Powered By Blogger

Kamis, 22 September 2011

Tiga Pejabat di Lanud Diganti


MAKASSAR, FAJAR--Tiga jabatan penting di jajaran Pangkalan Udara (Lanud) Hasanuddin Mandai diserahterimakan, oleh Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II, Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto, Kamis, 22 September.
Ketiga jabatan yang diserahterimakan itu yakni Kepala Keuangan Angkatan Udara (Koopsau) II dari Kolonel Adm Juniar Panjaitan kepada Kolonel Adm I Nyoman Sukra E. BS, Kepala Hukum Koopsau II dari Kolonel Sus Sujono kepada Letkol Sus Teguh Wicaksono, serta Komandan Detasemen Intelijen (Dandenintel) Koopsau II dari Letkol Sus D Supangkat S yang diserahterimakan kepada pejabat baru Letkol Sus Aries Yudho Nugroho. 
Serah terima jabatan tersebut digelar di ruang Balariallaka Markas Koopsau II Makassar. Pada kesempatan itu, Ismono meminta tiga pejabat baru yang mendapat kepercayaan dan amanah, untuk bekerja lebih keras, cermat, jeli, dan proaktif dalam menghadapi setiap perkembangan yang terjadi.
"Selain itu, harus mampu menciptakan citra baik di Koopsau II dengan melakukan terobosan-terobosan baru, serta inovasi dalam rangka dinamisasi organisasi," ujar Ismono.
Selain itu, mereka juga dituntut untuk terus meningkatkan koordinasi dengan semua satuan sehingga pelaksaan tugas organisasi dapat dilaksanakan secara optimal. Yang terpenting kata dia adalah meningkatkan kinerja positif di lingkungan Koopsau II sebagaimana yang telah dilakukan pejabat sebelumnya. (hamsah umar)

Rabu, 21 September 2011

Lima Tersangka GOR Wajo Diserahkan ke Kejati


MAKASSAR, FAJAR--Direktorat Reskrim Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Sulsel, Kamis, 22 September dijadwalkan akan menyerahkan lima tersangka dugaan korupsi proyek Gelanggang Olahraga (GOR) Wajo, ke Kejaksaan Tinggi Sulsel. 
Agenda penyerahan tersangka ke kejati setelah dinyatakan P21 itu, sedianya dilakukan pada Rabu kemarin. Namun karena penyidik Kejati Sulsel yang akan menerima kelima tersangka tersebut dikabarkan berada di luar Makassar atau berada di Pinrang. Makanya, penyerahan tersangka, barang bukti, serta berkas akan dilakukan hari ini.
Kelima tersangka proyek GOR Wajo adalah panitia pelaksana teknis kegiatan (PPTK), Ali Adam Hasan, pejabat pembuat komitmen (PPK), Suryani, kontraktor Suryani dan Dahniar, serta konsultan pengawas, Ansarullah. Kelima tersangka tersebut siang kemarin sudah berada di Polda Sulsel, tapi selanjutnya diminta pulang karena batal diserahkan ke kejati.
  Direktur Reskrim Kriminal Khusus Polda Sulsel, Kombes Dani Wiswa Wardana menjelaskan bahwa kasus dugaan korupsi GOR Wajo itu sudah dinyatakan lengkap atau P21 oleh pihak kejati, namun baru kali ini akan diserahkan tersangkanya ke jaksa. "Lima tersangka ini memang rencananya kita serahkan ke kejati hari ini (kemarin), namun batal karena jaksanya tidak ada di Makassar,"  kata Dani.
Dani menjelaskan, dalam kasus dugaan korupsi proyek GOR Wajo itu, jumlah kerugian negara ditetapkan sebesar Rp122 juta. Dalam proyek yang dianggarkan pada TA 2008 ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,5 miliar. Proyek tersebut hingga saat ini terbengkalai setelah pembangunannya rubuh karena diduga tidak sesuai bestek.
Menurut Dani, jumlah kerugian negara sebesar Rp122 juta itu, berdasarkan hasil perhitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dengan fokus pada titik bangunan yang mengalami kerusakan. "Jadi kerugian negara sebesar itu timbul dari kerusakan bangunan," tambahnya. (hamsah umar)        
        

Buron Pembobol BRI Panakkukang Menyerah


MAKASSAR, FAJAR--Satu dari tiga buronan tersangka pembobolan BRI Cabang Panakkukang Makassar sebesar Rp30 miliar, Junaedi Indrayana (29) akhirnya menyerah. Setelah berusaha mengendap dan bersembunyi dari kejaran polisi selama beberapa bulan, tersangka menyerahkan diri Selasa malam.
Tersangka yang diketahui sebagai cleaning service di BRI Panakkukang itu, menyerahkan diri ke Polrestabes Makassar. Penyidik Polsekta Panakkukang kemudian menjemput tersangka untuk selanjutnya ditahan di Panakkukang.
"Tadi malam (kemarin) satu tersangka yang telah kita tetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO) menyerahkan diri ke polisi. Dengan begitu, kita saat ini tinggal mencari dua buron lainnya yang sampai saat ini belum ditemukan," kata Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar.
Warga yang tinggal di Jalan Cenderawasih Makassar ini, diduga turut berperan dan mengetahui praktik pencucian uang atau money laundering di BRI Panakkukang namun dia mendiamkannya. "Intinya tersangka mengetahui praktik money laundering," tambah Agung.
Terhadap dua tersangka yang masih buron, polisi menegaskan masih akan melakukan pengejaran untuk menangkap keduanya. Apalagi, kedua buron ini dianggap paling berperan dalam kasus pembobolan dana BRI Panakkukang itu.
Dalam kasus pembobolan BRI Panakkukang sendiri, tiga tersangka sudah menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Makassar. (hamsah umar)

Loket Parkir Dirusak Demonstran


MAKASSAR, FAJAR--Aksi demonstrasi yang berujung pada fasilitas publik kembali terjadi. Kali ini dilakukan puluhan pemuda yang menamakan diri Front Pemuda Bersatu (FPB) Makassar. Sebuah loket parkir di kawasan ruko Zamrud Jalan AP Pettarani menjadi sasaran perusakan demonstran, Rabu, 21 September.
Perusakan oleh para pendemo itu dilakukan sebagai bentuk protes mereka terhadap loket parkir di area itu. Mereka mendesak pihak terkait atau pengelola loket parkir ini, untuk membuka atau menghentikan pemungutan parkir bagi masyarakat karena menurutnya area itu adalah area publik, yang semestinya tidak perlu ada pemungutan retribusi parkir.
Mereka menilai, keberadaan pos parkir otomatis di sekitar ruko Zamrut itu sangat merugikan masyarakat, sehingga keberadaannya harus dihentikan. Makanya, selain merusak, pos dan portal loket parkir, mereka juga melakukan penyegelan.
Koordinator aksi, Arul mengatakan, kegiatan parkir di kawasan ruko Zamrud tidak memiliki dasar hukum dan hanya berdampak merugikan atau memberatkan masyarakat. Informasi yang diperoleh, pos parkir tersebut dikelola oleh pihak PT Asindo.
"Parkir yang ada di wilayah ruko Zamrud sangat merugikan masyarakat yang melintas. Beberapa warga yang melintas di sini mengaku resah dan mengeluhkan keberadaannya," kata Arul.
Demonstran ini mengancam akan kembali melakukan aksi jika keberadaan pos parkir tersebut masih tetap buka atau tidak dihentikan. Dalam aksinya kemarin, tidak terlihat ada pengelola parkir yang menemui para demonstran. (hamsah umar)  

Polisi Amankan Sepuluh Pelajar SMKN 2


*Dipicu Saling Ejek di Facebook

MAKASSAR, FAJAR--Sedikitnya sepuluh pelajar SMKN 2 Makassar diamankan petugas Polsekta Tamalate, Rabu, 21 September siang kemarin. Pelajar ini terpaksa ditangkap polisi karena diduga berbuat onar dengan melakukan razia dan menganiaya pelajar lain yang melintas di Jalan Alauddin Makassar.
Selain menganiaya pelajar lain yang melintas di jalan tersebut, para pelajar itu juga melakukan perusakan terhadap mobil angkutan yang ditumpangi para pelajar yang melintas. Informasi yang diperoleh, razia pelajar tersebut untuk mencari siswa dari SMAN 8 Makassar.
Informasi yang diperoleh, aksi razia dan penganiayaan yang coba dilakukan pelajar SMKN 2 Makassar, terhadap pelajar SMAN 8 itu dipicu pertemanan di jejaring sosial Facebook. Ketika mereka sudah saling berteman, mereka malah saling ejek hingga memicu dendam sesama pelajar.      
Aksi para pelajar ini cukup meresahkan karena setiap angkot yang memuat pelajar dihentikan, kemudian memaksa pelajar yang menumpang untuk turun. Mereka yang tidak mau turun dipaksa dengan cara menariknya.
Ulah pelajar tidak terpuji ini bahkan mengakibatkan salah seorang pelajar SMAN 8 Makassar, Andre (17) menjadi korban. Saat mereka kumpul di depan lorong Jalan Pemuda, sejumlah pelajar SMKN 2 menghampirinya dan langsung melakukan pemukulan pada bagian kepala. Untungnya, korban cepat melarikan diri. "Saya sempat melawan, tapi karena mereka banyak jadi saya lari," kata Andre.
Petugas Polsekta Tamalate yang mendapat laporan tersebut langsung melakukan pengejaran terhadap pelajar yang melakukan razia. Sebagian  pelaku memilih lari dan kembali ke sekolahnya untuk sembunyi.
"Sepuluh orang pelajar SMKN 2 yang diduga terlibat razia dan perusakan kita amankan. Aksi mereka sebenarnya hanya persoalan sepela, yang bermula dari saling ejek di Facebook," kata Kapolsekta Tamalate, AKP Agung Setio Wahyudi. (hamsah umar)