Powered By Blogger

Senin, 15 Agustus 2011

Brangkas BKMM Dibobol, Rp250 Juta Raib


MAKASSAR--Pembobolan brangkas milik instansi pemerintah di Makassar kembali terulang. Kali ini brangkas milik Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Sulsel, di Jalan Wijaya Kusuma dibobol maling. Akibatnya, uang tunai sekitar Rp250 juta yang disimpan dalam brangkas tersebut raib digondol pelaku.
Aksi pembobolan brangkas ini baru diketahui pegawai BKMM Sulsel pada Senin, 15 Agustus sekira pukul 07.40, atau pada saat pegawai masuk kantor. Aksi pembobolan ini pertama kali diketahui petugas kebersihan kantor, Anni. Dalam aksinya itu, pelaku setidaknya memasuki tiga ruangan di kantor tersebut masing-masing ruang operasional, tata usaha, dan dapur.
Brangkas yang disimpan di ruang Tata Usaha ini berhasil dibobol pelaku setelah terlebih dahulu membuka dua  pintu di ruangan ini. Pelaku diduga menggunakan linggis untuk membuka paksa brangkas tersebut dan menguras isinya. Kasus pembobolan ini diperkirakan terjadi antara Jumat malam hingga Senin dini hari. 
Pasalnya, pegawai di kantor ini terakhir kali meninggalkan kantor pada Jumat pekan lalu dan baru masuk kembali pada Senin kemarin. Makanya, pegawai di kantor tersebut memperkirakan aksi pembobolan itu antara Jumat malam hingga Senin. "Yang jelas, kita baru tahu kalau kantor ini di bobol tadi pagi saat kita masuk kantor," ujar Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKMM Sulsel, Joko Harsoyo.
Ruang tata usaha yang dibobol maling ini berada di lantai II. Pihak terkait belum memastikan dari mana pelaku tersebut masuk hingga ke lantai II. Menurut Joko, kantor ini sebenarnya dijaga oleh petugas keamanan, namun pada  saat libur mereka juga memilih libur apalagi jumlah yang ada juga terbatas.
Menurut Joko, ratusan juta uang yang diraib digondol maling itu, merupakan pendapatan kantor dalam proses pelayanan kesehatan mata di balai tersebut selama ini. Rencananya, uang ratusan juta itu baru akan diserahkan ke kas negara melalui Bank Indonesia pada Senin, 15 Agustus kemarin. "Penyerahan pendapatan kantor memang tidak menentu, namun tergantung berapa besar pendapatan yang diperoleh. Kalau jumlah yang diperoleh dalam sehari banyak, bisa juga tiap hari kita serahkan ke kas negara," tambahnya.
Petugas kepolisian dari Polsekta Rappocini hingga sore kemarin masih  melakukan identifikasi di tempat kejadian. Pihak kepolisian sejauh ini juga masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut. (hamsah umar)    

                
  

Stefani Ditahan di Polsek Wajo


MAKASSAR--Proses penahanan tersangka kasus dugaan sabu-sabu, Stefani Arlina Wilar yang ditangkap di Hotel Aswin Makassar oleh Polres Pelabuhan, saat ini penahanannya dipindahkan dari Polres Pelabuhan ke Polsekta Wajo. Pengalihan penahanan itu karena di Polres Pelabuhan belum ada ruang tahanan khusus untuk perempuan.
"Tersangka sudah kita alihkan penahanannya ke Polsekta Wajo karena di Polres Pelabuhan belum tersedia sel khusus untuk perempuan. Dia sudah tiga hari kita tahan di Polsek Wajo," kata Kasat Narkoba Polres Pelabuhan, AKP Jufri Natsir, Senin, 15 Agustus.
Sementara, pemilik Mension Cafe, Fransisco Tandiary yang juga ditangkap di Hotel Aswin  masih tetap ditahan di Polres Pelabuhan. Saat ini, polisi kata dia masih melakukan perampungan penyelidikan kasus dugaan sabu-sabu ini.
Terkait pengakuan orang tua Stefani saat mengadu ke Macazzart Intellectual Law (MIL), bahwa anaknya hanya korban karena sekadar akan mengambil barang miliknya yang dikuasai oleh Fransisco, dan tidak terlibat mengonsumsi sabu-sabu, Natsir menyebutkan bahwa pihaknya sejauh ini masih menyimpulkan bahwa tersangka terlibat telah mengonsumsi sabu-sabu.
"Hasil tes urine yang kita peroleh dari Laboratorium Forensik menyebutkan bahwa urine keduanya positif. Artinya bahwa dia juga terlibat mengonsumsi," tambah Jufri.
Dalam penanganan kasus ini, Jufri menegaskan bahwa pihaknya akan tetap mempercepat proses penanganan kasus tersebut untuk diserahkan kepada pihak kejaksaan. Kalau pun nantinya jaksa bersedia menangguhkan penahanan tersangka, polisi kata dia tidak lagi mencampurinya. "Kita  hanya akan mempercepat proses penyelidikan dan pemberkasan kasus ini agar bisa cepat dilimpahkan ke jaksa," kata Jufri.
Sebagaimana dilansir sebelumnya, orang tua Stefani, Nurnaningsih mengadu ke MIL dengan alasan anaknya tersebut tidak terlibat pesta sabu-sabu, tapi sekadar korban dari Fransisco yang memintanya datang ke hotel itu untuk mengambil barang-barang miliknya.
Direktur Eksekutif MIL Sulsel, Supriansa menyarankan kepada orang tua Stefani untuk mencari pengacara untuk mencari pengacara, untuk mendampinginya selama dalam proses hukum. "Saya sudah sarankan orang tuanya, untuk mencari pengacara untuk mendampingi anaknya kalau memang harus diproses," kata Supriansa. (hamsah umar)
             

Pemuda Pancasilan Serang Kantor GMTD


MAKASSAR--Puluhan anggota Pemuda Pancasila Makassar dan Sulsel mendatangi kantor PT Gowa Makassar Turism Development Tbk (GMTD), yang terletak di Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, Senin, 15 Agustus. Kedatangan ini untuk mempersoalkan aksi premanisme karyawan GMTD terhadap  masyarakat di Tanjung Bunga.
Saat mendatangi kantor GMTD itu, massa Pemuda Pancasila langsung melakukan penyerangan terhadap  karyawan GMTD utamanya yang diduga sebagai petugas keamanan. Massa bahkan melakukan penyerangan karyawan hingga di belakang kantor GMTD. Salah seorang karyawan yang diketahui sebagai petugas keamanan, Daeng Nai sempat menjadi bulan-bulanan. Dia dilempari batu hingga mengakibatkan kepalanya pecah dan berdarah.
Untungnya, aksi pemuda pancasila itu berhasil dihalau petugas keamanan dari Polsekta Tamalate, kemudian mengamankan korban dari aksi massa Pemuda Pancasila. Saat dilempari batu, karyawan GMTD tersebut membawa sebilah parang yang diselipkan di pinggangnya.
Selain mengakibatkan satu karyawan GMTD terluka, gerbang milik GMTD juga dirusak oleh massa saat mereka memasuki gerbang Tanjung Bunga, begitu juga merusak motor petugas keamanan GMTD.  
Kemarahan Pemuda Pancasila terhadap GMTD ini dipicu aksi premanisme yang dilakukan Tim Delapan GMTD yang melakukan pemukulan, bahkan penikaman terhadap warga yang  menggarap tambaknya di Tanjung Bunga pada 9 Agustus lalu. Tiga korban premanisme GMTD masing-masing Abdu, Asrul, dan Dg Bali. Namun korban paling parah adalah Abdu karena ditikam pada kaki dan tangannya.
Karyawan GMTD yang melakukan premanisme itu diketahui Daeng Nompo (ditahan), Kade, dan Swallow Dg Imba. Kekecewaan Pemuda Pancasila semakin memuncak karena menilai GMTD melindungi dan menyembunyikan dua pelaku yakni Kade dan Imba atau tidak menyerahkannya kepada pihak berwajib. Makanya, saat mendatangi kantor GMTD, Pemuda Pancasila mendesak pihak GMTD menyerahkan kedua pelaku penikaman dan pemukulan warga  tersebut.
"Kami minta dua pelaku itu segera diserahkan ke polisi, karena jelas-jelas mereka melakukan penikaman dan pemukulan. Saya ingatkan juga GMTD untuk tidak lagi melakukan cara-cara premanisme untuk menyelesaikan masalah dengan  masyarakat," tegas Diza.
Manajer GMTD, Erwin Rosadi dan pengacara GMTD, Nasiruddin Pasigai menyatakan bahwa kasus pemukulan dan penikaman terhadap warga itu, juga tidak pernah diinginkan pihak GMTD. "Kami juga tidak inginkan ada kekerasan dilakukan pegwai. Tapi siapapun melakukan kekerasan akan kita tindak," kata erwin. (hamsah umar)          
   

Dua Bersaudara Kompak Mencuri


MAKASSAR--Kepolisian Sektor Kota Panakkukang  berhasil menangkap dua orang spesialis pencuru motor (ranmor), Minggu malam. Kedua tersangka yang ditangkap di Pare-pare itu bernama Gunadi dan Gunawan. Keduanya diketahui bersaudara yang beralamat beralamat di Jalan AP Pettarani VI Makassar. Dua bersaudara ini selama ini kompak melakukan aksi pencurian sepeda motor, kemudian dijual dengan harga miring.
Dari tangan pelaku ini, polisi berhasil mengamankan empat unit sepeda motor jenis Fiz R, Supra X, Satria FU, dan Suzuki Spin. Pelaku dan barang bukti tersebut saat ini ditahan di Polsekta Panakkukang untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Kanit Reskrim Polsekta Panakkukang, Iptu Dhimas Prasetyo penangkapan kedua bersaudara yang sudah banyak melakukan aksi pencurian sepeda motor itu, berkat informasi dari masyarakat yang menyebutkan dua pelaku tersebut berada di Parep-pare. Tersangka tersebut ditangkap di rumah salah seorang pamannya bernama Abd Rahman.
Selain empat motor curian yang berhasil diamankan polisi itu, tersangka mengaku kalau selama ini dirinya telah menjual sejumlah motor yang berhasil dicuri. Motor curian tersebut ada yang dijual di Makassar, namun ada juga yang dijual ke  daerah dengan harga miring.
Empat unit motor yang diamankan polisi sendiri itu disita dari Maros masing-masing di Jalan Bossolo dan Batu Lotong Maros, sementara dua lainnya disita di Jalan Sukaria dan Karuwisi Makassar. Polisi kata Dhimas masih akan mencari barang bukti lain yang telah dijual oleh pelaku.
Saat ditemui di Polsekta Panakkukang, Gunadi menyebutkan bahwa aksi pencurian sepeda motor ini telah dilakukan dirinya sejak enam bulan lalu. Motor yang dicuri tersebut diambil dari berbagai tempat seperti Jalan Abdullah dg Sirua, Jalan Faizal, Kampus Unhas, AP Pettarani III, dan sejumlah tempat lainnya.
Kendati mengakui telah mencuri sepeda motor di daerah ini, namun dia berdalih kalau motor curian tersebut sekadar diserahkan ke salah seorang oknum di Maros dan dijual antara Rp2 juta hingga Rp3 juta. Dia berdalih sekadar mendapat upah dari hasil curian motor tersebut sebesar Rp100 ribu. Umumnya, motor yang dicuri pelaku adalah yang tidak terkunci leher karena mudah didorong. Begitu cukup jauh dari lokasi, pelaku baru mempreteli kuncinya. (hamsah umar)

Minggu, 14 Agustus 2011

Anis: Nazaruddin Uji Kredibilitas KPK


MAKASSAR--Pemulangan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Nazaruddin dari pelariannya bukan berarti ujian penegak hukum dalam penanganan korupsi berakhir, karena malah itu akan menjadi  ujian awal untuk menentukan eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Apapun ending dari penanganan kasus Nazaruddin dinilai menjadi penentu kredibilitas lembaga super body ini.
Penilaian ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta saat berbuka puasa di rumah jabatan Wakil Ketua DPRD Sulsel, Akmal Pasluddin, Minggu, 14 Agustus. 
"Kasus Nazaruddin ini adalah ujian bagi eksistensi KPK di tengah kepercayaan publik terhadap KPK terpuruk. Dengan hadirnya Nazaruddin saat ini, akan menjadi momen bagus bagi KPK untuk membuktikan kepada publik bahwa dia masih memiliki gigi dan kredibilitas,"  jelas Anis.
Dengan kondisi keterpurukan kepercayaan yang dialami KPK dalam pemberantasan korupsi, utamanya yang melibatkan pejabat besar atau kasus besar, apapun yang dilakukan KPK dalam penanganan kasus dugaan korupsi Wisma Atlet yang melibatkan Nazaruddin, menjadi sangat penting untuk  kembali membangkitkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga ini. Apalagi berbagai survei menyebutkan bahwa kredibilitas KPK saat ini sangat kehilangan kepercayaan dalam memberantas kasus korupsi. 
"Makanya, saya bisa katakan bahwa kasus Nazaruddin ini akan menentukan seperti apa kredibilitas KPK di mata publik. Kalau kasus ini nasibnya akan sama dengan kasus Bank Century, tentu kepercayaan masyarakat terhadap KPK akan semakin terpuruk," tambahnya.
Dalam penanganan kasus Nazaruddin, Anis malah khawatir penanganan kasus ini akan dibuat serumit  mungkin sehingga masyarakat pada akhirnya akan dibingunkan. Sehingga yang terjadi kemudian kasus korupsi Nazaruddin yang disebut-sebut mencapai Rp6 triliun lebih sulit dituntaskan sebagaimana harapan masyarakat secara luas.
Apalagi menurut dia, banyak kasus besar yang ditangani KPK hingga saat ini tidak ada kejelasan mengenai penyelesaiannya, kendati dalam kasus tersebut sudah jelas-jelas ada indikasi terjadi korupsi. Makanya, PKS kata dia, sangat mendukung dan mendorong KPK untuk menuntaskan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin ini.
Anis berharap, penanganan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Nazaruddin yang sempat melarikan diri keluar negeri ini, tidak bernasib sama dengan kasus korupsi lain  yang pernah di tangan KPK seperti kasus Bank Century. Makanya kata dia, persoalan tersebut sepenuhnya kembali kepada KPK selaku penegak hukum dalam kasus  dugaan korupsi mantan Bendahara Umum Demokrat ini. "Jadi kita ingin lihat apakah penanganan kasus ini selesai atau tidak," katanya. 
Soal kemungkinan Nazaruddin mendapat intervensi kuat dari pejabat negara mengenai nyanyian yang selama ini disampaikan selama pelarian ke luar negeri, Anis tidak bersedia memberikan tanggapan. PKS kata dia sepenuhnya memberikan kepercayaan kepada KPK untuk mengusut tuntas kasus ini.     
Sebagaimana diketahui, Nazaruddin yang ditangkap aparat Interpol di Columbia beberapa waktu lalu saat ini dalam penanganan KPK. Bahkan sejak tiba di Jakarta menggunakan pesawat carter dengan menghabiskan dana Rp4 miliar, Nazaruddin langsung diinterogasi pihak KPK.  (hamsah umar)