Powered By Blogger

Kamis, 17 November 2011

Perusuh Unhas Terancam Dipecat


*10 Terluka, Lima Orang Ditangkap

MAKASSAR, FAJAR--Rusuh Mahasiswa Unhas membuat Rektor Unhas, Prof Idrus Paturusi dan jajarannya kecewa berat. Idrus pun memutuskan untuk melakukan pemecatan terhadap mahasiswa yang terbukti membuat kerusuhan utamanya pelaku pembakaran dan perusakan fasilitas kampus.
Kepastian untuk memecat mahasiswa perusuh ini disepakati setelah rektor dan jajarannya melakukan rapat di Rektorat Unhas Selasa malam hingga Rabu dini hari. Pertemuan itu juga dihadiri, Kapolda Sulsel, Irjen Johny Wainal Usman, Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto dan pimpinan fakultas Unhas. Pertemuan berlangsung di ruang pertemuan rektor. 
Pihak kepolisian sendiri menyarankan agar Unhas bertindak tegas terhadap  mahasisnya  yang melakukan pelanggaran akademik. Pasalnya, jika kerusuhan seperti ini terus dibiarkan tanpa sanksi terhadap mahasiswa, maka kasus serupa akan terus terjadi ke depan. Makanya, pihak Unhas berkomitmen untuk mengeluarkan mahasiswa yang terbukti bersalah. "Mahasiswa yang bersalah akan kita beri sanksi tegas," kata Idrus. 
Idrus juga mengimbau kepada semua pimpinan Fakultas di Unhas untuk berperan aktif dan menenangkan mahasiswanya, untuk tidak terlibat tawuran seperti yang terjadi dua hari terakhir. Selain itu, dia juga berharap pihak kepolisian untuk melakukan proses hukum terhadap mahasiswa yang ditengarai melakukan pelanggaran pidana.    
Pembantu Rektor III Unhas, Nasaruddin Salam menegaskan bahwa perusakan hingga pembakaran fasilitas kampus yang dilakukan mahasiswa, adalah merupakan pelanggaran berat yang tidak bisa lagi ditoleransi. "Ini merupakan pelanggaran berat karena telah melakukan perusakan media negara. Kampus itu kan media negara. Belum lagi, mereka telah merusak morah mahasiswa," tegas  Nasaruddin.
Unhas sendiri, bergerak cepat untuk mengusut perusuh mahasiswa. Salah satunya adalah membentuk Komisi Disiplin (Komdis) yang melibatkan setiap fakultas yang mahasiswanya terlibat, serta komdis dari universitas. Dari fakultas sendiri, jumlah anggota komdis yang dilibatkan sepuluh orang.
Komdis yang dibentuk universitas ini diharapkan bekerja maksimal untuk mengusut dan mengungkap siapa saja mahasiswa yang melakukan perusakan dan pembakaran fasilitas kampus. Bahkan, rektorat menargetkan kerja komdis ini sudah bisa membuahkan hasil maksimal dalam satu pekan ini.    
Nasaruddin mengungkap, sejauh ini pihak rektorat sudah mengidentifikasi sedikitnya delapan mahasiswa yang terindikasi kuat sebagai perusuh utamanya pelaku perusakan dan pembakaran fasilitas kampus. "Tiga orang pada bentrokan hari pertama, sementara hari kedua lima orang," kata Nasaruddin.
Dia menegaskan, mahasiswa yang terindikasi kuat melakukan pelanggaran ini tertangkap kamera dari pihak kampus, termasuk dari petugas keamanan."Kita juga berharap ada kerja sama dari media, sehingga semua mahasiswa yang terlibat kita bisa identifikasi," imbuhnya.
Terhadap pemicu bentrokan yang dimulai dari ulah senior yang mengganggu mahasiswa baru, Nasaruddin menegaskan bahwa ke depan proses penerimaan mahasiswa baru akan dievaluasi total mulai dari seleksi hingga pengembangan karakter dan lokakarnya. Mahasiswa yang diterima kata dia tidak sekadar mengacu intelektual, tapi juga harus memiliki karakter yang baik.
Kapolrestabes Makassar, Komber Erwin Triwanto yang ditemui terpisah menegaskan bahwa, mahasiswa perusuh yang terbukti akan diproses sesuai hukum yang berlaku. "Kita akan proses mereka, begitu juga sudah ada kesepakatan dengan kampus untuk menindak tegas mahasiswanya," kata Erwin.
Terhadap mahasiswa yang melakukan pembakaran fasilitas kampus hingga sepeda motor mahasiswa, Erwin mengaku kalau polisi saat ini masih melakukan penyelidikan. Dia juga berharap, dokumentasi yang dilakukan pihak kampus diharapkan bisa membantu polisi mengungkap mahasiswa yang melakukan perusakan dan pembakaran.
Dalam kasus bentrok antarfakultas di Unhas ini, polisi menangkap lima orang di Fakultas Teknik Unhas, kemarin. Kelima orang yang ditangkap ini terdiri dari tiga mahasiswa, satu asisten dosen, dan satu alumni Fakultas Teknik. Kelima orang tersebut langsung digelandang ke Polrestabes Makassar dengan dugaan kepemilikan senjata tajam.
"Saat kita melakukan penyisiran, di salah satu ruangan laboratorium Fakultas Teknik ditemukan senjata tajam jenis papporo. Lima orang ini ada di ruangan itu. Makanya, diduga sebagai pemilik makanya kita amankan," kata Erwin.
Lima orang yang ditangkap di Fakultas Teknik karena dugaan kepemilikan senjata tajam yakni Adri, Iksan, Ari, Suparman, dan Irfan. Begitu diamankan, mereka langsung digelandang ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan intensif.
Penyisiran kampus yang dilakukan polisi kemarin dipimpin langsung kapolrestabes dengan melibatkan sedikitnya 200 polisi, termasuk satu kompi Brimob Polda Sulsel. Ratusan polisi ini menyisir semua ruangan di setiap fakultas untuk menemukan senjata tajam yang digunakan mahasiswa berkelahi.
Dalam penyisiran ini, seratusan senjata tajam berbagai jenis berhasil disita petugas kepolisian. Senjata tajam itu berupa 25 bom melotov, 8 senjata rakitan jenis papporo, 16 busur, 51 anak panah, 1 senapan angin, 1 badik, 8 parang, 5 tombak, 1 samurai, 1 sangkur, 1 kanton korek api pemicu papporo, dan sejumlah senjata tajam lainnya.
Berdasarkan pengamatan FAJAR, sejumlah sajam yang disita polisi itu banyak yang baru saja dirakit mahasiswa seperti tombak. Tombak dan sajam mahasiswa ini terlihat baru dilas. Diduga keras, sajam tersebut diproduksi mahasiswa di dalam kampus.
Sementara itu, jumlah mahasiswa yang terluka dalam bentrokan ini diketahui sebanyak sepuluh orang. Para mahasiswa yang terluka ini dirawat di RS Wahidin dan RS Ibnu Sina. Mereka yang terluka diketahui bernama Kaisar, Rony, Rizal, Musafir, Wahyu kelimanya dirawat di Wahidin.
Sementara yang dirawat di Ibnu Sina diketahui Haerul (21) Mahasiswa Tehnik, Haeruddin (21) Mahasiswa Tehnik Elektro, Firman (22) Mahasiswa Tehnik, Ikran (23) Mahasiswa Tehnik, dan Muh Ayat (23) mahasiswa Tehnik.(hamsah umar)
             

Komdis Proses Pemukulan Dr Rahmat



*Korban Tolak Masuk Kampus

MAKASSAR, FAJAR--Komisi Disiplin (Komdis) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas, mulai memproses kasus pemukulan terhadap Ketua Panitia Pusat Kajian Pengembangan Analisis Intruksional (PKPAI) Unhas, Dr Rahmat Muhammad, yang dilakukan dosen Jurusan Sosiologi Unhas, Rahman Saini.
Wakil Dekan II FISIP Unhas, Prof Supriadi Hamdat yang dikonfirmasi menegaskan bahwa tujuh anggota Komdis Fakultas FISIP Unhas sudah bergerak untuk melakukan penyelidikan, dan klarifikasi terhadap kasus pemukulan sesama dosen ini.  
"Setiap tindakan yang dianggap salahi aturan kampus baik yang melibatkan mahasiswa dan dosen, diserahkan ke Komdis untuk memerosesnya. Kasus pemukulan dosen ini sudah ditangani Komdis Fakultas, tapi hasilnya saya belum tahu seperti apa," kata Supriadi.
Hasil pengusutan yang dilakukan Komdis FISIP Unhas yang diketuai oleh Dr Baharuddin ini akan diputuskan melalui sidang komdis. Dia berharap, pertikaian antardosen di  FISIP Unhas ini dalam waktu dekat bisa diselesaikan sehingga tidak berlarut. Yang pasti menurut dia, ketika dosen tersebut terbukti melanggar, tetap akan direkomendasikan untuk diberikan sanksi mulai sanksi surat peringatan atau sanksi lebih berat.
Rahmat yang menjadi korban pemukulan dalam kasus ini hingga saat ini menolak masuk kampus. Sejak kasus pemukulan terjadi, dia sejauh ini melilih tidak masuk kampus dengan alasan keamanan dirinya tidak terjamin. "Sekalipun tidak ada teror atau intimidasi, saya merasa keamanan saya tidak terjamin. Makanya untuk sementara ini saya tidak masuk kampus dulu," kata Rahmat.
Dia menilai, pihak kepolisian yang menangani kasusnya ini tidak bergerak cepat. Semestinya kata dia, pelaku pemukulan yang juga dosen Sosiologi di FISIP Unhas ini sudah ditangkap, paling tidak sudah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. "Polisi jangan membiarkan pelaku kriminal begitu saja," kata Rahmat. (hamsah umar)                        

Helm Hilang, Mahasiswa Mencuri


MAKASSAR, FAJAR--Tiga mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassar ditangkap Polsekta Panakkukang Rabu malam. Mahasiswa yang diketahui asal Sinjai ini ditangkap karena mencuri helm pengunjung Mall Panakkukang.
Ketiga mahasiswa berteman ini diketahui bernama As (19), Ap (21) dan Ah (18). Mahasiswa ini ketahuan mencuri helm oleh petugas keamanan mall yang diketahui helm milik Arman (21), warga Jalan Cendrawasih Makassar.
Aksi pelaku ini ketahuan satpam karena melihat pelaku membawa helm dari parkiran motor. Padahal, pelaku memarkir motornya di pinggir jalan. Mahasiswa yang mengambil helm dari parkiran mall adalah As dan Ah. Begitu berhasil mengambil helm, seorang temannya Ap juta datang. Saat diinterogasi polisi, As mengaku mencuri helm karena helm miliknya juga pernah dicuri di parkiran tersebut. "Helm saya pernah dicuri", kata As.
Kapolsek Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar menegaskan ketiga mahasiswa sementara diamankan untuk menjalani pemeriksaan. Jika terbukti, mahasiswa ini bakal dijerat dengan Pasal 362 KHUP tentang Pancurian. (hamsah umar)

Mahasiswa Ditikam Saat Makan


MAKASSAR, FAJAR--Seorang mahasiswa Jurusan Teknik salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, Sadikin (23), menjadi korban penikaman orang tidak dikenal saat sedang makan di salah satu warung Jalan Perintis Kemerdekaan VII, Kamis, 17 November, sekira pukul 02.00.
Akibat ulah pemuda yang tidak dikenal itu, korban mengalami luka tikaman pada perut kiri. Korban saat ini dirawat di RS Wahidin untuk mendapatkan perawatan medis. Informasi yang dihimpun, korban bersama rekannya, Muh Taufik (23) singgah disalah satu warung makan.
Saat sedang makan di warung tersebut, tiba-tiba seorang pria bertopeng memakai jaket hitam masuk dan menghampir korban. Tanpa diketahui apa permasalahannya, pelaku langsung menikam korban menggunakan badik. Usai menikam korbannya itu, pelaku yang dibonceng temannya itu langsung melarikan diri menggunakan sepeda motornya.
Diduga, pelaku sudah mengincar korban sebelum masuk ke warung tersebut. Pasalnya, pelaku terkesan mempersiapkan aksinya itu. Buktinya, teman pelaku yang membawa sepeda motor itu, hanya menunggu diluar warung tanpa mematikan mesin motornya. Begitu pelaku melarikan diri, korban langsung dilarikan ke RS Wahidin oleh temannya untuk mendapatkan perawatan.
Kanit Reskrim Polsekta Tamalanrea, Iptu Ahmad Rosma mengaku belum bisa memastikan pemicu penikaman terhadap mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassar ini. Pasalnya, antara pelaku dan korban tidak ada perbincangan sebelum aksi penikaman itu dilakukan pelaku.
"Pelaku sejauh ini belum kita identifikasi karena korban sendiri tidak mengenalinya, karena saat itu menggunakan penutup wajah. Kita sementara memeriksa saksi yang melihat kejadian, termasuk teman korban sendiri," kata Ahmad. (hamsah umar)

Perampok Bertopeng Beraksi di Warkop


MAKASSAR, FAJAR--Sedikitnya enam pelaku perampokan beraksi pada salah satu warung kopi di Jalan Toddopuli Timur, Kamis, 17 November. Perampok yang melindungi wajahnya dengan topeng dan helm tertutup ini membawa lari delapan laptop dan empat telepon milik pengunjung.
Dalam menjalankan aksinya itu, perampok bercadar itu membawa senjata tajam untuk mengancam korbannya. Salah satu pelaku membawa busur lengkap dengan anak panah. Para pelaku tersebut langsung masuk warkop dan mengancam korbannya dengan senjata tajam. Karena takut, korban yang merupakan pengunjung itu tidak bisa berbuat banyak dan merelakan laptor dan handphone dirampok pelaku. "Pelaku menutupi wajahnya dengan penutup wajah," kata salah seorang korban Yusron.
Warga Jalan Tamalate III Makassar ini menjelaskan bahwa kejadian berawal  ketika para pegunjung warung kopi sedang asik mengakses internet menggunakan fasilitas Wifi. Karena sudah larut malam, tiba-tiba pelaku masuk dilengkapi senjata tajam.
Saat beraksi dan mengancam korbannya itu, pelaku menutup setengah warkop  untuk menghindari aksinya dilihat dari luar. Begitu para korban sudah dibawah ancaman, laptop milik korban yang sedang dipakai diambil begitu juga telepon selulernya.
Tidak hanya itu, pelaku perampokan juga mengambil uang yang ada di lacir kasir milik warkop tersebut. Usai beraksi itu, pelaku kemudian meninggalkan tempat dengan terlebih dahulu menutup pintu warkop. 
Kapolsekta Manggala Kompol Danial Lindang penyidik Polsekta Manggala melakukan penyelidikan dan mengejar para pelaku. Sejumlah korban termasuk pegawai warkop akan dimintai keterangan dalam kasus perampokan itu. "Saat kejadian, korban tidak bisa melawan karena takut diancam senjata tajam pelaku, jadi pelaku dengan mudah mengambil barang mereka," kata Danial. (hamsah umar)