MAKASSAR, FAJAR--Musyawarah daerah luar biasa (musdalub) DPD Hanura Sulsel yang akan digelar 13-14 September terancam deadlock. Ancaman itu menyusul pembekuan jajaran pelaksana tugas (plt) DPD Hanura Sulsel menjelang pelaksanaan musdalub.
Di internal Hanura Sulsel utamanya ketua-ketua DPC banyak yang tidak menerima baik arogansi DPP Hanura membekukan plt kemudian menunjuk plt baru untuk menggelar musdalub. Apalagi, pembekuan itu dilatarbelakangi pemaksaan kehendak segelintir elit DPP Hanura pada musdalub nantinya.
Mantan plt Ketua DPD Hanura Sulsel, Amrullah Pase membeber bahwa pemecatan dirinya bukan karena tidak melaksanakan tugas dengan baik, apalagi terkait verifikasi partai politik. Namun ini dilakukan lebih karena adanya upaya pemaksaan kehendak Koordinator Wilayah (Korwil) Sulawesi DPP Hanura, Chaeruddin Ismail pada pelaksanaan musdalub. Kalau dengan alasan kinerja, DPP Hanura tidak semestinya mengambil pembekuan tersebut mengingat masa bakti plt tinggal empat hari lagi, atau sampai 14 September.
"Kemelut ini terjadi karena perseteruan plt dan korwil. Dia ingin terpilih ketua DPD Hanura SUlsel sesuai keinginannya dan saya tidak mau seperti itu. Ini kan sistem otoriter," kata Amrullah Pase, didampingi Asrullah Awing, Rahmad Halid, Ketua DPC Hanura Barru, Ilham dan sejumlah kader Hanura Sulsel saat memberikan keterangan pers, Selasa, 11 September.
Dia membeber, Chaeruddin minta panitia musdalub mencekal keinginan Rahman Halid maju di musdalub, sementara panitia tidak memiliki dasar untuk melakukan pencekalan karena tidak ada perintah tertulis dari DPP Hanura.
"Karena keinginannya kami lawan makanya dia terpukul sehingga menempuh cara seperti ini. Kalau plt yang handle musdalub, kan belm tentu orangnya Chaeruddin yang terpilih. Inilah yang dia tidak inginkan sehingga gunakan cara-cara otoriter. Yang disayangkan juga karena Ketua Umum tidak melakukan klarifikasi ke kita dan hanya mendengar korwil," beber Amrullah Pase.
Informasi yang berkembang menyebutkan, Chaeruddin ingin memaksakan Ambo Dalle terpilih sebagai ketua DPD Hanura Sulsel. Peluang ini besar kalau Rahman Halid bisa dicekal. "Dengan kondisi ini, Hanura Sulsel yang sudah adem tujuh bulan terakhir kembali memanas, dan DPP sengaja menanam bibit permusuhan," tambahnya.
Terhadap syarat dukungan Hanura ke pasangan Ilham-Aziz, Amrullah menegaskan dia sudah menandatangani secara keseluruhan bahkan berkas pencalonan itu sudah disampaikan ke KPU. Namun dia memastikan tidak akan hadir lagi pada proses pendaftaran IA di KPU karena alasan sudah dibekukan.
Ketua DPC Hanura Barru, Ilham mengaku kecewa dengan sikap DPP yang mau memaksakan kehendak di musdalub. "Bisa jadi kami tidak akan turut memilih ketua kalau calon yang kita inginkan tidak diakomodasi," tandas Ilham. (hamsah umar)