Powered By Blogger

Jumat, 23 Maret 2012

Ariady Bentuk 300 Posko Pemenangan

MAKASSAR, FAJAR--Kandidat wali kota Makassar, Ariady Arsal memantapkan langkah untuk maju di pilwalkot Makassar 2013. Sebagai buktinya, calon yang mengusung I Love Makassar A+ ini sudah membentuk 300 posko pemenangan.   
    Posko pemenangan itu tersebar di 14 kecamatan di kota Makassar. "Targetnya minimal 1.430 posko, dengan hitungan 1 kelurahan memiliki 10 titik posko," kata Ariady.
    Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, masih tetap intens melakukan silaturahmi di tengah masyarakat guna menyakinkan warga Makassar, untuk memilih dirinya pada pilwalkot Makassar. Dalam sehari, Ariady bisa mengunjungi hingga tiga titik perhari.
    Kerja keras yang dilakukan Ariady untuk terus bersosialisasi ini tidak lain meningkatkan popularitasnya dalam rangka mendapatkan rekomendasi PKS. Karena bukan hanya dia, figur kuat lain seperti Jafar Sodding dan Iqbal Djalil juga melakukan hal yang sama.
    Sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari PKS Makassar,  tentang siapa kadernya yang akan didorong maju pada pilwalkot Makassar. "Kader masih kita persilahkan bekerja dan bersosialisasi. Tentu pada akhirnya nanti kita akan mengeluarkan keputusan untuk mengusung satu kader. Dan semua kader akan mendukung keputusan itu," kata Sekretaris DPD PKS Makassar, Mudzakkir Ali Djamil. (hamsah umar)

Giliran Ilham-Aziz Lirik Koalisi Nonparlemen

MAKASSAR, FAJAR--Keinginan merangkul koalisi nonparlemen tidak hanya milik Ketua DPD Gerindra Sulsel, Rudiyanto Asapa. Saat ini, pasangan cagub-cawagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin juga mulai melirik gabungan beberapa parpol ini.
    Tidak adanya kejelasan yang diberikan Rudiyanto terhadap koalisi nonparlemen, menjadi salah satu alasan koalisi ini membuka diri terhadap kandidat lain yang ingin merangkul partai kecil ini. Apalagi, persentase suara yang dimiliki koalisi ini cukup signifikan karena berada pada angka di atas 18 persen.
    Tim Ilham-Aziz bahkan sudah beberapa kali melakukan komunikasi dengan koalisi, dalam rangka silaturahmi dengan anggota koalisi. Mereka bahkan sudah bersepakat untuk melakukan pertemuan pekan depan.
    Mulainya dilirik koalisi nonparlemen oleh pasangan IA ini bisa saja mengancam Rudiyanto di koalisi ini, yang sampai saat ini belum memberikan kepastian. "Siapa yang cepat dan kita memiliki kesepahaman, maka itulah yang kami dukung," kata Koordinator Koalisi Nonparlemen, Saelan Moka, Kamis, 22 Maret.
    Kendati pasangan IA mulai mendekat ke koalisi nonparlemen, gabungan parpol kecil ini sebenarnya masih memberi prioritas Rudiyanto. Apalagi, cagub yang membangun komunikasi awal dengan koalisi ini adalah sosok mantan pengacara ini. Jadi tidaknya koalisi nonparlemen mengusung Rudiyanto di pilgub 2013 nanti, sangat bergantung sikap bupati Sinjai ini di pilgub Sulsel.
    "Semuanya tergantung keseriusan Rudiyanto. Kalau dia mau cepat realisasikan keinginannya di koalisi, akan lebih baik karena kita juga menghendaki kepastian," tandas Saelon.
    Sebelumnya, tim Rudiyanto mengakui kalau bupati Sinjai ini masih menunggu arahan Prabowo Subianto ketika harus mengendarai parpol nonparlemen di pilgub Sulsel. Sayangnya, sejauh ini belum ada kabar seperti apa keinginan Prabowo terhadap koalisi ini.
    Keinginan untuk merangkul koalisi nonparlemen juga sudah diutarakan oleh Ilham beberapa waktu lalu. "Semua partai kan kita inginkan komunikasi, tidak terkecuali partai nonparlemen," kata Ilham. (hamsah umar)         

Desakan Musdalub Hanura Terus Bergulir

MAKASSAR, FAJAR--Musyawarah luar biasa (musdalub) DPD Hanura Sulsel, tampaknya menjadi pilihan satu-satunya mengakhiri konflik yang berkepanjangan. Kewenangan pelaksana tugas (plt) yang terbatas menjadi alasan kader khusus DPC mendesak segera dilakukan musdalub.
    Konflik demi konflik yang terjadi di internal DPD Hanura Sulsel, termasuk pada saat ada plt ditunjuk DPP Hanura juga menjadi alasan kuat kader di tingkat DPC terus menggulirkan desakan agar plt segera melakukan musdalub.
    Ketua DPC Hanura Maros, Asnawi Tahir menyatakan dengan dilakukannya musdalub maka konflik di internal Hanura dipastikan akan berakhir. "Selasai itu kisruh kalau musdalub dilakukan dan ada ketua defenitif," kata Asnawi.
    Meski DPC Maros tidak terlalu berpengaruh dengan kondisi yang ada di DPD Hanura Sulsel, karena struktur organisasi hingga tingkat ranting berjalan sebagaimana mestinya, namun konflik di Hanura itu membuat kader di daerah terus dihantui keprihatinan.
    Kader Hanura Makassar yang juga salah satu kandidat ketua DPC Makassar pada muscab DPC Hanura Makassar beberapa waktu lalu, J Akbar juga mendesak plt Hanura Sulsel segera melakukan musdalub, mengingat tidak ada tanda-tanda mempersatukan kader selama satu bulan terakhir.
    Mandat yang dimiliki plt yang cukup terbatas, harus jadi pertimbangan jajaran plt Hanura Sulsel untuk segera menggelar musdalub sebagaimana tuntutan DPC Hanura se-Sulsel kepada DPP. "Mandat plt itu bersifat khusus, jadi saya kira harus sesegera mungkin dilakukan musdalub," tandas Akbar.
    Apalagi, yang paling merasakan dampak dari kisruh DPD Hanura Sulsel adalah DPC Makassar yang hingga saat ini tidak jelas kepengurusannya. Hanura Makassar merasa statusnya saat ini digantung karena tidak jelas bagaimana penyelesaian muscab Hanura Makassar beberapa waktu lalu.
    "Kami sangat dirugikan di DPC Makassar karena tidak ada kepastian. Padahal pelantikan pengurus DPC itu dilakukan DPD Sulsel atau setingkat di atasnya.  Kalau kondisinya terus begini, sampai kapan Makassar akan menggantung," tandas Akbar.
    Wakil Ketua Pemuda Hanura Sulsel, Anshar Ilo menambahkan plt Hanura Sulsel mestinya memahami dua tugas yang diberikan DPP yakni konsolidasi dan musdalub. Tidak melakukan atau mengeluarkan kebijakan yang malah memperkeruh konflik di Sulsel. "Dengan mencopot Ketua Fraksi Hanura Sulsel di DPRD Sulsel, itu menambah deretan kekeliruan yang dilakukan plt. Jadi sekali lagi saya mendesak segera dilakukan musdalub," tandas Anshar. (hamsah umar) 
        

Kamis, 22 Maret 2012

Ryaas Desak SYL Tetapkan Agus

MAKASSAR, FAJAR--Kesan ragu-ragu yang dipertontonkan calon gubernur Sulsel incumbent, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menentukan wakil di pilgub Sulsel 2013 turut dikomentari Ketua Dewan Pembina DPN PDK, Ryaas Rasyid.
    Penilaian ini disampaikan Ryas saat memberikan keterangan pers di     warung  Malabar, Jalan Sulawesi Makassar, Rabu, 21 Maret. Mestinya menurut Ryas, SYL sudah menentukan sikap antara menggandeng Agus Arifin Nu'mang, HM Roem dan Andi Muallim.
    "Kalau saya lihat Syahrul ini terlalu kaku dalam menentukan sikap. Kalau  cepat menentukan cawagub, sosialisasi bersama bisa lebih cepat dan itu akan lebih baik," kata Ryaas.
    Secara etika, Ryas menegaskan bahwa tidak ada alasan Syahrul tidak memilih Agus di pilgub 2013 ini. Alasannya, selama ini tidak ada kasus atau pun konflik antara SYL dengan Agus dalam empat tahun kebersamaannya di Sulsel. "Malah aneh rasanya kalau Golkar masih membuka pendaftaran cawagub," tandas staf ahli presiden ini.
    Sekalipun harus tunduk dengan mekanisme partai, Ryas menyatakan bahwa mekanisme tersebut hanya formalitas saja. Sama ketika misalnya ketika Golkar saat ini  menginginkan SYL sebagai cagubnya di  pilgub Sulsel. Semestinya kata dia, sudah ada pernyataan sikap dari SYL untuk menggandeng cawagub. Selama ini, paket Sayang II di pilgub 2013 sebenarnya sudah sangat kuat diwacanakan baik dari partai pendukung, maupun dari kalangan keluarga Syahrul. Sayang, arus dukungan ini belum dijadikan acuan SYL menentukan sikap melanjutkan paket Sayang II.
    Bagi Ryaas, ketika SYL sudah menentukan sikap dia dan pendampingnya sudah bisa  bersosialisasi dan bekerja bersama dalam mencari simpati masyarakat. Apalagi menurut dia, pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar sudah lama menyatakan berpasangan dan bekerja bersama.
    Sehingga apa yang tergambar saat ini adalah dominasi pasangan Ilham-Aziz di mata masyarakat, baik dalam hal sosialisasi maupun pemasangan baliho. "Opini masyarakat yang terbentuk adalah dua melawan satu," tandas Ryaas.
    Selaku bagian dari pengusung Sayang II, Ryas berharap SYL sudah menentukan cawagub pekan depan. "Pendukung Agus saat ini kan dibuat bertanya-tanya. Kalau terlalu lama baru menentukan sikap, itu kesannya ragu dan bisa merugikan. Jangan membuat kekecewaan pada saat sudah diujung," tandas Ryaas.
    Rekomendasi PDK yang akan dilahirkan di pilgub Sulsel adalah pasangan. Makanya ketika SYL tidak memilih Agus, PDK akan mempertimbangkan ulang dukungan terhadap SYL. "Tapi saya tidak yakin SYL tidak memilih Agus," kata Ryaas.
    Ada empat alasan menurut Ryaas yang mesti jadi pertimbangan SYL memilih Agus yakni keberhasilan yang diraih SYL juga merupakan keberhasilan Agus, tidak ada komplain internal maupun masyarakat terkait pasangan ini, tidak ada kinerja yang terganggu, serta tidak ada calon yang lebih baik dari Agus saat ini.
    Support PDK yang begitu besar terhadap Agus mendampingi SYL di pilgub 2013 ini tidak membuat Agus besar kepala. "Dari 2007 kan PDK memang mendukung Sayang. Saya kan kerja saja. Soal perkembangan di Golkar itu kan juga ada mekanisme," kata Agus.
    Adapun penilaian Ryas terhadap dirinya selama empat tahun mendampingi SYL, Agus  mengatakan kalau penilaian tersebut cukup objektif, karena apa yang diharapkan terwujud selama ini nilainya cukup positif. (hamsah umar)       
              

PKS-PAN Bertukar Posisi

MAKASSAR, FAJAR--Penggodokan rotasi alat kelengkapan dewan di DPRD Sulsel diperkirakan paling lambat April mendatang. Khusus unsur pimpinan Komisi C DPRD Sulsel, PKS dan PAN akan bertukaran pada posisi ketua dan sekretaris.
    Kalau selama ini posisi ketua dijabat politisi PAN, Buhari Kahar Mudzakkar maka ke depan jabatan itu akan diduduki PKS, apakah sekretaris Komisi C, Ariady Arsal atau politisi PKS lainnya. Pertukaran posisi pimpinan dan sekretaris ini merupakan kesepakatan yang dibangun PAN dan PKS.
    "PKS dan PAN memang punya kesepakatan di tingkat komisi. Kalau selama ini PAN yang menempati ketua, maka pada rotasi ini PKS yang akan menjabat ketua komisi sementara PAN menduduki sekretaris," kata Sekretaris DPW PKS Sulsel, Amru Saher, Rabu, 21 Maret.
    Proses rotasi  alat kelengkapan dewan di DPRD Sulsel saat ini memang sedang digodok masing-masing fraksi di DPRD Sulsel. Rotasi alat kelengkapan dewan baik komisi dan alat kelengkapan lainnya ini memang menjadi agenda di DPRD Sulsel.
    "Sementara kalau ada pergeseran antarkomisi, itu berdasar kebijakan masing-masing internal fraksi," kata Amru Saher.
    Rotasi alat kelengkapan dewan ini juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Sulsel, Andry Arief Bulu. Menurutnya, Fraksi Demokrat DPRD Sulsel saat ini juga sedang menggodok proses rotasi anggota fraksinya di alat  kelengkapan dewan.
    "Semuanya tergantung hasil kesepakatan dengan teman-teman di fraksi. Sementara ini kita masih melakukan penggodokan," katanya. (hamsah umar)