Powered By Blogger

Jumat, 20 April 2012

Agus Tidak Punya Pesaing

MAKASSAR, FAJAR--Persaingan cawagub yang akan mendampingi Syahrul Yasin Limpo tidak seramai di media. Di Golkar, Agus sepertinya tidak punya pesaing.   
    Kalau sebelumnya Golkar membuka secara resmi pendaftaran cawagub ada sejumlah tokoh yang disebut-sebut bersaing, termasuk bersaing dalam tingkat popularitas dan elektabilitas berdasar survei, begitu pendaftaran dimulai tidak ada tanda-tanda Agus akan mendapat pesaing.
    Beberapa figur yang ramai diberitakan akan bersaing Agus mendampingi Syahrul di pilgub Sulsel seperti Ketua Harian DPD Golkar Sulsel, HM Roem, Ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Sulsel, Andi Muallim, kader DPP PPP Andi Jamaro Dulung, serta Ketua DPRD Gerindra Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa.
    Namun dari sejumlah figur yang ada itu, tidak satu pun yang dikabarkan punya keinginan untuk mendaftar sebagai cawagub di Golkar. Hanya Rudiyanto yang sempat memiliki keinginan namun bukan pada posisi cawagub melainkan sebagai figur penantang Syahrul yakni posisi cagub.
    Kalau sekiranya Agus sudah melangkah jauh bahkan Jumat, 20 April dia akan memperlihatkan keseriusan dan kekuatannya, figur seperti Roem, Muallim, dan Jamaro sama sekali belum memberikan lampu hijau apakah siap bersaing di Golkar atau tidak. Situasi itu boleh jadi dipengaruhi penegasan Syahrul di Pangkep beberapa waktu lalu kalau dirinya tidak ingin berganti pasangan di pilgub 2013 mendatang.
    "Sampai saat ini baru Pak Agus yang sudah mengambil formulir pendaftaran. Selebihnya belum ada calon yang menyatakan ingin mendaftar. Komunikasi juga belum ada sampai saat ini," tandas tim pilkada DPD Golkar Sulsel, Arfandi Idris, Kamis, 19 April.
    Pada hari pertama pendaftaran cawagub Sulsel, HM Roem menyempatkan diri ke sekretariat DPD Golkar Sulsel, namun kedatangannya sama sekali tidak menyinggung soal kesiapan dirinya mendaftar cawagub Golkar. Roem memang tercatat sebagai anggota tim pilkada DPD Golkar Sulsel.
    Untuk agenda pendaftaran resmi Agus di Golkar siang ini, tim pilkada DPD Golkar dan pengurus Golkar terlihat sudah mempersiapkan diri menyambut kedatangan Ketua Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Sulsel ini. Persiapan tim pilkada sama ketika Syahrul mendaftar di partai ini. Dua tenda berukuran besar sudah terpasang di luar sekretariat Golkar Jalan Ratulangi Makassar.
    Kakak kandung Agus, Musafir Arifin Nu'mang menyatakan sebelum mendaftar di Golkar hari ini, Agus akan mempersiapkan diri di kediamannya kompleks Bougeville Panakkukang. Tim A2N dan sejumlah elemen lainnya termasuk kader SOKSI akan menggelar salat Jumat bersama di Masjid HM Asik AP Pettarani Makassar.
    "Jadi setelah salat Jumat di Masjid HM Asik, Agus baru menuju ke Golkar untuk mendaftar. Persiapan seperti mengumpulkan keluarga dan tim tentu ada, tapi pengerahan massa tidak terlalu banyak," tandas Musafir.
    Musafir yang juga Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel ini menandaskan, pascamendaftar di Golkar Sulsel, Agus dan rombongan akan menuju ke kantor SOKSI Sulsel. Di sini, rombongan dan tim Agus akan dijamu makan siang. (hamsah umar)               

PPP Sia-sia Dorong Jamaro

MAKASSAR, FAJAR--Bargaining Ketua DPP PPP, Suryadharma Ali kepada cagub petahana Syahrul Yasin Limpo yang menawarkan kadernya, Andi Jamaro Dulung sebagai pendamping di pilgub bakal bertepuk sebelah tangan.
    Upaya PPP pun untuk mendapatkan tempat di posisi wakil gubernur di Golkar akan sia-sia. Sinyal awal upaya PPP mendorong Jamaro akan sia-sia ini ditangkap kader DPW PPP Sulsel, setelah Syahrul menegaskan dirinya tidak ingin berganti pasangan di pilgub 2013, atau dengan kata lain tetap mempertahankan wakilnya saat ini, Agus Arifin Nu'mang.
    PPP sebenarnya sangat getol mendorong Jamaro  untuk mendampingi Syahrul. Bahkan PPP dengan bangga lebih awal menyatakan dukungannya terhadap Syahrul, dengan harapan kader PPP yang merupakan putra asal Soppeng ini bisa digaet cawagub.
    "Artinya PPP hanya mendorong kader semampu kita. Kalau sudah ada batasan bahwa Syahrul tidak mau berganti pasangan, atau tempat yang akan dituju sudah terisi, itu artinya upaya kita akan sia-sia," kata Sekretaris DPW PPP Sulsel, Aras, Kamis, 19 April.
    Jamaro sendiri kata Aras belum ada sinyal akan mendaftar di Golkar hingga saat ini. Beberapa kali kader DPW PPP Sulsel coba menghubungi Jamaro tapi tidak bisa terhubung. Makanya, kader Kakbah sendiri belum ada kepastian apakah Jamaro bersedia melamar ke Golkar sebagai cawagub pascapenegasan Syahrul tidak ingin berganti pasangan.
    Namun bagi Aras, PPP tetap mengharapkan Jamaro mendaftar di Golkar kendati kepastian Syahrul menggandeng Agus di pilgub tinggal melalui mekanisme partai. Kendati sudah memberi sinyal kepasrahan, PPP Sulsel menilai bahwa kepastian Syahrul tetap pertahankan Agus belum final.
    "Lagi pula, PPP baru akan menggelar musyawarah kerja wilayah khusus setelah calon gubernur di Sulsel sudah memastikan semua pendampingnya. Sekali pun asumsi saat ini bahwa PPP ke SYL, tapi tidak berarti bahwa PPP ke SYL saja tapi yang lain juga boleh kita munculkan nanti di muskerwilsus," tandas Aras.
    Dukungan bahkan instruksi SDA mendukung SYL bukan merupakan harga mati, apalagi ketika diperhadapkan pada bargaining politik yang ditawarkan PPP sendiri. Situasi kata dia bisa saja berubah bergantung komunikasi politik yang dibangun kandidat hingga ke DPP.
    "Perkembangan bisa terjadi dalam hitungan menit tergantung bargaining dan komunikasi yang dibangun. Apalagi dalam politik itu memang perkembangannya cepat," tandas Aras. (hamsah umar)

Jayadi Ikut Salahkan KPU Palopo

*Pergantian Sekretaris KPU Melanggar

MAKASSAR, FAJAR--Langkah tidak berdasar yang dilakukan komisioner KPU Palopo, melakukan fit and propert test calon sekretaris KPU Palopo ikut dipersoalkan Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas.
    Tidak ada regulasi yang memberi ruang atau mengatur anggota KPU melakukan fit and propert test sekretaris KPU, makanya Jayadi turut menyalahkan langkah yang dilakukan KPU Palopo. Sebelumnya, Sekretaris KPU Sulsel, Annas GS mengecam tindakan yang dilakukan KPU Palopo terhadap calon sekretaris KPU, belum lagi usul pergantian tersebut cacat hukum, tidak sesuai aturan hukum alias melanggar aturan yang ada.
    "Tidak ada aturan anggota KPU melakukan uji kelayakan. Dalam aturan dikatakan KPU bisa mengusulkan pergantian minimal tiga nama. Dari tiga nama itu kemudian dikirim ke sekjen KPU melalui KPU provinsi untuk ditetapkan satu orang. Ternyata bermasalah juga karena yang dikirim pemkot ke KPU ada lima nama," tandas Jayadi, Kamis, 19 April.
    Sebelumnya Wali Kota Palopo, HPA Tenriadjeng  telah mengusulkan lima calon pengganti sekretaris KPU Palopo, M Suyuti Yusuf ke KPU Palopo masing-masing Muhammad Samil Ilyas, Anwar, Baso Ahmad, Masdar, dan Masta. Lima nama ini kemudian di fit and propert test oleh anggota KPU Palopo.
    Yang fatal, usul pergantian sekretaris oleh KPU Palopo ini tidak memenuhi syarat yang ditetapkan berdasar PP No.13 Tahun 2002 tentang pengangkatan PNS dalam jabatan struktural. Penegasan itu diperkuat surat KPU pusat melalui Sekjen KPU yang ditandatangani Suripto Bambang Setyadi yang menyebutkan pergantian sekretaris KPU harus memenuhi salah satu dari delapan syarat yakni, mengundurkan diri, mencapai batas usia pensiun, diberhentikan sebagai PNS, diangkat dalam jabatan struktural lain, cuti, tugas belajar, perampingan organisasi, dan tidak memenuhi persyaratan sehat jasmani dan rohani.
    Dari sejumlah syarat yang ditetapkan itu, pengusulan pergantian Suyuti tidak satu pun yang memenuhi. Dia  juga ditarik ke pemkot tanpa ada jabatan yang jelas atau tidak sedang dipromosi jabatan. "Pergantian sekretaris sebenarnya hal biasa sepanjang memenuhi aturan yang ada," tandas Jayadi.
   
    Bagi Jayadi, usul pergantian Suyuti juga tidak tepat mengingat agenda pilgub dan pilwalkot Palopo dalam waktu dekat dilakukan. "Timingnya tidak tepat karena jelang pilgub dan pilwalkot Palopo. Kalau pejabat baru kan butuh lagi orientasi," kata Jayadi.
    Suyuti menepis kalau pergantian dirinya sebagai sekretaris KPU dilakukan dalam rangka promosi jabatan. "Saya tidak dipromosi bahkan tidak ada kejelasan. Kalau alasan akan dipromosi memang sudah memenuhi syarat saya diganti. Tapu nyatanya tidak demikian," tandas Suyuti. (hamsah umar)                                     

Aziz Ajarkan Pendidikan Politik di Masjid

MAKASSAR, FAJAR--Pesta demokrasi utamanya pilgub 2013 yang diharapkan berkualitas dan sukses, tidak hanya menjadi tanggung jawab KPU dan panwaslu semata.   
    Peran masyarakat untuk mewujudkan pilgub berkualitas sangat diperlukan, terlebih lagi cagub-cawagub yang akan bertarung di pilgub Sulsel 2013. Bahkan berhasil tidaknya pilgub juga sangat ditentukan peran kandidat, utamanya dalam mengarahkan masyarakat menggunakan hak politiknya dengan baik tanpa intervensi dari siapa pun.
    Menyadari hal itu, kandidat wakil gubernur Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar tidak sekadar mencari simpati masyarakat ketika melakukan sosialisasi di tengah masyarakat, anggota DPD RI asal Sulsel ini juga coba mengajarkan pendidikan politik yang baik bagi warga. Masjid pun menjadi media bagi Aziz untuk memberikan pencerahan politik terhadap warga Sulsel.
    Seperti saat Aziz melakukan sosialisasi di kampung halamannya, Belopa, Luwu, cawagub pendamping Ilham Arief Sirajuddin ini coba memberikan pendidikan politik yang baik pada jamaah masjid raya Al-Islah Belopa Luwu.
    Masjid bagi Aziz adalah tempat yang tepat memberikan pencerahan politik pada warga. "Hanya orang yang kurang memahami agama yang mengatakan tidak boleh membincang soal politik dalam  masjid," tandas Aziz.
    Aziz yang banyak disapa pendukungnya Pak Ustadz menilai masjid merupakan salah saty media untuk membicangkan berbagai persoalan, bukan hanya yang menyangkut akhirat, tapi juga hal-hal yang sifatnya duniawi termasuk politik.
    Aziz yang merupakan Ketua Yayasan Hidayatullah ini mengutip contoh nabi Muhammad Saw yang pada zamannya menjadikan masjid sebagai pusat pencerahan dan tempat membahas segala macam persoalan termasuk yang bersifat kenegaraan.
    Kendati, Aziz menandaskan bahwa kehadirannya di masjid yang disinggahi setiap saat utamanya waktu salat bukan karena tujuan politik   semata, ketika dikaitkan dengan pencalonannya sebagai cawagub Sulsel, tapi yang utama adalah silaturrahmi dan ibadah secara berjamaah, serta menjalankan tugas agama yakni berdakwah.
    Aziz yang berlatar belakang pesantren telah terbiasa masuk mesjid dan menyampaikan syiar agama. "'Saya ke masjid  bukan karena saya mau menjadi wakil gubernur, tapi saya memang sudah terbiasa ceramah di masjid," tandasnya. (hamsah umar)

Kades Ikut Dukung Ilham-Aziz

MAKASSAR, FAJAR--Dukungan aparat kepala desa (kades) tidak hanya diberikan kepada cagub petahana, dukungan lisan juga diberikan pada pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar.
    Salah satu kepala desa di Maros yang menyatakan akan mendukung paket Ilham-Aziz adalah Kades Tellupoccoe Kecamatan Marusu, Muhammad Saleh. Dukungan ke IA ini disampaikan Saleh pada saat Ilham menghadiri pengobatan gratis yang digelar Ikatan Remaja Masjid (IRM) Jami Nurul Rahman Palisi, Kamis, 19 April.
    "Ini pilihan hati nurani. Pak Ilham sosok pemimpin yang visioner dan berhasil membangun kota Makassar," kata Saleh disambut aplaus.
    Ilham yang diterima baik aparat desa setempat ini mengapresiasi aparat setempat yang terbuka dan menerimanya bersosialisasi dengan masyarakat desa setempat. "Kades harus memiliki tanggung jawab sebagai penanggungjawab wilayah. Kades punya peran memperkenalkan bakal calon gubernur kepada masyarakatnya," kata Ilham.
    Di hadapan warga Maros yang mayoritas petani, Ilham didampingi
Ketua DPC Demokrat Maros, Amirullah Nur dan legislator Maros Akbar Endra menyatakan produksi gabah perlu diperhatikan kalau perlu lebih ditingkatkan.
    Pasangan cagub yang berstatus penantang ini memang intens bersosialisasi ke masyarakat. Aziz didampingi istri, Hj Sabriati Aziz dan mertuanya, Hj St Hadeyang bahkan menyisir pengunungan di wilayah Tobarru, Kecamatan Latimojong Luwu. Wilayah ini merupakan kampung halaman istri dan mertua Aziz.
    "Pokoknya, mulai dari lereng sampai puncak Gunung Latimojong ini merupakan keluarga besar istri Aziz," kata asisten Aziz, Irfan Yahya.
    Hadayeng yang juga ketua Yayasan Minasa (Yaminas) menyatakan wilayah ini merupakan basis Qahar Muzakkar di masa lalu. Makanya suatu yang memalukan ketika Aziz tidak dipilih warga di wilayah ini.
    "Inilah tempat kurang lebih 50 tahun lalu Qahar Muzakkar bersama kita. Hari ini juga beliau seperti hadir kembali di tengah-tengah kita karena itulah saya mengajak warga khususnya perempuan untuk mendukung Ilham-Aziz," ucap Hadayeng yang akrab disapa Mami ini.
    Dalam kegiatan ini juga hadir Camat Latimojong Idris, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sivil Aras, kepala KUA Husain, tokoh masyarakat dan mantan prajurit Qahar di antaranya, H Labbase dan Opu Sindring. (hamsah umar)