INGIN melihat mobil kesayangan tampil keren, sudah menjadi keinginan semua pencinta kendaraan roda empat utamanya pencinta mobil modifikasi. Makanya, soal tampilan kendaraan ini, pemilik mobil selalu memberikan sentuhan khusus terhadap mobilnya, baik interior maupun eksterior.
Untuk bagian eksterior, komponen yang paling sering menjadi perhatian untuk dilakukan perubahan adalah ban, pelek, maupun double lipsnya, atau bahkan ada yang melakukannya dengan menggunakan bodykit. Namun untuk mobil Civic EG6 milik Teguh Kuncoro yang satu ini, perubahan yang mencolok pada bagian eksterior ada pada pelek, bank, lampu, dan double lipsnya.
Khusus untuk pilihan pelek, Kuncoro menggunakan pelek Rota Zero yang secara selintas berbentuk palang atau tanda tambah. Dengan menggunakan pelek Rota Zero ini, mobil keluaran 1993 ini terlihat lebih eksklusif dibanding mobil sejenisnya bahkan mobil kebayakan. Pasalnya, jenis pelek seperti ini sangat jarang bisa ditemukan di pasaran. Kalau pun ada, dipastikan tidak dijual di Makassar namun harus dipesan khusus dari luar.
Untuk mendapatkan pelek Rota Zero ini, Kuncoro bahkan harus banyak mencari melalui internet. Dia mengaku, beberapa komponen mobilnya memang harus dipesan melalui internet seperti pelek dan double lips. Untuk pelek misalnya, harga berkisar Rp7 juta. Pelek 8 inci ini dipadukan dengan ban dengan ring 15, dengan lebar 195 mm.
Salah satu yang menjadi kelebihan dari pelek ini kata Kuncoro adalah dari stylenya. Selain itu, kontruksi pelek ini terbilang ringan, desain simpel dan kuat. Bahkan, saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi, stabilitas mobil tetap terjaga dengan menggunakan pelek tersebut. "Menggunakan pelek ini mobil tidak mudah goyan, sehingga akan memberikan keamanan tersendiri saat mengemudi dengan kecepatan tinggi," kata Ketua Honda Estilo Club Makassar ini.
Bahkan untuk jalan yang tanjakan atau memiliki polisi tidur, Kuncoro menyebut penggunaan pelek ini sangat nyaman. Padahal sebelum menggunakan pelek dengan desain seperti ini, mobil miliknya kadang menghasilkan suara pada saat melewati polisi tidur. (hamsah umar)