Powered By Blogger

Jumat, 25 Mei 2012

DPW PPP Abaikan Aspirasi Pengurus


*Rekomendasi Cagub Sulsel

MAKASSAR, FAJAR--Pengusulan cagub DPW PPP Sulsel ke DPP PPP tampaknya mengabaikan aspirasi menyoritas pengurus DPW PPP Sulsel. Buktinya, partai ini dikabarkan sudah merekomendasikan Syahrul Yasin Limpo dan Amir Uskara ke DPP tanpa melibatkan seluruh pengurus dalam rapat penentuan rekomendasi.
Kabarnya, DPW PPP Sulsel telah melakukan rapat menindaklanjuti hasil mukerwilsus dan rapimwil PPP pada 22 Mei lalu sekira pukul 16.00 Wita. Ironisnya, rapat menindaklanjuti hasil mukerwilsus tersebut tidak melibatkan seluruh pengurus partai berlambang kakbah ini. Informasi yang berkembang menyebutkan pengurus yang hadir hanya berkisar 16 orang dari 40 pengurus DPW PPP Sulsel.
Meski terkesan tidak korum, namun rapat tersebut tetap melahirkan rekomendasi pengusulan cagub ke DPP PPP. Hal ini tentu saja disesalkan sebagian pengurus DPW PPP Sulsel karena merasa kurang dilibatkan. Salah satunya adalah wakil Ketua DPW PPP Sulsel, Muliaty Mastura.
Dia menilai, rapat DPW PPP tersebut tekesan mendadak. Kalau pun dia mendapat pemberitahuan melalui telepon, informasi itu baru disampaikan saat rapat akan berlangsung. Ini berbeda saat akan rapimwil yang dilalui undangan kepada semua kader.
Kendati rakerwil dan rapimwil PPP hanya memunculkan Syahrul dan Amir, mestinya PPP Sulsel kata dia tetap mengawinkan aspirasi DPC, DPW, dan DPP PPP dalam menentukan cagub. "Atau karena mayoritas pengurus DPW PPP inginkan IA sehingga rapatnya dilakukan seperti itu. Ini kan mengebiri hak kita sebagai pengurus partai," kata Mastura.
Pengambilan keputusan cagub yang akan diusung PPP di pilgub Sulsel mestinya dilakukan dengan matang. Apalagi yang akan ditentukan adalah orang nomor satu di Sulsel ke depan. Dia juga menyesalkan pernyataan Amir Uskara yang menyebut hasil rapimwil tidak akan dibahas lagi atau sekadar dirapatkan. "Rapat pun juga ada pembahasan. Untuk apa rapat juga kalau tidak ada yang dibahas," katantya.
Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara terpisah menegaskan usul cagub Sulsel sudah ada di DPP PPP. "Sementara saya di Jakarta membawa pengusulannya," tandas Amir.
Dia membantah rapat di DPW PPP tidak melibatkan semua kader. Memang kata dia ada beberapa kader tidak hadir, tapi yang hadir dalam rapat aklamasi dengan keputusan rapimwil. "Undangan memang melalui SMS. Ada yang tidak hadir karena minta rapatnya ditunda. Ada juga minta digelar malam. Tapi kan jadwalnya tidak berubah," tandas Amir. (hamsah umar)

Ilham-Ibas Bahas Pilgub di Bandara


MAKASSAR, FAJAR--Sekretaris Jenderal DPP Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas berbincang khusus dengan cagub Demokrat, Ilham Arief Sirajuddin di Bandara Internasional Hasanuddin, Kamis, 24 Mei.
Pertemuan Ilham dengan menantu Ketua DPP PAN. Hatta Rajasa ini sempat menyinggung perkembangan pilgub Sulsel yang akan digelar 2013 mendatang. Ilham dan Ibas terlihat disalah satu ruangan di eksekutif Lounge Garuda.
Tidak diketahui apa saja yang dibicarakan antar keduanya, namun keduanya sempat berpindah ke salah satu ruangan khusus yang terpisah dengan ruangan yang ditempati oleh sejumlah pengurus DPP Demokrat. Ibas hadir di Makassar sekadar transit menuju Manado.
Dalam rombongan di partai berlambang mercy ini juga terlihat  Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Wakil Ketua Umum PD Max Sopacua dan  Jhonny Allen Marbun, serta Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Denny Kailimang. Ditempat ini juga terlihat ketua Demokrat kabupaten Soppeng, Aris Muhammadiyah.
"Kami memang membicarakan sejumlah hal, termasuk melaporkan perkembangan politik di Sulsel termasuk pilgub," ujar Ilham usai pertemuan itu.
Ketua Demokrat Sulsel ini tidak merinci apa saja poin penting yang menjadi pembicaraan dengan Ibas. Sebelumnya, Ilham juga sempat di panggil khusus oleh SBY terkait perkembangan situasi politik di Sulsel.
Ibas, Anas dan rombongan  terlihat sempat menyantap sejumlah makanan tradisional yang disajikan seperti barongko. Suasana santai ini juga diwarnai dengan candaan Denny Kailimang kepada Ilham yang memanggilnya dengan sebutan Gubernur. "Pak gubernur, terima  kasih atas kue barongkonya," ujar Denny kepada Ilham sambil berlalu untuk melanjutkan perjalanan.
Anas dan Ilham yang berjalan beriringan langsung senyum – senyum mendengar candaan Denny tersebut. (hamsah umar)

Burhanuddin Akan Gandeng Makkaraeng


*Deadline Nojeng Senin Depan

MAKASSAR, FAJAR--Pascaditetapkan DPP Golkar sebagai cabup di Takalar, Burhanuddin Baharuddin mulai bicara bakal pendampingnya. Isyaratnya, Burhanuddin akan menggandeng Ketua DPRD Takalar, Abd Majid Makkaraeng.
Keinginan menggandeng Makkaraeng berdasar survei teratas posisi cawabup yang selama ini memang menempatkan Makkaraeng unggul. Namun, pilihan menggandeng pengurus DPD Golkar Sulsel itu hanya dilakukan kalau Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng menolak mendampinginya.
Burhanuddin tetap menempatkan Nojeng skala prioritas untuk mendampinginya di pemilukada Takalar, sebagaimana amanat DPP Golkar. Namun kalau melihat realitas sekarang dan pilihan Nojeng melawan partai, pilihan tersebut sulit terwujud. Apalagi, reaksi massa Nojeng cukup menyakinkan bahwa putra bupati Takalar itu tidak akan mau menjadi pendamping.
  "DPP Golkar kan memberi waktu tiga hari untuk mengatakan ya atau tidak. Tapi kalau saya, kita tunggu sampai hari Senin bagaimana sikapnya. Yang dibutuhkan dari dia kan apakah menerima atau tidak. Jadi itu saja, ya atau tidak," tegas Burhanuddin saat menggelar jumpa pers di kediamannya, Kamis, 24 Mei.
Kalau pun Nojeng tetap berdasar sikapnya saat ini, menolak dan melawan kebijakan partai, Burhanuddin sudah mempersiapkan cawabup yang akan mendampinginya. Salah satunya adalah Ketua DPRD Takalar, Abd Majid Makkaraeng.
Burhanuddin menegaskan, dalam menentukan cawabup dirinya akan memberi prioritas cawabup yang mendaftar di Golkar dengan mempertimbangkan survei tertinggi. Kendati belum pernah melihat survei DPP mengenai cawabup, namun berdasar survei yang ada selama ini Majid Makkaraeng selalu berada pada posisi teratas. "Majid Makkaraeng itu selalu unggul surveinya untuk posisi cawabup. Tapi bagaimana survei DPP saya tidak tahu," tambahnya.
Kendati menyebut Makkaraeng memiliki survei tertinggi, Burhanuddin juga belum mau memastikan menggandeng Ketua DPRD Golkar tersebut. Peluang selain dia tetap terbuka misalnya figur yang tidak mendaftar di Golkar. Tapi bagi dia, cawabup yang melamar di Golkar tetap jadi prioritas dengan melihat tiga survei teratas.
Burhanuddin didampingi Ketua Tim Pemenangan Fahruddin Dg Rangga dan Tim Media, MS Baso mengaku tidak banyak waktu untuk bicara mengenai cawabup. Pasalnya tinggal tersisa tiga minggu proses pendaftaran di KPU Takalar sudah dimulai. Belum lagi persiapan untuk melakukan deklarasi pasangan juga harus segera dilakukan. Makanya, dia menargetkan pada 10 Juni mendatang, calon pendampingnya sudah harus jelas. Waktu yang mendesak inilah sehingga Burhanuddin dipastikan akan menggandengn Makkaraeng.
Kepercayaan Golkar menunjuk dirinya sebagai cabup Golkar Takalar adalah sebuah amanah sekaligus perintah yang harus dijalankan. Makanya, dia dan pasangannya akan bertekad memenangkan pertarungan.

Minta Nojeng Bertanggung Jawab
Sementara itu, aksi pembakaran atribut partai yang dilakukan massa Nojeng disesalkan DPD Golkar Sulsel. Mereka mengecam dan mengutuk tindakan tersebut yang menurutnya tidak mencirikan kader partai yang baik. Makanya, Golkar Sulsel mendesak agar pelaku pembakaran benbera partai ini diusut tuntas.
"Saya minta pelaku pembakaran bendera partai itu diusut tuntas. Kalau pelakunya bukan kader Golkar maka harus dilaporkan ke polisi. Tapi kalau pelaku adalah kader, partai harus bersikap dan memberi sanksi tegas," kata Biro Organisasi DPD Golkar Sulsel, Risman Pasigai.
Risman pun mendesak DPD Golkar Takalar untuk segera mengambil sikap dan mengusut pelaku pembakaran atribut partai tersebut. Kalau pun Golkar Takalar angkat tangan atau melakukan pembiaran, DPD Golkar Sulsel yang harus segera mengambil tindakan.
"Saya juga minta Ketua DPD Golkar Takalar untuk bertanggung jawab, karena kalau melihat pemberitaan hari ini pelakunya adalah massa Nojeng," kata Risman.
Desakan agar aksi anarkis massa Nojeng di Takalar diusut tuntas juga disampaikan kader muda Golkar sekaligus pengurus Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Sulsel, Ian Latanro. Kebrutalan massa Nojeng di Takalar terhadap Golkar tidak bisa didiamkan dan dibiarkan begitu saja.
"Kalau itu dibiarkan atau didiamkan akan menjadi potret bagi daerah lain. Jadi harus diusut tuntas sehingga kasus seperti ini tidak terjadi di kabupaten lain," kata Ian Latanro.
           Sesuai Juklak
Wakil Ketua DPD Golkar Sulsel, Arfandi Idris menegaskan bahwa keputusan cabup Golkar di Takalar dan Bone merupakan kebijakan DPP Golkar sebagai pemegang kewenangan. "Jangan lagi ada kader yang berpikir lain, bahwa semua itu ditentukan oleh seorang saja, apalagi kalau yang dimaksud itu adalah ketua DPD Golkar Sulsel, hal itu hanya menurunkan soliditas dan solidaritas. Saya berharap apa yang menjadi keputusan partai, ditaati untuk kepentingan rakyat," kata Arfandi.
Apalagi, penentuan cabup di Takalar dan Bone ini sudah sesuai juklak setelah digodok tim pilkada pusat. Posisi DPD Sulsel hanya sebagai peserta rapat yang mengikuti ekspose hasil survei yang dilakukan oleh tim Pilkada DPP. Sekalipun DPD Golkar Takalar dan Bone menilai penetapan cabup itu sepihak, Arfandi menilai bahwa penetapan Burhanuddin dan Fahsar sudah sesuai juklak Golkar.
Golkar kabupaten/kota telah mengetahui mekanisme itu, bahwa DPP lah yang harus menetapkan satu, tidak mungkin dua. Tetapi kalau kita mau bersama atau bersatu tentu putusan itu dianggap berpihak atau tidak berpihak.
Penentuan cabup berdasarkan mekanisme partai oleh lembaga yang punya reputasi. Hasil inilah yang diekspose dihadapan tim pilkada Golkar yang terdiri Ketua Umum Aburizal Bakrie, Theo L Sambuaga, Fadel Muhammad, Muladi, Idrus Marham, Nurdin Halid, Darul Siska, dan Mahyuddin (Korda DPD  Golkar Sulsel)
Arfandi menambahkan, pembakaran atribut partai seperti bendera merupakan tindakan diluar sifat dan karakter kader Golkar dimana setiap kader harus menjunjung tinggi soliditas, disamping itu tahu dan mampu menempatkan atribut partai sehingga kalau ada yang membakar bendera partai Golkar itu berarti penyelundup.
"Mari kita memaknai arti dari ikrar panca bakti Golkar. Perbedaan itu adalah rahmat, dan ujung dari perjuangan partai Golkar adalah kesejahteraan rakyat. Kita semua ada di dalamnya, dan pilkada adalah proses. Janganlah karena pilkada sehingga kita bertolak belakang karena pilihan berbeda," imbuh Arfandi. (hamsah umar)

Rudi-Nawir Klaim 24 Kursi

MAKASSAR, FAJAR--Pasangan cagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi memiliki optimisme tinggi merangkul tiga partai pemilik 7 kursi di DPRD Sulsel yakni PAN, PKS, dan Hanura.
    Pasangan yang baru resmi mengantongi dukungan resmi dari Gerindra (1 kursi) ini, mengklaim dirinya akan didukung partai dengan persentase kursi di DPRD Sulsel sebanyak 24 kursi. Klaim ini berdasar penyampaian Ketua Pembina DPP Gerindra, Prabowo Subiyanto terhadap pasangan ini.
    Dalam melakukan lobi politik dengan partai, Rudi-Nawir memang mengandalkan atau menyerahkan urusan tersebut ke DPP Gerindra atau Prabowo. "Jadi sesuai penyampaian beliau (Prabowo) ke saya, ada 24 kursi. Jadi sudah melebihi syarat yang ditentukan undang-undang," tandas Rudi kemarin.
    Sementara dari partai nonparlemen, Rudi menegaskan bahwa setidaknya ada 10 persen persentase suara partai nonkursi ini akan mendukungnya di pilgub Sulsel dari 28 persen suara yang dimiliki koalisi nonparlemen. Kendati menyebut ada 24 kursi dan 10 persen suara partai nonparlemen yang akan mendukungnya, Rudi masih tetap menolak merinci partai apa saja yang dimaksud.
    Namun dengan melihat peta kursi di DPRD Sulsel, bisa jadi partai yang diklaim bupati Sinjai ini adalah PKS, Hanura, PAN, Gerindra, Republikan, dan PDS. Jika diakumulasi, jumlah kursi partai ini memang mencapai 24 kursi. Keenam partai ini memang belum bersikap kendati selama ini ada kecondongan ke calon lain.
    Rudi menegaskan, urusan melobi partai politik menjadi tugas utama DPP Gerindra, dia kata dia sekadar membantu seperti melakukan lobi dengan PKS, Hanura, PDS. Rabu malam, Rudi-Nawir mengumpulkan para DPC-DPC Gerindra di kantor Gerindra Sulsel membahas persiapan deklarasi dan kegiatan sosialisasi. Termasuk membahas tagline yang akan digunakan Rudi-Nawir dalam pilgub Sulsel mendatang.
    Dalam rangka mematangkan kesiapan bertarung di pilgub Sulsel mendatang, Rudi-Nawir menegaskan sudah bergerak hingga pelosok desa di Sulsel. Makanya, dia sangat optimis mampu meraup suara signifikan pada pilgub nanti. Bahkan, Nawir optimis mampu meraih suara signifikan di wilayah Ajatappareng.
    Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Nasrullah Mustamin menyatakan, Rudi-Nawir dengan dukungan partai nonparlemen sebanyak 10 persen sebenarnya sudah bisa maju ketika digabung dengan suara Gerindra. Persentase suara Gerindra pada pemilu 2009 lalu mencapai 3,5 persen. "Kita lihat lah nanti pada saat deklarasi. Karena pada momen ini akan disampaikan partai pendukung," tandas Nasrullah. (hamsah umar)          

Kamis, 24 Mei 2012

Asa Rudi-Nawir di Tangan PKS-Hanura


MAKASSAR, FAJAR--DPP Gerindra boleh saja menetapkan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi sebagai pasangan cagub Sulsel 2013. Namun nasib dan asa pasangan ini sebenarnya ada di tangan PKS dan Hanura.
Asumsi ini berdasar ketika Rudi-sapaan akrab Rudiyanto dan Nawir akan maju di pilgub Sulsel mengandalkan persentase kursi di DPRD Sulsel. Pasalnya, hanya dua partai ini yang paling berpeluang bisa diambil oleh Rudi-Nawir sebagai partai pemilik kursi di DPRD Sulsel. Hanura dan PKS sama-sama memiliki tujuh kursi atau 14 kursi ketika digabung. Jumlah ini memenuhi syarat mengusung calon di pilgub Sulsel.
Partai lain yang belum bersikap adalah PAN. Di DPRD Sulsel, PAN memiliki 7 kursi. Namun peluang Rudi-Nawir melalui partai ini berat mengingat PAN boleh dibilang tinggal persaingan Sayang dan IA. Dua cagub inilah yang paling memiliki peluang mengendarai PAN. Praktis, pemilik suara di DPRD Sulsel yang jadi asa besar Rudi-Nawir tinggal PKS-Hanura.
Gerindra yang menjadi modal utama Rudi-Nawir hanya memiliki 1 kursi, begitu juga RepublikaN yang disebut-sebut akan mendukung Rudi-Nawir hanya memiliki 1 kursi. Kubu Rudi-Nawir sendiri sangat optimis maju di pilgub dengan menggunakan partai pemilik kursi di DPRD Sulsel. "Semua partai yang saat ini belum bersikap kita bangun komunikasi. Termasuk misalnya PAN," tandas Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Nasrullah Mustamin, Rabu, 23 Mei.
Dari koalisi nonparlemen, Rudi-Nawir juga tinggal berharap beberapa partai. Pasalnya, beberapa partai yang tergabung di koalisi nonparlemen sudah menyatakan dukungan ke IA seperti PPD, PSI, PKPB, dan PPIB. Kendati sebagian sudah ke IA, Rudi-Nawir tetap membangun komunikasi dengan partai ini. Bahkan, ada tim khusus yang dikoordinir Bappilu Gerindra untuk berkomunikasi dengan partai nonparlemen.
Yang pasti, Rudi-Nawir sampai saat ini belum berpikir maju melalui jalur independen karena tetap optimis maju melalui dukungan partai. "Tidak ada niat seperti itu. Kita tetap maju dengan dukungan partai," ujar Nasrullah optimis.
Pascarestu Prabowo untuk pasangan Rudi-Nawir, pasangan ini segera melakukan sosialisasi bersama. Bahkan pasangan ini sudah pamitan dengan keluarga besar masing-masing. Bahkan, Rudi juga sudah minta dukungan keluarga istrinya di Toraja untuk maju di pilgub. "Keduanya sudah pamitan dengan keluarga sekaligus minta dukungan," sebutnya. (hamsah umar)        

Harapan Besar Rudi-Nawir di Pilgub Sulsel:

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) : 1 kursi
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) : 7 kursi
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : 7 kursi
Partai RepublikaN : 1 kursi
Beberapa Partai Nonparlemen : - (persentase suara)