Powered By Blogger

Senin, 17 Oktober 2011

Terekam CCTV, Pelaku Ranmor Ditangkap


MAKASSAR, FAJAR--Unit Khusus Reserse dan Kriminal Polrestabes Makassar, menangkap dua pelaku pencurian sepeda motor Senin, 17 Oktober dini hari. Kedua pelaku bernama Erwin dan Andre ditangkap di rumahnya Jalan Laiya Makassar.
Kedua tersangka ranmor ini diketahui melakukan aksi pencurian di Jalan Bulusaraung Makassar. Saat melakukan aksinya itu, perangkat CCTV yang ada di rumah korban berhasil merekam pelaku dengan baik, sehingga polisi dengan mudah mengidentifikasi pelaku dan menangkapnya. Dalam rekaman CCTV tersebut, terlihat jelas bagaimana pelaku menggasak motor korban.
Dari tangan tersangka ini, polisi mengamankan sepeda motor Yamaha Mio DD 5574 SP, milik Akbar. Penangkapan pelaku ranmor ini dibenarkan Kanit Resmob Polrestabes Makassar, AKP Ahmad Maryadi.
Dalam penangkapan itu, polisi lebih awal menangkap Erwin. Dari situ, tersangka membeberkan kalau aksinya dilakukan bersama Andre yang merupakan tetangganya sendiri. Tersangka yang satu ini pun dibekuk. (hamsah umar)

Minggu, 16 Oktober 2011

Polisi Periksa Ketua Jurusan Kimia Unhas


*Kasus Tewasnya Awaluddin

MAKASSAR, FAJAR--Proses penyelidikan kasus dugaan kekerasan Program Reformasi Pola Pikir dan Pola Sikap (Progresip), yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unhas, hingga mengakibatkan mahasiswa baru Jurusan Kimia, Awaluddin tewas terus berlanjut.
Pekan ini, penyidik Polrestabes Makassar menjadwalkan melakukan pemeriksaan terhadap Ketua Jurusan Kimia Fakultas MIPA Unhas, Firdaus. Pemeriksaan terhadap saksi ini terkait legalitas kegiatan pengkaderan yang dilakukan mahasiswa tersebut. Pasalnya, ketua jurusan mengaku tidak tahu menahu mengenai kegiatan pengkaderan mahasiswa ini.
Selain akan memeriksa ketua jurusan, polisi juga akan memeriksa pihak Dekan Fakultas MIPA Unhas. Pemeriksaan terhadap pihak dekan juga terkait izin penyelenggaraan pengkaderan maba yang dikemas dengan nama Progresip. 
"Pemeriksaan terhadap ketua jurusan dan pihak fakultas berkaitan dengan izin penyelenggarannya. Apalagi beredar informasi kalau ini tidak diketahui jurusan," kata Kanit II Polrestabes Makassar, AKP Agus Khaerul.
Sebelumnya, Firdaus yang ditemui di RS Wahidin mengaku tidak pernah mendapat pemberitahuan mengenai kegiatan mahasiswa tersebut. Namun dari pihak pengurus BEM menyebutkan kalau izin penyelenggaraan pengkaderan memang hanya sampai di fakultas, sementara terhadap jurusan sekadar pemberitahuan. 
Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam juga pernah menyebutkan bahwa kegiatan pengkaderan maba itu melalui izin fakultas. Sehingga kegiatan progresip Maba Fakultas MIPA Unhas itu legal dan berizin. Kendati begitu, demi kepentingan penyelidikan polisi tetap akan melakukan pemeriksaan terhadap pihak terkait.
Terhadap pemeriksaan terhadap maba dan panitia, Agus menegaskan bahwa proses pemeriksaan terhadap panitia dan maba juga akan dilakukan pekan ini. "Tapi kan sudah ada yang diperiksa di Polsekta Tamalanrea. Karena sebelumnya memang sudah ada yang dipanggil," kata Agus.
Sejauh ini, misteri kematian warga asal Soppeng ini masih menjadi tanda tanya, baik karena korban meninggal sakit atau karena meninggal karena mengalami kekerasan dari seniornya saat pengkaderan berlangsung. Polisi sejauh ini juga masih menunggu hasil autopsi mayat korban. 
Hasil autopsi mayat korban oleh pihak dokter diperkirakan sudah diterima polisi pekan ini. Pasalnya, saat proses autopsi lalu, pihak dokter menyebut penelitian autopsi akan berlangsung sekitar dua pekan. (hamsah umar)                

Oknum Anggota Polsekta Tamalate Mengamuk


Diduga Terlibat Curanmor

MAKASSAR, FAJAR--Salah seorang oknum anggota Polsekta Tamalate yang bertugas pada unit khusus, Brigadir Polisi Latief mengamuk di tempatnya bertugas, Minggu, 16 Oktober dini hari. Sambil membawa parang, oknum ini mencari Kapolsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi.
Untungnya, dalam aksi yang tidak sepantasnya dipertontonkan itu, oknum tersebut tidak sampai membabi buta sehingga tidak mengakibatkan rekannya menjadi sasaran kemarahan. Kendati begitu, aksi oknum ini sempat membuat panik anggota yang sedang melakukan tugas malam.
Saat mengamuk itu, Latief bahkan mencari pimpinannya di ruang kerjanya, termasuk perwira polisi yang selaam ini memimpin penangkapan dua spesialis pencuri kendaraan bermotor. Namun pimpinan yang dicari itu tidak berada di tempat. Latief kemudian mendatangi rumah kapolsekta di Jalan Mallengkeri.        
Saat beraksi di kediaman kapolsekta itu, sejumlah petugas Profesi dan Pengamanan (Propam) Polrestabes Makassar mencegatnya. Dia pun digiring petugas Propam ke Polrestabes Makassar untuk dimintai keterangan atas ulahnya.
Informasi yang diperoleh, oknum ini mengetahui dirinya dicurigai terlibat aksi pencurian sepeda motor yang melibatkan Daeng Sattuang dan Rizal, warga Kelurahan Maccini Sombala. Penangkapan dua tersangka ini dilakukan Polsekta Tamalate sejak September lalu. Kedua tersangka inilah yang mengungkap kalau oknum polisi tersebut terlibat dalam setiap aksinya. Bahkan terkesan sebagai otak pencurian yang dilakukan warga ini.
Awalnya, pelaku ranmor ini ditangkap dalam kasus pembobolan rumah. Karena dicurigai terlibat aksi kejahatan, polisi terus melakukan interogasi kepada tersangka hingga mengakui terlibat pencurian motor. Keterlibatan oknum polisi dalam aksi pencurian motor ini sebagai penadah motor hasil curian. Bahkan oknum ini masih belum  membayar hasil penjualan Sattuang dan Rizal sekira Rp10 juta.
Polisi awalnya kurang percaya pengakuan Sattuang, namun setelah menangkap Rizal indikasi keterlibatan Latief semakin kuat. Rizal bahkan menyebut, sedikitnya 135 sepeda motor berhasil dicuri. Setiap motor yang dicuri itu dijual kepada Latief sebesar Rp500 ribu per unit.
Sattuang dan Rizal bahkan mengungkap kalau oknum polisi ini yang menyiapkan alat untuk melakukan aksi pencurian motor. Motor hasil curian kata dia diangkut oknum polisi ini menggunakan mobil boks. "Kami sering diancam akan ditembak kalau menyebut namanya kalau tertangkap," kata Rizal.
Kasi Propam Polrestabes Makassar, AKP Djoko Muji  membenarkan adanya anggota Polsekta Tamalate bernama Brigpol Latief yang mengamuk di kantornya. Namun dia mengaku belum mengetahui pasti apa penyebabnya sehingga oknum ini mengamuk. "Mau bertanya ke kapolsekta kok marah dan membawa parang. Ini kan tidak benar. Pelaku saat ini kita amankan untuk dimintai keterangan," kata Djoko. (hamsah umar) 

Polisi Gagalkan Dugaan Trafficking


MAKASSAR, FAJAR--Petugas Polsekta Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, menggagalkan pengiriman lima perempuan asal Makassar ke Nabire, Papua Sabtu malam. Kelima perempuan yang akan diberangkatkan ke Nabire itu diduga akan diperdagangkan dengan cara dipekerjakan di tempat prostitusi berkedok salon.
Lima perempuan ini diketahui bernama Uni (24), warga  Jalan Rappocini Raya, Kelurahan Cilallang, Ime (22) dan Putri (23) warga Jalan Maccini Gusung, Risma (23) serta Ernita (22) warga Jalan Maccini Pasar Malam  Makassar. Dugaan kelima wanita ini akan diperdagangkan karena sebelum diberangkatkan, mereka terlebih dahulu dikumpul di salah satu tempat penampungan di Kabupaten Gowa.
Kelima perempuan ini sudah bersiap berlabuh ke Nabire melalui KM Ngapulu. Saat digagalkan,  kelima wanita tersebut berada di dek V. Sayangnya, keberhasilan polisi menggagalkan dugaan trafficking itu belum berhasil   menangkap pelakunya yang mengantarnya.
Dugaan perdagangan perempuan ini terkuak setelah anggota keluarga dari Risma dan Ernita melaporkan kasus tersebut ke polisi. Awalnya, korban sempat minta izin berangkat ke Nabire untuk bekerja di sebuah butik dan restoran. Tapi tidak diizinkan pihak keluarga. Rupanya wanita tersebut nekad bahkan meninggalkan rumah selama beberapa hari tanpa kabar.
Begitu keluarga mendapat informasi ada kabal akan berangkat ke Nabire, keluarga korban dugaan trafficking ini langsung berkoordinasi dengan polisi, kemudian melakukan pencarian di atas kapal. "Kita dapat informasi ada kapal menuju Nabire malam ini (kemarin). Dari situ, kami minta bantuan polisi," kata paman Ernita, Husain Syam.
Salah seorang dari lima perempuan itu, Ime mengaku mengenal perempuan yang memberangkatkannya ke Nabire dari temannya. Dia dijanji dipekerjakan di toko butik.
Kanit Reskrim Polsekta Pelabuhan Soekarno Hatta, Ipda Zopfan Aseanata Bayudhita menegaskan kelima perempuan ini ditengarai akan diperdagangkan dengan iming-iming diperkerjakan di butik. Namun setelah diselidiki, tempat mereka akan dipekerjakan adalah salon. "Kami sementara mencari tahu keberadaan perempuan yang mengantar kelima wanita ini ke pelabuhan naik kapal," kata Zopfan. (hamsah umar)  

Mahasiswa dan Pelajar Ditikam Geng Motor


MAKASSAR, FAJAR--Tiga mahasiswa dan seorang pelajar SMA menjadi korban penikaman, Minggu, 16 Oktober sekira pukul 00.30. Pelaku penikaman diduga anggota geng motor yang kerap melakukan tindakan berlebihan saat pawai.
Korban tersebut ditikam di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Korban diketahui berasal dari perguruan tinggi berbeda yakni Randi (19) UNM, Nur Aslam (19) STIEM Bongaya, dan Ajib Subono (19) mahasiswa Unhas. Sedangkan pelajar SMA bernama Badar Zurahman (15 tahun).
Kanit Reskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Ahmad Rosma menjelaskan bahwa keempat mahasiswa dan pelajar ini menjadi korban aksi anarkisme kelompok sepeda motor. Puluhan pemuda yang menggunakan sepeda motor itu menyerang warga yang sementara duduk di pinggir jalan.
Aksi pertama terjadi di Jalan Bung. Badar yang sementara membeli rokok pada salah satu kios menjadi korban pertama yang diserang geng motor. Tidak puas sampai di situ, pelaku melanjutkan aksinya di depan Toko Agung.
Di tempat ini, pelaku menggunakan badik untuk menyerang tiga mahasiswa yang sementara duduk di luar toko. Randi dan Nur mengalami luka pada tangan sedang Ajib luka di atas mata. Begitu berhasil melukai korbannya, geng motor tersebut melarikan diri dengan berkomvoi.
"Saat ini kita masih menyelidikan dan mencari tahu pelaku penyerangan. Yang pasti, mahasiswa dan pelajar ini korban geng motor," kata Ahmad. (hamsah umar)