Pendaftaran IA-Sayang, KPU Menantang Resiko
MAKASSAR, FAJAR--Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel memilih ambil resiko dalam melayani pendaftaran pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) secara bersamaan.
KPU menyetujui Sayang mendaftar di KPU Sulsel pada Jumat, 14 September pukul 13.00 Wita, begitu juga IA pukul 14.00 Wita atau hanya berselang satu jam. Kendati menyadari ada potensi gesekan massa IA dan Sayang, KPU tetap memutuskan menerima usulan kedua pasangan ini. Begitu juga usulan pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) pada Kamis, 13 September pukul 13.00 Wita.
Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi yang dilakukan dengan tim IA, Sayang, Garuda-Na, Panwaslu, serta kepolisian. Tim IA diwakili Ni'matullah, Noor Namry Noer, Sayang Alamsyah Demma, dan Jamaluddin Syamsir, serta tim Garuda-Na, Nasrullah Mustamin. Dari kepolisian ada Kapolrestabes Makassar, Kombes Erwin Triwanto dan sejumlah pihak lainnya.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas tim IA dan Sayang tetap konsisten dengan jadwal yang diajukan sehingga KPU memutuskan menerima usulan itu. Itu setelah ada komitmen kedua tim untuk tepat waktu sesuai yang diusulkan. Sayang sudah harus berada di KPU Sulsel tepat pukul 13.00 Wita dan meninggalkan KPU paling lambat pukul 13.50 Wita. "Kita minta konsistensinya karena kita paling lama menerima pendaftaran mereka sekitar 32 menit," kata Jayadi.
Jayadi menyatakan, komitmen IA dan Sayang untuk datang tepat waktu itu sekaligus akan menjadi penilaian publik Sulsel mengenai mana kandidat yang punya komitmen, dan yang tidak memiliki konsistensi.
Terhadap potensi gesekan, pihak kepolisian juga sudah menyiapkan antisipasi sehingga tidak terjadi konflik massa pendukung. Untuk pengamanan dari kepolisian, jumlah personel yang disiagakan di KPU Sulsel sebanyak 100 orang, di kubu Sayang 50 orang dan kubu IA 50 orang. "Itu situasional ada juga yang dijalan. Kalau yang dilibatkan tentu lebih dari 200 personel," kata Erwin.
Kapolrestabes Makassar ini mengakui potensi konflik sangat tinggi, namun apa pun yang menjadi keputusan KPU polisi mendukung dan siap melakukan pengamanan. Untuk antisipasi lalu lintas, polisi juga akan melakukan rekayasa tanpa harus melakukan penutupan jalan. Kalau pun yang harus ditutup diterapkan sistem buka tutup. Pastinya petugas kepolisian sudah menyiapkan polisi di KPU dan di kubu Sayang dan IA, begitu juga di daerah yang dianggap menjadi titik konsentrasi massa. Jumlah petugas yang dikerahkan untuk pengamanan ini tidak kurang dari 1.000 orang.
"Kita tidak inginkan acara ini mengundang cacian masyarakat Sulsel. Karena itu, kami minta cagub betul-betul tepat waktu. Kalau masih ada massa di KPU sementara sudah waktunya calon lain datang, KPU berhak meminta calon dan timnya meninggalkan KPU," tandas Erwin.
Potensi benturan massa pendukung IA-Sayang ini cukup besar apalagi kedua kandidat ini bakal mengerahkan ribuan massa pendukungnya. IA bahkan mengerahkan massa dalam jumlah besar hingga setara separuh jumlah penduduk Makassar. Mengenai jadwal yang begitu mepet, IA minta komitmen tidak dilanggar. "Tidak mau tahu itu. Pokoknya KPU sudah harus bersih dari kandidat lain pukul 13.50 Wita, kalau ada massa saat jadwal kita sudah masuk kami anggap itu adalah pengganggu," kata Ni'matullah.
Benturan massa kata Ni'matullah hanya akan terjadi jika pihak Sayang tidak konsisten dengan komitmen waktu yang disepakati. "Kalau mereka tidak konsisten untuk tepat waktu berarti kesalahan di pihak dia," lanjutnya.
Tim Sayang, Alamsyah Demma menegaskan Sayang konsisten datang di KPU pukul 13.00 Wita apalagi Sayang dan timnya akan salat Jumat bersama di Masjid HM Asyik. Jumlah massa yang akan dihadirkan menurutnya tidak bisa diperkirakan. "Yang jelas pimpinan parpol pendukung dan relawan akan mengawal. Saya kira tidak akan mengganggu ketertiban," sebut Alamsyah.
Dia berharap, proses pendaftaran di KPU Sulsel bisa berjalan lancar dan sudah bisa selesai sesuai yang ditargetkan KPU yakni 32 menit. "Jadi ini juga sangat bergantung berapa lama kami diterima di KPU," lanjutnya. (hamsah umar)