Powered By Blogger

Kamis, 28 Februari 2013

PAN Tawarkan Kader Dampingi Aslan


MAKASSAR, FAJAR--DPW PAN Sulsel menawarkan kadernya mendampingi petahana Pinrang, Andi Aslan Patonangi di pemilukada Pinrang mendatang.
Kader yang ditawarkan PAN kepada Aslan ini yakni Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Jamaluddin Djafar. "Kalau maunya PAN kita ingin kader bisa mendampingi petahana di Wajo. Saya kira kalau Pak Jamaluddin yang kita dorong juga siap untuk itu," kata Sekretaris DPW PAN Sulsel, Buhari Kahar Mudzakkar, Rabu, 27 Februari.
DPD PAN Pinrang saat ini memang tengah menggodok cabup Pinrang yang akan diusung di pemilukada Pinrang mendatang. Partai ini bahkan sudah menjaring calon melalui proses pendaftaran. Hingga pendaftaran berakhir, ada tiga calon yang mendaftar. Ketiga tokoh itu yakni Bupati Pinrang, Andi Aslan Patonangi, mantan bupati Mamuju Utara, Abdullah Rasyid, dan Jamaluddin Djafar sendiri. Ketua DPD PAN Pinrang, Hasyim Padu turut mendaftar untuk posisi wakil.
Buhari menambahkan, sekiranya petahana Pinrang memiliki figur yang akan digandeng di pemilukada mendatang, PAN tetap berharap bisa mengusung kadernya. Makanya, partai berlambang matahari terbit ini menyiapkan beberapa alternatif selain berharap bisa digandeng petahana.
"Karena informasinya Pak Aslan sudah ada figur yang disiapkan untuk mendampinginya. Jadi yang kita pikirkan sekarang dalah bagaimana mencari pendamping untuk Jamaluddin Djafar. Kalau memang ada tokoh yang memungkinkan disandingkan dia, maka dia kita dorong sebagai calon bupati," papar Buhari.
Pilihan lain adalah mengusung mantan bupati Mamuju Utara, Abdullah Rasyid berpasangan dengan Ketua DPD PAN Pinrang, Hasyim Padu untuk posisi wakil. PAN berharap pada pemilukada Pinrang mendatang, partai ini bisa mengusung kader sendiri baik untuk posisi cabup maupun wakil. Saat ini, PAN mengaku sedang mencermati tokoh-tokoh yang akan maju di Pinrang, termasuk melihat peluang untuk dipaketkan dengan kader PAN.
Ditemui terpisah, Jamaluddin Djafar menyatakan dirinya sangat siap bertarung di pemilukada Pinrang, terlebih lagi kalau didorong oleh partai. "Kita sudah mulai jalan dan tentu kita harus siap maju. Makanya saya sudah mendaftar di PAN sebagai salah satu calon," kata Jamaluddin. (hamsah umar)      

Ince Langke Pasrah Tidak Mencaleg


MAKASSAR, FAJAR--Loyalitas anggota DPRD Sulsel, Ince Langke terhadap Partai Golkar patut diacungi jempol. Bakal kehilangan peluang menjadi caleg di Golkar pada pileg 2014 mendatang, Ince tetap setiap terhadap partai ini.
Ince tampaknya cukup memahami posisinya di Golkar dimana partai ini sudah menggap Ince bukan lagi kader. Itu setelah adanya surat pemecatan dia sebagai kader dari DPP Golkar, kendati saat ini masih berproses hukum karena digugat Ince Langke. "Saya tidak mencaleg pun tidak ada masalah, yang penting saya merasa tetap di Golkar," Ince Langke.
Ince mengaku, banyak partai yang menawarkannya menjadi calon legislatif baik untuk DPRD Sulsel maupun DPR RI. Tapi sejauh ini, dia belum berpikir untuk menjadi caleg di partai mana pun. Anggota Komisi C DPRD Sulsel ini sendiri mengaku tidak pernah mendaftar sebagai caleg di Golkar, kendati saat ini proses pencalegan di partai ini sudah berlangsung.
Dia beralasan tidak ingin menjadi caleg di partai lain karena sejak awal dirinya tidak ingin keluar dari partai Golkar yang telah membesarkannya. "Sejak awal kan saya bilang tidak ingin keluar dari Golkar, makanya saya merasa masih kader Golkar. Banyak partai yang datang menawari saya jadi caleg DPRD Sulsel atau pusat, tapi tidak saya terima karena ingin tetap di Golkar," paparnya.
Soal kehilangan peluang menjadi anggota dewan lima tahun ke depan, Ince tidak menyoal hal tersebut. Faktor loyalitas terhadap partai menjadi alasan dia sampai saat ini menolak tawaran sejumlah partai untuk memasukkannya sebagai caleg.
Informasi yang diperoleh di internal Golkar Sulsel membenarkan kalau sejauh ini Ince Langka tidak masuk dalam daftar sejumlah kader Golkar yang mendaftar jadi caleg Golkar di pemilu mendatang. Jika mencaleg, Ince masuk di dapil IV meliputi Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar. (hamsah umar)        
   

Gerindra Masih Minim Peminat


MAKASSAR, FAJAR--Pendaftaran calon wali kota Makassar DPC Gerindra Makassar masih minim peminat. Hingga kemarin, baru dua calon yang telah mengambil formulir pendaftaran di Sekretariat DPD Gerindra Makassar.
Figur cawali yang baru mengambil formulir pendaftaran di partai ini yakni Dirut PT Nusasembada Bangunindo, Idris Manggabarani serta adik kandung gubernur Sulsel, Dewie Yasin Limpo. Proses pendaftaran cawali di DPC Gerindra Makassar hanya dibuka hingga 5 Maret mendatang.
Kedua cawali yang meminati Gerindra ini datang mengambil formulir pendaftaran diwakili tim dan keluarga masing-masing. Idris diwaliki Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) Sulsel, Azwar Hadra Manggabarani sedang Dewie juga diwakili timnya, Onie.
Ketua Desk Pilkada DPC Gerindra Makassar, Anshar Manrulu mengatakan sejumlah tokoh yang ingin mendaftar di Gerindra sudah membangun komunikasi baik terhadap panitia, maupun terhadap Ketua DPC Gerindra Makassar, Nadham Yusuf. "Tapi kita belum bisa katakan itu berminat di Gerindra kalau mereka belum mendaftar. Kami baru mau melansir nama mereka ketika benar-benar sudah mendaftar ke panitia," kata Anshar.
Dia menyebut, setelah proses pendaftaran ditutup 5 Maret mendatang, Gerindra masih akan melihat dan mengkaji apakah pendaftaran cawali ini dilakukan perpanjangan atau tidak. "Mungkin karena banyak calon yang saat ini sibuk bangun komunikasi dengan parpol lain atau tokoh, sehingga mereka baru sebatas menyampaikan keinginannya mendaftar di Gerindra," tambahnya.
Setelah proses pendaftaran cawali berakhir, Anshar menyebut timnya akan meneliti berkas yang dimasukkan calon. Calon yang memenuhi persyarakat akan didorong ke DPC Gerindra untuk ditetapkan calon yang akan dimintakan persetujuan DPD dan DPP Gerindra.
Pastinya, Gerindra berharap pendaftaran cawali yang dilakukan Gerindra ini dapat diikuti banyak figur, sehingga partai bisa menyeleksi kandidat lebih maksimal untuk mendapatkan calon yang memiliki kapabilitas, kemampuan, gagasan, dan program yang baik dalam membangun kota Makassar.
"Yang terpenting juga mereka bisa mendukung perjuangan yang dibawa Gerindra yakni memperjuangkan kepentingan masyarakat. Calon yang kita akan usung juga harus siap secara finansial dalam rangka pemenangan di pilwalkot nanti," tambahnya. (hamsah umar)

Gaji Ketua KPU Rp9,9 Juta


MAKASSAR, FAJAR--Kesejahteraan anggota KPU Sulsel ke depan semakin membaik. Gaji mereka meningkat hampir dua kali lipat dari gaji anggota KPU sekarang ini.
Besarnya gaji anggota KPU ini diatur dalam Peraturan Presiden No.11 Tahun 2013, tentang Kedudukan Keuangan Ketua dan Anggota KPU mulai pusat hingga kupaten/kota. Untuk ketua KPU provinsi, gaji mereka berkisar Rp9,9 juta sedang anggota sebesar Rp8,2 juta. Sedang untuk KPU kabupaten/kota gajinya sebesar Rp6,8 juta untuk ketua dan Rp5,5 juta untuk anggota.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari membenarkan adanya kenaikan gaji anggota KPU di setiap tingkatan. Angka itu belum termasuk potongan PPn dan PPh. "Besarnya gaji anggota KPU ini diatur dalam perpres. Kalau ketua di kisaran Rp9 juta sedang anggota Rp8 juta," kata Ziaur Rahman, Rabu, 27 Februari.
Ziaur Rahman menyebut, jika dibandingkan gaji anggota KPU periode saat ini, gaji komisioner sejak berlakunya perpres tersebut memang meningkat. Sebelumnya gaji Ketua KPU provinsi potong pajak di kisaran Rp6 juta sedang anggota Rp5 juta.
Meningkatnya kenaikan gaji anggota KPU Sulsel begitu juga KPU kabupaten/kota ini bakal menarik minat banyak kalangan untuk ikut bersaing jadi anggota KPU. Selain gaji pokok yang menjanjikan, anggota KPU ini juga diberi fasilitas seperti tunjangan, termasuk biaya perjalanan dinas.
Sementara itu, sesuai agenda yang telah ditetapkan tim seleksi calon anggota KPU Sulsel, proses pendaftaran akan dimulai hari ini. Proses pendaftaran ini akan berlangsung hingga 8 Maret mendatang. Calon anggota KPU Sulsel ini akan diseleksi lima tim masing-masing Dr Adi Suryadi Culla, Mappinawang, Kadir Ahmad, Prof Itji Diana Daud, dan Marhumah.
Ketua Tim Seleksi Calon Anggota KPU Sulsel, Adi Culla menandaskan timsel dan sekretariat KPU Sulsel sudah menunjuk staf yang akan menangani proses administrasi dan pendaftaran calon anggota KPU. "Timsel memang dibackup oleh sekretariat KPU Sulsel dalam proses administrasi termasuk pendaftaran calon anggota KPU," kata Adi Culla.
Bagi calon anggota KPU yang berminat ikut seleksi ini, Adi Culla mengaku kalau contoh formulir pendafataran sudah tersedia di kantor KPU, termasuk bisa didownload di situs resmi KPU Sulse. Timsel berharap seleksi ini diikuti banyak elemen masyarakat Sulsel untuk mendapatkan calon yang berkualitas dan memadai. (hamsah umar)

Ilham Sesalkan Sikap Anas


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin mulai menyesalkan sikap mantan Ketua Umum DPP Demokrat, Anas Urbaningrum yang memperlihatkan prilaku yang cenderung lebih memperburuk Demokrat di mata masyarakat.
Penyesalan Ilham terhadap sikap Anas ini disampaikan Ilham di acara Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) DPC Demokrat Bone, di Hotel Asyira Makassar tadi malam. Dia melihat ada agenda terencana dengan sikap yang diperlihatkan Anas akhir-akhir ini.
"Sepertinya ada agenda terencana  yang coba dibangun oleh Anas Urbaningrum setelah beliau ditetapkan sebagai tersangka. Agenda yang saya lihat  menjadikan partai ini semakin tidak dipercaya oleh masyarakat. Ini yang kami sesali dan menjadikan rasa simpati kami menurun. Ini sesuatu yang tidak baik," jelas Ilham.
Idealnya, Anas tidak memperkeruh suasana sehingga membuat Demokrat semakin dibenci oleh masyarakat. Anas kata dia harus berjuang membesarkan partai, dengan tetap berkomitmen dan memegang loyalitas tinggi terhadap partai meski telah mengundurkan diri sebagai ketua dan menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi Hambalang.
"Jangan kemudian ini dikatakan ada tekanan politik. Saya kira sangat tidak mungkin ada intervensi dari pihak manapun di luar institusi KPK saat memutuskan status Anas Urbaningrum," tambah Ilham.
Dia menyarankan agar Anas lebih fokus untuk menghadapi persiapan hukum yang membelitnya sebagai wujud tanggung jawab dan komitmen terhadap supremasi hukum di Indonesia, utamanya dalam pemberantasan korupsi.
"Kalaupun itu diyakini Anas tidak bersalah, biarlah proses hukum itu sendiri yang yang menjadi ruang  pelurusan.  Saya tahu betul beliau adalah  kader yang tegar dalam menghadapi masalah.  Hanya saja  saya tidak tahu dalam kondisi sekarang ini kenapa tiba - tiba terlihat  ada agenda terencana yang bisa membahayakan partai," paparnya.
Setelah membuka muscablub DPC Demokrat Bone tadi malam, Ilham hari ini diagendakan mengumpulkan ketua-ketua Demokrat Sulsel, Maluku, dan Papua di daerah ini. Langkah ini dilakukan dalam rangka menyatukan sikap pasca mundurnya Anas dari Demokrat. (hamsah umar)

Selasa, 26 Februari 2013

Idris Galigo Pilih MPC


*Kahar-Rustan Bersaing

MAKASSAR, FAJAR--Mantan Ketua DPD Golkar Bone, Andi Idris Galigo urung menjadi Ketua DPC Demokrat Bone. Bupati Bone ini memilih posisi Majelis Partai Cabang (MPC) di partai berlambang Mercy ini.
Sementara putranya, Andi Irsan Idris Galigo yang sebelumnya ikut disebut-sebut akan bersaing menjadi ketua juga batal. Informasi yang diperoleh, mantan anggota DPRD Sulsel ini memilih menjadi calon legislatif (caleg) DPR RI di pemilu 2014 mendatang.
"Pada awalnya Pak Idris menginginkan untuk menjadi ketua partai, tapi perkembangan terakhir dia lebih memilih menjadi majelis partai. Jadi saat ini hanya dua kader yang akan maju," kata Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah, Senin, 25 Februari.    
Penanggung jawab musyawarah cabang luar biasa (muscablub) DPC Demokrat Bone ini menyatakan dua kader yang akan bersaing menjadi ketua adalah Wakil Ketua DPC Demokrat Bone, Kaharuddin dan Sekretaris Demokrat Bone, Rustan. Kedua kader ini sama-sama tercatat sebagai anggota DPRD Bone saat ini.
Rencananya, muscablub DPC Demokrat ini akan digelar Rabu, 27 Februari besok. Muscablub akan digelar di Hotel Asyra Jalan Maipa Makassar. Ni'matullah mengatakan, muscablud Demokrat ini digelar di Makassar agar memudahkan koordinasi dengan DPD Demokrat Sulsel.
Dia menambahkan, Idris Galigo punya peluang besar untuk menjadi Ketua MPC Demokrat Bone. Namun penetapan ini akan dilakukan bersamaan dengan muscablub. Ni'matullah berharap, setelah terjadi pemilihan ketua yang baru, proses konsolidasi di partai ini segera dilakukan, dan mematangkan persiapan menghadapi pemilu 2014 mendatang. (hamsah umar)
 

Takut Ganda, Independen Perbanyak KTP


MAKASSAR, FAJAR--Jumlah dukungan KTP yang disiapkan calon perseorangan dua kali libat dari jumlah yang disyaratkan KPU Makassar. Ini untuk menyiasati dukungan ganda dengan calon perseorangan lain.
Hingga saat ini, sejumlah calon independen mengaku sudah mengumpulkan dukungan KTP dari warga antara 70 ribu hingga 80 ribu, dari 45 ribu dukungan yang dibutuhkan. Kendati sudah dua kali lipat, mereka tetap mengumpulkan dukungan KTP warga Makassar untuk memastikan dukungan mereka valid.
Calon independen yang sudah mengumpulkan KTP hingga 80 ribu yakni Syaiful Saleh dan Herman Handoko. Adapun Erwin Kallo mengaku telah mengumpul KTP hingga 70 ribu. Tim calon independen ini juga sudah mulai melakukan sortir guna memastikan KTP yang diberikan warga ini masih berlaku alias tidak kedaluwarsa.
Pasangan Syaiful Saleh-Andi Herfida Attas mengaku kalau salah satu dorongan tim sehingga mengumpulkan dukungan KTP lebih banyak agar saat verifikasi oleh KPU, tidak ada lagi yang mesti diperbaiki. "Kita sementara sortir dukungan KTP yang telah kita dapatkan. Bukan tidak mungkin warga yang begitu bersemangat memberi kita dukungan sementara KTP mereka sudah tidak berlaku, makanya disortir," kata Syaiful Saleh.
Hal sama disampaikan calon independen lain, Herman Handoko. Ketua PKPI Makassar  ini menyatakan mempersiapkan banyak dukungan KTP agar jumlah dukungan tersebut tidak diragukan lagi saat diverifikasi faktual oleh KPU. "Yang kita antisipasi kan saat verifikasi faktual oleh KPU. Bukan tidak mungkin ada ganda dengan calon lain," kata Herman.
Makanya, Herman yang saat ini masih mencari calon pendamping yang tepat harus mengantisipasinya dengan memperbanyak dukungan dari masyarakat. Pastinya untuk saat ini, jumlah dukungan yang dimiliki Herman sudah siap untuk didaftarkan di KPU.
Ketua Tim Pemenangan Erwin Kallo, Faizal Habib juga menandaskan dukungan KTP yang dimiliki tim saat ini sudah melebihi syarat administrasi yang dibutuhkan KPU Makassar. Meski baru terkumpul sekitar 70 ribu KTP, Faizal memastikan jumlah ini terus meningkat karena tim masih bekerja dan mengumpulkan dukungan di masyarakat.
"Kita akan terus tambah biar kita bisa memastikan dukungan KTP ini tidak bermasalah lagi. Makin banyak KTP yang kita kumpulkan saya kira akan lebih baik, sehingga agenda untuk bertarung di pilwalkot Makassar tidak terkendala. Kita juga hindari dukungan ganda dengan calon lain," sebut Faizal. (hamsah umar)

Imbar: Hanura Resminya ke Irwan-Takdir


MAKASSAR, FAJAR--Langka pasangan Andi Irwan Patawari-Takdir Hasyim mengadukan KPU Sinjai ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Bawaslu, dan KPU RI bakal mengancam KPU Sinjai.
Itu karena ditengarai penyelenggara pemilu ini melakukan kekeliruan dan pelanggaran dalam penetapan calon bupati yang lolos pemilukada Sinjai. Salah satunya dari dukungan sah Partai Hanura. Partai yang memiliki dukungan ganda yakni ke Mahyanto-Massalinri dan Irwan-Takdir ini kabarnya resminya mendukung Irwan-Takdir, tapi yang diakui KPU Sinjai malah Mahyanto-Massalinri.
Wakil Ketua DPD Hanura Sulsel, Imbar Ismail mengaku tidak habis pikir dengan sikap KPU Sinjai. Partai ini mengaku kalau yang direkomendasi pertama adalah pasangan Mahyanto. "Tapi belakangan Mahyanto tidak penuhi komitmen politiknya dengan Hanura. Yang kita rekomendasi kan dia gandeng kader kita dalam hal ini Takdir Hasyim," kata Imbar, Senin, 25 Februari.
Karena alasan Mahyanto ingkar, tidak memilih Takdir sebagai wakilnya, DPP Hanura kemudian mengalihkan dukungan ke Irwan karena bersedia menggandeng Takdir sebagai wakilnya. Imbar menegaskan Hanura telah mencabut dukungan ke pasangan Mahyanto-Massalinri.
Dia bahkan mengungkap, saat KPU Sinjai melakukan verifikasi dukungan resmi ke pusat, DPP Hanura menegaskan bahwa dukungan partai ini yang sah adalah ke Irwan-Takdir. "Saya lihat KPU Sinjai yang berani sehingga terkesan tidak mengacu hasil verifikasi yang dilakukan ke DPP Hanura," tambah Imbar. (hamsah umar)

PKS Incar 6 Kursi Senayan


MAKASSAR, FAJAR--DPW PKS Sulsel mulai memasang target besar di pemilu legislatif 2014 mendatang. Untuk senayan, partai berlambang bulan sabit kembar ini mengincar 6 kursi di parlemen.
Partai ini ingin jumlah kursi yang diraih PKS di Senayan naik 100 persen. Saat ini, PKS memiliki tiga anggota DPR RI seperti Tamsil Linrung, Andi Rahmat, dan Anis Matta (PAW). Di pileg 2014 nanti, PKS tidak lagi mengandalkan Anis Matta sebagai caleg karena Presiden PKS ini dipastikan tidak akan mencaleg lagi. Di internal PKS presiden dan sekjen tidak boleh lagi menjadi caleg.
"Sudah ada keputusan DPP PKS bahwa Presiden Partai dan Sekretaris Jenderal tidak jadi lagi caleg. Dengan begitu, Pak Anis Matta secara otomatis juga tidak akan menjadi caleg lagi dari Sulsel," kata Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin.
Kendati Anis Matta tidak lagi mencaleg di pileg 2014 nanti, PKS Sulsel tetap punya kenyakinan besar untuk meloloskan kadernya ke senayan. Pastinya, partai ini masih akan mengandalkan Tamsil Linrung dan Andi Rahmat. Sedang untuk wajah baru ada Akmal Pasluddin, Syamsari Kitta, Amru Saher, dan Devy Santi Erawati.    
Selain sejumlah nama yang punya kapasitas dan basis ini, PKS juga tetap masih menggodok sejumlah nama untuk jadi caleg senayan, baik dari internal maupun eksternal. Namun, PKS sejauh ini belum mau membeber siapa saja tokoh yang akan didorong menjadi caleg senayan.
Kalau PKS Sulsel menaruh target tinggi untuk senayan pileg mendatang, DPD Demokrat Sulsel tidak demikian. Partai ini sekadar ingin mempertahankan perolehan kursi dari pemilu sebelumnya.
"Kalau kita tentu mau lebih banyak. Tapi target kita bagaimana mempertahankan kursi saat ini. Itu target minimal," kata Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah. (hamsah umar)

Luwu Raya Terbesar, Toraja Terkecil


*Kuota Kursi DPRD Sulsel

MAKASSAR, FAJAR--KPU Sulsel bersama partai politik, panwaslu, dan stakeholder untuk sementara menyepakati pembagian dapil dan alokasi kursi DPRD Sulsel di pileg 2014.    
Kendati masih akan dikonsultasikan dengan KPU pusat, penataan dapil dan jumlah kursi diperkirakan sudah tidak akan berubah. Hasil konsultasi publik yang dilakukan KPU Sulsel kemarin memastikan Tana Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri dengan 5 kursi, sedang Enrekang bergabung Sidrap dan Pinrang, 9 Kursi.
Dari penataan dapil yang disepakati sementara ini, dapil 11 meliputi Luwu, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur (Luwu Raya) menjadi dapil yang akan memperebutkan jumlah kursi terbesar yakni 11 kursi, sedang Toraja menjadi daerah terkecil dalam perebutan jumlah kursi (5 kursi).
Dari tujuh dapil yang dilakukan penataan ulang ini, hanya dua dapil yang tidak mengalami perubahan dari pemilu sebelumnya. Dapil tersebut yakni Luwu Raya dan dapil IV meliputi Maros, Pangkep, Barru, dan Parepare (saat ini dapil VI).   Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menjelaskan hasil konsultasi publik tentang penataan dapil dan alokasi kursi ini rencananya akan dikonsultasikan ke KPU RI pada 2 Maret mendatang. "Kita akan serahkan rancangan dapil Sulsel dan 24 kabupaten/kota ke pusat. Yang menentapkan nanti adalah KPU RI," kata Ziaur Rahman.
Dalam diskusi publik yang berlangsung kemarin, dapil yang banyak diperbincangkan terkait posisi Enrekang dan Makassar. Khusus Makassar lebih banyak pada kecamatan yang harus bergabung jadi satu dapil. Hasilnya empat kecamatan yakni Panakkukang, Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea (Makassar B) menjadi satu dapil dengan 6 kursi, sedang 10 kecamatan lainnya memperebutkan 9 kursi.
Penataan dapil dan alokasi kursi khusus Makassar ini juga disusuaikan dengan dapil untuk DPRD Makassar. "Tadinya Makassar B akan mengambil Tallo dan Ujung Tanah, tapi sedikit ada kerancuan dengan dapil Makassar sehingga hanya empat kecamatan yang gabung," kata Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah.
Diskusi publik ini juga dihadiri perwakilan Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA), Ridwan J Silamma. Dalam kesempatan ini, Ridwan juga berpendapat bahwa penataan dapil khusus Enrekang memang lebih ideal kalau mempertimbangkan sosial kultur dan pertimbangan teknis. (hamsah umar)

Asriadi Tidak Percaya Survei Insert


MAKASSAR, FAJAR--Hasil survei Insert Institute yang menempatkan kader Demokrat Wajo kurang bersaing dengan calon lainnya, calon Demokrat galau. Mereka tidak percaya dengan survei yang dilansir Insert.
Salah satu cabup asal Demokrat, Andi Asriadi Mayang mengaku sulit percaya dengan survei insert yang hanya menempatkan dirinya memiliki elektabilitas 2 persen. Apalagi, calon Demokrat ini juga memiliki survei yang juga tidak diragukan hasilnya.
"Kita menghargai survei yang dilansir salah satu lembaga survei ini. Tapi kami anggap itu kurang menyakinkan kalau menyebut elektabilitas saya hanya 2 persen. Beberapa bulan lalu kami sudah survei dan hasilnya tidak seperti itu," kata Asriadi Mayang.
Korda Wajo DPD Demokrat Sulsel ini menyatakan, banyak pendukungnya yang menyikapi hasil survei tersebut. "Mereka tidak percaya kalau hasilnya begitu. Apalagi kami memiliki investasi sosial baik di pemilukada Wajo lalu maupun sebagai mantan Ketua DPRD Wajo," tandasnya.
Tim Pemenangan Asriadi Mayang, Andi Ilham Asri menyebut hasil survei yang dilakukan internal beberapa waktu lalu menyebutkan popularitas Asriadi mencapai 42,88 persen sedang elektabilitasnya di kisaran 21 persen. Untuk popularitas, survei Insert memang tidak jauh beda dengan data yang dimiliki Asriadi. Insert melansir popularitas Asriadi Mayang mencapai 52 persen. (hamsah umar)

Senin, 25 Februari 2013

Nurhasan Gabung Hary Tanoe


MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPW Partai Bintang Reformasi (PBR) Sulsel, Nur Hasan ikut menjadi deklarator pembentukan organisasi masyarakat (ormas) bernama Persatuan Indonesia atau Perindo. Dia bersama Hary Tanoesoedibjo bersama deklarator lainnya membentu ormas ini.
Nur Hasan mengaku bergabung dengan Perindo karena ingin terlibat langsung dalam berbagai kegiatan sosial yang akan dilakukan ormas ini. Dia menyebut, ormas ini akan konsen pada kegiatan sosial di bidang pertanian, nelayan, buruh, dan masyarakat terpinggirkan lainnya.
Ormas ini diketuai oleh Hery Tanoe sementara sekjennya Ahmad Rofiq. Nur Hasan mengaku dalam waktu dekat juga akan dibentuk perwakilan di Sulsel dan kabupaten/kota lainnya.
"Pembentukan organisasi ini akan kita tindak lanjuti dengan membentuk perwakilan di Sulsel termasuk kabupaten/kota. Insya Allah dalam waktu dekat sudah kita lakukan," kata Nur Hasan.
Sekadar diketahui, Hary Tanoe saat ini bergabung di Partai Hanura. Bicara kemungkinan ormas ini menjadi parpol seperti Nasdem, Nur Hasan mengaku belum sampai pemikiran ke arah sana. Soal peluang bergabung dengan Hanura Sulsel, dia menyatakan sejauh ini belum memutuskan bergabung di partai politik setelah PBR gagal lolos sebagai peserta pemilu.
"Untuk bergabung ke Hanura saya belum putuskan. Nantilah pasti saya akan ambil keputusan bergabung kemana. Untuk sementara ini saya di Perindo saja dulu," katanya. (hamsah umar)  

Sinyal Bahaya Petahana Wajo


MAKASSAR, FAJAR--Sinyal bahaya bagi Ketua DPD Golkar Wajo, Andi Burhanuddin Unru di pemilukada Wajo. Survei petahana ini terpuruk bahkan disalib pesaing terberatnya yakni Ketua DPD PAN Wajo, Amran Mahmud.
Amran yang juga masih tercatat sebagai wakil bupati Wajo dari Burhanuddin ini memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 29,33 persen. Sedang Burhanuddin terpuruk ke urut 2 dengan tingkat elektabilitas sebesar 22,67 persen. Kekalahan Golkar di Wajo pada pilgub lalu, serta dugaan aksi kekerasan yang dilakukan Burhanuddin terhadap warganya ditengarai sebagai pemicu sehingga survei petahana Wajo ini terpuruk.
Ini berdasar hasil survei yang dilakukan The Insert Institute yang dilakukan 19-21 Februari lalu. Survei yang menggunakan metode kuota random sampling dan stratified random sampling ini melibatkan 17 surveyor dengan jumlah sampel sebanyak 600 orang, tersebar di 14 kecamatan yang ada di Wajo.
Elektabilitas calon lain yang berada di bawah dua tokoh kuat di Wajo ini ada Dr Sanusi Karateng dengan tingkat elektabilitas 7,17 persen, Andi Safri Modding 3,00 persen, Yunus Panaungi 2,67 persen, Andi Ampa Passamula 2,17 persen, Andi Asmidin dan Andi Asriadi Mayang 2,00 persen dan sejumlah tokoh lainnya.
Kendati petahana terpuruk untuk tingkat elektabilitas, bupati Wajo ini masih memimpin sebagai cabup terpopuler dengan tingkat popularitas 91,50 persen, disusul Amran Mahmud 79,50 persen, Sanusi Karateng 61,33 persen, A Asmidin 56,00 persen,  Yunus Panaungi 52,83 persen, Andi Asriadi Mayang 52,00 persen, Safri Modding 50,67 persen, sedang lainnya di kisaran 30 persen.
Koordinator Riset Insert Institute, Eka Damayanti saat memberikan keterangan pers Minggu, 24 Februari mengatakan kasus yang membelit Burhanuddin yakni dugaan penganiayaan terhadap warganya, sangat berkontribusi menurunkan kepercayaan masyarakat Wajo terhadap Burhanuddin. "Pengaruhnya bisa mencapai 50 persen penyebab anjloknya elektabilitas petahana," kata Damayanti.
Dengan hasil survei yang dilakukan Insert Institute ini, Amran Mahmud sangat berpeluang memenangkan pemilukada Wajo sekiranya pemilihan dilakukan hari ini. Namun bukan tidak mungkin, trend baik terhadap Amran ini akan terus berlanjut apalagi tokoh PAN ini dianggap memiliki kepedulian terhadap masyarakat kecil utamanya di bidang pendidikan. Salah satu investasi sosial yang dimiliki Amran adalah adanya lembaga pendidikan informal yang dibentuk jauh sebelum terpilih wakil bupati Wajo di pemilukada lalu. (hamsah umar)                      

Hakim Siap Bersaing Senior Golkar


MAKASSAR, FAJAR--Ketua Departemen Organisasi DPP Golkar, Hakim Kamaruddin siap bersaing dengan politisi senior Golkar Sulsel guna memperebutkan jatah caleg maupun kursi di DPR RI.
Staf pencalegan DPP Golkar ini membidik senayan melalui daerah pemilihan (dapil) I Sulsel. "Selain keinginan untuk menjadi caleg dari dapil Sulsel, juga ada dorongan dari partai. Sehingga saya siap untuk menjadi caleg sekalipun harus bersaing dengan kader Golkar lain yang sudah lebih awal duduk di senayan," kata Hakim didampingi pengurus DPD Golkar Sulsel, Maqbul Halim saat memberikan keterangan pers di Lagaligo, Minggu, 24 Februari.
Hakim yang saat ini juga berprofesi sebagai pengacara ini pun mulai turun di Sulsel untuk bersosialisasi kendati sifatnya masih terbatas, seperti melalui keluarga dekat, kerabat, hingga teman kuliah di daerah ini.
Banyak berkecimpun di organisasi kepemudaan semasa kuliah di Makassar membuat Hakim mengaku cukuk kenal dengan kondisi Sulsel saat ini. Dia pernah tercatat sebagai pengurus Ikatan Pelajar Pemuda Muhammadiah, Karang Taruna, dan organisasi lainnya. Untuk level nasional dia pernah tercatat sebagai pengurus HMI Pusat, ICMI Pusat, hingga PSSI.
Soal banyaknya kader Golkar yang membidik senayan, Hakim mengakui bahwa persaingan untuk menjadi caleg di Golkar cukup ketat. Namun kondisi ini dipandang akan saling menguntungkan bagi Golkar sendiri sehingga siapa pun yang akan ditetapkan caleg Golkar ke senayan itulah pilihan terbaik. "Tingga bagaimana teman-teman kader untuk berkompetisi yang secara sehat," lanjutnya.
Alasan lain sehingga dia terdorong menjadi caleg dapil Sulsel DPR RI pada pemilu 2014 mendatang, karena dirinya juga ingin ambil bagian dalam memperjuangkan masyarakat Sulsel melalui pusat. Salah satunya adalah pengembangan ekonomi kreatif apalagi potensi sumber daya alam di Sulsel sangat memadai.
"Dan itu adalah tugas pemerintah dan anggota DPR untuk mendorong hal itu. Contoh kecil petani lombok, kalau hanya petik jual bisa harganya murah, tapi bagaimana diolah sehingga bisa lebih mengsejahterakan masyarakat. Ini yang harus didorong," katanya. (hamsah umar)

Parpol Respek Toraja Berdiri Sendiri


MAKASSAR, FAJAR--Partai politik perserta pemilu sepertinya lebih respek ketika Tana Toraja dan Toraja Utara berdiri sendiri, dengan melihat pertimbangan sosial budaya.  
Penilaian ini menyikapi alternatif pembagian dapil untuk DPRD Sulsel yang ditawarkan KPU Sulsel. Dari empat alternatif yang disiapkan, penataan dapil yang dulu tergabung Sidrap, Pinrang, Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara (dapil VI) yang paling menarik dikaji dalam hal ini posisi Enrekang apakah gabung Toraja atau Sidrap-Pinrang.
"Kalau kita mau pakai pertimbangan sosial budaya sebaiknya memang Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri, apalagi kedua kabupaten ini memang sudah memenuhi syarat untuk menjadi dapil tersendiri," kata Sekretaris DWP PAN Sulsel, Buhari Kahar Mudzakkar.
Buhari mengakui bahwa kalau harus mempertimbangkan aspek proporsional dalam hal ini jumlah kursi, Enrekang memang idealnya bergabung dengan Toraja. Namun aspek proporsional ini tidak lebih penting ketimbang memperhatikan aspek sosial budaya. Sehingga bagi PAN KPU sebaiknya menggunakan aspek ini dalam memilih alternatif tersebut.
Ketua DPD Hanura Sulsel, Ambo Dalle juga berpendapat kalau Toraja dan Toraja Utara menjadi dapil tersendiri dengan alasan yang sama. "Tapi bagi partai tidak terlalu kita persoalkan, tapi kalau harus memberi pendapat memang Enrekang lebih ideal kalau gabung Pinrang dan Sidrap," kata Ambo Dalle.
Sebagaimana diketahui, KPU Sulsel menyiapkan empat alternatif penataan dapil DPRD Sulsel di pileg 2014 mendatang. Rancangan dapil ini rencananya akan dikonsultasikan KPU dengan panwaslu, parpol, dan stakeholder lainnya, Senin, 25 Februari di Hotel Singgasana Makassar.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menyatakan, KPU Sulsel akan mengundang khusus Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA) dalam konsultasi publik ini. KPU berharap ada pandangan tersendiri dari perwakilan HIKMA kemana idealnya Enrekang bergabung. "Kita ingin tahu bagaimana masukan HIKMA soal dapil ini," kata Ziaur Rahman.
Yang pasti menurut Ziaur Rahman, kalau mempertimbangkan asas proporsional kursi, daerah ini harus bergabung dengan Toraja. Tapi masalah yang mesti diperhatikan karena kondisi kultur dan sosial budaya yang sangat berbeda. (hamsah umar)

Minggu, 24 Februari 2013

Gerindra Pungut Biaya Pendaftaran Cawali


MAKASSAR, FAJAR--Cawali dan cawawali Makassar yang ingin mengendarai Partai Gerindra di pilwalkot Makassar dipersilahkan melamar ke partai ini. DPC Gerindra Makassar menjadwalkan pendaftaran cawali-cawawali Makassar 25 Februari-5 Maret mendatang.
Minimnya kader potensial yang berpeluang besar diusung di pilwalkot Makassar 18 September mendatang, membuat partai ini membuka seluas-luasnya bagi seluruh figur yang ingin bertarung di Makassar untuk mendaftar di partai ini. Partai ini berharap sudah bisa memiliki calon akhir Maret atau April mendatang. Untuk pendaftaran ini, Gerindra Makassar membebankan biaya administrasi pendaftaran.
"Kita buka seluas-luasnya kepada semua tokoh yang berniat mengendarai Gerindra di pilwalkot Makassar. Kami terbuka baik dari kalangan politisi, birokrat, pengusaha, atau pun akademisi. Sepanjang punya keseriusan dan peluang Gerindra pasti akan mengusungnya," kata Ketua DPC Gerindra Makassar, Nadham Yusuf, Jumat, 22 Februari.
Nadham mengaku selama ini sudah banyak calon yang membangun komunikasi dengan partai Gerindra. Tapi karena partai ini memiliki mekanisme dalam proses penjaringan calon, sehingga calon yang berminat dipersilahkan mendaftar.
Soal besarnya biaya pendaftaran yang dibebankan Gerindra terhadap calon, Nadham mengaku sepenuhnya menjadi kewenangan tim pilkada DPC Gerindra Makassar. "Teknisnya berapa saya tidak tahu, tapi tentu ada biaya administrasinya," kata Nadham.
Gerindra berharap, calon yang mendaftar di partai ini diharapkan memiliki kompetensi dan memiliki keseriusan bertarung. Bukan sekadar untuk meramaikan seleksi cawali dan cawawali melalui media. (hamsah umar)

Tata Dapil, KPU Tawarkan Empat Alternatif


MAKASSAR, FAJAR--Rancangan penataan daerah pemilihan (dapil) DPRD Sulsel di pileg 2014 mendatang akhirnya dirilis KPU Sulsel. Ada empat alternatif yang ditawarkan penyelenggara pemilu ini dalam menata dapil dan alokasi kursi DPRD Sulsel 2014.
Selain dapil yang melebihi kursi maksimal yang ditata ulang, KPU juga melakukan penataan terhadap dapil lain dalam rangka penyesuaian dapil DPR RI. Kondisi ini juga terjadi untuk dapil Makassar yang terbagi dua dapil dimana penataannya akan menyesuaikan pembagian dapil untuk DPRD Makassar.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari menandaskan bahwa empat peta rancangan dapil yang disiapkan KPU Sulsel ini, akan dilakukan konsultasi publik Senin, 27 Februari di Hotel Singgasana Makassar. Konsultasi publik ini akan mengundang partai politik peserta pemilu, panwaslu, dan pihak terkait lainnya.
"Penataan dapil ini tetap kita perhatikan prinsip kesinambungan misalnya melihat pembagian dapil DPR RI, begitu juga kabupaten/kota. Contohnya, dapil Bantaeng-Bulukumba,  Sinjai, dan Selayar. Kita tawarkan Bulukumba-Sinjai satu dapil, sedang Bantaeng, Jeneponto, Selayar juga kita gabung," kata Ziaur Rahman.
Untuk Bantaeng, Selayar, Jeneponto yang tergabung dalam satu dapil akan memperebutkan 7 kursi, sedang Bulukumba-Sinjai ada 6 kursi. Sedang Gowa-Takalar sebanyak 9 kursi. (selanjutnya lihat grafis).
Rancangan dapil yang juga disiapkan dua alternatif adalah Sidrap, Enrekang, Pinrang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Dua alternatif ini yakni dapil Sidrap, Pinrang, dan Enrekang dengan 9 kursi dan Tana Toraja-Toraja Utara 5 kursi. Atau Enrekang bergabung ke Tana Toraja-Toraja Utara sehingga menjadi 7 kursi, begitu juga Sidrap dan Pinrang.
"Kalau menggunakan prinsip dan pendekatan kesetaraan kursi, idealnya Enrekang bergabung dengan dapil Toraja Utara-Tana Toraja. Tapi kalau pendekatan kultur dan budaya idealnya dia gabung Pinrang dan Sidrap. Jadi khusus untuk daerah ini, kita perlu menanyakan bagaimana keinginan masyarakat Enrekang," kata Ziaur Rahman. (hamsah umar)
       


Legislator Golkar di Posisi Aman


*69 Kader Bersaing ke Senayan

MAKASSAR, FAJAR--Persaingan kader internal Golkar memperebutkan tiket calon legislatif (caleg) Golkar untuk DPR RI cukup ketat. Kuota caleg setiap parpol hanya 24 orang (sesuai jumlah kursi), kader Golkar yang mendaftar caleg senayan mencapai 69 orang.
Ketatnya persaingan untuk mendapatkan tiket Golkar ke senayan ini membuktikan kalau Golkar memiliki cukup banyak kader. Tapi puluhan kader Golkar ini juga harus siap-siap kecewa tidak terakomodir caleg, mengingat kuota caleg setiap partai cukup terbatas.  Hanya legislator senayan yang bisa dipastikan berada di posisi aman menjadi caleg Golkar mendatang.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Arfandi Idris menyebutkan hingga saat ini setidaknya 69 kader Golkar yang sudah resmi mendaftar caleg di Golkar untuk senayan. Mereka inilah yang akan digodok sebagai caleg untuk menentukan kader terbaik dan paling berpeluang mendapatkan suara besar dari masyarakat Sulsel di pileg 2014 mendatang. Seleksi 69 kader Golkar ini sementara dilakukan DPP Golkar.
"Sesuai jumlah kader yang sudah mendaftar dan mengembalikan formulir, ada 69 kader yang siap bersaing menjadi caleg di Golkar untuk DPR RI," kata Arfandi, Jumat, 22 Februari.
Sebagaimana diketahui, Sulsel terdiri dari tiga dapil. Dapil I terdiri dari 8 kursi, dapil II 9 kursi, dan dapil III 7 kursi. Dari puluhan kader Golkar yang mengincar senayan itu, beberapa di antaranya seperti Hamka B Kadi,  Emil Abeng, Ulfa Hermanto dan Hois Bachtiar di dapil I. Dapil II seperti Syamsul Bachri, Halim Kalla, Andi Rio Padjalangi, Basri Sahedaby, Erwin Aksa dan Ajiep Padindang, dapil III Susilo Tamsil Harahap, Rahman AT, La Kama Wiyaka, Markus Nari, Latinro Latunrung dan sejumlah nama lainnya.
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Kadir Halid menambahkan banyaknya kader yang mengincar caleg senayan ini membuat persaingan di internal sendiri cukup seru dan ketat. "Kalau yang diterima hanya 24 orangm itu artinya sangat ketat persaingan di internal. Sehingga caleg yang ditetapkan nanti adalah orang terbaik Golkar saat ini," kata Kadir Halid.
Kader Golkar yang terbilang aman untuk lolos caleg adalah yang selama ini sudah tercatat sebagai anggota DPR RI. Itu karena mereka dianggap sudah memiliki basis dan kekuatan massa memadai sehingga peluangnya terpilih sangat besar. Terkecuali kata dia Malkan Amin dan Ulfa Hermanto yang kabarnya memilih mendorong anaknya menjadi caleg senayan. (hamsah umar)


Dapil I: Emil Abeng, Tenri Yasin Limpo, Hoist Bachtiar, Mustafa M Raja, Hamka B, Fattah, Nurdin Halid, Zainuddin Hasan

Dapil II: Andi Rio Padjalangi, Syamsul Bahri, Halim Kalla, Jend (purn) Sedehabi, Ajiep Padindang, Sabil Rahman, Hasanuddin Ibrahim, Erwin Aksa,

Dapil III: Markus Nari, Susilo MT Harahap, Luthfi A Mutty, Ariani Akib Baramuli, La Kama Wiyaka, Husnul Rahman, Iriyani Soedirman, Badaruddin Andi Picunang, Ali Mochtar Ngabalin, La Tinro La Tunrung

Adil Sandingkan Survei Lokal dan Nasional


MAKASSAR, FAJAR--Calon wali kota Makassar, Adil Patu mulai melakukan survei pendamping di pilwalkot Makassar, 18 September mendatang. Ketua DPP PDK Sulsel ini menyandingkan lembaga survei lokal dan lembaga survei nasional.
Saat ini, kedua lembaga yang ditunjuk PDK melakukan survei cawawali untuk Adil Patu ini sudah berjalan. Hasil survei cawali ini dipastikan sudah bisa diketahui pada Maret mendatang. Adil Patu yang saat ini berada di jajaran tiga besar yang memiliki popularitas dan elektabilitas tertinggi ini menargetkan menjadi calon pertama yang menentukan pasangan dari partai politik.
"Dua lembaga survei yang kita pakai ini sudah jalan sehingga Maret kita sudah peroleh hasilnya. Kenapa kita menggunakan dua lembaga survei lokal dan nasional agar hasil yang diperoleh ini bisa dipertanggungjawabkan akurasinya, sehingga calon yang kita pilih memiliki peluang untuk menang bersama kita," kata Adil Patu, Jumat, 23 Februari.
Dia menyebut, survei calon yang profesional tidak cukup kalau hanya menggunakan satu lembaga survei. Ketika ada dua lembaga yang dipakai secara bersamaan, PDK bisa membandingkan hasil survei kedua lembaga itu sehingga dia tidak ragu dalam menentukan pendamping. "Kalau kita pakai survei pembanding, harapannya bagaimana hasilnya terukur dan bisa dipercaya," tambahnya.
Di pilwalkot Makassar, Adil Patu melakukan survei terhadap 11 cawawali. Namun siapa saja tokoh yang disurvei itu dia enggan membeberkannya. Saat pihaknya melakukan survei pendamping, Adil tetap intens menggalang dukungan masyarakat. Dia bahkan melakukan sosialisasi sambil melakukan dakwah seperti yang dilakukan kemarin.
Di kelurahan Maccini Gusung Makassar, Adil Patu melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh masyarakat di daerah itu, termasuk menyempatkan diri menjadi khatib di salah satu masjid di daerah itu. Dalam sosialisasi ini, Adil banyak menyerap aspirasi masyarakat miskin mengenai hal-hal yang perlu dilakukan wali kota mendatang.
Sementara itu, Adil Patu dijadwalkan akan menggarap dukungan dari kalangan mahasiswa. Rencananya, Adil akan menjadi pembicara pada salah satu seminar yang digelar mahasiswa Universitas 45 Makassar hari ini. (hamsah umar)
           

Adhyaksa Pecah Kongsi


MAKASSAR, FAJAR--Pascapilgub Sulsel, lembaga survei dan konsultan politik, Adhyaksa Supporting House (ASH) pecah kongsi. Sejumlah anggotanya memilih hengkang dan mendirikan lembaga baru.
Salah satunya adalah Koordinator Quick Count, Abdul Waris yang memutuskan keluar dari lembaga survei ini. Waris dan sejumlah temannya yang turut keluar kemudian mendirikan lembaga baru yang namanya tidak jauh beda yakni Adhyaksa Research & Consulting (ARC).
Waris kemudian menjadi Direktur Eksekutif  di lembaga yang dibentuknya itu. Dia mengaku hengkang dari lembaga yang dipimpin Muhammad Irfan AB ini karena sudah tidak sejalan dengan pengurus lembaga lainnya. Dia mengaku kecewa dengan manajemen yang dijalankan di lembaga tersebut sehingga memilih keluar dan membentuk lembaga baru. ASH sebelumnya menjadi salah satu lembaga konsultan pemenangan pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di Pilgub Sulsel.
"Kita memiliki perbedaan sehingga saya dan sebagian teman-teman memilih keluar, yang kemudian kita dirikan lembaga baru bernama ARC," kata Waris dalam rilisnya, Jumat, 22 Februari.
Kendati baru mendirikan lembaga, Waris mengaku sudah mulai mengawal sejumlah pemilukada di Sulsel. Dia mengaku sudah menerima tawaran untuk menjadi konsultan pemenangan kandidat termasuk di pilwalkot Makassar. "Ada juga yang sementara kita lakukan penjajakan. Pastinya sudah ada di antara mereka yang sudah menyatakan siap bekerja sama dengan kami," tambahnya.
Direktur Eksekutif Adhyaksa Supporting House, Muhammad Irfan AB yang dikonfirmasi tidak menyoal ketika ada anggotanya yang memilih mundur untuk kemudian mendirikan lembaga baru. "Sejak terbentuk lembaga ini, memang sudah banyak anggota kita yang tidak bergabung dan membentuk lembaga baru. Setidaknya ada empat anggota kita yang sudah memdirikan lembaga baru," kata Irfan.
Karenanya, dia menyebut langkah ini tetap memiliki nilai positif. Paling tidak kata dia, akan ada banyak lembaga survei dan konsultan politik yang bermunculan di Sulsel. Pastinya, keluarnya beberapa anggota ASH tidak mempengaruhi kinerja lembaga ini karena mereka memiliki SDM yang banyak.
  "Kita juga sekarang ini sedang mengadakan proses seleksi secara profesional untuk personil lembaga kita," tambah Irfan. (hamsah umar)