Powered By Blogger

Rabu, 25 Juli 2012

Paksakan Nonparlemen, Garuda-Na Tamat


MAKASSAR, FAJAR--Pasangan cagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) idealnya sudah berbalik arah jika serius ingin bertarung di pilgub Sulsel 2013 mendatang. Jika memaksakan harapan diusung partai nonparlemen, niat baikGaruda-Na ikut andil di pilgub Sulsel bisa saja tamat.
Itu jika melihat kalkulasi dan persentase suara nonparlemen yang belum menentukan dukungan di pilgub Sulsel. Kalau sekadar mengandalkan sebelas parpol nonparlemen yang tersisa, Garuda-Na dipastikan tidak mampu mengumpulkan persentase suara hingga 15 persen termasuk jika dibangun dengan persentase suara Gerindra. Sebelas parpol nonparlemen yang belum menentukan cagub itu hanya memiliki persentase suara 8,16 persen, sementara Gerindra hanya 2,49 persen. Sehingga kalau digabung, hanya mampu mengumpulkan 10,65 persen.
Adapun sekiranya RepublikaN bergabung ke Garuda-Na, dukungan ini juga belum bisa memenuhi syarat yang dibutuhkan 12,22 persen. Sementara RepublikaN sendiri sudah terang-terangan mendukung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA). RepublikaN disebut-sebut sudah menandatangani dukungan untuk pasangan ini.
Kalau Garuda-Na ngotot mendapatkan dukungan parpol nonparlemen, pasangan ini harus mampu mengsabotase dukungan 10 parpol nonparlemen yang sudah lebih awal menyatakan dukungan ke Ilham-Aziz. Tanpa sabotase parpol nonparlemen, sudah saatnya Garuda-Na mengumpulkan dukungan KTP untuk bertarung melalui jalur independen.
Anggota KPU Sulsel, Ziaurrahman menyebutkan bahwa calon yang ingin maju menggunakan parpol nonparlemen harus memenuhi 15 persen dari suara sah pemilu legislatif 2009 lalu. Untuk teknis pencalonan menggunakan partai politik baik parlemen dan nonparlemen, Ziaurrahman menyebutkan KPU Sulsel pekan depan akan mengundang seluruh partai politik untuk mengikuti sosialisasi.
"Tempat dan jadwal pastinya kita belum tetapkan. Tapi pekan depan kita akan melakukan sosialisasi untuk pencalonan melalui partai politik baik pemilik kursi maupun nonparlemen," kata Ziaurrahman.
Sejauh ini, Garuda-Na masih sangat optimis diusung partai nonparlemen kendati nonparlemen yang belum memberikan dukungannya tersisa 11 parpol. Sementara partai yang memiliki kursi di DPRD Sulsel juga sudah tidak memungkinkan memberikan dukungan untuk pasangan ini.
Juru Bicara Ilham-Aziz, Syamsu Rizal menyatakan sepuluh partai nonparlemen yang mendukung IA sudah mengeluarkan rekomendasi resmi ke pasangan ini. Terkecuali kalau belakangan ada partai yang mengeluarkan dua rekomendasi. "Yang jelas 10 partai itu sudah ada di tangan rekomendasinya. Tentu kita sangat yakin partai ini sudah tidak kemana-mana lagi," tandas Ical-sapaan akrab Syamsu Risal. (hamsah umar)  

Persentase Suara 11 Nonparlemen:
Partai Barnas 37.449 (1,00)
Partai Kedaulatan 57.940 (1,54)
Partai Karya Perjuangan 13.220 (0,35)
Partai Matahari Bangsa 42.914 (1,14)
PNBKI 20.348 (0,54)
Partai Patriot 34.748 (1.00)
PKDI 24.963 (0,66)
PIS 19.079 (0,51)
Partai Merdeka 12.733 (0,34)
PSI 19.286 (0,51)
Partai Buruh 21.331 (0,57)
Gerindra 93.545 (2,49)

Total: 397.556 (10,65)

Modal Sosial Tentukan Politik Dinasti


MAKASSAR, FAJAR--Kendati masyarakat Bone disebut-sebut sudah sangat rasional dan cerdas menentukan pemimpinnya dengan melihat figur, namun modal sosial yang dimiliki calon masih sangat menentukan ada tidaknya pengaruh politik dinasti di bumi berjuluk Arung Palakka ini.
Putra mahkota bupati Bone Idris Galigo, Irsan Idris yang merupakan salah satu calon yang diunggulkan memenangkan pertarungan, bisa saja membuat isu politik dinasti di daerah ini menjadi kuat dan berpengaruh. Itu kalau dinasti pemerintahan yang dibangun Idris Galigo selama dua periode ini dianggap memberikan pengaruh positif bagi kehidupan masyarakat Bone.
Direktur Eksekutif Insert Institut, Muh Aris menyebut isu politik dinasti di pemilukada Bone sulit dihindarkan kendati pengaruhnya kecil. Justru karena tokoh yang diunggulkan yakni Fahsar Padjalangi-Ambo Dalle dan Irsan Galigo masih berasal dari dinasti yang sama sehingga pengaruh politik dinasti dipastikan tetap masih ada.
"Bagi saya, politik dinasti masih mengental, persoalan persentasenya kecil itu bergantung domain lawan. Kalau sekiranya Cicang memiliki modal sosial yang baik di tengah masyarakat, bisa dipastikan bahwa pengaruh orang tuanya yang saat ini masih bupati Bone akan memberikan kontribusi besar bagaimana Irsan meraih dukungan luas masyarakat Bone," jelas Aris.
Kebulatan tekad Irsan untuk bertarung melalui jalur independen dan melawan keputusan partai, menjadi salah satu alasan kuat bahwa pengaruh Idris Galigo di daerah ini masih sangat diperhitungkan masyarakat Bone. Idris juga tidak mungkin memaksakan mendorong putra mahkotanya maju bertarung melawan Golkar kalau tidak merasa memiliki modal sosial yang baik bagi masyarakat Bone.
Selain pengaruh dari Galigo, Cicang juga dipastikan mendapat dukungan luas dari masyarakat Bone, ini bisa dilihat dari hasil pemilu legislatif lalu yang mampu mengantar Cicang duduk sebagai anggota DPRD Sulsel. Meski baru beberapa tahun mengabdi sebagai anggota dewan, kerja-kerja politik Cicang di masyarakat masih sangat diperhitungkan warga Bone dalam menentukan dukungan kepada tokoh mudah Bone ini.
"Sekiranya lawan kuat yang dihadapi Cicang bukan berasal dari dinasti yang sama. Malah pengaruh politik dinasti di Bone akan semakin kental. Tapi karena Fahsar ini juga masih bagian dari keluarga besarnya, pengaruh dinasti memang tidak terlalu besar," tandas Aris. (hamsah umar)

Pengawasan Pilgub Terancam Gagal


MAKASSAR, FAJAR--Proses pengawasan pilgub Sulsel terancam tidak bisa berjalan sesuai harapan. Selain dibebankan mengawasi tahapan pemilu legislatif 2014, pembentukan panitia pengawasan kecamatan (panwascam) dan pengawas pemilu lapangan (PPL) juga belum bisa dilakukan.
Untuk panwascam dan PPL, Panwaslu Sulsel baru akan menjadwalkan pembentukannya pada Oktober mendatang. Praktis, anggota panwascam dan PPL ini hanya akan mengawasi agenda kampanye kandidat gubernur serta masa pencoblosan hingga perhitungan suara di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Padahal, pembentukan panwascam dan PPL idealnya seiring dengan dimulainya tahapan yang ada di tingkat kecamatan dan kelurahan misalnya pemutakhiran data pemilih dan tahapan awal lainnya. Belum lagi, KPU Sulsel sudah menetapkan 9-15 September untuk pendaftaran cagub-cawagub Sulsel. Itu artinya, panitia pengawas sudah mesti bekerja keras mengawasi gerak-gerik kandidat, tim, hingga pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak taat aturan.
Ketua Panwaslu Sulsel, Suprianto menyebutkan belum adanya agenda pembentukan panwascam dan PPL untuk pilgub Sulsel, karena panwaslu terbentur masalah penganggaran atau honor panwascam dan PPL. Dalam aturan Mendagri, masa kerja panwascam dan PPL hanya selama dua bulan. Artinya, pengawas tingkat bawah ini baru akan dibentuk paling cepat tiga bulan sebelum hari H. Kalau dibentuk sekarang, panwaslu tidak memiliki dasar hukum untuk memberikan honor kepada pengawas level bawah ini. Padahal untuk pilgub Sulsel ini, panwaslu telah mengusulkan alokasi anggaran pengawasan cukup besar hingga Rp90 miliar.
"Panwaslu tidak ingin membentuk pengawas kalau pada akhirnya kita harus mendapat gedung baru di Lapas sana. Aturan mendagri honor yang disediakan untuk pengawas di bawah hanya dua bulan. Sehingga kemungkinan kita baru bentuk pada Oktober," tandas Suprianto.
Suprianto berharap, Mendagri bisa mengeluarkan edaran yang memberi ruang masa kerja panwascam dan PPL lebih dari dua bulan. Kalau pun tidak, panwaslu hanya bisa mengandalkan peran masyarakat membantu panwaslu melakukan pengawasan. "Apalagi panwaslu itu kan sebatas tindak lanjut. Kalau ada laporan masyarakat yang memenuhi syarat dan bisa dibuktikan kita proses," ketus Suprianto. (hamsah umar)      

KPU Gilir Pelatihan PPS


MAKASSAR, FAJAR--Setelah menuntaskan proses pembentukan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada 14 kecamatan di Makassar, KPU Makassar bakal disibukkan untuk melakukan pelatihan kepada anggota PPK dan PPS di daerah ini.
Mengingat jumlah PPK dan PPS se-Kota Makassar mencapai ribuan orang, KPU akan menggilir jadwal pelatihan PPK dan PPS per kecamatan. Selain mengefektifkan proses pelatihan, KPU juga berharap anggota PPK dan PPS lebih mudah memahami tugas dan tanggung jawab yang akan dilakukan utamanya bagi pelaksana yang baru.
"Untuk agenda pelatihan PPK dan PPS kita harus melakukannya secara bertahap mengingat jumlahnya banyak. Alternatifnya PPK yang buat jadwal dibawah pada setiap kecamatan kemudian kita yang mendatangi mereka. Kalau pelatihannya bersamaan itu malah merepotkan," kata Ketua Divisi Bagian Hukum KPU Makassar, Nurmal Idrus.
Ribuan anggota PPK dan PPS di Makassar ini akan terlebih dahulu dibekali pengetahuan mengenai tugas dan tanggung jawab kepemiluan sebelum mereka bekerja. Salah satu agenda mendesak yang dihadapi PPS adalah pemutakhiran data pemilih serta verifikasi calon dukungan independen yang akan berlangsung Agustus mendatang. Untuk pemutakhiran data pemilih sendiri, PPS diminta untuk merekrut Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) yang betul-betul menguasai wilayah berbasis TPS.
KPU berharap, PPDP yang akan diberi tugas melakukan pemutakhiran data berbasis TPS ini adalah tokoh yang memiliki pengaruh dan mengenal daerahnya, sehingga pemutakhiran data pemilih nantinya bisa akurat. Kendati pemutakhiran data pemilih sekadar menyingkrongkan daftar penduduk potensial pemilih (DP4) yang diberikan pemprov, namun tugas tersebut tetap memerlukan petugas yang kompeten. (hamsah umar)
     

Ilham: Pilih Pemimpin yang Konsisten


*Aziz Buka Bersama Aksa Mahmud

MAKASSAR, FAJAR--Kandidat gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin mengingatkan masyarakat Sidrap, agar pada pilgub 2013 mendatang memilih pemimpin yang konsisten utamanya mengenai janji politiknya, atau dalam istilah bugis Taro Ada Taro Gau.
Imbauan Ketua DPD Demokrat Sulsel selaku cagub yang berpasangan dengan Aziz Qahhar Mudzakkar ini diutarakan di depan seribuan warga saat silaturahmi di kediaman salah seorang tokoh masyarakat Sidrap, Andi Pinceng, Jl Syarif Al Qadri, Kelurahan Rijangtittu, Kecamatan Maritengngae, Sidrap, Selasa, 24 Juli.
Memilih pemimpin yang konsisten dengan janji politiknya itu penting, mengingat seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi masyarakat. "Bagaimana masyarakat mau percaya pemimpinnya jika pemimpinnya lain kata lain perbuatan," kata Ilham mengingatkan.
Begitu juga, Ilham mengimbau masyarakat memilih pemimpin yang mampu mengatur waktu dan selalu tepat waktu. "Bagaimana mau memperhatikan rakyat kalau bangunnya kesiangan," imbuh Wali Kota Makassar peraih penghargaan bintang jasa utama disambut tepuk tangan dan teriakan semangat baru.
Roadshow Ilham ke Sidrap ini dalam rangkaian safari Ramadan di wilayah ini. Salah satu tujuan Ilham adalah ke Masjid Al-Fajar di Tellulimpoe, Rappang. Kemudian silaturahmi di kediaman tokoh masyarakat Andi Nawir di Baranti, Sidrap. Untuk safari Ramadan ini, Ilham jauh hari sebelumnya sudah menyusun agenda daerah-daerah yang akan dikunjung.
Dalam melakukan safari Ramadan ini, Ilham tidak banyak bersama dengan pasangannya, namun memilih berbagi tugas dengan Aziz untuk memenuhi semua agenda utamanya undangan masyarakat di daerah. Terkecuali ada kegiatan yang cukup besar yang mengharapkan kehadiran bersama pasangan ini, Ilham-Aziz baru akan tampil bersama.
Aziz sendiri terlihat menghadiri acara buka puasa bersama yang digelar Aksa Mahmud di kediamannya. Dalam acara buka puasa ini, sejumlah tokoh angkatan 66, keluarga besar HMI, HIPMI, Kadin, hingga mantan wagub Aziz di pilgub 2007 Mubyl Handaling ikut dalam acara ini. Aziz dan Aksa yang memang kolega sebagai anggota DPD RI asal Sulsel terlihat akrab berbincang santai. Juga hadir juru bicara IA, Selle KS Dalle.
Dalam pertemuan ini, Aksa sempat bercerita tentang pengalamannya saat ke Barru. Saat itu seorang ustadz mendekati Aksa dan bertanya tentang sosok yang akan dipilih di pilgub Sulsel. Namun Aksa cukup politis menjawab pertanyaan itu dengan menyebut kalau hak pilihnya sudah digunakan di DKI Jakarta.
Di tempat ini, Aziz menyatakan bahwa kegiatan silaturahmi harus terus dipupuk utamanya Ramadan. "Mari kita perkuat silaturahmi pada bulan Ramadan ini sehingga kita semakin mendapat berkah dari perjuangan yang kita lakukan," kata Aziz. (hamsah umar)