Powered By Blogger

Rabu, 22 Agustus 2012

Agus Keliling Panti Serahkan Bantuan


MAKASSAR, FAJAR--Cawagub petahana Sulsel, Agus Arifin Nu'mang keliling ke sejumlah panti asuhan guna memberikan bantuan uang tunai kepada penghuni panti asuhan, Kamis, 16 Agustus.
Bantuan uang tunai ini diharapkan bisa menjadi tambahan pembiayaan kebutuhan di sejumlah panti asuhan di Makassar. Kunjungan Agus mengelilingi sejumlah panti asuhan ini adalah rangkaian safari Ramadhan wakil gubernur yang rutin digelar setiap tahun.
Panti pertama yang dikunjungi Agus dalam kesempatan itu yakni Panti Asuhan Mulia, Jl Muhammadiyah. Ada 46 anak asuh terdiri dari 23 laki-laki dan 23 perempuan. Setelah itu mantan Ketua DPRD Sulsel itu menyambangi Panti Asuhan Nahdiyat, Jl Anuang. Panti ini berpenghuni 80 orang anak asuh.
Safari ramadhan kemudian dilanjutkan ke Panti Asuhan Rezky Ilahi, Toddopuli. Seperti dua panti sebelumnya, wagub juga menyerahkan bantuan tunai ke 49 anak asuh yang ada di tempat itu. Agus mengajak kepada semua umat agar mau berbagi kebahagiaan dengan siapa saja yang membutuhkannya. Agus juga berpesan kepada pengurus dan anak panti asuhan mendoakan Sulawesi Selatan agar terus berkembang dan maju. (hamsah umar)

Demokrasi Sulsel Rangking Empat Terendah


*Hasrullah: Calon Harus Komitmen

MAKASSAR, FAJAR--Sistem demokrasi yang berjalan di Sulsel tampaknya masih sangat buruk. Daerah yang menjadi entri poin di kawasan Indonesia Timur ini berada di rangking empat terendah indeks demokrasinya (IDI).
Kondisi demokrasi di Sulsel ini berdasarkan data Bappenas dan UNDP 2011 dengan poin di angka 61, atau hanya mampu lebih baik dai Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Salah satu ukuran untuk melihat IDI ini adalah kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga demokrasi yang ada.
"Kalau melihat data itu, Sulsel ini sebenarnya bisa kita katakan ademokrasi atau belum demokratis, karena ternyata kita berada di urutan empat terbawah IDI. Sehingga bisa dikatakan bahwa komunikasi politik yang dilakukan pemerintah selama ini itu satu arah, tidak ada timbal baliknya," kata Pengamat Politik Unhas, Dr Hasrullah, Rabu, 15 Agustus.
Rendahnya indeks demokrasi Sulsel juga mengindikasikan bahwa janji-janji politik yang disampaikan calon pemimpin di Sulsel sejauh ini belum bisa dirasakan masyarakat, atau dalam arti kata tidak direalisasikan. Janji politik sebatas janji sementara masyarakat tetap tidak mendapat apa yang dijanjikan. "Jadi aneh karena demokrasi kita ternyata lebih buruk dari Papua, Aceh, Sulawesi Tenggara dan provinsi lainnya," lanjut Hasrullah.
Karena itu, menjelang pilgub 2013 yang sudah didepan mata, Hasrullah menantang kandidat gubernur yang ada saat ini untuk tidak sekadar mengumbar janji, tapi perlu komitmen yang kuat untuk merealisasikan apa yang dijanjikan kepada masyarakat. Termasuk salah satunya kesiapan untuk mundur kalau tidak berhasil merealisasikan program atau janji politik yang disampaikan saat kampanye.
Selain persoalan demokrasi yang rendah, cagub Sulsel kata Hasrullah juga perlu ada komitmen untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) Sulsel. Seperti dilansir FAJAR edisi Selasa, 14 Agustus, IPM Sulsel 2012 hanya mampu naik satu poin pada angka 72 dari angka 71 pada 2011 lalu. Peningkatan IPM Sulsel yang hanya bergerak satu poin dianggap sebagai kagagalan pemerintahan. IPM ini diukur dari harapan hidup, melek huruf, lama sekolah, dan pengeluaran.
"Artinya kalau IPM hanya naik satu poin itu berarti pendidikan kita tidak berhasil. Yang jadi pertanyaan dimana itu keberhasilan pendidikan gratis. Saya tidak katakan pendidikan gratis itu gagal tapi tidak tepat sasaran. Pemerintah tidak berhasil advokasi stakeholder pendidikan," urai Hasrullah.
Pengamat politik yang dikenal kritis ini berpendapat Sulsel membutuhkan pemimpin yang memiliki lompatan pemikiran yang jauh ke depan, sehingga benar-benar memiliki komitmen untuk membangun Sulsel lebih baik. (hamsah umar)

Kamis, 16 Agustus 2012

Cabup Takalar Adu Strategi


MAKASSAR, FAJAR--Tujuh pasangan calon bupati Takalar sudah resmi mengantongi nomor urut di pemilikada Takalar Oktober mendatang. Kini pasangan calon tinggal adu strategi untuk memenangkan pertarungan.
Pasangan cabup Takalar ini masing-masing Abdul Gani-Tombong Rani urut 1, Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim urut 2, Jen Syarif Rifai-Gassing Rafi urut 3, Syamsari Kitta-Hamzah Barlian urut 4, Masniar Mappasawang-Burhan Talli urut 5, Andi Makmur Sadda-Nashar Baso urut 6 sedang menantu bupati Takalar, Ibrahim Rewa yang diusung parpol nonparlemen Achmad Daeng Se're-Sukwansyah A Lomba urut 7.
Memanfaatkan jumlah waktu yang tersisa sekitar satu bulan lebih, tujuh pasangan ini cenderung memiliki strategi yang sama dalam menggarap dukungan masyarakat. Mereka lebih banyak melakukan pendekatan ke masyarakat dengan cara door to door. "Sosialisasi dengan cara door to door lebih efektif dan menyentuh langsung hati masyarakat. Inilah yang kita lakukan. Kalau satu tim saja menemui 20 KK dalam sehari, maka ada ratusan KK yang kita bisa temui kalau memaksimalkan tim yang ada," kata Syamsari Kitta.
Metode door to door ini juga dilakukan Gani-Tombong, Jen-Gassing, Bur-Nojeng. Mereka mengaku punya cara sendiri untuk mendapatkan dukungan masyarakat dengan cara door to door. "Kita ini kan pasangan independen dan tidak ada partai, sehingga cara door to door menjadi lebih efektif kita lakukan, termasuk misalnya menjaga konstituen yang memberikan dukungan KTP tetap konsisten," kata Gani.
Adapun Masniar-Burhan juga punya sasaran tersendiri untuk digarap yakni pemilih pemula dan kalangan perempuan. Makanya, strategi yang dilakukan adalah lebih banyak melakukan pendekatan dengan kalangan pemilih pemula dan ibu-ibu. Perjuangan untuk memberikan perhatian pada keterwakilan perempuan menjadi jualan Masniar di daerah ini.
"Kita tahu bersama kalau jumlah pemilih perempuan itu lebih banyak dari pada laki-laki, makanya inilah yang banyak kita dekati dan maksimalkan. Termasuk kalangan pemilih pemuda yang selama ini sudah sangat inginkan perubahan besar di Takalar," kata Masniar.
Bagaimana dengan pasangan Achmad Daeng Se're-Sukwansyah A Lomba yang disokong dukungan bupati Takalar, Ibrahim Rewa dan keluarga besarnya?, cabup yang populer dengan Ajjiku ini mengaku tidak banyak strategi dalam menghadapi pemilu Takalar mendatang. "Saya hanya banyak berdoa dan berharap rahmat dari Allah Swt. Soal strategi, tentu masing-masing kandidat memiliki jurus untuk meraih dukungan masyarakat," urai Ajjiku. (hamsah umar)      
       

Angka Hoki Cabup Takalar


*Pengundian Nomor Urut Cabup Takalar

MAKASSAR, FAJAR-- Tujuh pasangan calon bupati dan wakil bupati Takalar yang lolos melakukan penarikan undian nomor urut yang digelar KPU Takalar, di Gedung Islamic Centre Takalar, Kamis, 16 Agustus. Tujuh calon ini menilai nomor urut yang mereka dapatkan merupakan angka keberuntungan.
Penarikan nomor urut calon ini disambut riuh ratusan pendukung dari tujuh pasangan cabup-cawabup Takalar yang memadati Islamic Centre. Bahkan begitu calon unggulan mereka membuka nomor urut yang baru saja ditarik dari kotak yang telah disediakan KPU, para pendukung langsung bersorak termasuk mengeluarkan selebaran nomor urut yang sejak awal disiapkan pendukung kandidat.
Dalam penarikan nomor urut ini, pasangan calon independen Abdul Gani-Tombong Rani memperoleh nomor urut 1, Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim urut 2, Jen Syarif Rifai-Gassing Rafi urut 3, Syamsari Kitta-Hamzah Barlian urut 4, Masniar Mappasawang-Burhan Talli urut 5, Andi Makmur Sadda-Nashar Baso urut 6 sedang menantu bupati Takalar, Ibrahim Rewa yang diusung parpol nonparlemen Achmad Daeng Se're-Sukwansyah A Lomba mendapat nomor urut 7 ayat nomor buncit.
Dalam proses penarikan nomor urut ini banyak hal yang cukup menarik, misalnya saja reaksi pendukung calon bupati begitu juga dari kandidat sendiri. Pasangan calon perseorangan Abdul Gani-Tombong Rani yang merupakan calon yang pertama datang di lokasi penarikan undian mendapat nonor urut 1. Tidak hanya itu, pasangan ini juga mendapat kesempatan pertama mengambil nomor urut setelah namanya diundi pertama berkesempatan menarik nomor undian.
Sementara pasangan Achmad Daeng Se're-Sukwansyah yang populer dengan Ajjiku menjadi salah satunya calon yang terlebih dahulu memanjatkan doa sebelum menarik nomor undian. Pasangan yang dikenal sosok sederhana dan religius ini terlihat haru dan meneteskan air mata begitu selesai mendapat nomor urut dan ucapan selamat dari para pendukungnya. Ajjiku bahkan lebih banyak duduk terharu disaat para pendukungnya bergembira ria menyambut penetapan nomor urut pasangan calon ini.
Dari tujuh pasangan cabup yang ada, Ajjiku dan Abdul Gani-Tombong Rani yang sedikit tertinggal dari segi kreativitas. Dua pasangan ini tidak menyiapkan cetakan nomor urut untuk menyambut penetapan nomor urut ini, sementara lima pasangan calon lainnya bahkan ada yang menyiapkan baju kaos yang sudah bercetak angka nomor urut 6. Begitu juga calon lain yang mencetak nomor urut mulai angka 1-7.
Penarikan nomor urut cabup Takalar ini disaksikan perwakilan Panwaslu Takalar, Polres Takalar, Kodim Takalar, dan Pengadilan Negeri Takalar. Sementara Bupati Takalar sekaligus Ketua Dewan Pembina DPD Golkar Takalar, Ibrahim Rewa tidak tampak dalam proses pengundian calon ini. Ibrahim cukup dilema di pemilukada Takalar karena selain harus mendukung putranya, Nojeng dia juga harus memberi dukungan terhadap menantunya, Ajjiku.
Ketua KPU Takalar, Faizal Amir mengingatkan tujuh pasangan cabup Takalar yang sudah resmi mendapat nomor urut ini untuk mematuhi dan menaati aturan yang ditetapkan KPU. Salah satunya mengenai jadwal kampanye. Dia berharap tidak ada lagi kandidat yang memasang atribut kampanye sebelum jadwal kampanye dilakukan yakni 17-30 September.
"Mulai hari ini, saya berharap kepada pasangan calon dan tim agar menarik atribut kampanye yang masih ada terpasang di tengah masyarakat. Alangkah baiknya kalau calon yang mencopot sendiri atributnya sebelum yang berwenang melakukan itu. Nanti kalau masa kampanye sudah dimulai baru dipasang kembali," imbuh Faizal.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas penetapan nomor urut pasangan cabup Takalar ini sekadar untuk memperjelas siapa yang akan dipilih masyarakat pada saat pencoblosan nantinya. "Kalau saya lihat semua kandidat masih memiliki hubungan kekeluargaan. Jadi supaya masyarakat tidak bingung dan untuk memperjelas siapa yang dipilih, maka ditetapkan nomor urut masing-masing pasangan," kata Jayadi.
Jayadi tidak lupa mengajak tujuh kandidat ini untuk berkompetisi secara sehat di pemilukada Takalar tanpa harus ada yang saling menciderai dan menghujat. "Dalam kompetisi memang ada yang kalah dan menang, karena itu kita harus bersaing sehat. Karena bagaimana pun, sudah mungkin ada di antara kalian yang ditakdirkan untuk memimpin Takalar selanjutnya," tambah Jayadi.
Bagaimana respons calon terhadap nomor urut yang mereka dapatkan? pasangan nomor urut 1, Abdul Gani-Tombong Rani mengatakan nomor urut 1 yang diperolehnya itu tiada lain sebagai perwujudan dari keinginannya untuk menjadi nomor satu di Takalar. "Saya kan pertama datang, pertama mencabut nomor undian, dan mendapat juga nomor pertama. Saya harap ini berlanjut tetap menjadi nomor satu sampai penetapan hasil pencoblosan kami tetap nomor satu," kata Gani.
Gani mengaku sejak awal berharap mendapat nomor urut 1. Kendati dianggap sebagai nomor keberuntungan, Gani tetap menyerahkan sepenuhnya pada kekuasaan tuhan. "Kita berdoa dan berharap pertolongan Allah saja," sambung Gani.
Begitu juga pasangan urut 2, Bur-Nojeng. Dengan nomor urut ini, masyarakat Takalar bisa lebih mudah mengenal calon pilihannya, begitu juga pada saat berada di bilik suara. "Surat suara kan pertama dibuka, baru kedua dicoblos," kata Bur didampingi Nojeng.
Nomor urut ini dianggap hoki karena ini adalah nomor keberuntungan Ibrahim Rewa-Makmur Sadda pada pemilukada Takalar lalu. Sehingga dia berharap kemenangan pasangan nomor urut 2 pada pemilukada Takalar lalu akan berlanjut pada pemilu Oktober mendatang. "Urut nomor 2 itu adalah nomornya Pak Bupati dulu. Kebetulan pasangan saya adalah anaknya yang tentu diharapkan juga menang di Takalar," kata Bur.
Demikian juga pasangan nomor urut 3, Jen-Gassing. Bagi pasangan ini, nomor urut 3 ini adalah angka yang sangat populer di kalangan anak muda karena identik dengan metal. "Dalam perlombaan kan ada satu, dua, tiga. Tiga ini angka yang baik karena mudah dikenali masyarakat. Nomor ini juga menjadi angka fenomenal karena ini adalah nomor urut pasangan Jokowi-Ahok di pilgub DKI," kata Jen.
Kendati, Jen mengaku tidak pernah memprediksi angka berapa yang akan diperolehnya. Makanya, dia hanya ingin fokus untuk bekerja bersama timnya sesuai dengan strategi yang disiapkan.
Selanjutnya pasangan urut 4, Syamsari-Hamzah. Legislator PKS Sulsel ini menilai angka yang didapatkan semakin mendekatkan dirinya pada kemenangan di pemilukada Takalar dalam memperebutkan kursi bupati. Empat ini baginya merupakan simbol kursi sehingga dia pun menilai nomor urut ini adalah angka kemenangan.
"Teman-teman pendukung juga kan punya inspirasi bahwa kursi itu memiliki empat kaki. Kebetulan empat ini menjadi nomor urut kita sekalipun semua nomor sebenarnya punya hoki. Kemenangan pasangan nomor 4 di pemilukada pernah terjadi di Gowa," kata Syamsari.
Adapun pasangan urut 5, Masniar Mappasawang-Burhan Talli menyatakan angka ini menjadi nomor yang memang menjadi harapan terbesarnya. "Coba lihat saja rukun Islam itu ada lima, begitu juga sila pancasila juga ada lima. Mudah-mudahan dengan simbol ini bisa membawa keberuntungan untuk mencetak sejarah di Takalar," kata Masniar.
Politisi Gerindra Sulsel ini menambahkan kesamaan nomor urutnya ini juga terjadi pada nomor plat mobilnya yang juga nomor 5. "Sehingga sangat komflek angka ini," tambah Masniar.
Begitu juga pasangan urut 6, Makmur-Nasar. Cabup yang saat ini menjabat wakil bupati Takalar ini menilai nomor urut 6 ini adalah angka yang diridai Allah. "Saya selalu berdoa diberi nomor urut yang diridai. Karena saya mendapat nomor urut 6, berarti nomor inilah yang diridai Allah kepada saya," kata Makmur.
Makmur juga melihat ada filosofi pada nomor urutnya. Menurutnya, dalam bahasa Makassar angka enam dibaca annang. Annang itu berarti menang. Sehingga ini semakin membuat kita optimis memenangkan pertarungan," kata Makmur.
Adapun peraih nomor urut buncit 7, Ajjiku menegaskan bahwa nomor urut yang diraihnya itu adalah nomor urut yang dirahmati oleh Allah. "Saya tidak banyak menilai, tapi menurut saya inilah yang dirahmati," kata De'de singkat.
Penetapan De'de sebagai pasangan nomor urut 7 ini juga punya korelasi dalam proses pencalonannya di Takalar. Pasangan ini juga adalah pasangan yang paling terakhir menyatakakan keinginannya bertarung di Takalar, begitu juga saat pendaftaran di KPU Takalar. (sah-yuk)    
               

2014, DPRD Sulsel Jadi 85 Kursi


MAKASSAR, FAJAR--Kuota politisi Sulsel yang menaruh harapan di DPRD Sulsel pada pemilu legislatif 2014 mendatang bakal bertambah. Kalau saat ini kursi di DPRD Sulsel hanya 75 kursi, maka pada pileg 2014 mendatang dipastikan naik menjadi 85 kursi.
Mengacu daftar agredat kependudukan per kecamatan (DAK2) Pemprov Sulsel yang diserahkan ke KPU Sulsel dimana jumlah penduduk Sulsel mencapai 9,8 juta lebih, dapat dipastikan kursi di DPRD Sulsel bertambah. Sesuai tahapan pemilu legislatif 2014, penetapan jumlah kursi DPRD Provinsi dan kabupaten/kota oleh KPU Pusat akan berlangsung pada 10 Desember hingga 15 Januari mendatang.
Ketua KPU Sulsel, Jayadi Nas yang ditemui usai menghadiri penetapannomor urut pasangan cabup Takalar, Kamis, 16 Agustus mengatakan penetapan jumlah kursi di DPRD selalu acuannya adalah jumlah penduduk. "Kalau sekarang jumlah penduduk di atas 9 juta, tentu ke depan jumlah kursi di DPRD Sulsel menjadi 85 kursi,"kata Jayadi.
Penentuan jumlah kursi di DPRD provinsi maupun kabupaten/kota mengacu pada Undang-undang No.8 Tahun 2012, khususnya pasal 23. Dimana dalam pasal ini disebutkan bahwa jumlah kursi DPRD provinsi paling sedikit 35 dan paling banyak 100 kursi.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman merinci bahwa besaran jumlah penduduk dalam menentukan jumlah kursi punya perhitungan tersendiri. Provinsi dengan jumlah penduduk 1 juta jiwa ke bawah maka kursi DPRD provinsinya hanya 35 kursi. Selanjutnya lihat grafis.
Kendati saat ini penduduk Sulsel sudah mencapai angka 9,8 juta jiwa, Ziaur Rahman tidak menjamin apakah kursi di DPRD Sulsel pada pileg 2014 mendatang bertambah atau tidak. "Kalau DAK2 yang diserahkan Depdagri ke KPU adalah DAK2 yang berdasarkan jumlah penduduk yang ada sekarang, maka kursi tentu akan bertambah, tapi kalau yang diserahkan Depdagri bukan DAK2 yang berdasar jumlah penduduk sekarang bisa jadi tidak bertambah," kata Ziaur Rahman.
Bisa jadi kata Ziaur Rahman, DAK2 untuk pileg 2014 yang diserahkan Depdagri ke KPU Pusat tidak sama dengan DAK2 yang diserahkan pemprov ke KPU Sulsel beberapa waktu lalu. Apalagi menurut dia, daftar jumlah penduduk tersebut adalah penduduk yang baru diupdate beberapa bulan terakhir.
  "Karena belum tentu sama antara DAK2 yang dipegang KPU Pusat dengan KPU Sulsel saat ini. Kita juga tidak tahu apakah provinsi memang sudah menyerahkan DAK2 ke depdagri untuk kepentingan pileg atau seperti apa," tambah Ziaur Rahman. (hamsah umar)

Ketentuan Penentuan Kursi DPRD Provinsi

Penduduk 1 juta ke bawah: 35 kursi
Penduduk 1-3 juta: 45 kursi
Penduduk 3-5 juta: 55 kursi
Penduduk 5-7 juta: 65 kursi
Penduduk 7-9 juta: 75 kursi
Penduduk 9-11 juta: 85 kursi
Penduduk 11 juta lebih: 100 kursi.

Tahapan pileg 2014
Penetapan Jumlah Kursi DPRD Provinsi dan kabupaten/kota: 10 Desember 2012-5 Januari 2013.
Penataan daerah pemilihan (dapil): 7-21 Februari
Penetapan daerah pemilihan (dapil): 1-9 Maret