Powered By Blogger

Jumat, 30 Maret 2012

SYL Tidak Lirik Koalisi Nonparlemen

    MAKASSAR, FAJAR -- Upaya dua kandidat gubernur Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar dan Rudiyanto Asapa menggandeng koalisi nonparlemen, tidak sejalan dengan sikap politik kandidat cagub petahana, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
    Ketua DPD Golkar Sulsel ini belum berpikir membangun komunikasi dengan koalisi nonparlemen. Meski koalisi ini mengantongi persentase suara 18,26 persen. Kendati tidak terang-terangan menegaskan tidak melirik koalisi nonparlemen, kubu Golkar mengisyaratkan itu.
    Kubu SYL atau Golkar selama ini memang menegaskan akan memberi prioritas kepada partai yang memiliki kursi di DPRD Sulsel, utamanya partai besar seperti PAN, PKS, PPP, PDIP, dan  partai besar lainnya.
    Kendati belum ada niat melirik koalisi nonparlemen, Golkar mempersilahkan partai mana saja untuk bergabung dengan SYL. "Kami (Golkar) dan SYL terbuka untuk semua partai untuk bergabung," kata Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu DPD Golkar Sulsel, Ajiep Padindang, Kamis, 29 Maret.
    Koalisi nonparlemen yang terdiri dari 22 partai politik sejauh ini baru dilirik pasangan Ilham-Aziz dan Rudiyanto Asapa. Kendati keduanya berpeluang, namun pasangan Semangat Baru dianggap lebih intens dan serius membangun  komunikasi. Bahkan beberapa kesepakatan awal sudah tercapai. Sementara dengan Ketua DPD Gerindra Sulsel sama sekali belum ada kesepakatan yang terbangun.
    Koordinator Koalisi Nonparlemen, Saelan Moka menandaskan koalisi 22 parpol ini memiliki potensi suara signifikan. Meski tidak punya kursi di DPRD Sulsel, namun di daerah partai ini punya kursi yang cukup diperhitungkan. Di kabupaten/kota di Sulsel setidaknya ada 90 kursi yang dimiliki koalisi ini.
    "Dengan jumlah itu, koalisi nonparlemen ini cukup signifikan mempengaruhi perolehan suara kandidat gubernur yang akan diusung nantinya. Itu karena anggota dewan dari koalisi ini punya basis massa tersendiri. Jadi salah kalau ada kandidat  yang tidak memperhitungkan koalisi nonparlemen ini," tandas Saelan.       
    Rudiyanto yang lebih awal membangun komunikasi dengan koalisi nonparlemen, masih tetap berharap 22 partai ini tidak meninggalkannya. Melalui timnya, A Sugiarti Mangun Karim, bupati Sinjai ini tetap optimis bisa bersama dengan koalisi nonparlemen, kendati sejauh ini belum ada sinyal keseriusan dan respons dari pembina DPP Gerindra, Prabowo Subianto. (hamsah umar)                                                        

Dewie Mulai Kumpul KTP

    MAKASSAR, FAJAR -- Menjadi calon wali kota Makassar melalui jalur independen, sepertinya juga menjadi pertimbangan adik kandung Syahrul Yasin Limpo, Dewie Yasin Limpo, menatap pilwalkot Makassar 2013.
    Kendati cukup optimis mampu mendapat dukungan sejumlah partai politik pemilik suara di DPRD Makassar, tim Dewie YL tidak ingin sekadar mengharapkan dukungan partai politik. Dorongan kuat bertarung di Makassar 2013 mendatang sudah sangat bulat baik melalui dukungan parpol atau pun dengan dukungan kartu tanda penduduk (KTP).
    Saat ini, tim Dewie YL sudah ada gerakan mengumpulkan dukungan KTP. Sudah terkumpul ribuan lembar fotokopi KTP. Dukungan KTP ini disiapkan ketika harus memilih jalur independen di pilwalkot Makassar.
    Master Campaign Dewie, Sugiyanto menegaskan gerakan kumpul KTP dilakukan sebagai langkah alternatif ketika dukungan parpol tidak didapatkan. "Namun, kita tetap menjadikan dukungan partai politik yang utama. Makanya, disamping ada gerakan kumpul KTP dari tim, Ibu Dewie juga melobi partai," tandas Sugiyanto.
    Kesiapan di jalur independen sejalan dengan tagline yang saat ini dipopulerkan Dewie, "Never Give Up" yang berarti tidak kenal menyerah. Dewie tidak ingin menyerah begitu saja ketika tidak mendapat partai, sehingga jalur alternatif dipersiapkan.
    Dewie optimis mampu menggalang dukungan partai di pilwalkot Makassar, utamanya Partai Hanura. Maklum Dewie tercatat sebagai kader Hanura. Saat dukungan Hanura diarahkan ke Dewie, figur perempuan ini tinggal mencari 5 kursi tambahan untuk bisa diusung Hanura. Sebelumnya, Dewie mengaku intens melobi elite parpol di Makassar, Sulsel, hinggga tingkat DPP.
    Selain Dewie YL, yang duluan bergerak di jalur independen adalah Rusdin Abdullah. Juga ada Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulsel, Syaiful Saleh. Kandidat yang satu ini bahkan sudah mengumpulkan fotokopi dukungan KTP di atas 5.000. (hamsah umar)   
                      

Program Peduli Kader Ala Nasdem

    MAKASSAR, FAJAR -- DPD Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Makassar punya cara beda memberikan perhatian pada simpatisan dan kadernya. Salah satunya dengan mengalirkan santunan untuk kader yang berduka.
    Program peduli kader dan simpatisan ala Nasdem ini, salah satu komitmen partai sejak awal bagi kadernya, terutama untuk selalu berbagi dan meringankan beban kader yang sedang dalam masalah atau berduka. Kamis, 29  Maret kemarin, setidaknya ada enam kader Nasdem yang diberi santunan.
    Penyerahan santunan ini berlangsung di kantor DPC Nasdem Panakkukang, Jalan Urip Sumoharjo Lr 1 Makassar. Kader yang mendapat santunan sedang berduka dan berasal dari kecamatan Panakkukang, Tallo, Wajo, Bontoala, dan Mariso.
    Untuk bisa mendapatkan santunan ini, kader atau simpatisan harus memiliki kartu tanda anggota (KTA) sebagai bukti mereka bagian Nasdem. "Ini program peduli Nasdem kepada anggotanya. Ini  memang sudah menjadi komitmen kami bagaimana peduli terhadap anggota. Jadi bukan sekadar anggota  yang harus peduli pada partai, partai juga peduli anggotanya," jelas Sekretaris DPD Nasdem Makassar, Wahyuddin.
    Kepedulian Partai Nasdem terhadap anggota dan simpatisan ini adalah wujud apresiasi partai pada masyarakat yang telah menerima kehadiran Nasdem, bahkan menjadi bagian di dalamnya. Sejak terbentuk di Makassar, sudah ada belasan simpatisan Nasdem yang diberi santunan. Bantuan Rp1 juta per orang cukup meringankan beban warga.
    Selain program peduli anggota, Nasdem juga punya program sosial. Dalam waktu dekat akan menggelar pasar murah untuk kebutuhan pokok warga. "Kami akan selalu berbuat untuk kepentingan masyarakat," tandas Wahyuddin. (hamsah umar) 
                       
                  

PAN Incar 02 di Palopo-Takalar

    MAKASSAR, FAJAR -- Calon Wali Kota Palopo, Haidir Basir dikabarkan memilih mundur dari bursa pencalonan di PAN Palopo. Kabarnya, Kepala BKD Palopo ini mundur karena tidak memenuhi syarat administrasi yang ditetapkan DPD PAN Palopo.
    Sebelumnya, PAN Palopo menggodok lima cawali yang mendaftar. Tapi empat nama yang didorong ke DPW untuk diproses. "Cawali Palopo yang kita proses di desk pilkada DPW PAN Sulsel ada empat orang, karena Haidir Basir memilih mundur," kata anggota Desk Pilkada DPW PAN Sulsel, Usman Lonta, Rabu, 28 Maret.
    Mereka yang mendaftar sebagai cawali di PAN Palopo adalah HM Jaya, Rahmat Masri Bandasi, dan Lanteng Bustami. DPW PAN Sulsel memastikan rekomendasi cawali yang akan diusung PAN di Palopo segera keluar.
    Sama dengan PDIP, PAN Palopo juga mengincar posisi calon wakil wali kota (cawali) pada pilwalkot Palopo 2013 mendatang. Usman berharap, kader PAN di daerah ini meramaikan pilwalkot Palopo. "Jadi kita dorong Ketua DPD PAN, Alimuddin untuk posisi calon wakil," kata Usman.
    Sementara di pemilukada Takalar, PAN sudah menggodok setidaknya sembilan cabup yang mengincar PAN. Namun, Usman mengaku cabup yang mendaftar di PAN Takalar belum sampai ke desk pilkada DPW PAN Sulsel.
    Ketua DPD PAN Takalar, Sirajuddin Sese yang dikonfirmasi terpisah menyatakan sembilan cabup yang telah mendaftar di PAN Takalar ini sudah dikirim ke DPW PAN Sulsel. Dia berharap, rekomendasi bisa keluar dalam waktu dekat.
    Untuk posisi cawabup, PAN tidak membuka pendaftaran. Namun, PAN mendorong ketuanya sebagai calon wakil yang ditawarkan kepada kandidat bupati yang melamar PAN. "Kalau untuk wakil dari PAN Takalar sudah jelas ketuanya sendiri (Sirajuddin)," tambahnya. (hamsah umar)

Partai Kecil Kurang Diperhitungkan

MAKASSAR, FAJAR--Keberadaan partai kecil di Sulsel tampaknya masih kurang diperhitungkan di pilgub Sulsel 2013, utamanya dari kandidat yang akan bertarung baik cagub maupun cawagub. Ini terlihat dari minimnya minat kandidat melamar partai kecil.
    Kendati parpol sudah membuka pintu melalui proses pendaftaran seperti yang dilakukan DPW PKB Sulsel saat ini, kandidat yang mendaftar hanya pasangan lham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar. Sementara beberapa kandidat lain yang meramaikan pilgub Sulsel sepertinya belum melirik partai ini, padahal pendaftaran cagub/cawagub sudah dilakukan sejak Senin lalu.
    Tidak hanya dipublikasi media cetak, tim pilkada DPW PKB bahkan melakukan penyampaian langsung kepada kandidat bahwa partai ini telah membuka pendaftaran. Namun respons baru datang dari pasangan Semangat Baru yang memang tidak membedakan partai besar dan kecil.
    Untuk kandidat cagub yang meramaikan pilgub Sulsel ada Ketua DPD Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo dan Ketua DPD Gerindra Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa. Sedang untuk cawagub seperti Agus Arifin Nu'mang, HM Roem, Djamaro Dulung, Rahmad Halid, dan Luthfi A Mukti.
    "Tim kami sudah memberikan penyampaian dan komunikasi bahwa kami sudah membuka pendaftaran. Kandidat yang kami beri penyampaian belum ada respons kecuali Ilham-Aziz," kata Ketua Tim Pilkada DPW PKB Sulsel, Wahyuddin AB Kessa, Kamis, 29 Maret.
    Kendati tidak banyak dilirik kandidat cagub dan cawagub Sulsel, Wahyuddin menepis partainya tidak diperhitungkan di pilgub Sulsel. Kalau pun kata hanya IA yang mendaftar, dia yakin kandidat lain punya perhitungan sendiri sehingga belum tertarik mendaftar di PKB.
    "Saya tidak sepakat kalau partai kami ini tidak diperhitungkan kandidat gubernur. Kalau mereka saat ini tidak mendaftar,  itu lebih karena mereka punya perhitungan tersendiri tapi tidak berarti kami tidak direken," kata Wahyuddin.
    Pasangan Ilham-Aziz sendiri sejauh ini terus bergerilya membangun koalisi seperti mendaftar secara resmi di PAN, PKS, Hanura, PBB, PKB, Koalisi Nonparlemen dan beberapa partai lainnya. Tapi sejauh ini baru PBB dan Demokrat sendiri yang resmi bersama IA.
    Adapun Syahrul, belum melamar secara resmi ke parpol. Kendati sejumlah partai selain Golkar seperti PDIP, PDS, PKPI, PPP condong mendukung incumbent tersebut. (hamsah umar)