Powered By Blogger

Kamis, 20 Desember 2012

Nikah Massal, Bukti IA Cinta Keluarga



MAKASSAR, FAJAR--Mustika Semangat Baru, salah satu tim pemenangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), coba memberikan layanan bebas pada masyarakat dengan menikahkan 405 pasangan suami istri secara massal.
Pernikahan massal ala Mustika Semangat Baru ini disebut sebagai bukti IA cinta keluarga. Nikah Massal ini akan digelar, Kamis, 20 Desember.
Ketua Mustika Semangat Baru, Hj Aliyah Mustika Ilham dalam keterangan di RM Ayam Goreng Sulawesi, Jl Pattimura, Rabu, 19 Desember mengatakan,  nikah massa ini merupakan bukti nyata pelaksanaan program IA Bebas, yakni bebas biaya nikah.
Jumlah pasangan yang menikah itu disesuaikan dengan usia Kota Makassar yang ke-405. “Kita kerja sama dengan Pemkot Makassar, sehingga jumlah pasangannya juga disesuaikan,” kata Aliyah didampingi Ny Kiki Hendra.
Selain kerja sama dengan pemkot, pihaknya juga bekerja sama dengan Perum Pegadaian dan beberapa sponsor lain. Setiap pasangan, kata dia, mendapat mahar emas yang disumbangkan Pegadaian.
"Biaya nikah saat ini rata-rata Rp2,5 juta. Bagi masyarakat bawah, jumlah itu tentu cukup membebani, sehingga kami menganggap biaya nikah itu perlu dibebaskan. Ini salah satu wujud dari komitmen IA untuk membantu masyarakat kecil," kuncinya.
Juru bicara IA, Syamsu Rizal menyatakan masyarakat kota Makassar cukup pantas merasa puas dengan kinerja Ilham selama memimpin Makassar. Salah satu alasannya karena Ilham sukses mengangkat pendapatan perkapita masyarakat dari tahun ke tahun. "Tingkat kepuasan masyarakat Makassar pada Ilham saat ini mencapai 88 persen. Itu sangat wajar karena rata-rata peningkatan pendapatan perkapitan masyarakat 16 persen per tahun," kata Syamsu Rizal.
Begitu juga dari segi indeks pembangunan manusia (IPM) Makassar naik dari peringkat 7 ke peringkat enam nasional. Untuk Indonesia timur, Makassar berada pada peringkat pertama pembangunan IPM. (hamsah umar)

Pendapatan Perkapita Makassar (BPS):

2004: 11,22 juta per tahun (17 persen)
2005: 13,09 juta per tahun (11 persen)
2006: 14,48 juta per tahun (14 persen)
2007: 16,57 juta per tahun (25 persen)
2008: 20,79 juta per tahun (16 persen)
2009: 24,05 juta per tahun (14 persen)
2010: 27,43 juta per tahun (17 persen)
2011: 32,19 juta per tahun (16 persen)


Garuda-Na Klaim Wija to Mappideceng


*Disabut Haru Warga Bontocani

MAKASSAR, FAJAR--Banyak program tapi tidak direalisasikan tidak ingin diikuti pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na). Cagub urut 3 ini ingin semua janjinya akan direalisasikan demi mengabdikan diri pada masyarakat Sulsel.
Dengan komitmen untuk merealisasikan program yang dijanjikan ketika terpilih di pilgub Sulsel mendatang, pasangan ini mengklaim diri sebagai Wija to Mappideceng. Mappideceng adalah istilah dalam bahasa bugis yang bermakna memperbaiki, meluruskan, menyempurnakan, mencitrakan nilai-nilai yang positif untuk kemanusiaan.
"Sayang akan bekerja untuk rakyat Sulsel dan tidak akan berjanji kemudian tidak menepati karena kita adalah Wija Mappideceng dan Wija Mapparentae," ujar Rudiyanto dihadapan masyarakat Kecamatan Kahu, Bone saat pasangan ini menggelar silaturahmi, Rabu, 19 Desember.
Di Bone, Garuda-Na menyisir sejumlah kecamatan yang berbatasan dengan Sinjai seperti Kecamatan Patimpeng, dan Kecamatan Bonto Cani. Di Patimpeng, Garuda-Na menggelar silaturahmi dengan ribuan masyarakat setempat yang setia menanti kedatangannya. Di hadapan warga, Rudi bernostalgia dengan keluarga besarnya. Dia berjanji tidak akan mempermalukan masyarakat Patimpeng di pilgub Sulsel 2013 ini.
Garuda-Na juga menyapa warga Desa Pammusureng dan Desa Pattuku Kecamatan Bontocani. Di daerah yang belum tersentuh jalan aspal dan jaringan listrik PLN ini, dia banyak menerima keluhan masyarakat yang belum merasakan nikmatnya kue pembangunan di Sulsel.
Bahkan banyak di antara masyarakat yang menyindir program pendidikan dan kesehatan gratis pemprov saat, dengan menyebut dirinya tidak pernah tahu di provinsi ini ada program pendidikan dan kesehatan gratis. Juga mereka merasa iri dengan masyarakat Sinjai yang telah menerapkan pendidikan dan kesehatan gratis dengan baik.
Rudi pun berjanji akan membuat program yang bisa dinikmati seluruh masyarakat Sulsel termasuk warga Bontocani, yang selama ini merasa jauh dengan sentuhan pembangunan. Kehadiran Rudiyanto sangat dielu-elukan masyarakat Bontocani. Dia bahkan disambut langsung kepala desa Pammusureng dan Pattuku.
Meski sosialisasi di daerah ini malam hari, antusiasme masyarakat untuk bertemu dengan Garuda-Na cukup tinggi. "Beberapa di antaranya orang tua meneteskan air mata haru karena sangat gembira menyambut kedatangan Rudi yang memang masih bagian dari keluarga besar mereka," kata jubir Garuda-Na, Nasrullah Mustamin.
Di desa ini, Garuda-Na ikhlas memenuhi harapan masyarakat untuk menginap di desanya. (hamsah umar)

ISKA Puji Komitmen Ilham


*Tepati Janji Hadiri Dialog Mencari Pemimpin

MAKASSAR, FAJAR--DPD Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Sulsel, mengapresiasi dan memuji komitmen cagub Ilham Arief Sirajuddin, yang tetap memegang janjinya walau dalam hal kecil.
ISKA memuji komitmen Ilham menepati janjinya dengan menghadiri dialog mencari pemimpin yang digelar DPD ISKA Sulsel di Makassar Golden Hotel, Rabu, 19 Desember petang. Dari tiga pasangan calon yang diundang, hanya Ilham yang bersedia hadir.
"30 menit acara berlangsung, tiga calon nyatakan siap hadir tapi sampai acara dibuka hanya Ilham  yang hadir. Terima kasih kepada kandidat yang telah meluangkan waktu hadir dalam acara ini," kata Ketua ISKA Sulsel, Joseph PJ Jansz.
Kendati, ketua panitia, Bartolomius Tandiayu tetap menilai positif ketiga cagub yang akan bertarung di pilgub Sulsel sebagai tokoh yang memiliki pengalaman yang cukup memimpin Sulsel. Tinggal masyarakat kata dia memilih mana yang terbaik dari tiga calon ini.
Dalam dialog ini, Ilham diberi kesempatan memaparkan visi misinya bersama wakilnya Aziz Qahhar Mudzakkar. Dalam paparannya, Ilham mengaku dirinya bersama Aziz terpanggil mewakafkan diri memimpin Sulsel karena masih banyak potensi yang perlu dieksplorasi untuk kesejahteraan masyarakat, seperti sektor pertanian, pertambangan, dan sumber daya manusia (SDM). Sulsel dikenal daerah melahirkan calon pemimpin yang lebih baik.
Di tempat ini, Ilham menyebut visinya adalah Sulsel harus jadi rumah besar bagi seluruh umat agar tidak ada sekat di dalamnya. Sulsel terdiri dari beragam etnis seperti Bugis, Mandar, Makassar, Toraja, serta Tionghoa dan suku lainnya seperti Maluku dan lainnya sehingga perlu mengembangkan masyarakat yang religius, masyarakat yang sadar akan tanggung jawab terhadap agama dan keyakinan masing-masing.
"Rumah besar bagi semua etnis, suku, dan golongan hal yang mutlak sehingga mewujudkan Sulsel maju bermartabat berlandaskan nilai keagamaan," kata Ilham.
Di kesempatan ini, Ilham  banyak memaparkan 9 program IA bebas sebagai jawaban atas pertanyaan audiens tentang program ini. Ada tiga penanggap dalam dialog ini yakni Aswanto (pakar hukum Unhas), Prof Shirly Wunas (ahli tata ruang), dan Pastor Dr  John Turing Datang (rohaniawan).
Dalam acara ini diselingi pemberian tangkai bunga putih kepada simpatisan Ilham yang hadir sebagai lambang perdamaian. Hadir sejumlah tokoh agama seperti Ishak Ngeljaratan, dan sejumlah tokoh lainnya. (hamsah umar)

Rabu, 19 Desember 2012

Persetujuan PIP Memungkinkan Lewat Voting


*Ariady: Kami Tolak Dikelabui

MAKASSAR, FAJAR--Masih terjadinya silang pendapat sesama anggota DPRD Sulsel mengenai pinjaman setengah triliun pemprov Sulsel ke Pusat Investasi Pemerintah (PIP), bakal memaksa persetujuan dewan ditempuh melalui voting.
Sejumlah anggota DPRD Sulsel masih menyoal pinjaman senilai Rp500 miliar tersebut karena ternyata rincian mengenai ruas jalan yang akan dibangun atau diperbaiki dari pinjaman itu belum jelas. Apalagi, ada informasi kalau ruas Malino-Sinjai dialihkan ke Kabupaten Luwu.
"Saya ingin sampaikan bahwa Komisi D DPRD Sulsel belum pernah membahas tentang PIP, termasuk mengenai rincian ruas jalan yang mau diperbaiki. Kami mau ada lampiran dari provinsi mengenai ruas mana saja yang akan diperbaiki. Jangan sampai anggota DPRD Sulsel malah dikelabui kalau kita tidak ada pegagang mengenai ruas jalannya," kata Ariady Arsal.
Legislator PKS ini mengungkap, surat gubernur ke DPRD Sulsel baru sebatas penyampaian bahwa pinjaman sebesar Rp500 miliar itu akan mendanai 11 ruas jalan di Sulsel. Sedang rincian 11 ruas dimaksud tidak ada. Ariady juga menyoal belum adanya tanda tangan persetujuan kerja sama antara pemprov dengan PIP.      
Dia malah heran pernyataan sejumlah anggota DPRD Sulsel yang menyebut ada ruas jalan yang telah dipindah ke daerah lain. "Kalau wacana bisa saja ada seperti itu. Kalau saya bagaimana ada mau digeser yang rincian 11 ruas saja tidak ada surat dari gubernur," uangkap Ariady.
Rencananya, paripurna persetujuan DPRD Sulsel terhadap pinjaman PIP ini akan digelar Jumat, 21 Desember mendatang. Di kalangan anggota dewan utamanya yang ngotot pinjaman ini masuk APBD pokok 2013, mereka inginkan persetujuan melalui voting.
Anggota Fraksi Demokrat DPRD Sulsel, Andry Arief Bulu menandaskan jika sekiranya beberapa usul fraksinya tidak diakomodir termasuk perubahan ruas jalan fraksinya akan menolak.
"Kami minta agar gubernur membuat surat baru yang disertai rekomendasi DPRD Sulsel. Kami tidak mau surat ini menjadi surat pemulus surat sebelumnya," harap Andry.
Anggota Fraksi Golkar, A Kadir Halid menandaskan jika ada fraksi di DPRD Sulsel yang menolak usul pinjaman ini, fraksinya akan memaksakan proses melalui voting. "Kalau PKS dan Demokrat menolak, kita voting. Saya setuju voting dilakukan kalau ada yang tidak sepakat," tandas Kadir.
Kadir menyebut, apa yang menjadi problem selama ini sudah sudah diakomodir oleh pimpinan dewan. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk menolak. "Pada rapat pimpinan dan fraksi beberapa waktu lalu juga semua sudah sepakat," kata Kadir. (hamsah umar)

Program Beasiswa Sekadar Politik Pencitraan


*Tantang Sayang Buka Secara Transparan

MAKASSAR, FAJAR--Program yang ditawarkan pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) memang memberi harapan positif. Namun, belum ada kesan yang ditunjukkan Sayang kalau program ini serius.
Asumsinya, sejauh ini Sayang tidak memberikan penjelasan rinci seperti apa program beasiswa ini akan dijalankan, berapa anggaran yang akan dialokasikan setiap tahun, jumlah mahasiswa di Sulsel dan teknis lainnya. Sehingga ada yang menangkapnya kalau tawaran program itu sekadar untuk kepentingan politik pencitraan.
"Kalau itu program akan diseriusi, tentu dibarengi penjelasan yang  transparan, seperti apa teknis dan hitung-hitungan anggaran dan berapa mahasiswa yang akan diberi beasiswa. Karena saya tidak melihat ada penjelasan transparan atau hanya sekadar bilang akan beri beasiswa, saya curiga ini hanya kepentingan pencitraan," kata Direktur Pendidikan Rakyat Anti Korupsi (PeRAK) Institute, Mawardi, Selasa, 18 Desember.
Kata dia, program beasiswa baik dengan catatan ada keseriusa. Pasalnya, ada catatan bahwa penerima beasiswa mahasiswa untuk luar negeri saja yang masih terbatas, sudah banyak dikeluhkan para mahasiswa yang kuliah di Malaysia dan New Zealand.
  "Jangan sampai terulang mahaiswa terkatung-katung karena persoalan beasiswa. Kita sudah banyak mendapat keluhan mahasiswa penerima beasiswa luar negeri banyak mengeluh. Mereka terlambat karena persoalan dananya terhambat," ungkap Mawardi.
Tidak hanya itu, penerima beasiswa di Sulsel juga demikian. Mawardi menyebut sangat sulit memperoleh beasiswa pemprov ketika tidak memiliki chanel di dalam pemerintahan. Bahkan ada yang hanya menerima setengah dari yang seharusnya diterima. "Sehingga Sayang jangan kecewa kalau masyarakat melihat program beasiswa itu setengah hati, karena mereka sudah ada catatan dari mahasiswa luar negeri," tambah Mawardi.
Sebelumnya, pihak Sayang menyebut bahwa setidaknya ada 30 ribu mahasiswa yang bisa diberi bantuan beasiswa di daerah ini, dengan kalkulasi anggaran yang dibutuhkan berkisar Rp45-60 miliar. Di Sulsel, diperkirakan ada ratusan perguruan tinggi negeri dan swasta baik yang ada di Makassar maupun di 24 kabupaten/kota di Sulsel. (hamsah umar)