Powered By Blogger

Rabu, 15 Agustus 2012

KPU Temukan Kejanggalan DP4


MAKASSAR, FAJAR--Kekhawatiran terhadap akurasi data penduduk potensial pemilih pemula (DP4) yang disusun pemprov Sulsel ada benarnya. KPU Sulsel mulai menemukan adanya kejanggalan terhadap DP4 yang diserahkan pemprov ke KPU tiga hari lalu ini.
Verifikasi awal yang dilakukan KPU Sulsel ternyata ada perbedaan jumlah desa/kelurahan yang ada dalam susunan DP4, dengan yang tercatat pada kabupaten/kota khususnya di Takalar dan Luwu Timur. Pada catatan capil untuk Takalar disebutkan ada 96 desa sementara dalam DP4 hanya 83 desa/kelurahan atau selisih 13 desa/kelurahan. Begitu juga Lutim dimana berdasar catatan di Capil ada 120 desa/keluarhan sementara dalam DP4 hanya tercatat 107 desa.
Di pemilukada Takalar, KPU Takalar juga menggunakan data 96 desa/keluarahan di Takalar. Ini terkesan janggal karena daftar susunan DP4 dari daerah ini hanya tercantum 83 desa.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaurrahman yang dikonfirmasi Rabu, 15 Agustus membenarkan adanya perbedaan data jumlah desa yang ada dalam catatan sipil dengan yang ada di DP4. Ditengarai, selisih itu terjadi karena faktor pemekaran desa.  Desa tersebut belum memiliki kode wilayah dari pemerintah pusat sehingga datanya masih menyata dengan desa induk.
Kendati kejanggalan penyusunan DP4 ini sebatas pada jumlah desa/keluraha, dan tidak berpengaruh pada jumlah daftar pemilih, perbedaan ini tetap menjadi titik rawan karena bisa saja menjadi celah dijadikan gugatan peserta pemilu. "Jumlah daftar pemilih memang tidak berpengaruh karena datanya desa yang pemekaran tetap ikut di induknya. Tapi ini tetap rawan terjadinya gugatan," kata Ziaurrahman.
Perbedaan ini tentu saja berimbas dengan KPU Susel sendiri. Pasalnya, KPU Sulsel sudah membentuk penyelenggara pemilu tingkat desa/kelurahan (PPS), dimana setidaknya ada 26 PPS yang telah dibentuk KPU Sulsel tidak jelas pijakannya di desa/kelurahan apa. "Kalau mengaju DP4, PPS di Takalar hanya 83 sementara yang sudah dibentuk 96 PPS. Kalau Lutim memang belum dibentuk," lanjut Ziaurrahman.
Anggota KPU Sulsel, Lomba Sultan terpisah menyatakan bahwa verifikasi awal DP4 Sulsel belum sepenuhnya bisa mengecek daftar pemilih ganda. Pasalnya, dua hari kerja ini baru sekadar melatih operator KPU kabupaten/kota di Sulsel dalam proses pemutakhiran data pemilih di kabupaten nantinya. "Kemarin memang sudah ada kita uji coba. Ya sekitar 1.200 yang terindikasi ganda," kata Lomba Sultan.
Pemutakhiran data pemilih ini akan dilakukan berbasis RT/RW atau berbasis TPS. Ini untuk memaksimalkan pemutakhiran data di masyarakat. "Kita upayakan dan sarankan anggota PPS untuk merekrut petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) yang bertatus ketua RT/RW. Kalau PPDP yang direkrut adalah Ketua RT/RW, kami yakin petugas ini bisa mengetahui kondisi warganya," kata Lomba.
Terhadap sorotan terhadap DP4 yang saat ini diangka 7 juta lebih, Lomba minta masyarakat tetap berbaik sangka. Bisa saja pilgub 2007 lalu banyak warga yang tidak terdata dan baru saat ini maksimal pendatannya. KPU akan melakukan pemutakhiran berjejang untuk memastikan data pemilih yang ditetapkan nantinya akurat.
Ketua KPU Bulukumba, Arum Spink terpisah menyatakan pihaknya akan menyebar operator pemutakhiran data pada setiap kecamatan di Bulukumba, sehingga tidak hanya di KPU tapi juga hingga tingkat kecamatan.
"Besok kita kumpulkan ketua-ketua PPS untuk melihat sejak awal DP4 Bulukumba sehingga sejak awal ada gambaran. Kita tidak ingin pemutakhiran data ini kesannya hanya dilakukan di KPU," katanya.
KPU Bulukumba juga sudah minta pemkab untuk aktif mengajak warganya untuk mengecek nama mereka apakah terdaftar atau tidak saat pengumuman daftar pemilih sementara dilakukan. "Termasuk kita akan gunakan masjid untuk umumkan proses ini, harapannya masyarakat bisa proaktif," tambahnya.  (hamsah umar)

Selasa, 14 Agustus 2012

126 Lembaga Penyiaran Bisa Bersiaran Kampanye


MAKASSAR, FAJAR--Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel mendata sedikitnya 126 lembaga penyiaran bisa berpartisipasi atau menyiarkan kegiatan berbau kampanye kandidat gubernur Sulsel pada pilgub 2013 mendatang.
Lembaga penyiara ini terdiri dari radio, radio komunitas, televisi, dan TV kabel. Yang terbanyak adalah radio dimana setidaknya ada 50 radio di Sulsel dari 64 lembaga penyiaran radio yang berproses di KPID Sulsel. Ini disampaikan Ketua KPID Sulsel, Rusdin Tompo saat rapat koordinasi serta penandatangan MOU dengan Panwaslu Sulsel dan pihak kepolisian di Hotel Jakarta, Selasa, 14 Agustus.
Rincian lembaga penyiaran yang bersyarat untuk bisa berpartisipasi menyiarkan aktifitas kampanye kandidat gubernur Sulsel adalah 9 radio publik lokal, 1 televisi publik, 50 radio swasta, 20 televisi swasta baik SSJ dan lokal, 43 TV kabel, dan tiga radio komunitas. Rusdin menyebut, rakor dan penandatanganan MoU ini dalam rangka menyamakan persepsi dalam pengawasan siara kampanye calon nantinya.
"Karena tidak semua lembaga penyiaran bisa menyiarkan aktivitas kampanye calon. Karena harus ada kelayakan paling rendah sudah melalui evaluasi dengan pendapat (EDP) dengan KPID," kata Rusdin.
Dia menyebut, banyak aspek yang mesti disamakan persepsi terkait lembaga penyiaran di pilgub Sulsel mendatang misalnya saja legalitas soal pemahaman, konten, dan penanganan masalah. Tanpa adanya persepsi yang sama, maka akan sulit menemukan penyelesaian masalah di lapangan. Apalagi menurut dia, jumlah lembaga penyiaran khususnya radio di Sulsel mencapai seratusan.
"Data Balai Monitoring (Balmon) Sulsel menyebutkan ada 162 radio di Sulsel baik itu swasta maupun komunitas, sementara yang ada kita proses di KPID hanya 64 radio. Inilah yang perlu salah satunya kita awasi. Karena ada yang beranggapan bahwa lembaga penyiaran itu hanya tugasnya KPID mengawasi," ujar Rusdin.
Contoh kecil kata Rusdin mengenai video klip yang mulai bermunculan saat ini. Menurut dia, video klip sebelum beredar di masyarakat mesti memuat tanda lulus sensor terlebih dahulu. Belum lagi hal lain yang punya potensi pelanggaran pidana dalam aktivitas penyiaran dan kampanye kandidat.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas menambahkan kampanye dan iklan kampanye di media elektornik baik radio atau televisi memiliki persyaratan yang harus dipenuhi, utamanya mana yang boleh dan tidak. Termasuk media harus memperlakukan sama semua kandidat dalam menggunakan booking time kampanye dan iklan kampanye.
" Ide KPID dalam rangka terwujudnya suatu proses kampanye media kondusif adalah suatu yang patut kita dukung bersama, karena saya kira memang penting kita semua untuk samakan persepsi tentang bagaimana aturan main, kampanye dan iklan kampanye di media elektronik," kata Jayadi.
Yang perlu ditekankan dalam kampanye dan iklan kampanye di media kata Jayadi adalah keharusan kandidat tidak menyinggung suku, agamar, ras, dan antar golongan (SARA), serta tidak mengandung provokasi sesama kandidat.
Adapun soal video klip yang harus lulus sensor, Jayadi mengaku tidak sampai ke situ. Yang perlu diperhatian dalah video klip adalah perbedaan antara kampanye dan sekadar kreativitas. "Defenisi kampanye itu adalah proses penyampaian visi misi kandidat, program, ada ajakan memilih calon. KPU di sini hanya mengfasilitas KPID untuk memahami itu. Misalkan menyampaikan ini calon gubernur, visi misinya ini, jadwal kampanyenya, hingga tempat dia akan kampanye," urai Jayadi. (hamsah umar)

Golkar Ingatkan Komitmen Ibrahim Rewa


MAKASSAR, FAJAR--Sikap terang-terangan Ketua Dewan Pembina DPD Golkar Takalar, Ibrahim Rewa yang cederung mendukung menantunya Achmad Dg Se're di pemilukada Takalar ketimbang putranya yang juga usungan Golkar, Natsir Ibrahim mengusik elit DPD Golkar Sulsel.
Seperti kita ketahui di pemilukada Takalar, Golkar mengusung pasangan Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim, sedang Dg Se're yang berpasangan Sukwansyah diusung partai nonparlemen. Saat pemilikada Takalar semakin di depan mata, Natsir Ibrahim bukannya menyatakan dukungan penuh terhadap putranya, Natsir Ibrahim tapi memilih menjagokan dan mendukung Dg Se're.
Padahal, saat pasangan Bur-Nojeng baru saja ditetapkan oleh DPP sebagai pasangan cabup-cawabup Golkar di Takalar, Ibrahim Rewa berkomitmen untuk membantu Golkar dalam menyukseskan pemilukada Takalar. Dengan sikap Ibrahim yang mulai menunjukkan dukungan calon yang bukan diusung Golkar, elit partai ini melihat bupati Takalar ini mulai mengesampinkan komitmennya.
"Kita cuma minta Pak Ibrahim Rewa tetap berpegang pada komitmen yang pernah disampaikan di Golkar yaitu akan bantu Golkar. Sekalipun anaknya hanya jadi calon wakil bupati di Takalar," kata Koordinator Wilayah Takalar DPD Golkar Sulsel, Hoist Bachtiar, Selasa, 14 Agustus.
Hoist menegaskan, sekiranya partai menemukan ada tindakan Ibrahim yang tidak mematuhi keputusan partai untuk memenangkan pasangan Bur-Nojeng di pemilukada Takalar, Hoist memastikan sanksi tetap akan diberikan partai. "Organisasi pasti ada langkah kalau di lapangan ada ditemukan dukungan ke lain calon yang diusung," lanjutnya.
Kendati, Hoist menyatakan bahwa pasangan Bur-Nojeng tidak terpengaruh sekalipun Ibrahim Rewa tidak mendukung pasangan ini. Apalagi peluang menang pasangan Se're-Sukwansyah masih lebih rendah dibanding Bur-Nojeng. "Beda kalau incumbent yang gerakkan masyakat, dengan seorang bupati tapi tidak akan maju lagi. Masyarakat juga tahu dimana harus berdiri dan memberikan dukungan karena sudah tahu siap yang punya peluang menang besar," imbuhnya. (hamsah umar)                    
 

Golkar Ingatkan Komitmen Ibrahim Rewa


MAKASSAR, FAJAR--Sikap terang-terangan Ketua Dewan Pembina DPD Golkar Takalar, Ibrahim Rewa yang cederung mendukung menantunya Achmad Dg Se're di pemilukada Takalar ketimbang putranya yang juga usungan Golkar, Natsir Ibrahim mengusik elit DPD Golkar Sulsel.
Seperti kita ketahui di pemilukada Takalar, Golkar mengusung pasangan Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim, sedang Dg Se're yang berpasangan Sukwansyah diusung partai nonparlemen. Saat pemilikada Takalar semakin di depan mata, Natsir Ibrahim bukannya menyatakan dukungan penuh terhadap putranya, Natsir Ibrahim tapi memilih menjagokan dan mendukung Dg Se're.
Padahal, saat pasangan Bur-Nojeng baru saja ditetapkan oleh DPP sebagai pasangan cabup-cawabup Golkar di Takalar, Ibrahim Rewa berkomitmen untuk membantu Golkar dalam menyukseskan pemilukada Takalar. Dengan sikap Ibrahim yang mulai menunjukkan dukungan calon yang bukan diusung Golkar, elit partai ini melihat bupati Takalar ini mulai mengesampinkan komitmennya.
"Kita cuma minta Pak Ibrahim Rewa tetap berpegang pada komitmen yang pernah disampaikan di Golkar yaitu akan bantu Golkar. Sekalipun anaknya hanya jadi calon wakil bupati di Takalar," kata Koordinator Wilayah Takalar DPD Golkar Sulsel, Hoist Bachtiar, Selasa, 14 Agustus.
Hoist menegaskan, sekiranya partai menemukan ada tindakan Ibrahim yang tidak mematuhi keputusan partai untuk memenangkan pasangan Bur-Nojeng di pemilukada Takalar, Hoist memastikan sanksi tetap akan diberikan partai. "Organisasi pasti ada langkah kalau di lapangan ada ditemukan dukungan ke lain calon yang diusung," lanjutnya.
Kendati, Hoist menyatakan bahwa pasangan Bur-Nojeng tidak terpengaruh sekalipun Ibrahim Rewa tidak mendukung pasangan ini. Apalagi peluang menang pasangan Se're-Sukwansyah masih lebih rendah dibanding Bur-Nojeng. "Beda kalau incumbent yang gerakkan masyakat, dengan seorang bupati tapi tidak akan maju lagi. Masyarakat juga tahu dimana harus berdiri dan memberikan dukungan karena sudah tahu siap yang punya peluang menang besar," imbuhnya. (hamsah umar)                    
 

IA Target Dongkrak Suara di Makassar


MAKASSAR, FAJAR--Pasangan cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) ingin mendongkrak perolehan suara/dukungan masyarakat kota Makassar di pilgub 2013 mendatang.
Kalau pada pilwalkot 2008 lalu, Ilham yang berpasangan dengan Supomo Guntur biasa meraih dukungan warga Makassar hingga 67 persen, pada pilgub mendatang Ilham ingin capaian tersebut bisa lebih ditingkatkan.  "Jika pemilihan wali kota lalu pasangan IASmo meraih 67 persen maka pasangan IA harus mendongkrak lebih dari itu agar impian masyarakat Makassar dapat tercapai," katanya Ilham saat berbuka puasa bersama di lapangan Karebosi, Selasa, 14 Agustus.
Ilham menganggap relawan Ia bukan hal baru baginya karena mayoiritas adalah relawan yang mendukungnya saat pemilihan wali kota periode lalu. Makanya, kalau masyarakat Sulsel inginkan wali kota menjadi gubernur maka perlu kerja keras sehingga apa yang diraih pada pemilihan wali kota lalu dapat ditingkatkan lagi.
Di tempat ini, Ilham dan artis kondang ibu kota Dewi Yull sempat menghibur ribuan relawan dengan lagu religi, diantaranya Assalamualaikum, tembang video klip Ramadan Ilham-Aziz dan lagu berjudul Jangan Ada Dusta di Antara Kita.
Sementara, Aziz memuji pasangannya, Ilham sebagai figur serba bisa. "Pak Ilham ini serba bisa, Bisa jadi wali kota, bisa jadi artis, dan Insya Allah bisa jadi Gubenrur Sulsel 2013," puji Aziz di depan ribuan relawan.
Aziz meminta relawan IA meyakinkan tetangga dan keluarga. "Bahwa anne mi baji (ini yang bagus)," tambahnya dengan logat Makassar yang kental.
Ia mengajak warga Makassar masuk rumah rakyat dan tidak perlu ke tempat lain. Pasalnya di rumah rakyat ini bisa menampung apa pun agama warga, suku, ras semua bnisa ditampung juga bisa membahas nasib rakyat. (hamsah umar)