Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

Temui Perintis Senggol, Aziz Belanja Pakaian


MAKASSAR, FAJAR--Berstatus sebagai anggota DPD RI asal Sulsel, tidak membuat Aziz Qahhar Mudzakkar tinggi gengsi. Cawagub Sulsel ini tidak risih berbelanja di pasar tradisional seperti saat berbelanja di Pasar Senggol Makassar tadi malam.
Meski Pasar Senggol dikategorikan pasar loak yang terletak di Jalan Cendrawasih ini, Aziz percaya diri berbelanja pakaian. Sebelum mengitari pasar yang dikenal padat di malam hari ini, Aziz mengunjungi posko rumah rakyat di Jalan Hati Murni tepat berada di sebelah barat Pasar Senggol.
Aziz juga menyempatkan diri salat Isya di masjid Ainal Yaqien di tempat ini. Dalam kunjungannya ke pasar ini, Aziz didampingi sejumlah kerabat dan warga setempat memasuki pasar yang dikenal dengan harga barang yang relatif murah itu.
Di tempat ini, juga menemui salah seorang pedagang yang dikenal sebagai tokoh perintis pasar Senggol yakni H Timbang (60). Perintis pasar ini juga dituakan oleh para pedagang di pasar ini.
Saat berbelanja pakaian, Aziz bercerita kalau kebiasaan ini sudah melekat pada dirinya sejak lama. ''saya biasa belanja kebutuhan apa saja di tempat mana saja meski kesannya bukan di tempat mewah'', ucapnya.
Cawagub yang akan mendampingi wali kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin bertarung di pilgub Sulsel ini mengaku tidak pernah risih atau gengsi mengenakan pakaian yang dibeli dari pasar loak seperti pasar Senggol. Baginya, hidup sederhana adalah hal biasa dan sudah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari.
Saat mengitari sudut-sudut pasar, Aziz menyempatkan diri berbincang dengan sejumlah pedagang. Salah seorang pedagang berdarah Tionghoa yang ditemui, Sanata bahkan langsung memuji pribadi Aziz yang begitu sederhana.
Pemilik tokoh Hati Murni ini bahkan berjanji akan mendukung IA pada pilgub mendatang. Aziz berkeliling hampir mengitari seluruh bagian pasar sebelum akhirnya berpamitan dengan para pedagang maupun pengunjung yang sedang meramaikan pasar ini. (sah)

Rabu, 10 Oktober 2012

Sa'ritta Galang Kekuatan, Bur Tak Gentar


*Gugatan Pemilukada Takalar ke MK

MAKASSAR, FAJAR--Tekad Syamsari Kitta-Hamzah Barlian (Sa'ritta) menggugat penetapan KPU Takalar, atas bupati-wakil bupati terpilih Takalar periode 2012-2017 ke Mahkamah Konstitusi bukan isapan jempol. Pasangan ini berencana mendaftarkan gugatannya ke MK, Rabu, 10 September.
Tidak sekadar menggugat MK, pasangan ini juga menggalang kekuatan dengan mengajak tiga kandidat lain bergabung melakukan gugatan ke MK. Bahkan saat menggelar jumpa pers di Hotel Singgasana sore kemarin, pasangan Sa'ritta dan Andi Makmur Sadda-Nashar Baso (AMAN) sudah resmi menunjuk 12 pengacara untuk melawan penetapan KPU. Gugatan Sa'ritta-AMAN ke MK ini akan dijadikan satu paket gugatan.
Dua pasangan yang kalah suara dari bupati terpilih, Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim (Bur-Nojeng) ini bahkan menyebut pasangan Jen Syarif Rifai-Gassing Rapi juga sudah siap bergabung menggugat hasil pemilukada Takalar, begitu juga dengan pasangan independen Masniar Mappasawang-Burhan Talli.
"Sa'ritta-AMAN sudah memastikan menggugat hasil penetapan KPU dalam satu paket gugatan, tapi dua calon lain yakni Jen dan Masniar juga sudah menyatakan siap menggugat," kata koordinator kuasa hukum Sa'ritta-AMAN, Muh Hasbi Abdullah didampingi Syahrir Cakkari, Andi Sadda, Syamsari Kitta serta sejumlah tim Sa'ritta dan AMAN.
Hasbi Abdullah menyebut segala bukti dan berkas persyaratan gugatan sudah disiapkan dua pasangan ini. "Jadi tinggal didaftar ke MK. Mungkin besok siang sudah kita ajukan ke MK," tambahnya.
Syahrir Cakkari pada kesempatan ini mengkritik sikap KPU Takalar yang sampai sore kemarin belum menyampaikan surat penetapan bupati-wakil bupati terpilih, padahal itu wajib diserahkan KPU kepada masing-masing calon. "Saya curiga ada itikad terselubung yang mau dimainkan KPU sehingga itu tidak diserahkan kepada kandidat. Surat penetapan ini penting karena itu akan menjadi dasar calon mengajukan gugatan," kata Cakkari.
Apalagi kata Sa'ritta dan AMAN, mulai pagi hingga sore kemarin, tidak satu pun anggota KPU Takalar yang tarlihat di kantornya. "Tim kita mencoba mencari surat penetapan itu, tapi tidak ada anggota KPU yang terlihat di kantornya," kata Syamsari.
Syamsari menjelaskan ada beberapa alasan penetapan KPU ini akan digugat ke MK seperti dugaan penggelembungan suara, manipulasi data suara dari TPS ke PPS, beberapa saksi tidak diberi formulir C1, adanya jumlah pemilih melebihi daftar pemilih dalam DPT, dan sejumlah dugaan kecurangan lainnya.
Jubir Sa'ritta, Hairil Anwar menyatakan telah menemukan banyak indikasi kecurangan massif, khususnya masalah singkronisasi DPT dan jumlah pemilih yang hadir di TPS berdasarkan rekap suara. "Di situ banyak kejanggalan dan itu sangat berpengaruh pada persentase suara calon," kata Hairil.
Menanggapi gugatan sejumlah kandidat yang kalah ini, Manajer Tim Pemenangan Bur-Nojeng, Fachruddin Rangga mengaku tidak gentar dengan langkah yang dilakukan Sa'ritta dan calon lainnya. "Karena siapa pun yang tidak puas memang berhak melakukan gugatan, sehingga kita tidak perlu khawatir. Kami selalu pasangan yang ditetapkan KPU tentu akan membantu KPU mempersiapkan data administrasi," kata Fachruddin.
Yang pasti, kalau Sa'ritta mencurigai Bur-Nojeng curang dalam pemilukada Takalar, dia menyebut timnya juga memiliki kartu/catatan kecurangan yang dilakukan pasangan ini.

Tuntut Pemilukada Diulang
Sementara itu, cagub independen Masniar Mappasawang menegaskan timnya saat ini juga sudah mengumpulkan bukti kecurangan yang dilakukan penyelenggara dalam pelaksanaan pemilukada Takalar. "Kami memang sudah rampungkan bukti-bukti yang akan jadi bahan gugatan ke MK," kata Masniar.
Namun, Masniar menyatakan bahwa timnya masih harus koordinasi dengan Sa'ritta mengenai materi gugatan yang akan diajukan ke MK, apakah sekadar melakukan gugatan agar ada putaran kedua atau pemilukada ulang. "Sa'ritta kalau tidak salah lebih kepada upaya agar ada putaran kedua, sementara kami menghendaki pemilukada diulang. Kenapa kami akan menuntut pemilukada diulang karena penuh dengan kecurangan dan kelicikan," sebut Masniar. (hamsah umar)                

Pemuda Tionghoa Dukung Garuda-Na


MAKASSAR, FAJAR--Barisan pendukung cagub-cawagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) terus bertambah. Pemuda Tionghoa Sulsel juga menyatakan secara resmi mendukung pasangan ini.
Penegasan Pemuda Tionghoa Sulsel mendukung Garuda-Na ini disampaikan Ketua Pemuda Tionghoa Sulsel, Alberto Kontessa di salah satu warung kopi Jalan Mappayukki, Selasa, 9 Oktober. Pemuda Tionghoa beralasan, sosok Rudi-sapaan akrab Rudiyanto memiliki peran penting dalam penyelesaian masalah yang dihadapi warga Tionghoa di Sulsel utamanya di Makassar.
"Rudi telah membuktikan mampu memberikan suasana damai dan aman bagi warga Tionghoa. Salah satunya kejadian di Jalan Gunung Latimojong yang sempat mengkhawatirkan warga Tionghoa. Berkat peran Rudiyanto ini situasi menjadi damai dan tenang. Mari buka pikiran dan hati nurani untuk mendukung Garuda-Na di pilgub Sulsel," kata Alberto.
Dia pun mengajak warga Tionghoa di Sulsel untuk mengetahui bagaimana peran bupati Sinjai ini terhadap warga Tionghoa di Sulsel, dan tidak mendengar isu yang tidak benar.Selain itu, pasangan ini juga dianggap berhasil membangun nasionalisme umat beragama di Sinjai dan Pinrang.
Alberto menambahkan, pasangan ini memiliki komitmen yang baik dalam upaya menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat kecil, karena itu dia mengajak warga Tionghoa di Sulsel bisa menghayati pemimpin yang bisa menyejahterakan masyarakat sesuai yang diharapkan.
"Target Rudi bahwa orang kecil akan diperlakukan sama tanpa adanya perbedaan. Semua umat beragama bebas berpendapat dan kerukunan yang dimiliki Rudiyanto dalam hal hubungan antarumat beragama sangat baik. Dua tokoh ini juga sudah banyak membantu pengembangan umat beragama tanpa melihat agamanya," lanjutnya.
Saat menyampaikan dukungan ini, sejumlah tim kerabat dan keluarga Garuda-Na tampak hadir seperti Ketua Tim Kerabat dan Keluarga Garuda-Na, Rahman Halid, mantan Ketua DPD Hanura Sulsel Amrullah Pase dan sejumlah tim Garuda-Na lainnya.
Rahman menyatakan, dukungan Pemuda Tionghoa terhadap Garuda-Na ini semakin memperkuat barisan pendukung Garuda-Na. "Apalagi, Alberto ini adalah tokoh Tionghoa ternama di Sulsel, sehingga dukungan ini tentu menjadi energi baru bagi Garuda-Na di pilgub Sulsel. Kita berharap dukungan ini makin membuka peluang pasangan ini memenangkan pertarungan," sebut Rahman. (hamsah umar)    
 

Jayadi Ancam Lapor Balik Kades Lauwo


MAKASSAR, FAJAR--Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas tidak gentar dengan langkah Kepala Desa (Kades) Lauwo, Kecamatan Burau, Lutim, Tahrin Langaji yang melaporkannya ke polisi dengan tudingan merampas inventaris desa. Jayadi mengancam melaporkan balik kades tersebut ke pihak berwajib.
Kendati, Jayadi mengaku sampai saat ini belum tahu menahu benar tidaknya telah dilaporkan ke polisi, Jayadi menegaskan bisa saja melaporkan balik kades sekiranya tudingannya terhadap Jayadi mengada-ada. "Bisa jadi kami juga laporkan kades kalau salah berikan laporan," tandas Jayadi, Selasa, 9 Oktober.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Tahrin melaporkan Jayadi ke polisi pekan lalu dengan tudingan merampas inventaris desa, atau stiker gerakan TPS Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang). Stiker yang diduga kuat berafiliasi langsung dengan kandidat gubernur petahana ini diambil Jayadi di sekretariat Panitia Pemungutan Suara (PPS) sekaligus kantor Desa Burau.
Jayadi menyebut, stiker yang sarat simbol dukungan ke cagub Sayang ini diambil Jayadi kemudian dibawa ke kantor KPU Lutim, karena KPU Sulsel tidak ingin penyelenggara pemilu di tingkat bawah ada kesan tidak netral. Apalagi yang jadi sekretaris PPS Burau juga menjabat sebagai sekretaris desa Burau. Stiker itu juga jauh dari inventaris desa, bahkan bisa jadi sebagai bukti aparat kades Burau telah berpihak pada cagub tertentu.
Dia menambahkan bahwa penyelenggara pemilu baik KPU hingga jajaran bawah seperti PPS tidak dibenarkan ada kesan mendukung calon tertentu, begitu juga aparat pemerintah termasuk kepala desa yang merupakan pelayan masyarakat tingkat bawah.
Bahkan, Jayadi saat itu telah menginstruksikan kepada Ketua KPU Lutim untuk segera mengevaluasi jajaran PPS di Desa Burau, yang diindikasi telah melakukan pembiaran kantor PPS dan desa diwarnai simbol dukungan ke kandidat gubernur tertentu.
Jayadi bercerita, saat memantau proses pemutakhiran data pemilih di Lutra hingga Lutim, dia memantau beberapa PPS di daerah itu termasuk Burau. Saat di Burau, Jayadi juga memantau aktivitas PPS di desa itu. "Saat itu ada warga bercelana pendek menanyai saya tunggu siapa. Saya katakan sekadar memantau teman-teman. Dia kemudian masuk di ruangan sekdes kemudian keluar bersama sekdes. Orang yang bercelana pendek itu membawa stiker bergambar salah satu kandidat. Saya katakan ini tidak boleh ada di sekretariat PPS sehingga saya bawa ke KPU Lutim," kata Jayadi.
Jayadi mengaku siap diperiksa polisi ketika diminta memberikan keterangan. "Kalau memang ada panggilan untuk klarifikasi, saya tentu akan hadiri. Saya normatif saja dan akan jelaskan apa adanya. Yang jelas saya merasa tidak merampas inventaris desa," tegas Jayadi. (hamsah umar)

IA Perkuat Kesadaran Masyarakat


MAKASSAR, FAJAR--Lahirnya pemilih cerdas di pilgub Sulsel 2013 mendatang menjadi harapan besar, demi terwujudnya pemimpin dengan komitmen tinggi dalam membangun masyarakat sejahtera dan berkeadilan.
Melihat pentingnya harapan ini, pasangan cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) melakukan gerakan membangun kesadaran masyarakat, yang sasarannya memberikan pendidikan politik yang baik utamanya dalam memilih pemimpin yang tepat untuk Sulsel mendatang.
Salah satu caranya dengan terlebih dahulu melakukan penguatan kapasitas relawan dan tim IA, terkhusus bagaimana memperkenalkan sosok dan program IA untuk Sulsel ke depan. Melalui penguatan relawan ini, tim IA ditarget mampu tampil maksimal dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang apa yang menjadi program IA untuk Sulsel ketika terpilih menjadi gubernur.
"Melalui relawan yang berkapasitas, kita coba membangun kesadaran masyarakat agar dalam memilih pemimpin tidak sekadar menentukan pilihan, tapi harus mengetahui calon dan apa yang akan dilakukan kalau terpilih. Karena menurut kami, masyarakat yang memiliki kesadaran politik, sudah pasti akan memilih Ilham-Aziz," kata jubir IA, Syamsu Rizal, Selasa, 9 Oktober.
Pendidikan politik bagi masyarakat yang dilakukan tim IA ini, tidak sekadar menjadi target dalam rangka kepentingan pilgub, tapi masyarakat ini juga diharapkan menjadi pioneer dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Sulsel yang lebih maju di masa mendatang.
Untuk membangun masyarakat Sulsel yang maju dan sejahtera, pelibatan masyarakat secara aktif tidak bisa dinafikan. Makanya, masyarakat yang dibangun kesadaran politiknya ini diharapkan sekaligus secara otomatis menjadi bagian yang akan berpartisipasi dalam membangun daerah ini, sekaligus menjadi pengawal pemerintahan utamanya ketika ada program yang tidak maksimal.
Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal menandaskan semakin kuat kapasitas relawan dan tim IA dalam memberikan penjelasan pada masyarakat, maka program yang menjadi andalan pasangan nasionalis-religius ini akan lebih mudah dipahami oleh lapisan masyarakat Sulsel. "Karena dengan memahami program IA, maka masyarakat akan sadar bahwa IA bukan sekadar pilihan, tapi sosok yang memang dibutuhkan kalau kita ingin masyarakat Sulsel lebih maju," sebut Ical. (hamsah umar)