Powered By Blogger

Kamis, 13 Oktober 2011

AMPK: Usut Penembakan Mahasiswa UMI


MAKASSAR, FAJAR--Aliansi Mahasiswa Peduli Keadilan (AMPK) melakukan aksi demo di Polrestabes, mendesak kasus penembakan misterius salah seorang mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Nur Husain pada Mei lalu segera dituntaskan.
Para pengunjuk rasa ini berasal dari beberapa perguruan tinggi seperti UMI, UIT, Univ 45, UVRI, Unismuh, dan FMP. Mereka menilai, penembakan mahasiswa UMI tidak mendapat perhatian serius polisi sehingga kasus tersebut hingga saat ini tidak berhasil diungkap pihak kepolisian.
Bahkan, Husain yang turut melakukan aksi unjuk rasa menegaskan bahwa kasus penembakan terhadap dirinya, kurang diperhatikan polisi. Bahkan,  polisi terkesan tidak mau melakukan pengejaran dan pelacakan terhadap pelaku yang diduga melakukan penembakan terhadap dirinya. 
"Masa  saya pernah disuruh mencari tahu siapa pelaku dan alamatnya. Itu artinya bahwa polisi ini menginginkan kami selalu korban bertindak sebagai intelnya. Ini menunjukkan bahwa profesionalisme polisi tidak ada," kata Husain.
Selain mendesak agar kasus penembakan mahasiswa UMI segera diungkap, mahasiswa ini juga mendesak polrestabes untuk mengungkap sejumlah kasus penembakan warga di Makassar, yang sejauh ini juga tidak ada kejelasannya. Mereka juga meminta penggunaan senjata api ilegal di daerah ini ditertibkan sehingga tidak ada lagi warga yang menjadi korban.
Bahkan dalam tuntutannya, mereka mendesak Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar dicopot dari jabatannya, karena dianggap gagal mengungkap sejumlah kasus penembakan di wilayah kerjanya.
Wakapolrestabes  Makassar, AKBP Endi Sutendi yang menerima mahasiswa tersebut, menegaskan bahwa proses penyelidikan terhadap kasus penembakan itu tetap diselidiki. Bahkan dia menegaskan, polrestabes akan memberikan dukungan kepada Polsekta Panakkukang jika memang dianggap perlu.
"Terhadap keluhan mahasiswa terhadap profesionalisme anggota dalam penyelidikan kasus ini, kami akan melakukan klarifikasi terhadap penyidik dan kapolsektanya," kata Endi. (hamsah umar)            

Berangkas Kosong Disnaker Sulsel Dibobol


MAKASSAR, FAJAR--Aksi pembobolan terhadap kantor pemerintahan terulang. Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sulsel menjadi sasaran, Kamis, 13 Oktober. Sebuah berangkas di ruang Keuangan dibongkar pelaku, sementara dua unit laptop dibawa kabur.
Untungnya, berangkas yang dibongkar paksa dan dirusak pelaku yang diperkirakan lebih dari satu orang itu, hanya sebuah berangkas kosong sehingga tidak dilaporkan ada uang yang hilang. Pelaku hanya membawa kabur dua laptop Toshiba milik pegawai.
Kasus pembobolan terhadap Disnaker Sulsel ini diduga terjadi antara pukul 02.30 hingga pukul 04.30. Pasalnya, satpam yang bertugas menjaga kantor tersebut,  Jalil meninggalkan kantor sekira pukul 02.00, dan kembali lagi di kantor itu sekira pukul 05.00. Hasil penyelidikan sementara, pelaku diduga masuk ke kantor tersebut lewat jendela samping kantor, karena kondisi jendela tersebut dirusak pelaku.
Pelaku yang beraksi itu memasuki beberapa ruangan di kantor itu. Ruang yang diobok-obok antara lain ruang Kadisnaker Sulsel, sekretaris, dan ruangan keuangan. Dari ruang keuangan inilah, pelaku mengangkat berangkas kemudian meletakkannya di depan ruang Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan setelah dibongkar.
  "Jadi perkiraan pelaku masuk dini hari, karena penjaga meninggalkan kantor pukul 02.00," ujar Kabag Umum dan Kepegawaian Disnaker, Alimuddin.
Kasus pembobolan kantor Disnaker Sulsel ini pertama kali diketahui petugas kebersihan Asding, pegawai Disnaker Ramsiah, serta penjaga kantor Jalil sekira pukul 06.30.
Kapolsekta Rappocini, Kompol Herman menyebutkan polisi sudah memeriksa tiga saksi dalam kasus ini. Saksi yang sudah dimintai keterangan awal itu adalah pihak  yang pertama kali menemukan kantor tersebut dibobol. "Proses pemeriksaan saksi sementara kita lakukan untuk pengumpulan keterangan," kata Herman.  (hamsah umar)

Polisi Kejar Mahasiswa Unhas


MAKASSAR, FAJAR--Beberapa mahasiswa Universitas Hasanuddin menjadi target penangkapan, penyidik Polrestabes Makassar. Mereka yang dikejar polisi ini, adalah pelaku pembakaran motor patroli Kepala Unit Patroli Polsekta Tamalanrea, Ipda Andi Iswan yang dibakar di Pintu I Unhas.
Kendati hingga saat ini polisi masih belum bisa menangkap pelaku yang ditengarai lebih dari satu orang, namun pihak kepolisian sudah mencurigai mahasiswa tertentu, apalagi sejumlah mahasiswa sudah dimintai keterangan. Pihak kepolisian sendiri  menegaskan akan memproses mahasiswa tersebut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Pelaku sudah pasti akan kita proses sesuai aturan perundang-undangan. Siapa pun  pelakunya akan kita tindak karena telah melakukan pelanggaran," kata Wakapolrestabes Makassar, AKBP Endi Sutendi, Kamis, 13 Oktober.
Endi menegaskan bahwa tindakan pembakaran yang diduga dilakukan mahasiswa Unhas, terhadap motor dinas kepolisian merupakan kriminal murni. Makanya kata dia, tidak ada alasan polisi untuk tidak menangkap dan memproses pelakunya. "Bukan karena itu adalah motor polisi yang dirusak, tapi perbuatan mereka adalah kriminal murni. Jadi yang terlibat akan kita proses," kata Endi.
Dia juga berharap, pihak Unhas bisa membantu dan mendukung upaya kepolisian dalam menangkap pelaku yang membakar  motor polisi tersebut. Paling tidak, pihak kampus memiliki informasi mengenai mahasiswa yang melakukan aksi atas penangkapan dua mahasiswa Unhas di UNM pada hari  yang sama. (hamsah umar)   
 
       

Rabu, 12 Oktober 2011

AMS Tuntut Kasus Awaludin Dituntaskan


*Terkait Maba Unhas yang Tewas

MAKASSAR, FAJAR--Dugaan kekerasan yang dialami mahasiswa baru Jurusan Kimia Fakultas MIPA Unhas, Awaluddin yang dilakukan seniornya hingga meninggal  terus menuai kecaman. Kali ini, Aliansi Mahasiswa Soppeng (AMS) menuntut polisi mengusut tuntas kematian maba itu.
Mahasiswa yang prihatin terhadap nasib yang dialami korban ini, melakukan aksi unjuk rasa di Polrestabes Makassar, Rabu, 12 Oktober. Sama dengan kecurigaan pihak keluarga, mahasiswa ini juga mencurigai kematian korban akibat mendapat kekerasan seniornya selama kegiatan Program Reformasi Pola Pikir dan Pola Sikap (Progresip) atau semacam ospek, yang digelar pengurus BEM Fakultas MIPA Unhas.
"Kami menuntut kepolisian sesegera mungkin mengusut tuntas kasus kematian maba ini," ujar Koordinator Lapangan AMS, Anto al-Fahrezy.
Selain menuntut pihak kepolisian bekerja maksimal dan mengungkap mahasiswa yang ditengarai melakukan kekerasan, mahasiswa yang prihatin dengan korban ini mengingatkan polisi untuk mengawal autopsi yang dilakukan pihak dokter RS Wahidin. Mahasiswa menginginkan hasil autopsi tersebut transparan dan bebas dari rekayasa. "Jangan sampai proses autopsi mayat korban ini terjadi rekayasa.  Makanya kami minta polisi mengawal benar-benar  prosesnya," kata Anto.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto yang menerima mahasiswa menegaskan bahwa proses penyelidikan kasus kematian maba Fakultas MIPA Unhas ini bergantung hasil autopsi. Autopsi pihak rumah sakit ini kata dia yang sementara ditunggu polisi hasilnya. "Kita masih menunggu hasil autopsi seperti apa", ujar Erwin.
Terhadap kasus tersebut, polisi kata dia sudah memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk mahasiswa pelaksana kegiatan maupun nantinya akan memeriksa maba yang ikut program pengkaderan tersebut.
Terpisah, Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Hotman Sirait menambahkan bahwa proses pemeriksaan saksi juga masih menunggu keluarga korban yang saat ini masih dilanda duka. Pemeriksaan terhadap keluarga korban masih dibutuhkan, utamanya terkait kondisi korban saat ditemukan di kamar kosnya, begitu juga dengan teman kos korban di BTP.
"Kita masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, sambil melakukan pemeriksaan saksi, sambil menunggu hasil autopsi keluar dari rumah sakit," kata Hotman.
Untuk mengungkap ada tidaknya kekerasan hingga mengakibatkan seorang peserta tewas, penyidik Polrestabes Makassar maupun Polsekta Tamalanrea, diminta memperbanyak memeriksa maba yang menjadi teman korban. 
Sekadar tahu, berdasar pengakuan salah seorang peserta Progresif Fakultas MIPA Unhas yang minta namanya dirahasiakan, menegaskan bahwa pelaksanaan pengkaderan yang bernama Progresip memang diwarnai penghukuman hingga kekerasan fisik terhadap maba. Selain kegiatan berbau fisik yang berpotensi melelahkan maba seperti jalan merayab sekitar 200 meter dan jalan jongkok dengan jarak yang sama, maba yang melanggar juga banyak dihukum dan dipukul. "Saya sendiri sempat dihukum dan dipukul oleh panitia," ujar sumber FAJAR tersebut. 
Kendati ada pengakuan maba yang juga sempat dipukul seniornya, namun pihak penyelenggara dalam hal ini BEM Fakultas MIPA Unhas membantah keras adanya kekerasan dalam kegiatan pengkaderan. Kendati dia mengakui, tiga maba yang semuanya perempuan sempat dilarikan ke RS Wahidin karena alasan sakit, namun diizinkan pula oleh dokter setelah mendapat perawatan.  (hamsah umar)                

Motor Polisi Dibakar Mahasiswa Unhas


MAKASSAR, FAJAR--Motor Patroli Kepala Unit Patroli Polsekta Tamalanrea, Ipda Andi Iswan hangus dibakar puluhan mahasiswa di depan Pintu I Unhas Selasa sore lalu. Polisi yang saat itu mengendarai sepeda motor tersebut dihentikan mahasiswa kemudian membakar motornya.
Motor jenis Suzuki Thunder 125 CC ini dibakar mahasiswa yang menamakan diri Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi (Somasi). Saat berdemo itu, mahasiswa tersebut memblokade jalan. Mereka sengaja menjadikan polisi sebagai sasaran. Aksi mereka dipicu penangkapan dua mahasiswa Unhas yang ditangkap petugas Polrestabes Makassar dan Polsekta Rappocini saat melakukan unjuk rasa di Rektorat UNM.
Para mahasiswa ini diduga terprovokasi dengan isu yang menyesatkan mengenai dua mahasiswa Unhas dan seorang mahasiswa UMI. Pasalnya, polisi mengaku tidak melakukan penangkapan terhadap ketiga mahasiswa itu, tapi sekadar mengamankannya, apalagi mahasiswa UNM melakukan pengejaran terhadap mereka bersama satpam UNM.
Dalam aksinya sambil memblokade jalan itu, mereka menuntut tiga mahasiswa itu dibebaskan yakni Rivaldi dan Surahman (Unhas) serta Ahsan (UMI). Mereka juga menegaskan menolak berbagai bentuk kekerasan terhadap dunia kampus.
Kabag Ops Polrestabes Makassar, AKBP Hotman Sirait yang dikonfirmasi menegaskan bahwa mahasiswa yang melakukan pembakaran motor polisi ini saat ini dalam pengejaran. Beberapa mahasiswa kata dia sudah dimintai keterangan sebagai saksi. "Sudah ada yang mengarah ke  mahasiswa tertentu yang saat ini dalam penyelidikan," kata Hotman.
Hotman mengakui, pembakaran motor polisi itu dipicu provokasi oknum tertentu seputar penangkapan mahasiswa Unhas dan UMI di kampus UNM. Makanya, para pelaku pembakaran tersebut saat ini dalam pengejaran. Adapun mahasiswa Unhas dan UMI yang ditangkap di kampus UNM, Hotman mengatakan ketiganya sudah dilepas usai diambil identitasnya.
"Dia ini kan kita amankan. Karena kalau tidak diamankan, bisa saja menjadi korban oleh mahasiswa UNM yang tidak terima mereka  melakukan demo di kampusnya.  Termasuk sejumlah motor mereka kita selamatkan," jelas Hotman.
Kapolsekta Tamalanrea, Kompol Amiruddin terpisah menegaskan bahwa aksi pembakaran motor polisi ini merupakan tindakan kriminal. "Tentu tindakan itu adalah pelanggaran hukum dan berindikasi pidana." kata Amiruddin. (hamsah umar)