Powered By Blogger

Rabu, 22 Juni 2011

Lawan Polantas, Empat Warga Diamankan




MAKASSAR--Empat warga yang diketahui beralamat di Jalan Ando Tonro IV, Kecamatan Tamalate, Makassar diamankan petugas Satuan Lalu Lintas Polsekta Ujung Pandang, Selasa malam. Para pemuda tersebut diamankan polisi lalu lintas (polantas) karena melakukan perlawanan saat razia  kendaraan bermotor.
Keempat warga yang ditangkap tersebut masing-masing; Rusli, Sahabuddin, Rusmin, dan Hera. Mereka yang ditangkap itu bahkan ada yang mabuk berat karena diduga baru saja pesta ballo.
Penangkapan warga itu bermula ketika Satuan Lalu Lintas Polsekta Ujung Pandang melakukan razia di perempatan Jalan Lamadukelleng-Jalan Latumahina. Saat sedang melakukan razia itu, dua sepeda motor yang dikendarai Rusli, Saha, dan Hera melintas tanpa menggunakan helm. Bahkan saat melintas, mereka membunyikan kendaraannya dengan suara keras hingga memancing polisi melakukan pengejaran.
Empat anggota Polantas langsung mengejar kedua sepeda motor tersebut hingga berhasil menghentikan motor mereka di Jl Ratulangi. Saat dihentikan tersebut, tiba-tiba satu unit mobil Carry DD 1496 G yang diduga membuntuti pengejaran itu mengepung petugas.
Penumpang yang ada di dalam mobil tersebut langsung turun dan mengeroyok polantas. Saat itu, polisi langsung mengeluarkan tembakan ke udara hingga mereka melarikan diri. Sementara mobilnya ditinggalkan begitu saja. Sementara tiga warga yang mabuk berat serta seorang perempuan ditinggalkan hingga diamankan polisi. Mereka kemudian digiring ke Polsekta Ujung Pandang.
Kapolsekta Ujung Pandang, Kompol Aisyah membenarkan peristiwa tersebut. Untuk kepentingan pengelidikan, keempat warga yang berhasil ditangkap itu saat ini masih dilakukan pemeriksaan. (hamsah umar) 

FE UNM Hentikan Perkuliahan




MAKASSAR--Aktivitas akademik Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam sepuluh hari terakhir lumpuh total. Pihak dekan, dosen, hingga staf kompak menghentikan segala bentuk perkuliahaan, ujian, seminar, studi banding, KKN, wisuda dan aktivitas akademik lainnya di fakultas tersebut.
Pihak fakultas beralasan, penutupan aktivitas akademik itu dilakukan pihak kampus sebagai tanggapan atas aksi penolakan mahasiswa di kampus ini terhadap dana penunjang pendidikan (DPP), yang ditetapkan sebesar Rp3 juta per mahasiswa. Pihak fakultas tetap bersikukuh tidak mau memenuhi tuntutan mahasiswa untuk mencabut DPP tersebut, tapi sebaliknya melakukan pemboikotan perkuliahan.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan pihak dekan sejak 10 Juni lalu,  perkuliahan tersebut dihentikan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Dalam selebaran itu pula, pihak fakultas baru akan mengaktifkan kembali aktivitas akademik jika mahasiswa menghentikan demo anti DPP.
Dalam pengumuman itu juga, pihak fakultas meminta kepada rektorat agar seluruh provokator aksi demo dipecat selaku mahasiswa FE UNM. Juga pengikut demonstran minta maaf kepada pimpinan dekan, dosen dan karyawan FE UNM, membuat pernyataan untuk tidak lagi melakukan demo anti DPP. 
Yang paling urgen lagi, ditegaskan bahwa perkuliahan baru dilakukan kembali setelah lembaga mahasiswa di FE UNM seperti BEM, Maperwa, Himapro, HMJ dibekukan.
Dekan Fakultas Ekonomi UNM, DR Salamun Pasda yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya enggan memberi banyak komentar dengan alasan berada di luar Sulsel. "Itu bukan keputusan pimpinan, tapi keputusan seluruh dosen," kata Salamun.
Pembantu Rektor I UNM, Sofyan Salam yang dikonfirmasi terpisah juga enggan  memberikan banyak keterangan terkait penutupan aktivitas kampus di FE UNM tersebut. Menurutnya, keputusan tersebut sepenuhnya menjadi kebijakan fakultas termasuk mengenai besarnya DPP yang harus dibebankan kepada para mahasiswa.
Kendati begitu, Sofyan berharap agar aktivitas perkuliahan di FE  UNM tersebut segera dibuka agat proses perkuliahan bisa berjalan normal kembali. "Kalau menurut saya, penghentian aktivitas akademik itu harus segera diakhir dan proses perkuliahan dibuka kembali," kata Sofyan.
Akibat aksi boikot yang justru dilakukan pihak pimpinan, dosen dan karyawan itu, ribuan mahasiswa di fakultas tersebut telantar. Kendati ada mahasiswa di fakultas tersebut, mereka hanya menghabiskan waktu dengan melakukan diskusi, baca buku atau sekadar kumpul di fakultas.
Kendati perkuliahan di boikot oleh pihak kampus, mahasiswa FE UNM tetap menuntut agar transparansi DPP yang mencapai Rp3 juta per mahasiswa itu tetap dicabut, karena dinilai telah memberatkan mahasiswa.
Salah seorang mahasiswa, Darsi menyebutkan bahwa pihak fakultas beralasan kalau dana tersebut dipungut dari mahasiswa dalam rangka membangun gedung berlantai V. "Namun sampai saat ini tidak tanda-tanda pembangunan," katanya. (hamsah umar)
   

Senin, 20 Juni 2011

Museum Balaikota Terbakar




MAKASSAR--Museum Balaikota, Jalan Balaikota Makassar terbakar Senin, 20 Juni sekira pukul 06.30. Kebakaran itu diduga akibat hubungan arus pendek yang terjadi pada ruang penyimpanan foto, keramik, dan barang antik lainnya, termasuk salah satu kamera TVRI masa lalu . Tiga ruangan di bagian belakang gedung ini hangus pada bagian atapnya.
Untungnya, peristiwa kebakaran ini tidak mengakibatkan benda koleksi di museum ini ikut terbakar. Itu karena warga cepat menyelamatkan benda yang ada di dalam gedung. Sehingga tidak ada barang berharga yang terbakar. Dalam peristiwa ini, setidaknya ada 20 unit pemadam kebakaran sempat disiagakan untuk mengantisipasi kobaran api.
Informasi yang diperoleh, api pertama kali dilihat oleh seorang tukang becak yang sehari-hari mangkal di depan Museum Balaikota, Daeng Bur. Awalnya, dia mengira kalau asap yang muncul tersebut hanya akibat pembakaran sampah yang ada di belakang museum. 
Namun kepulan asap dari belakang museum itu semakin membesar. Tukang becak ini pun berinisiatif mengecek sumber asap yang mulai  membesar. Setelah dicek, ternyata api bersumber dari salah satu ruangan di museum tersebut. Setelah memastikan yang terbakar adalah museum, dia kemudian menghubungi salah seorang pegawai yang dikenalnya.
"Begitu kami mendapat informasi dari Daeng Bur ini, kami segera menghubungi pemadam kebakaran. Sehingga api tidak sampai meluas ke bagian lainnya," ujar Kepala UPT Museum Balaikota Makassar, Nurul.
Saat kejadian berlangsung, sejumlah tukang becak dan warga sempat membantu upaya pemadaman api, sehingga api tidak sampai meluas ke ruang lainnya. Di tiga ruangan ini, yang terbakar hanya atap dan flapon bangunan, sehingga benda koleksi bisa diselamatkan. Petugas pemadam kebakaran juga cepat tiba setelah mendapat laporan. (hamsah umar)
     

Mahasiswa Kedokteran Dimassa




MAKASSAR--Salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Makassar, Faisal Ali, babak belur dikeroyok warga Tello Baru, Jalan Pacinnang Raya IV, Kecamatan Panakkukan, Senin, 20 Juni dini hari. Korban dikeroyok oleh warga lantaran diduga bermaksud melakukan pencurian di daerah itu.
Akibat main hakim sendiri itu, korban mengalami luka robek pada kepala karena dipukul dengan batu, serta beberapa bagian tubuhnya memar. Polisi yang datang mengamankan situasi kemudian melarikan korban ke RS Bhayangkara Makassar. Informasi yang diperoleh, mahasiswa berusia 32 tahun ini tercatat sebagai koas (dokter muda) di  RS Wahidin Makassar.
Pengeroyokan  itu berawal ketika korban bermaksud menemui temannya di Kompleks Tello Baru, dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Fiz-R. Di gerbang perumahan, korban menghentikan motornya setelah salah seorang warga dalam keadaan mabuk mempertanyakan maksud kedatangannya di kompleks itu.
Karena takut dengan warga yang mabuk itu, korban  memilih lari dan meninggalkan sepeda motornya. Beberapa warga yang melihat kejadian itu mengejar korban hingga berhasil menangkapnya pada salah satu rumah warga. Korban pun dikeroyok hingga babak belur.
Warga baru menghentikan pengeroyokan tersebut setelah rekan korban yang bermaksud ditemui, Firman mendatangi lokasi kejadian. Setelah dijelaskan bahwa warga yang dikeroyok tersebut bukan pencuri melainkan mahasiswa kedokteran sambil memperlihatkan kartu mahasiswanya, warga baru membubarkan.
Menurut Firman, korban yang merupakan juniornya itu masih serning depresi akibat luka lama di kepala setelah mengalami kecelakaan  lalu lintas. "Kadang dia memang tidak bisa menangkap percakapan dengan baik," kata Firman.
Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akbar yang dikonfirmasi membenarkan peristiwa pengeroyokan mahasiswa kedokteran tersebut. Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku yang diduga sebagai pemicu pengeroyokan ini. (hamsah umar)  

Siswa SMA dan Mahasiswa Konsumsi Ganja




MAKASSAR--Dua pelajar salah satu SMA serta satu mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar, ditangkap aparat Polsekta Manggala Makassar karena kedapatan membawa narkoba jenis ganja, Minggu, 18  Juni. Saat ditangkap, ketiga pelajar dan mahasiswa ini diduga telah melakukan pesta ganja sebelum akhirnya diciduk polisi.
Ketiga warga tersebut masing-masing, Ck, 16),  warga Jalan Mappayukki, Rischy, 16 warga Borong Raya, serta Ah, 19, warga Perumnas Antang. Ketiganya ditangkap di Jalan Raya Perumnas Antang saat dicegat petugas Polsekta Manggala. Pelajar dan mahasiswa tersebut saat ini mendekam di Polsekta Manggala.
Penangkapan terhadap mahasiswa dan pelajar SMA itu bermula saat aparat Polsekta Manggala sedang  melakukan operasi rutin di Jalan Raya Perumnas Antang. Saat polisi hendak membubarkan diri dari aktivitas razia itu, ketiga penikmat ganja ini melintas sambil berboncengan tiga.
Polisi yang melihat warga ini kemudian mencegat dan menghentikan mereka. Awalnya, polisi hanya melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan surat-surat kendaraan mereka, tapi karena dicurigai, polisi kemudian melakukan penggeledahan. Saat digeladah inilah, polisi menemukan satu paket ganja yang dibungkus dengan kerta rokok di kantong celana Ck.
Kapolsekta Manggala, Kompol Daniel Lindang menjelaskan bahwa, dari hasil pemeriksaan ketiga pelajar dan mahasiswa itu, polisi mendapat informasi kalau barang terlarang tersebut diperoleh dari salah seorang warga bernama Id. "Dia ini yang diduga sebagai bandarnya. Namun kita masih melakukan pengembangan dan  pencarian terhadap orang yang disebut ketiga orang ini," ujar Daniel.
Untuk kepentingan penyelidikan dan memperkuat pembuktian, penyidik Polsekta Manggala saat ini telah mengirim urine ketiga penikmat ganja untuk diperiksa di Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sulsel. (hamsah umar)