Powered By Blogger

Minggu, 02 Oktober 2011

Polisi Tangkap PSK Jalanan


MAKASSAR, FAJAR--Enam pekerja seks komersil (PSK) jalanan yang mangkal di kompleks Ruko Topaz Panakkukang, ditangkap petugas Polsekta Panakkukang, Minggu, 3 Oktober dini hari. PSK jalanan ini ditangkap polisi saat mereka menunggu pelanggangnya.
PSK jalanan yang ditangkap polisi itu diketahui bernama Mar, And, Wul, Ant, Ind, dan Ris. Dari enam warga yang diduga PSK itu, data yang diperoleh dari pihak kepolisian menyebutkan kalau di antara mereka ada yang berstatus janda.
Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Akbar menegaskan bahwa operasi terhadap penyakit masyarakat tersebut dilakukan, untuk mengantisipasi terjadinya aksi kriminalitas di tengah masyarakat, serta gangguan ketertiban. Apalagi, keberadaan PSK ini juga dianggap bisa mengganggu ketertiban masyarakat.
Warga yang dikategorikan memiliki penyakit sosial ini didata identitasnya oleh petugas kepolisian, selanjutnya diizinkan pulang ke rumah masing-masing.
Selain melakukan operasi terhadap PSK jalanan, polisi juga sempat melakukan razia rumah kos di Jalan AP Pettarani dan Suka Maju, Kelurahan Tamamaung. Razia  rumah kos ini melibatkan pemerintah setempat seperti pihak kelurahan, RT, Babinkantibmas, Bankompol, dan mitra polisi lainnya. Namun dalam razia ke rumah kos ini, polisi tidak melakukan penangkapan terhadap penghuninya.
Dalam razia itu, ditemukan pasangan muda-mudi yang sedang berduaan di dalam kamar baik di rumah kos Nivan dan Pondok Alif. Dalam razia ini, polisi menyita sejumlah KTP penghuni yang diketahui alamat KTP-nya tidak berada di wilayah Panakkukang.
"Razia ini sasarannya banyak. Jadi tidak hanya penghuni rumah kos yang diduga kumpul kebo, tapi juga dugaan tindak kriminal lain yang berpotensi terjadi di tengah masyarakat. Kami melakukan ini agar situasi keamanan lingkungan tetap terjamin," kata Akbar. (hamsah umar)                

Lawan Polisi, Pengedar Narkoba Ditembak


MAKASSAR, FAJAR--Unit Narkoba Polrestabes Makassar terpaksa menembak seorang pengedar narkoba jenis sabu-sabu, Isra alias Kucing warga Jalan Pampang Makassar, Sabtu, 1 Oktober malam. Tersangka sabu-sabu itu ditembak di Jalan Sukaria III.
Polisi terpaksa menembak tersangka setelah berusaha melawan polisi menggunakan parang saat akan ditangkap. Bahkan, barang bukti sabu-sabu sekitar 1 gram dibuah tersangka saat hendak ditangkap. Timah panas polisi mengenai bagian pantat pelaku saat melarikan diri dengan sepeda motornya.
"Saat akan ditangkap dia melawan polisi dengan parang, bahkan sempat menjadi perhatian warga. Anggota sebenarnya tidak tahu kalau tersangka terkena peluru, karena begitu anggota mengeluarkan tembakan, dia  melarikan diri menggunakan sepeda motornya," ujar Kasat Narkoba Polrestabes Makassar, AKBP Hasbi Hasan.
Pihaknya baru mendapat kepastian tersangka terkena peluru sekitar satu jam kemudian. Rupanya, pihak keluarga tersangka langsung membawa tersangka ke RS Faizal untuk menjalani  pengobatan. "Dari situ kita dapat informasi dari rumah sakit kalau ada warga yang kena tembak. Kita cek ternyata benar tersangka narkoba yang melawan polisi," kata Hasbi.
Upaya penangkapan terhadap Isra berawal saat polisi  menangkap dua penikmat sabu-sabu di depan Hotel Borobudur, Indra dan Dewi. Dari penangkapan dua orang tersebut, terungkap kalau barang yang dibeli dua tersangka ini diperoleh dari Roni. "Kita kemudian menangkap Roni, kemudian menyebut Isra sebagai sumber sabu-sabu yang diperolehnya," kata Hasbi.
Sehingga dari penangkapan tiga orang itu, polisi melakukan pengejaran terhadap Isra yang kemudian harus ditembak karena melawan. Saat ini, tiga tersangka sudah diamankan di Polrestabes Makassar, sementara Isra masih terbaring di RS Faizal dengan penjagaan polisi.
Selain empat orang tersebut, polisi juga menangkap enam orang remaja yang sedang pesta sabu-sabu di Hotel Bahagia, Jalan Buru Makassar Minggu dini hari. Dari tangan keenam tersangka itu, polisi bahkan berhasil menyita barang bukti berupa 5 paket sabu-sabu sekitar 7 gram. Keenam tersangka itu ditangkap dari salah satu kamar hotel tersebut.
Remaja yang ditangkap pesta sabu di Hotel Bahagia itu antara lain, Kendy, Tian Ari, Dewi, dan Iin. "Mereka saat ini juga sementara dalam pemeriksaan polisi," tambah Hasbi. (hamsah umar)                         

IRT Jadi Bandar Kupon Putih


MAKASSAR, FAJAR--Lima tersangka judi kupon putih dan yoker ditangkap petugas Direktorat Reskrim Polda Sulsel, Minggu, 2 Oktober dini hari. Kelimanya ditangkap di Jalan Urip Sumoharjo, belakang Asrama Polisi Tello.
Kelima tersangka tersebut yakni Yohanna alias Mama Iren (48), seorang  ibu rumah tangga yang beralamat di Jalan Urip Sumoharjo. Dari tangan tersangka ini, polisi menyita rekapan judi kupon putih, serta uang tunai sebesar Rp1 juta. Di rumah bandar kupon putih ini, polisi juga menangkap empat orang lainnya yang saat ini bermain judi yoker. Keempat orang ini juga diduga sebagai pelaku kupon putih.
Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan polisi, pemain judi ini umumnya adalah sopir angkutan bus antara kabupaten. Mereka adalah Musa (41), warga Jalan Serniwa Makassar, Agus (36) Jalan Lanraki, Rahman (43) warga Mamuju, dan Andarias (45) warga Jalan Ukip Lorong II Makassar.
Dari tangan mereka, polisi menyita satu kartu yoker serta uang tunai sebesar Rp1 juta. Sehingga dari penangkapan judi kupon putih dan yoker ini, polisi berhasil menyita barang bukti berupa uang sebesar Rp2 juta.
"Kelima tersangka saat ini kita mintai keterangan untuk diproses secara hukum," ujar Kanit Opsnal Direktorat Reskrim Polda Sulsel, Kompol Muh Yadin.
Operasi pemberantasan judi kupon putih di jajaran Polda Sulsel dalam dua pekan ini kembali digencarkan. Bahkan sejumlah bandar kupon putih telah berhasil ditangkap polisi. Pemberantasan judi kupon putih ini makin ditingkatkan mengingat kasus tersebut saat ini masih marak di Makassar dan sekitarnya. (hamsah umar)        
           

Kubu Syamsul Klaim Sah


*Dualisme Laskar Merah Putih

MAKASSAR, FAJAR--Ketua Laskar Merah Putih Sulsel, A Noer Aliem mengimbau pengurus cabang untuk tetap berkoordinasi dengan Laskar Merah Putih, di bawah naungan pengurus pusat, 
Syamsul Djalal sebagai pengurus yang sah. 
Imbauan ini mengingat kepengurusan Laskar Merah Putih Sulsel dikabarkan terpecah. Pecahan organisasi itu di bawah naungan pengurus pusat, Ade Efril Manurung yang kalah bersaing pada Kongres beberapa waktu lalu. Dualisme kepengurusan Laskar Merah Putih di pusat ini juga berimbas di Sulsel.
Makanya, Noer Aliem meminta 12 pengurus cabang di Sulsel tetap  berkoordinasi dengan pengurus yang sah di Sulsel. "Kegiatan yang mengatasnamakan Laskar Merah Putih diluar koordinasi pengurus sah itu ilegal. Sehingga penggunaan atribut dan semacamnya juga kami anggap ilegal," ujar Noer saat bertandang ke redaksi Harian FAJAR, Minggu, 2 Oktober.
Beberapa waktu lalu, pengurus Laskar Merah Putih di bawah Ade F Manurung melakukan pemilihan ketua. Kendati begitu, Noer Aliem menegaskan bahwa kegiatan tersebut adalah ilegal, karena kepengurusan yang resmi adalah pengurus yang sesuai hasil kongres. (hamsah umar)               

Sabtu, 01 Oktober 2011

Sempurna Pakai Pelek Aluminum


KEADAAN stabil pada saat mengemudikan mobil utamanya ketika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi, adalah penting agar keamanan dan kenyamanan tetap terjamin. 
Untuk menghadirkan kestabilan pada kendaraan dalam kondisi apapun, tidak saja membutuhkan perawatan tapi juga ditunjang dengan komponen yang terpasang pada kendaraan itu sendiri baik ban, pelek, kampas maupun komponen lainnya. Salah satu yang paling berpengaruh adalah bagian ban dan pelek.
Pelek ternyata memiliki peran penting untuk menjaga kestabilan kendaraan saat dikemudikan. Jenis pelek serta ukuran bahkan sangat menentukan bagaimana kestabilan mobil saat dikemudikan dengan kecepatan tinggi. Umumnya, kestabilan dari segi lingkaran pelek lebih dipilih pada pelek 17 inci.
Dari merek dan kualitas pelek juga ternyata menentukan bagaimana menghadirkan kestabilan dalam mengemudikan mobil. Tidak heran, pengemudi mobil yang mengharapkan kenyamanan dan keamanan mengemudi selalu berburu pelek hingga ke kota besar, bahkan kalau perlu mengimpor pelek demi kenyamanan berkendara.
Ini salah satunya dilakukan pemilik Honda Jazz 2011, Haedar. Warga Jalan Veteran ini mengaku harus membeli pelek mobil di Jakarta demi menghadirkan kestabilan mengemudi. Pilihannya pun cukup fantastik yakni menggunakan pelek HPD. Pelek jenis ini asli produksi Honda di Jepan. Bahkan, pelek jenis ini cukup terbatas di pasaran karena kebanyakan dipakai untuk mobil jenis racing.
Pelek ini memiliki keistimewaan dari pelek sejenisnya. Menurut Haedar, pelek ini menggunakan bahan baku dari aluminium dan karbon. Sehingga untuk tampilan, dijamin pelek ini selalu tampil mengkilap dan dijamin tidak berkarat. Karena terbuat dari aluminium dan karban, pelek jenis ini dijamin lebih ringan dibanding pelek yang terbuat dari bahan baku besi.
"Kestabilan mobil sangat sempurna dengan menggunakan pelek HPD ini. Sekalipun kecepatan di atas 100 km/jam, mobil tetap stabil dan tidak goyang pada saat berada di tikungan. Padahal, kalau menggunakan pelek biasa di jalan lurus saja dengan kecepatan tinggi mobil biasa goyang," kata Haedar.
Pemakaian pelek aluminium saat ini semakin dikenal baik, karena penampilan dan kinerja kendaraan menjadi lebih baik dan ringan. Dari segi tampilan, pelek HPD yang hanya diproduksi dua warna yakni putih dan hitam ini juga cukup istimewa dan terlihat mewah. Apalagi menggunakan jari-jari yang cukup berjauhan. (hamsah umar)