Powered By Blogger

Kamis, 01 September 2011

Eksklusif Pakai Pelek Rota Zero


INGIN melihat mobil kesayangan tampil keren, sudah menjadi keinginan semua pencinta kendaraan roda empat utamanya pencinta mobil modifikasi. Makanya, soal tampilan kendaraan ini, pemilik mobil selalu memberikan sentuhan khusus terhadap mobilnya, baik interior maupun eksterior.
Untuk bagian eksterior, komponen yang paling sering menjadi perhatian untuk dilakukan perubahan adalah ban, pelek, maupun double lipsnya, atau bahkan ada yang melakukannya dengan menggunakan bodykit. Namun untuk mobil Civic EG6 milik Teguh Kuncoro yang satu ini, perubahan yang mencolok pada bagian eksterior ada pada pelek, bank, lampu, dan double lipsnya.
Khusus untuk pilihan pelek, Kuncoro menggunakan pelek Rota Zero yang secara selintas berbentuk palang atau tanda tambah. Dengan menggunakan pelek Rota Zero ini, mobil keluaran 1993 ini terlihat lebih eksklusif dibanding mobil sejenisnya bahkan mobil kebayakan. Pasalnya, jenis pelek seperti ini sangat jarang bisa ditemukan di pasaran. Kalau pun ada, dipastikan tidak dijual di Makassar namun harus dipesan khusus dari  luar.
Untuk mendapatkan pelek Rota Zero ini, Kuncoro bahkan harus banyak mencari melalui internet. Dia mengaku, beberapa komponen mobilnya memang harus dipesan melalui internet seperti pelek dan double lips. Untuk pelek misalnya, harga berkisar Rp7 juta. Pelek 8 inci ini dipadukan dengan ban dengan ring 15, dengan lebar 195 mm. 
Salah satu yang menjadi kelebihan dari pelek ini kata Kuncoro adalah dari stylenya. Selain itu, kontruksi pelek ini terbilang ringan, desain simpel dan kuat. Bahkan, saat mobil melaju dengan kecepatan tinggi, stabilitas mobil tetap terjaga dengan menggunakan pelek tersebut. "Menggunakan pelek ini mobil tidak mudah goyan, sehingga akan memberikan keamanan tersendiri saat mengemudi dengan kecepatan tinggi," kata Ketua Honda Estilo Club Makassar ini.
Bahkan untuk jalan yang tanjakan atau memiliki polisi tidur, Kuncoro menyebut penggunaan pelek ini sangat nyaman. Padahal sebelum menggunakan pelek dengan desain seperti ini, mobil miliknya kadang menghasilkan suara pada saat melewati polisi tidur. (hamsah umar)                                      

Arus Mudik-Balik di Pelabuhan Kondusif


MAKASSAR--Meski arus mudik dan balik di Pelabuhan Soekarno Hatta cukup padat,  namun situasi keamanan di pelabuhan ini tetap kondusif. Sejauh ini, aksi kriminal oleh oknum tidak bertanggung jawab belum begitu memengaruhi aktivitas mudik maupun balik di pelabuhan ini.
Situasi keamanan yang kondusif dan terjaga dengan baik itu, berkat proses pengamanan yang dilakukan pihak Polres Pelabuhan Makassar, dalam melakukan antisipasi kejahatan dengan sasaran para pemudik atau warga yang sedang balik lebaran.       
"Sejauh ini kondisi keamanan di Pelabuhan Soekarno Hatta masih terbilang aman dan terkendali. Kita memang telah melakukan antisipasi dengan melakukan pengamanan ekstra, sehingga potensi kejahatan bisa diminimalisir," ujar Kapolres Pelabuhan Makassar, AKBP Audy AH Manus, Kamis, 1 September.
Meski kondisi arus balik di Pelabuhan Soekarno Hatta saat ini belum terlalu padat, namun situasi ini tidak jauh berbeda saat arus mudik beberapa hari lalu. Walau arus mudik terbilang padat, namun keamanan di pelabuhan ini tetap terkendali dan kondusif. Audy berharap, situasi ini tetap bertahan hingga puncak arus balik.
Dalam rangka pengamanan arus balik, Audy menyebutkan bahwa jumlah  personil  yang dilibatkan melakukan pengamanan di pelabuhan tetap sama dengan jumlah personil saat arus mudik lalu, apalagi proses pengamanan di wilayah ini berjalan dengan baik. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jumlah personil polisi yang dilibatkan melakukan pengamanan di Pelabuhan Soekarno Hatta mencapai 30 orang.
Mereka ini kata Audy, ditugaskan untuk melakukan pengamanan terhadap para pengguna jasa pelabuhan, termasuk menjaga agar proses bongkar muat penumpang di pelabuhan ini berjalan dengan lancar, baik pada saat penumpang turun maupun naik kapal. (hamsah umar)     
          

Rumah Pimpinan Aisyiyah Dilalap Api


*Bersama Tujuh Rumah di Gunung Sari

MAKASSAR--Rumah Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel, Syamsues Salima di Jalan Salemba, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini Makassar ludes akibat dilalap api, Kamis, 1 September sekira pukul 02.30.
Selain rumah dosen Fakultas Adab UIN Alauddin ini, peristiwa itu juga mengakibatkan tujuh rumah lainnya hagus terbakar. Selain rumah penduduk, kebakaran ini juga mencatat dua asrama mahasiswa yakni Asrama Bulukumba dan Asrama Bantaeng habis dilalap si jago merah. Pihak pemadam kebakaran yang turun ke lokasi, baru berhasil menguasai kobaran api sekira pukul 06.00.
Meski belum diketahui jumlah kerugian secara pasti, namun kebakaran ini  mengakibatkan kerugian materil hingga ratusan juta. Pasalnya, barang berharga milik korban tidak dapat diselamatkan, apalagi pada saat kejadian mereka masih tertidur lelap. Salah seorang korban, Suharto bahkan baru terbangun setelah tertimpa atap rumahnya yang terbakar. Akibatnya, dia mengalami luka bakar pada tangan dan bahunya.
Menurut sejumlah saksi, sumber api pertama kali terlihat dari Asrama Mahasiswa Bulukumba. Dari asrama inilah, api dengan cepat menjalar ke rumah lainnya sehingga mengakibatkan delapan unit rumah di daerah ini terbakar. Korban kebakaran itu yakni Suharto dg Rahim, Syamsues Salima, Hajrah dg Rela, Nurbiah, Ikbal, Sirajuddin, Asrama Bantaeng, dan Asrama Bulukumba.
Salah seorang korban,  Zakiah menyebutkan bahwa para penghuni rumah yang menjadi korban kebakaran ini tidak sempat menyelamatkan barang berharga mereka, kalau pun ada yang diselamatkan hanya benda yang mudah diangkat. Para korban bahkan baru menyadari rumah mereka terbakar setelah mendengar suara ribut akibat kepanikan warga utamanya korban sendiri.
"Sumber api diduga akibat kosleting, karena penghuni Asrama Bulukumba yang menjadi titip api pertama sedang dalam kondisi kosong ditinggalkan penghuninya," kata Zakiah.
Belum diketahui secara pasti penyebab sehingga di rumah tersebut terjadi hubungan arus pendek, namun berdasarkan informasi yang berkembang di tengah masyarakat, Asrama Bulukumba ini memasukkan aliran listrik secara langsung. Informasi yang diperoleh, asrama ini tidak dipasangi meteran listrik sebagaimana rumah lainnya.
Untuk sementara, para korban kebakaran memilih menumpang di rumah tetangga terdekat, sambil membersihkan puing-puing kebakaran. Warga juga membangun posko bantuan kepada korban kebakaran. (hamsah umar)        

Pengendara Tewas Tabrak Median Jalan


MAKASSAR--Kecelakaan lalu lintas yang diduga akibat kelalaian pengendara sepeda motor kembali terjadi. Rabu, 31 Agustus sekira pukul 03.00 dini hari, dua warga menjemput ajal karena menabrak beton median jalan di Jalan Urip Sumoharjo, tepatnya di depan perwakilan bus Litha.
Kedua warga yang tewas akibat menabrak beton median jalan itu yakni Mathius serta Daud Rambung. Dalam kecelakaan itu, Mathius langsung tewas di tempat, sementara Daud sempat dilarikan ke RS Wahidin untuk menjalani perawatan. Namun setelah mendapat perawatan medis dari tim dokter, korban yang satu ini dinyatakan tewas sekira pukul 07.00.
Kasat Lantas Polrestabes Makassar, AKBP Muh Hidayat menjelaskan bahwa, saat kejadian Mathius yang membonceng Daud melaju dari arah Timur ke Barat. Entah karena apa, kedua pengendara sepeda motor yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas ini menabrak beton media jalan hingga mengakibatkan korban mengalami luka. 
Ada dugaan, korban tersebut dalam kondisi mabuk saat mengendarai sepeda motor sehingga tidak bisa mengendalikan motornya. Pasalnya, menurut Hidayat, saat di rumah sakit ada bau alkohol dari mulut korban. "Korban bau alkohol," kata Hidayat.
Terkait kasus laka lantas utamanya pada malam takbiran hingga dini hari, dia menjelaskan bahwa jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Polrestabes Makassar sebanyak empat kasus. Dari jumlah itu, dua pengendara dinyatakan tewas, dan satu pengendara mengalami luka berat. (hamsah umar)
   
              

Minggu, 28 Agustus 2011

Panglima FPI Ditahan di Rutan


MAKASSAR--Panglima Laskar Front Pembela Islam (FPI) Sulsel, Abdurrahman dan anggotanya, Riswan yang ditangkap dan dijadikan tersangka dalam kasus dugaan penghasutan dan perusakan akhirnya dialihkan penahanannya dari Polrestabes Makassar ke Rutan Makassar.
Pengalihan penahanan kedua tersangka ini dilakukan pihak kepolisian sejak akhir pekan lalu. Pengalihan ini dilakukan penyidik karena kapasitas ruang tahanan di sel Polrestabes Makassar terbatas, sementara jumlah tahanan cukup banyak. "Sejak kemarin dialihkan. Memang banyak kita titip ke rutan karena tahanan sudah over dibanding kapasitas  yang ada," jelas Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Himawan Sugeha.
Dalam dugaan kasus perusakan yang dialamatkan kepada FPI Sulsel ini, penyidik mengaku masih mencari anggota FPI lainnya yang diduga kuat melakukan perusakan dalam melakukan aksi razia utamanya di markas Ahmadiyah maupun warung cota Pettarani dan tempat lainnya. "Kasus ini masih terus kita kembangkan untuk menangkap pelaku lainnya," tegas Himawan.        
Sementara terhadap laporan FPI baik terhadap anggota Ahmadiyah maupun karyawan warung cota Pettarani, yang diduga juga melakukan penghasutan dan penganiayaan terhadap anggota FPI, Himawan menyebutkan bahwa penyidik masih tetap melakukan penyelidikan. Bahkan, beberapa anggota FPI dikabarkan telah dimintai keterangan termasuk anggota FPI yang merasa jadi korban dalam kasus itu.
Hanya saja, Himawan menegaskan bahwa sejauh ini polisi masih belum menemukan bukti kuat untuk memproses oknum Ahmadiyah maupun karyawan warug coto yang melakukan kekerasan terhadap anggota FPI. Makanya, dia menyebutkan bahwa terhadap laporan FPI itu, polisi masih melakukan pendalaman dalam rangka pembuktiannya.
Yang pasti, Himawan menegaskan bahwa pihaknya akan tetap profesional dan proporsional dalam menangani kasus yang melibatkan FPI baik sebagai terlapor, maupun sebagai pelapor. (hamsah umar)