Powered By Blogger

Kamis, 06 Oktober 2011

Ibu Hamil Keracunan Minuman


MAKASSAR, FAJAR--Rusnawati (20), salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala Makassar dilarikan ke RS Wahidin, Rabu malam. Wanita yang tengah hamil itu diduga keracunan karena mengonsumsi minuman penambah stamina berlebihan.
Menurut informasi yang diperoleh, wanita yang tengah hamil tersebut diketahui minum Ekstra Joss sebanyak tiga bungkus secara bersamaan. Begitu menghabiskan minuman yang mengandung penambah stamina itu, korban langsung pusing dan muntah.
Menurut salah seorang anggota keluarganya, Abbang, korban tersebut sebelumnya merasa lemas dan kecapaian sehingga berinisiatif minum Ekstra Joss. Tapi karena diduga berlebihan, korban keracunan bahkan dari mulut mereka keluar busa.
"Jadi beberapa menit setelah minum tiga bungkus minuman itu, dia pusing dan muah hingga muntah.  Tidak lama kemudian dia jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri," kata Abbang.
Akibat kondisi tersebut, keluarga korban termasuk suaminya dibuat panik. Untungnya, mereka cepat membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Nyawa korban akhirnya tertolong namun informasi yang diperoleh, korban hingga kemarin masih sering mengalami pusing bahkan merasa sakit pada kandungannya.
Belum diketahui apakah faktor keracunan minuman tersebut bisa berakibat fatal bagi kandungan wanita hamil tersebut, pasalnya menurut keterangan keluarga, korban sering mengaku sakit di bagian kandungannya. (hamsah umar)

Polisi Minta Rekaman CCTV di BNI


MAKASSAR, FAJAR--Penyidik Polsekta Tamalanrea meminta BNI Centre memberikan rekaman Closed Circuit Television (CCTV), yang dipasang di ATM BNI Kompleks BTP yang coba dibobol oleh maling Rabu dini hari lalu.
"Kita sudah bersurat resmi ke BNI Centre untuk meminta rekaman CCTV di ATM BNI. Rekaman itu kita perlukan untuk coba diteliti dalam rangka mengungkap pelaku yang melakukan percobaan pembobolan," kata Panit II Reskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Surono H Wata, Kamis, 6 Oktober.
Rekaman CCTV ini nantinya menjadi alat bukti yang sangat menentukan proses penyelidikan pihak kepolisian untuk mengungkap pelaku. Apalagi kalau pelaku dalam melakukan aksinya tersebut tidak menggunakan pelindung wajah. Namun ada dugaan, dalam beraksi pelaku menggunakan helm tertutup, sebagaimana keterangan warga setempat yang sempat melihat dua pelaku membawa linggis dengan helm tertutup.
Surono berharap, pihak BNI Centre bisa secepatnya memberikan rekaman CCTV tersebut, sehingga proses pengejaran terhadap pelaku bisa cepat dilakukan. Sejauh ini, polisi belum bisa mencurigai siapa pelaku yang telah merusak ATM BNI BTP tersebut. Kendati ada saksi yang sempat melihat pelaku, namun warga tersebut mengaku tidak mengenal pelaku begitu juga dengan identitas motor yang digunakan kedua pelaku.
Sejauh ini, polisi kata Surono telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi dalam kasus ini. Namun siapa saja saksi dimaksud, penyidik belum mau mengungkapnya. (hamsah umar)              

Akfar Teliti Pemanfaatan Obat Herbal


MAKASSAR, FAJAR--Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFA) dan Akademi Farmasi (Akfar) Kebangsaan Makassar, menekankan kepada alumninya mandiri dan membuka lapangan kerja, dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh utamanya pengelolaan bahan alam sebagai obat herbal atau obat-obatan alternatif.
Ini ditegaskan Ketua Yayasan STIFA dan Akfar Kebangsaan Makassar, Sahibuddin A Gani saat melakukan wisuda terhadap mahasiswa sarjana farmasi dan diploma farmasi di Hotel Clarion Makassar, Kamis, 6 Oktober.
Dalam wisuda tersebut, sedikitnya 33 alumni untuk sarjana serta 28 alumni untuk tingkat diploma. Wisuda sarjana ini merupakan yang ketiga kalinya, sementara untuk wisuda diploma adalah yang kesepuluh kalinya. Jumlah alumni keseluruhan hingga saat ini mencapai 800 orang.
Sahibuddin menyebutkan bahwa, selama proses kuliah mahasiswa telah banyak dibekali dengan berbagai keterampilan dan keahlian. Apalagi menurut dia, mahasiswa lebih banyak dilibatkan dalam proses penelitian dengan harapan setelah menjadi alumni, tidak harus fokus menjadi PNS tapi bagaimana mandiri dan membuka lapangan pekerjaan.
"Selama ini mereka sudah banyak dilatih memanfaatkan bahan atau tanaman alam untuk dijadikan sebagai obat alternatif. Keterampilan inilah yang kita harapkan diaplikasikan di lapangan," kata Sahibuddin.
Apalagi, obat alternatif berbau herbal akhir-akhir ini  makin banyak diminati masyarakat untuk pengobatan. Salah satu obat herbal adalah penggunaan jahe merah, rimpang kencur, rimpang bangle, rimpang laka-laka, dan daging buah mahkota dewa. 
"Kita ini dikenal dengan sumber daya alam yang kaya termasuk tumbuhan obat, sebagai langkah awal dalam penemuan obat baru dari bahan alam," kata Sahibuddin. (hamsah umar)
             

Rabu, 05 Oktober 2011

Polda Pastikan Tahan Briptu Nurman


*Korban Bantah Mencuri Karet

MAKASSAR, FAJAR--Anggota Brimob Detasemen C Polwil Bone, Briptu Nurman yang melakukan penembakan terhadap salah seorang petani Kajang, Ansu (bukan Ancu) bin Halang diperiksa intensif oleh Devisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel. Propam bahkan dikabarkan akan langsung melakukan penahanan, Rabu, 5 Oktober.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari membenarkan pemeriksaan terhadap Briptu Nurman dan sejumlah anggota Brimob lainnya yang bertugas di salah satu posko PT Lonsum tersebut. Informasi yang diperoleh, ada enam anggota Brimob yang piket setiap hari. Mereka inilah dimintai keterangan oleh Propam Polda.
Selain anggota Brimob, Propam juga memintai keterangan petugas keamanan dari PT London Sumatera (Lonsum) yang bertugas di posko tersebut. "Beliau sementara diperiksa di Propam. Anggota Brimob ini kemungkinan besar kita langsung tahan," kata Chevy.
Selain memeriksa anggota Brimob dan pelaku di Propam Polda Sulsel, Polda juga menurunkan sejumlah anggota Propam Polda ke Bulukumba untuk mencari keterangan langsung dari masyarakat petani Kajang, utamanya dari teman korban sendiri. "Kalau mereka yang diminta datang ke sini kasihan masyarakat. Makanya, tim yang turun ke Bulukumba," kata Chevy.
Dalam kasus penembakan petani Kajang ini, pihak Kepolisian di Bulukumba terkesan membalikkan fakta. Pasalnya, dalam penembakan ini, anggota Brimob tersebut tidak memberikan tembakan peringatan tapi langsung mengarahkan kepada korban. Dalam peristiwa itu, polisi tersebut mengeluarkan tembakan hingga dua kali.
"Tembakan pertama mengarah dan mengenai saya. Sementara tembakan kedua ke arah teman saya tapi meleset. Jadi tidak benar kalau ada tembakan peringatan," ujar Ansu saat ditemui di RS Ibnu Sina Makassar.
Ansu mengungkapkan bahwa pada saat kejadian, dirinya bersama seorang keponakannya, Anci (15) diminta oleh pamannya mengambil ubi kayu di kebun. Kebun milik paman korban ini hanya dipisahkan oleh  jalan setapak dengan lahan karet milik PT Lonsum.     
Begitu tertembak, oknum brimob yang menembak petani itu tidak langsung memberikan pertolongan. Bahkan, korban terkapar di lokasi kejadian hingga 30 menit. Dia baru dievakuasi dari lokasi setelah keluarga dan kepala dusun setempat datang ke lokasi. "Kalau memang saya mencuri, kenapa tidak langsung ditangkap. Sementara saya sudah tidak bisa lari karena terluka," kata Ansu.
Korban penambakan ini membantah keras tudingan petugas Kapolres Bulukumba yang menyebut dirinya mencuri karet di lahan PT Lonsum, karena dirinya saat itu hanya mencabut ubi kayu di kebun pamannya sendiri.
Ansu bahkan menyebut, anggota Brimob yang menembaknya itu dikenal korban karena sering membeli rokok di warung milik keluarganya. Kendati secara khusus dia tidak mengenal jauh polisi yang menembaknya. "Tapi Brimob yang tugas di sana hampir saya kenal semua, karena setiap saat kamu ketemu," kata Ansu.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa, Briptu Nurman yang menembak petani  itu juga termasuk warga Kajang. Orang tua anggota Brimob ini diketahui tinggal di Kalimporo, Desa Tambangan, Kecamatan Kajang. "Brimob itu tetangga desa saya juga sebenarnya," tambah Ansu.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Sulawesi, A Muh Suaib mendesak  Polda Sulsel untuk mengevaluasi kinerja Kapolres Bulukumba. Dia menilai, Kapolres Bulukumba bertanggung jawab atas kekerasan yang dilakukan polisi terhadap petani Kajang.
"Setidaknya, keberadaan petugas Brimob melakukan pengamanan di Lonsum ini di bawah koordinasi Polres Bulukumba langsung. Jadi kapolres harus dievaluasi kalau perlu dicopot dari jabatannya," ujar Suaib. (sah)

Berangkas PR III Unhas Dibobol, Rp70 Juta Raib


MAKASSAR, FAJAR--Berangkas Pembantu Rektor III Unhas dibobol maling,  Rabu, 5 Oktober. Pembobolan itu mengakibatkan uang tunai sebesar Rp70 juta, satu unit laptop serta perhiasan Bendahara Pembantu Rektor III dibawa kabur pelaku.
Aksi pembobolan ini baru diketahui setelah petugas kunci ruangan, Kanna membuka ruangan sekira pukul 08.00. Saat itu, dia sudah menemukan ruangan di lantai II Rektorat Unhas itu sudah berantakan. Begitu juga berangkas yang ada di ruangan bendahara PR III  Unhas sudah dibuka paksa.
Diduga, pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang ini beraksi pada Rabu dini hari kemarin. Belum diketahui dari mana pelaku masuk, karena pintu ruangan kedua terkunci rapat begitu juga jendela tidak ada yang terbuka. Aksi pelaku di bagian Pembantu Rektor III Unhas ini setidaknya mengobrak abrik tiga ruangan yakni ruang Biro Administrasi dan Kemahasiswaan, Job Placement Centre, dan ruang Bendahara PR III.
Namun pelaku hanya mengambil barang dan uang di ruang bendahara. PR III Unhas, Nazaruddin Salam yang ditemui menjelaskan bahwa uang tunai sebesar Rp70 juta lebih itu, merupakan dana bantuan mahasiswa dalam kegiatan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) maupun honor dosen. 
Aksi pembobol ini ditengarai mendapat  bantuan dari orang dalam baik sekadar pemberian informasi mengenai keberadaan uang tersebut. Nazaruddin menduga, pelaku masuk ke tiga ruangan tersebut melalui jendela di ruang Biro Administrasi dan Kemahasiswaan. "Tapi yang mengherankan karena jendela terkunci. Dugaan lain, pelaku menggunakan kunci cadangan. Karena untuk masuk ke tiga ruangan itu, pintu yang harus dilewati terkunci," kata Nazaruddin.
Kasus pembobolan di Rektorat Unhas ini sudah kesekian kalinya, namun sejauh ini belum ada yang mampu diungkap oleh pihak kepolisian. Makanya, Nazaruddin juga berharap pelaku pembobolan di PR III Unhas ini bisa diungkap secepatnya. "Saya sudah minta polisi agar  orang-orang yang dicurigai diperiksa intensif. Karena pencurian di sini sudah  kesekian kalinya. Beberapa tahun lalu ruangan di Lantai IV yang dibobol," kata  Nazaruddin.
Dari Rp70 juta yang yang dibobol maling itu, Rp40 juta di antaranya baru saja ditarik bendahara PR III Unhas, Uni di Bank Mandiri satu hari sebelumnya. Aksi pencurian pelaku ini terbilang rapi, karena kerusakan yang ditimbulkan sangat minim dan hanya merusak berangkas sementara pintu nyaris tidak terlihat kerusakan.
Amin, petugas keamanan Rektorat Unhas menyebutkan saat kejadian berlangsung ada enam Satpam yang ditugaskan. Mereka adalah, Salmon, Kahar, Anto, Muktar, Jamaluddin, dan Sultan.  
Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin menyebutkan bahwa kasus pembobolan tersebut sementara dalam penyelidikan. Polisi masih mengumpulkan informasi termasuk memeriksa pihak-pihak yang dianggap mengetahui kejadian tersebut, termasuk petugas keamanan rektorat.
Bahkan, petugas kepolisian yang melakukan olah TKP sudah mencoba mengorek keterangan dari PR III Unhas terkait peristiwa ini. Begitu juga dengan beberapa pihak lainnya. (hamsah umar)