Powered By Blogger

Minggu, 09 Oktober 2011

Seruduk Gerbang BTP, Empat Penumpang Luka


MAKASSAR, FAJAR--Sebuah mobil penumpang antarkabupaten jenis Panther DD 1818 EK, menabrak pilar tengah gerbang Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Minggu, 9 Oktober sekira pukul 05.00. Akibat menyeruduk gerbang ini, empat penumpang luka parah.
Keempat penumpang termasuk sopir yang terluka bahkan mengalami patah tulang dan lengang itu masing-masing Dahlan (40). Sopir mobil Panther ini mengalami patah tulang paha kanan, sementara penumpangnya Malopo (52) mengalami patah tulang betis kiri, Rizal (14) patah betis kiri, dan Erwin (14) patah pergelangan tangan kanan. Sedang dua penumpang lainnya selama dan tidak mengalami luka sedikitpun.
Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP Muh Hidayat menjelaskan bahwa mobil pelat kuning tersebut melaju dari arah Daya. Diduga, mobil penumpang ini baru saja tiba dari daerah dan hendak mengantar para penumpangnya ke rumah masing-masing. 
Saat belok masuk ke gerbang BTP, mobil tersebut malah menyeruduk pilar tengah gerbang. Diduga, mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi sehingga sopir angkutan yang juga diduga sedang mengantuk itu, tidak bisa mengendalikan mobilnya hingga menabrak gerbang. Untungnya, tidak ada kendaraan lain yang ditabrak dalam peristiwa ini.
"Ada dugaan sopir angkutan daerah ini mengantuk saat mengemudikan mobilnya dalam kecepatan tinggi. Karena tidak terkendali, dia menabrak gerbang," kata Hidayat.
Keempat penumpang termasuk sopir yang terluka dalam peristiwa itu langsung dilarikan ke RS Wahidin untuk menjalani perawatan. Saat ini keempatnya sementara dalam perawatan pihak rumah sakit. Sementara mobil angkutan diamankan polisi ke Pos Satlantas terdekat.
Akhir pekan lalu, kecelakaan tunggal juga terjadi di depan RS Awal Bross. Seorang pengendara sepeda motor DD 4490 JN, Umsini (21) warga Jalan Baiturrahman No.9 Makassar, tewas setelah menabrak media jalan. Korban sempat dirawat di RS Awal Bross namun tidak tertolong meski sudah menjalani perawatan selama beberapa jam. (hamsah umar)        

Enam Penumpang Bukit Siguntang Ditangkap


MAKASSAR, FAJAR--Enam orang penumpang KM Bukit Siguntang yang berlabuh di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, ditangkap petugas Polres Pelabuhan saat operasi, Minggu, 9 Oktober sekira pukul 01.35.
Dari enam penumpang yang ditangkap polisi itu, beberapa di antaranya ada yang berstatus sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Makassar. Mereka baru saja berlibur di kampung halamannya. Saat pulang dari kampung inilah dimanfaatkan mereka untuk membawa minuman keras.
Keenam penumpang yang diamankan polisi itu masing-masing Roylando (21), seorang mahasiswa yang beralamat di Jalan Sukamaju II, Fransiskus Firdaus (22) (mahasiswa), Bastian (25) mahasiswa beralamat di Jalan Hati Murni Makassar, Asteriu (47) warga Maumere, Bernandus (56) petani asal Ende, dan seorang perempuan bernama Ayu (22) warga Jalan Pampang II Lr 8 No.7 Makassar.      
Penumpang KM Bukit Siguntang yang berlabuh dari Maumere, Nusa Tenggara Timur, terpaksa diamankan polisi karena kedapatan membawa minuman keras jenis Moke. Setidaknya ada 20 botol miras yang dikemas dalam botol Aqua turut disita polisi. Razia tersebut dipimpin oleh Kasat Sabhara Polres Pelabuhan, AKP Zubair.
Miras tradisional NTT ini dibawa penumpang tersebut masuk ke Makassar, namun saat baru sandar di Pelabuhan, polisi langsung melakukan razia sehingga minuman terlarang ini digagalkan. Meski jumlahnya sedikit, namun polisi menilai bahwa miras tersebut tetap berpotensi menimbulkan keributan dan gangguan keamanan di tengah masyarakat.    
Kapolres Pelabuhan, AKBP Audy AH Manus menegaskan bahwa razia terhadap penumpang KM Bukit Siguntang ini, dilakukan sebagai salah satu antisipasi kepolisian terhadap potensi gangguan kantibmas di Makassar. Apalagi, ada informasi yang menyebut penumpang asal NTT sering membawa miras jenis Moke saat berlayar.
Wakapolres Pelabuhan, Kompol Satria A Vibrianto menambahkan bahwa razia untuk mencegah penyelundupan miras dari NTT ke Makassar ini akan terus dilakukan kepolisian.  "Kami tetap konsisten menciptakan rasa aman di tengah masyarakat. Salah satu upaya yang kita lakukan adalah memberantas peredaran miras,"  kata Satria. (hamsah umar)         
   

Tiga Pengedar Sabu-sabu Ditangkap


MAKASSAR, FAJAR--Tiga pengedar sabu-sabu di Makassar berhasil ditangkap Unit Narkoba Polrestabes Makassar, Minggu, 9 Oktober sekira pukul 00.30. Dari tangan ketiga pengedar itu, diamankan barang bukti dua sabu-sabu seberat 2 gram.
Penangkapan ketiga pengedar sabu-sabu itu dilakukan di tempat berbeda. Dua orang ditangkap di Jalan Landak Baru dan seorang lainnya ditangkap di Jalan Buru Makassar. Pengedar tersebut diketahui bernama Ahmadi (35) dan Yusri (32). Kedua pengedar yang masih satu keluarga dan ditangkap di Landak itu diketahui berdomisili di Jalan Bonto Manai No.13 Makassar.
Satu lainnya yang ditangkap adalah Jamal alias Jems (41), salah seorang warga BTN Minasa Upa Blok N No.14 Makassar. Ketiga tersangka ini berprofesi sebagai wiraswasta. Kasus penyalahgunaan narkoba di Sulsel sebagaimana data yang dilansir Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulsel beberapa waktu lalu, kalangan swasta menempati rangkin tertinggi penggunaan sabu-sabu ditinjau dari segi pekerjaan.
Wakapolrestabes Makassar, Kompol Satria A Vibrianto menjelaskan bahwa penangkapan terhadap ketiga pengedar sabu-sabu ini setelah melalui proses pengintaian petugas. Pasalnya, polisi sudah lama mencurigai ketiga warga tersebut yang mengonsumsi sabu-sabu sekaligus mengedarkannya.
"Saat ini tersangka dimintai keterangan lebih lanjut untuk mengungkap dari mana barang terlarang tersebut diperoleh. Hasil pemeriksaan sementara ketiganya adalah pemakai dan pengedar," kata Satria.
Kasat Narkoba Polres Pelabuhan, AKP Jufri  Natsir terpisah menjelaskan bahwa proses penangkapan terhadap ketiga tersangka ini, diawali melalui proses pengintaian dari petugas. "Jadi kita buntuti terlebih dahulu. Setelah itu, kita lakukan penyergapan dan menangkapnya," jelas Jufri. (hamsah umar)             

Geng Motor Lempari Warga Bom Melotov


*Seorang Pelajar Dihajar Warga

MAKASSAR, FAJAR--Suparman (16), pelajar salah satu SMA di Makassar menjadi sasaran kemarahan warga di Jalan Landak Makassar, Minggu, 9 Oktober dini hari. Dia dihajar puluhan warga karena diduga sebagai kawanan pelaku bom melotov salah satu warung di lokasi kejadian.
Warga yang menghajar pelajar tersebut karena curiga sebagai kawanan geng motor yang melakukan aksi tidak bertanggung jawab. Korban tersebut bahkan babak belur dihajar warga, sebelum akhirnya petugas Polsekta Rappocini berhasil mengamankan korban.
Informasi yang diperoleh, kejadian berawal saat warung milik Daeng Bulan (62) di Jalan Landak di lempari  bom melotov oleh kawanan geng motor yang melintas. Bom melotov berupa botol berisi bensin itu tepat mengenai warung warga, bahkan sempat meledak hingga mengakibatkan meja makan di warung tersebut sempat terbakar. Untungnya, pemilik warung cepat mengantisipasi sehingga warung korban bom melotov ini tidak sampai hangus.
Tidak diketahui apa yang menjadi alasan sehingga geng motor tersebut melempari warung warga dengan bom melotov. Namun diduga, kawanan geng motor ini didominasi pelajar yang selama ini memang meresahkan warga. Yang pasti, usai melakukan aksinya, kawanan geng motor ini melarikan diri.
Udin, salah seorang saksi mengatakan saat kejadian berlangsung dia sementara duduk di dalam warung. Tiba-tiba sekolompok geng motor datang dan langsung melempar bom melotov. "Pelaku tidak sempat saya lihat, tapi mereka adalah sekelompok geng motor," kata Udin yang juga mengalami luka bakar pada kakinya.
Polisi sempat melakukan pengejaran terhadap geng motor tersebut. Namun tidak berhasil. Polisi hanya menemukan dua motor yang diduga milik kawanan pelaku yang ditinggal di Jalan Bonto Langkasa. Motor yang diamankan Suzuki Spin DD 4752 FZ dan Yamaha Vega DD 5927 OF.
Kanit Reskrim Polsekta Rappocini, AKP Arifuddin menegaskan saat ini polisi menyelidiki pelaku pelemparan  bom melotov terhadap warung warga ini. Polisi sempat mengamankan beberapa orang beberapa saat setelah kejadian, namun setelah diperiksa tidak diperoleh bukti keterlibatan mereka. (hamsah umar) 

Sabtu, 08 Oktober 2011

Korban Penembakan Brimob Belum Diperiksa


MAKASSAR, FAJAR--Ansu bin Halang, warga asal Bontobiraeng, Kecamatan Kajang Bulukumba, yang menjadi korban penembakan yang dilakukan anggota Brimob Detasemen C Polwil Bone, Briptu Nurman hingga saat ini belum dimintai keterangan oleh pihak Propam Polda Sulsel.
Sebelumnya, Polda menjadwalkan akan melakukan pemeriksaan terhadap korban di RS Ibnu Sina Sabtu akhir pekan lalu, namun batal dilakukan tanpa alasan yang jelas. Hingga Minggu, 8 Oktober siang kemarin, korban juga belum dimintai keterangan sekaitan dengan penembakan yang dialaminya.
Padahal, keterangan korban ini sangat penting untuk menyimpulkan apakah polisi benar melakukan penembakan setelah tembakan peringatan, atau langsung menembak korban sebagaimana pengakuan korban dan teman korban yang luput dari peluru polisi. "Saya sudah dijadwalkan diperiksa, sudah ada penyampaian tapi sampai siang ini (kemarin) belum ada yang memeriksa saya," kata Ansu.
Informasi yang diperoleh dari salah seorang warga Kajang, Rahmat menyebutkan bahwa pihak kepolisian di Bulukumba telah memeriksa teman korban, Anci serta salah seorang karyawan PT Lonsum, Longgeng. Pemeriksaan Anci sendiri baru dilakukan akhir pekan lalu sekitar lima jam.
"Saya sendiri yang mendampingi dia diperiksa di polisi. Kepada polisi, Anci menjelaskan bahwa lokasi penembakan sekitar 30 meter di luar lahan PT Lonsum. Dia juga mengaku hanya mendengar dua kali tembakan," ujar Rahmat yang juga aktivis yang getol memperjuangkan hak petani Kajang atas pengelolaan lahan PT Lonsum itu.
Adapun warga yang akan diperiksa polisi Senin besok sebanyak tiga orang berdasarkan surat panggilan yang dikirim polisi. Warga yang akan diperiksa itu adalah pihak yang pertama kali memberikan pertolongan pertama kepada korban. Mereka adalah Uto, Sampe, dan Hanne.
Ketua LBH Makassar, Abdul Azis kecewa dengan proses pengusutan penembakan petani Kajang yang terkesan lamban. Semestinya, proses pemeriksaan ini digenjot karena menyangkut dugaan pelanggaran yang dilakukan polisi. "Kalau korban saja belum diperiksa, itu menandakan bahwa pemeriksaan sangat lamban. Padahal kasus ini sudah satu minggu," kata Azis.
Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Chevy Achmad Sopari mengaku kalau sejauh ini belum bisa disimpulkan apakah penembakan diawali dengan tembakan peringatan atau tidak. Karena menurut pelaku, dia memberikan tembakan peringatan. (hamsah umar)