Powered By Blogger

Minggu, 03 Februari 2013

KPU Tunggu Sikap IA


MAKASSAR, FAJAR--Satu hari pascapenetapan rekapitulasi perolehan suara pasangan cagub serta penetapan gubernur terpilih, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), KPU Sulsel masih tetap menunggu sikap resmi pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA).
KPU Sulsel memberi kesempatan kepada dua pasangan cagub yang kalah perolehan suara hingga Senin mendatang atau tiga hari kerja. Sekiranya dua pasangan cagub yang kalah suara ini tidak melakukan gugatan atas penetapan KPU ke Mahkamah Konstitusi (MK), KPU Sulsel segera menyampaikan hasil pilgub tersebut ke pimpinan DPRD Sulsel.
"Kita tunggu sampai tiga hari kerja apakah ada yang menggugat ke MK atau tidak. Kalau tidak, tentu kita bisa langsung menyerahkan surat keputusan KPU ini ke DPRD Sulsel," kata Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas.
Tapi sekiranya ada salah satu cagub yang melakukan gugatan ke MK, Jayadi menyebut SK penetapan gubernur terpilih ini akan tetap disimpan di KPU Sulsel sambil menunggu proses sengketa di MK selesai. Penetapan gubernur terpilih baru diajukan ke DPRD Sulsel setelah ada putusan dari MK. "Pimpinan DPRD selanjutnya akan mengajukan gubernur terpilih itu ke Mendagri untuk mendapatkan persetujuan," kata Jayadi.
Sebagaimana tahapan yang telah ditetapkan KPU Sulsel, pelantikan gubernur terpilih periode 2013-2018 diagendakan 8 April mendatang. Sekalipun ada pihak yang menggugat, KPU yakin jadwal pelantikan yang telah ditetapkan KPU Sulsel ini tidak akan berpengaruh.
Dari dua pasangan cagub yang kalah perolehan suara, pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) sudah resmi menyatakan menerima hasil yang ditetapkan KPU Sulsel tersebut. "Saya kira tidak ada lagi upaya kita karena kita sudah menerima hasil ini," kata Rudiyanto. (hamsah umar)

Ilham Temui Rudiyanto


MAKASSAR, FAJAR--Setelah seharian bersama JK mulai di Masjid Al-Markaz hingga kediaman JK di Jalan Haji Bau, cagub yang berpasangan Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) ini juga menyempatkan diri menemui kompetitornya di pilgub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa di kediamannya Jalan Nikel Makassar.
Saat menemui Rudi itu, Ilham tidak ditemani timnya tapi hanya didampingi penasehat spiritualnya, Rahman Qayyum, sedang Rudi didampingi salah seorang tim pemenangnya, Yarifai Mappeaty. Kedua pasangan cagub yang kalah dalam perolehan suara ini terlihat berbincang di ruang tamu.
Usai pertemuan delapan mata itu, Ilham didampingi Rahman Qayyum buru-buru meninggalkan kediaman Rudiyanto dan tidak sempat memberi keterangan kepada wartawan. Kendati, pertemuan Ilham-Rudi ini banyak membahas mengenai isu pilgub Sulsel 22 Januari lalu.
Rudiyanto yang dimintai keterangan usai pertemuan tersebut menyatakan pertemuan dengan Ilham ini hanya silaturahmi biasa, kendati diakui pembahasan banyak terkait proses pilgub Sulsel. "Dia cuma menyampaikan kalau ada niatnya untuk menempuh ke MK. Saya katakan silahkan saja jalan," kata Rudiyanto.
Rudi mengaku dalam pembicaraan ini tidak ada sama sekali upaya Ilham untuk mengajak dirinya melakukan gugatan ke MK. Yang pasti menurut dia, niat IA untuk melakukan gugatan ke MK itu merupakan hak politik wali kota Makassar dua periode ini. Bahkan cagub urut 3 ini menyebut, apa yang sudah disampaikan Ilham kepadanya soal niatnya ke MK ini juga disampaikan kepada JK.
Sebelumnya, Ketua DPD Gerindra Sulsel ini yang berniat pertama kali mengajak Ilham melakukan pertemuan. Rudi berniat mendatangi Ilham malam ini sebagaimana yang telah dilakukan terhadap Syahrul Yasin Limpo. Tapi karena Ilham dikabarkan akan ke Jakarta, sehingga dia memilih mendahului niat Rudi ini menemuinya.
"Keinginan kita menemui Pak Ilham tadinya itu adalah bagian dari komitmen kita untuk mengakui kekalahan. Kita kan sejak awal mengatakan satu pun suara yang menyebabkan kita kalah, maka kita akan menerima," kata tim pemenangan Garuda-Na, Yarifai Mappeaty.
Maksud mendatangi Ilham itu karena pasangan ini juga tetap mengaku kalah suara dari pasangan Ilham-Aziz. Pada pilgub Sulsel kali ini, Garuda-Na memang meraih suara terkecil dari dua pasangan lainnya. Pasangan ini hanya meraih suara sebesar 6,01 persen. (hamsah umar)          

Andry Jajaki Pendamping di Makassar


MAKASSAR, FAJAR--Kegiatan ibadah umrah yang ditempuh cawali Makassar, Andry Arief Bulu tidak membuat sosialisasi sebagai calon di tengah masyarakat menurun. Politisi Demokrat Sulsel ini tetap intens sosialisasi melalui tim dan jaringan pemenangan yang telah dibentuk.
"Sekalipun saat ini saya sedang melakukan umrah, tapi kegiatan yang terkait dengan keinginan kami maju di pilwalkot Makassar tetap bergerak sekalipun hanya melalui tim pemenangan yang sudah kita bentuk di setiap kecamatan," kata Andry, Jumat, 1 Februari.
Wakil Ketua DPRD Sulsel ini bahkan mengaku sudah mulai menjajaki tokoh-tokoh yang memungkinkan bisa digandeng sebagai calon wakil wali kota (wawali) di pilwakot Makassar September mendatang. Hanya saja, dia masih enggan membeberkan siapa saja tokoh yang didekati untuk menjadi wakilnya.
Pascapilgub Sulsel, Andry mengaku semakin mengintensifkan timnya melakukan sosialisasi untuk mendapatkan simpati masyarakat di kota Makassar. Dia berharap, timnya tetap bergerak dengan melakukan berbagai kegiatan utamanya kegiatan yang bisa menyentuh kepentingan masyarakat di bawah.
Bahkan, Andry mengaku sudah mulai intens membangun komunikasi dengan beberapa partai politik di Makassar dalam rangka membangun koalisi. Kendati Demokrat memenuhi syarat untuk mengusung satu pasangan calon, namun legislator Sulsel ini tetap ingin membangun koalisi dengan partai politik lain. Dia berharap, penjajakan yang dilakukan ke sejumlah parpol ini bisa membuahkan hasil.
Di internal Demokrat Sulsel juga ada sejumlah kader Demokrat yang siap ambil bagian di pilwalkot Makassar. Mereka adalah Ketua DPC Demokrat Makassar, Adi Rasyid Ali (ARA), anggota DPRD Makassar, Haidar Madjid, dan mantan cawali Makassar 2008, Idris Manggabarani. (hamsah umar)  
 

         

Akbar Faizal Pertaruhkan Reputasi


MAKASSAR, FAJAR--Politisi Hanura Sulsel, Akbar Faizal harus mempertimbangkan matang niatnya maju di pilwalkot Makassar, kalau tidak reputasi yang dimiliki sebagai politisi vokal dan berintegritas bisa jadi taruhan.
Pengamat politik Unhas, Adi Suryadi Culla menyatakan Akbar harus menyakinkan diri mampu memenangkan pilwalkot sebelum bertarung, termasuk melihat seberapa kuat partai yang akan mengusungnya. Apalagi, Hanura juga belum bisa mengusung satu pasangan calon jika tidak berkoalisi dengan partai lain.
"Akbar Faizal adalah figur nasional yang selama ini kita lihat kritis dan memiliki kredibilitas dan kinerja yang baik. Kalau dia mau kembali mengabdi di kampung halaman dalam hal ini Makassar, yang jadi persoalan utama adalah kendaraan politik yang akan digunakan. Apalagi di Makassar saya lihat ini sudah lebih 30 figur yang mau maju," kata Adi Culla, Jumat, 1 Januari.
Melihat figur Akbar Faizal yang cukup bagus secara individual, Adi Culla menyarankan agar niatnya tersebut tidak dilakukan begitu saja. Sebab jika dia maju kemudian tidak terpilih, Adi Culla khawatir reputasi yang dimiliki legislator senayan ini bisa menurun di mata masyarakat.
"Itu yang saya lihat bahwa reputasinya bisa menjadi  taruhan politik kalau dia maju kemudian tidak terpilih. Sehingga ada baiknya dia melihat seberapa besar peluangnya. Jangan maju dengan cek kosong karena jangan sampai reputasinya yang begitu baik di tingkat nasional menjadi turun," kata Adi Culla.
Ketua DPD Hanura Sulsel, Ambo Dalle yang dikonfirmasi terpisah menyatakan sejauh ini belum melihat ada keseriusan Akbar Faizal untuk bertarung di Makassar. Namun dia menyatakan sangat baik ketika banyak kader Hanura yang punya keinginan maju di Makassar. "Yang perlu ditanyakan dulu apakah dia serius atau bagaimana. Kita tahu kan Pak Akbar Faizal itu tokoh nasional sehingga pertanyaannya apakah betul mau turun jadi wali kota," kata Ambo Dalle.
Yang pasti, Hanura sangat merespons jika niat Akbar Faizal maju di pilwalkot Makassar ini serius. Makin banyak kader partai yang mau maju akan semakin baik, kendati penentuan akhirnya tetap harus mengacu survei dan program yang akan ditawarkan.
Sejauh ini, setidaknya ada tiga kader Hanura yang disebut-sebut akan bertarung di Makassar. Mereka adalah Wakil Ketua DPP Hanura yang juga adik kandung gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Dewie Yasin Limpo, Ketua DPC Hanura Makassar Jalaluddin Akbar dan Akbar Faizal sendiri. (hamsah umar)

Jumat, 01 Februari 2013

Menanti Janji Sayang


MAKASSAR, FAJAR--Petahana Sulsel, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), resmi ditetapkan sebagai cagub terpilih periode 2013-2018 oleh KPU Sulsel kemarin. Kini, 9 juta lebih rakyat Sulsel menanti janji Sayang diwujudkan dan direalisasikan.
Penetapan Sayang sebagai cagub terpilih Sulsel ini tertuang dalam surat  No.44/Pilgub/Kpts.A/KPU-Prov-025/I/2013, tentang Penetapan Cagub Terpilih. Penetapan ini mengacu penetapan sebelumnya No.148/BA/I/2013, tentang perolehan suara pasangan cagub Sulsel.
Dalam keputusan perolehan suara pasangan cagub, petahana Sulsel Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) mendapat 2.251.407 (52,42) mendapat suara terbanyak disusul pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) sebanyak 1.785.689 (41,57), dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) sebesar 257.973 (6,01).
Penetapan rekapitulasi perolehan suara dan cagub terpilih dalam rapat pleno KPU di Hotel Singgasana Makassar ini, disaksikan oleh seluruh anggota KPU se-Sulsel, Panwaslu se-Sulsel, saksi Sayang dan Garuda-Na, serta sejumlah undangan. Adapun saksi IA tidak menyaksikan proses penetapan ini karena memilih walk out atau meninggalkan pleno saat proses rekapitulasi masih berjalan.
Kendati penetapan rekapitulasi perolehan suara dan cagub terpilih tidak dihadiri saksi IA, KPU menegaskan bahwa situasi tersebut tidak menghalangi KPU menetapkan cagub terpilih. "Sesuai aturan perundang-undangan tidak ada kewajiban saksi tanda tangani berita acara penetapan rekapitulasi perolehan suara dan cagub terpilih ini," kata Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas.
Kendati, Jayadi cukup menyayangkan sikap saksi IA yang tidak menghadiri tahapan ini hingga selesai. "Tapi itu juga bagian dari dinamika forum. Kita juga apresiasi saksi IA karena sudah meminta meninggalkan tempat dengan baik-baik dan mempersilahkan kita melanjutkan proses rekapitulasi," tambah Jayadi.
Terhadap penetapan rekapitulasi dan cagub terpilih ini, Jayadi menegaskan KPU Sulsel akan melihat seperti apa sikap politik pasangan calon yang kalah, dimana calon kalah diberi waktu tiga hari untuk melakukan keberatan. Sekiranya dalam tiga hari itu tidak ada keberatan baik dari pasangan IA maupun Garuda-Na, keputusan penetapan cagub ini akan diserahkan ke pimpinan DPRD Sulsel, untuk dilanjutkan ke Menteri Dalam Negeri. Jayadi pun mengaku siap untuk menghadapi gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) sekiranya ada calon yang menempuhnya.
Kendati berjalan lancar, proses rekapitulasi pilgub ini tetap diwarnai aksi protes utamanya dari saksi pasangan IA, Hamka Hidayat dan Muhsamin. Salah satunya yang diprotes keras adalah adanya perubahan berita acara jumlah surat suara oleh KPU Bantaeng yang tidak melalui mekanisme baku, dimana saksi tidak dilibatkan termasuk tidak ada berita acaranya.
Tim IA bahkan tidak hanya melakukan protes terhadap KPU, juga memilih walk out atau meninggalkan forum karena kecewa dengan proses yang terjadi di pilgub Sulsel. Hamkan menyatakan ada banyak pelanggaran yang dilakukan penyelenggara. Contoh kecilnya perubahan berita acara, kendati perubahan ini tidak mempengaruhi perolehan suara pasangan calon. "KPU bersama Panwaslu mengubah berita acara tanpa pleno dan tidak diketahui saksi. Juga tidak ada berita acaranya. Ini pelanggaran serius menurut kami," tandas Hamka.
"Memang tidak fatal karena bukan hasil penjumlahan yang diubah dan tidak mengubah suara calon. Tapi ini saya kira tetap harus jadi bahan evaluasi KPU dan panwaslu," kata Ketua Panwaslu Sulsel, Suprianto.
Adapun saksi Garuda-Na, Nasrullah Mustamin dan Marwan R Hussein tidak banyak menyoal rekap ini. Kendati dia tetap memberikan catatan bahwa masalah yang terjadi dalam proses pilgub seperti adanya kotak suara yang tidak disegal seperti di Wajo harus tetap diperhatikan.
"Kita tidak banyak melakukan protes karena masalah yang kita persoalankan sudah kita sampaikan ke panwaslu, tinggal bagaimana lembaga ini melanjutkan tugasnya untuk memproses dan menuntaskan masalah-masalah yang kita sampaikan," kata Marwan.
Terhadap penetapan KPU Sulsel ini, tim pemenangan Sayang, Amirullah Tahir menyatakan apa yang ditetapkan KPU sudah selesai. Masyarakat Sulsel sudah bisa menilai bahwa tidak ada pelanggaran berarti selama proses pemungutan sampai penetapan KPU. "Semua berkas C1 penghitungan suara ditandatangani oleh saksi-saksi pasangan calon, tidak ada keberatan berkaitan perhitungan suara, sehingga apa yang ditetapkan KPU itu sudah selesai," kata Amirullah.
Sehingga dia berasumsi bahwa pelaksanaan pilgub Sulsel oleh KPU Sulsel berakhir tanpa pelanggaran. Sekalipun ada keberatan, hal itu bukan hal substantif  untuk disengketakan di MK. Dia pun mengajak kandidat lain untuk memperlihatkan kepada masyarakat ikrar komitmen siap menang siap kalah. Kandidat kata dia harus memperlihatkan jiwa besar.
"Orang Sulsel itu gentlemen. Pilkada seharusnya selesai sampai di penetapan KPU da tidak perlu ada gugat menggugat di MK. Lebih baik segera bekerja untuk kesejahteraan rakyat," imbuh Amirullah.
Jubir IA, Syamsu Rizal terpisah menyatakan pihak IA menghargai penetapan KPU Sulsel. "Tapi kita juga memberi beberapa catatan terutama proses penyelenggaraan yang banyak mengorbankan hak rakyat untuk menyalurkan hak pilihnya," kata Syamsu Rizal.
Termasuk kata dia tindakan intimidatif yang dilakukan oleh birokrasi, belum lagi kampanye negatif, isu SARA, terorisme dan tindakan lain yang tidak demokratis. "Makanya, sekarang kita pelajari detail proses ini," kata Syamsu Rizal.
Juru Bicara Garuda-Na, Marwan R Hussein menyatakan secara prinsip penetapan rekapitulasi perolehan suara cagub tidak terlalu disoal, dan berharap beberapa catatan dalam proses pilgub ini ditindaklanjuti secara serius.
"Adapun bagaimana sikap resmi Garuda-Na, akan disampaikan secara resmi oleh Pak Rudiyanto dalam jumpa pers besok (hari ini). Jadi teman-teman bisa datang setelah Jumat untuk mendengarkan langsung bagaimana sikap resmi Garuda-Na," kata Marwan.    

Bertemu Elit Demokrat
Sementara itu, beberapa saat setelah KPU menetapkan rekapitulasi perolehan suara cagub, Ilham melakukan pertemuan tertutup elit DPP Demokrat, dalam hal ini Menteri Koperasi dan UKM, Syarief Hasan Syarief, dan istrinya yang juga anggota Fraksi Demokrat DPR Ingrid Kansil di Bandara Internasional Hasanuddin. Elit Demokrat ini transit menuju Manado.
Ilham mengaku hanya pertemuan biasa. "Saya tahu beliau transit, jadi saya sempatkan silaturahmi," katanya. Ilham didampingi penasihat spiritualnya Rahman Qayyum dan Saad Iranda Dollar. (hamsah umar)