johny. (hamsah umar)      


Sabtu, 25 Juni 2011

Stabil Menggunakan Ban Besar



INGIN merasakan kenyamanan saat mengendarai motor besar sejenis Harley Davidson, tentu saja menjadi harapan semua pihak apalagi menyangkut keselamatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti ban motor dengan ukuran yang lebih besar. Dengan ukuran ban yang terbilang besar ini, maka stabilitas motor saat dikendarai sedikit terjawab.
Apalagi, untuk mempercantik tampilan motor, ukuran ban tidak bisa dikesampingkan. Semakin besar ukurannya, maka semakin keren dan menarik pula kendaraan itu sendiri. Bahkan, persoalan ban motor ini menjadi hal lumrah bagi penggila motor modifikasi.
Motor Harlay Davidson yang satu ini misalnya menggunakan ban yang cukup besar. Untuk ban belakang misalnya memiliki lingkaran 280/35 R-18 M/C 84 V, sedang untuk  ban depan   memiliki lingkaran 120/70. Keduanya menggunakan pelek 21 inci. Selain tampilannya cukup keran karena menggunakan ban besar, harga ban ini juga cukup mahal hingga jutaan rupiah. Jenis ban yang digunakan juga adalah pilihan, yang memang menjadi rekomendasi Harley Davidson, Metzeler.  
Begitu juga pelek yang digunakan. Pelek yang berbahan stainless steel ini sudah termasuk langka di pasaran. Hanya diperoleh dari pemilik bengkel yang ada di Jakarta.     
Sementara untuk rem cakram dan setir menggunakan merek tuples. Pada bagian setir ini, Hendra lebih memilih menggunakan setir yang lurus, untuk menyesuaikan dengan desain motornya.  Tentu saja,  kenyamanan saat berkendara juga menjadi alasan menggunakan setir lurus. (hamsah umar)           

Saringan Udara Versi Racing



MEMAKSIMALKAN fungsi pada komponen kendaraan tidak hanya dengan melakukan perawatan rutin, juga pilihan jenis komponen yang ada. Selain karena alasan fungsi, model dan tampilan komponen juga menjadi alasan utama untuk menentukan pilihan.
Sebut saja pada saringan udara motor Harley Davidson tipe Heritage Softail yang satu ini. Motor yang berpelat DD 6969 T ini memiliki saringan udara versi racing, hyper charger. Dengan menggunakan saringan udara versi racing ini, kinerja lalu lintas udara di mesin akan lebih baik.
Tapi yang unik dari saringan udara versi racing ini lebih kepada modelnya. Pada salah satu bagian, mirip mata apalagi pada bagian ini ada dua lubang dan memiliki penutup. Sehingga pada saat mesin dinyalakan, saringan motor unik ini terlihat seperti mata yang sedang berkedip-kedip. "Sebenarnya saringan ini fungsinya sama dengan jenis saringan udara lainnya. Cuma ini lebih pada modelnya saja yang kelihatan lebih baik," kata Hendra.
Bagian lain yang tidak kalah uniknya adalah kaca spion. Spion yang terbungkus dengan bahan stainless ini terlihat sangat imut. Bahkan besarnya sama dengan jempol orang dewasa. Kendati imut, namun kesan yang ditampilkan tidak menghindarkan dari motor yang berukuran cukup besar ini.
Karena sebagian besar rangka motor ini terbuat dari bahan stainless steel, motor Harley full modifikasi ini terlihat cukup mengkilap. Mulai dari pelek, setir, rangka setir, dan beberapa bagian lainnya. Ini pula yang menjadikan motor yang bodinya dirakit ini tampil semakin garang. (hamsah umar)                               

Sangar dengan Motif Tengkorak



SENTUHAN desain dan motif pada  kendaraan modifikasi, adalah bagian penting untuk memaksimalkan kesan yang ingin ditampilkan. Desain dan motif ini bahkan terkadang menjadi alasan bagi pencinta motor modifikasi untuk melakukan perubahan terhadap motornya. Motor modifikasi selalu saja ada bagian tertentu yang menjadi ciri khas, dan membedakan dengan motor modif yang lain.
Begitu juga dengan motor Harley Davidson milik Hendra Sirajuddin. Harley versi heritage softail ini memiliki keunikan tersendiri pada tangki dan bagian bodi lainnya. Selain menjadi ciri khas, bagian ini juga menambah kesan sangar pada motor modifikasi ini.    
Desain unik yang menambah tampilan semakin sangar ini berupa motif tengkorak, utamanya  memenuhi pada bagian tangki bahan bakarnya. Di bagian ini, ada begitu banyak motif tengkorak yang dibenamkan, begitu juga pada bagian lainnya. Sementara pilihan warna yang mengombinasikan hijau dan kuning keemasan bisa membuat motor ini tampil lebih bersih dan mengkilap.
Apalagi pemberian warna kuning keemasan hanya berupa titik-titik, sehingga semakin membuat kesan klasik pada motor ini. "Motor modifikasi itu kan lebih pada seni. Nah pemberian motif tengkorak pada beberapa bagian bodinya ini agar kesan yang ditampilkan bisa lebih sangar lagi," kata Hendra.
Apalagi menurut dia, motor modifikasi seperti ini tidak digunakan setiap hari atau penunjang mobilitas, tapi lebih untuk kegiatan santai maupun kontes. Makanya estetika dan seni dalam perubahan tampilan motor ini menjadi hal yang paling penting. "Pilihan warna dan motif juga lebih kepada penyesuaian desain," kata Hendra. 
Makanya, Hendra memastikan motor miliknya ini akan tetap didorong untuk ikut kontes ketiga ada kontes motor Harley. Karena mengutamanan estetika dan seni, Hendra menyebutkan bahwa kenyamanan pada desain motor jenis ini tentu saja sedikit diabaikan, kendati bukan berarti desain seperti ini kurang aman untuk dikendarai. (hamsah umar)      

Kucing Liar dari Indonesia Timur


KESAN sporty yang melekat pada motor besar sekelas Harlay Davidson, tidak berarti kendaraan yang satu ini bisa luput dari proses modifikasi. Meski tampilan pabrikan sudah maksimal, namun banyak juga pemilik motor sejenis Harley ini yang memodifikasi sedemikian rupa motornya, utamanya pada bagian bodi. Tujuannya tentu saja agar bisa memberikan kesan tersendiri bagi pemiliknya.
Dengan melakukan modifikasi, bisa dipastikan tampilan motor akan lebih unik, apalagi kalau sentuhan yang diberikan  memang sarat dengan seni. Salah satunya adalah motor Harley Davidson Heritage Softail milik Hendra Sirajuddin. Motor edisi klasik ini, tampil semakin unik apalagi motor ini sudah full modifikasi. 
Motor custom yang mengalami perubahan total mulai dari tangki, temapt duduk, rangka, setir, hingga komponen lainnya itu mendapat julukan "Kucing Liar dari Timur". Julukan itu tidak lain karena seni dan desain yang ditampilkan pad motor yang satu ini memiliki kemiripan kucing liar, utamanya pada pilihan lampu depannya. Sekalipun pada bagian lampu ini juga ada kemiripan burung hantu.
Julukan kucing  liar pada motor yang satu ini mulai melekat sejak 2001 lalu. Itu setelah berhasil menjadi jawara kontes Harley Custom di Pulau Bali 2001 dan 2002. "Saat itu ada ratusan motor Harley custom yang ikut kontes. Setelah melalui proses penilaian, motor ini juara satu dengan julukan Kucing Liar dari Indonesia Timur," kata Hendra.         Hendra menyebutkan, modifikasi motor yang satu ini memang dilakukan pada bengkel spesialis dalam melakukan modifikasi motor Harley Davidson di Jakarta, Bimo Custom. Selama tiga bulan dipoles, motor ini pun rampung hingga tampilannya seperti saat ini. Modifikasi ini pun menghabiskan dana yang cukup besar.
Desain motor ini lebih kepada bagaimana kesan klasik yang ada pada motor ini semakin ditonjolkan. Tentu saja, tidak lupa menampilkan kesan sangar. Apalagi pada  umumnya, modifikasi motor termasuk motor besar lebih kepada  bagaimana menampilan motor lebih sangar dan jantan.     
Karena bodinya dilakukan perubahan menyeluruh, praktis yang utuh pada kendaraan ini hanya pada mesinnya saja. Selebihnya adalah rakitan. "Bodinya ini  seluruhnya rakitan. Jadi hanya mesin saja yang utuh dari pubrikan," tambahnya.
Selain perubahan menyeluruh pada bodi, hal yang sama juga pada pilihan warna. Menurut Hendra, motor yang memiliki berat antara 500-600 kilogram ini warna aslinya hijau. Sekalipun pewarnaan masih tetap ada yang sedikit hijau, namun yang menonjol adalah warna keemasan. (hamsah umar)                  
            

Kamis, 23 Juni 2011

Direktur PIP Cs Dituntut Empat Tahun



MAKASSAR--Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Makassar menuntut Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, Agus Budi Hartono dengan penjara selama empat tahun. Terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan lahan kampus PIP di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya Makassar ini dinilai terukti secara sah dan menyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi.
Tuntutan yang sama diajukan kepada tiga terdakwa lainnya yakni; Kepala Unit Teknologi Informatika selaku Pejabat Pembuat Komitmen PIP, Kasman, Camat Biringkanaya, Zulkifli Nurdin, serta Lurah Untia, Ardiansyah. Ketiganya dianggap telah melakukan korupsi secara bersama-sama untuk menguntungkan diri sendiri dan orang lain.
Selain penjara selama empat tahun, JPU Kejari Makassar juga menuntut terdakwa untuk membayar denda sebesar Rp500 juta subsider enam bulan kurungan, jika terdakwa tidak mampu membayar denda tersebut. "Menyatakan terdakwa terbukti secara sah menurut hukum melakukan tindak pidana korupsi. Karena itu meminta majelis hakim untuk menjatuhkan vonis terhadap terdakwa dengan penjara empat tahun," ujar JPU Kejari Makassar, Ahmad Jaya.
Pembacaan terhadap tuntutan terdakwa ini berlangsung cukup lama. Sidang dimulai pukul 12.00 dan berakhir sore. Pasalnya, tuntutan keempat terdakwa tersebut terpisah satu sama lain, sehingga pembacaannya dilakukan satu per satu. Terdakwa yang pertama mendapat giliran adalah Kasman kemudian menyusul  Agus, Zulkifli Nurdin, dan Ardiansyah.
Keempat terdakwa tersebut dianggap terbukti bersalah melanggar Pasal 3 ayat (1) Undang-undang No.31 Tahun 1999, yang telah diubah dengan Undang-undang No.20 Tahun 2001, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo Pasal 55 ayat (1) KUHP, pada dakwaan subsider. Sedang pasal pada dakwaan primer yakni Pasal 2 ayat (1) dianggap tidak terbukti.
Dua JPU yakni Ahmad Jaya dan Andarias yang bergantian membacakan tuntutan tersebut menyatakan bahwa, hal yang memberatkan karena perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang diprogramkan pemerintah, serta merugikan keuangan negara.  
Adapun yang meringankan karena selama sidang terdakwa dianggap sopan, serta uang yang diduga dikorupsi sebesar Rp9,4 miliar telah disita atau diselamatkan JPU. 
Pengacara terdakwa, Hasbi Abdullah yang dihubungi usai sidang menyatakan bahwa, tuntutan jaksa utamanya pada keharusan terdakwa membayar denda sebesar Rp500 juta bisa membuat  kliennya korupsi. "Justru itu bisa  membuat terdakwa melakukan korupsi karena diminta membayar denda cukup besar, sementara dia tidak  memiliki apa-apa," kata Hasbi. (hamsah umar)    
   

Lima Pengusaha AKDP Ditegur



MAKASSAR--Lima pengusaha Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang dianggap bandel terhadap kebijakan untuk menaikkan penumpang di terminal, mendapat teguran dari Dinas Perhubungan dan PD Terminal Kota Makassar. Surat teguran tersebut sebagai  bentuk peringatan dan ketegasan pemerintah dalam menertibkan terminal bayangan di kota ini.
Adanya lima pengusaha AKDP yang mendapat teguran dari Dishub ini terungkap dalam rapat koordinasi yang dilakukan pihak terkait di Terminal Daya, Kamis, 23 Juni. Rapat ini melibatkan Satlantas Polrestabes Makassar, TNI, pengelola terminal, dan pihak terkait lainnya.
Kelima pengusaha AKDP yang mendapat teguran ini yakni;  Bintang Prima, Litha & CO, Gunung Rejeki, Metro Permai, dan Manggal Trans. Kelima perusahaan angkutan ini dianggap membandel karena tetap  menaikkan penumpang diluar Terminal Regional Daya.
Dari lima pengusaha AKDP itu, Bintang Prima dan Litha tercatat sudah yang kedua kalinya diberikan surat teguran. Surat teguran pertama kepada perusahaan tersebut dilayangkan 20 Juni, tapi karena tidak ada perubahan dilayangkan surat teguran kedua kemarin. " apabila pihak pengusaha masih membandel, kita akan menjatuhkan sanksi sosial", ujar Ketua Tim Terpadu, Muchtar Tjubintang.
Muchtar menambahkan, sejak adanya penertiban angkutan dan kebijakan yang mengharuskan angkutan menaikkan penumpang di terimal, jumlah kendaraan yang berangkat di terminal ini meningkat. Untuk jenis panther dan sejenisnya mencapai 548 mobil dari sebelumnya hanya sekitar 317 unit, bus AKDP 182 unit dari sebelumnya 158 unit. Sedang untuk AKAP juga meningkat hingga 20 mobil dari sebelumnya hanya tujuh mobil.
  Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar, AKBP Muh Hidayat saksi lain yang akan diterapkan kepada angkutan yang tidak taat aturan adalah sanksi hukum. "Kita tentu akan menindaki mereka kalau tetap tidak patuh dengan aturan yang ada," kata Hidayat. (hamsah umar)

Polisi Sita Papporo di UNM




MAKASSAR--Jajaran Polsekta Tamalate menyita sejumlah benda tajam saat melakukan razia senjata tajam (sajam) di kampus UNM Parantambung, Kamis, 23 Juni sekira pukul 02.00. Benda berbahaya yang disita polisi itu berupa senjata rakitan jenis papporo, bom melotov, badik, serta busur dan anak panah. 
Razia yang dilakukan polisi ini dilakukan dari lokasi yang dicurigai, utamanya tempat berkumpulnya mahasiswa yang bertikai pada sore dan malam harinya yakni mahasiswa Fakultas Tehnik dan Fakultas Bahasa dan Sastra. "Sejumlah senjata tajam kita amankan saat melakukan razia dini hari tadi (kemarin)," kata Kapolsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi.
Razia senjata tajam ini dilakukan polisi akibat buntut perkelahian mahasiswa antarfakultas di kampus tersebut. Apalagi pada saat melakukan keributan, para mahasiswa menggunakan berbagai senjata tajam utamanya busur. Informasi yang diperoleh, keributan di kampus tersebut dipicu penyerangan yang dilakukan mahasiswa dari teknik.
Guna mengantisipasi kejadian berulang, Agung menegaskan bahwa pihaknya telah menempatkan sedikitnya 20 personil Polsekta Tamalate, termasuk dibackup dari petugas Polrestabes Makassar. Polisi yang melakukan pengamanan di lokasi ini tidak hanya siang namun hingga malam hari.
"Karena belajar pada pengalaman sebelumnya, aksi anarki mahasiswa ini biasanya dilakukan pada malam dan dini hari. Makanya kita tempatkan petugas di sana siang maupun malam," kata Agung.
Soal perusakan yang dilakukan mahasiswa terhadap fasilitas kampus saat mereka terlibat keributan, Agung menegaskan bahwa sejumlah mahasiswa sudah ada yang dicurigai. Mahasiswa tersebut saat ini sementara dalam pengawasan kepolisian. "Identitas mereka sudah kita kantongi. Kita tinggal menunggu informasi dari pihak kampus mengenai dimana mereka tinggal dan pihak keluarganya," jelas Agung.
Polisi menduga, perusakan fasilitas kampus saat keributan terjadi itu setidaknya melibatkan banyak mahasiswa. Hanya saja, polisi hingga saat ini belum berhasil  menangkap siapa pelaku perusakan fasilitas kampus, maupun pemicu keributan tersebut. Pada peristiwa sebelumnya, dua mahasiswa terluka yakni Ruman Sidik dan Jumansyar. Mereka mengalami luka pada dagu dan kepala akibat dikeroyok. (hamsah umar)

IRT Ditangkap Sabu-sabu



MAKASSAR--Hasnah, salah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang berdomisili di Antang, Makassar ditangkap unit khusus Polsekta Panakkukang karena kedapatan membawa satu paket sabu-sabu yang baru saja dibeli dari seorang bandar. Ibu dua anak ini ditangkap saat akan membeli bensin di SPBU Panaikkang atau depan Taman Makam Pahlawan, Kamis, 23 Juni sekira pukul 09.00.
Saat ditangkap tersebut, tersangka menyembunyikan satu paket sabu-sabu itu di dalam branya. Polisi yang memang sudah membuntuti tersangka itu, terus mendesak tersangka untuk mengeluarkan paket sabu-sabu yang baru saja dibeli. Tersangka awalnya berpura-pura tidak memiliki sabu-sabu saat digeledah motornya oleh petugas. Tapi saat penggeledahan itu, gelagak tersangka mencurigakan sehingga polisi mendesaknya untuk memperlihatkan barang terlarang  yang disembunyikannya.
Kanit Reskrim Polsekta Panakkukang, Iptu Dhimas Prasetyo menyebutkan bahwa tersangka selama ini sudah dicurigai sebagai warga yang sering mengonsumsi sabu-sabu, apalagi banyak laporan yang diperoleh menyebutkan IRT tersebut adalah pecandu narkoba.
Informasi tersebut menyebutkan bahwa IRT yang menggunakan motor bebek warna pink, sering membeli sabu-sabu pada salah satu bandar di kota ini di salah satu tempat di daerah ini. Polisi kemudian melakukan pemantauan dengan melakukan pengawasan terhadap motor bebek yang dilaporkan berwarna pink. "IRT ini ditangkat saat akan pulang dari daerah Pampang," kata Dhimas.
Sementara itu, bandar sabu-sabu yang ditempati tersangka membeli sabu-sabu saat ini masih dalam pengejaran. Sementara tersangka hingga sore kemarin masih menjalani interogasi di penyidik Polsekta Panakkukang. "Kita masih kembangkan sambil mencari orang yang disebut sebagai tempat membeli sabu-sabu," kata Dhimas. (hamsah umar)