Powered By Blogger

Rabu, 25 Juli 2012

Menangkan IA, Anis Bekali Elit PKS


MAKASSAR, FAJAR--Kekalahan usungan PKS di pilgub 2007 silam tidak ingin diulang PKS pada pilgub 2013 mendatang. Setelah bulat mengusung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), partai berlambang padi dan bulan sabit kembar ini siap all out demi kemenangan nasionalis-religius.
Bahkan, Sekretaris Jenderal DPP PKS, Anis Matta turun langsung untuk mengsupport kader PKS di Sulsel dalam mendukung pasangan IA di pilgub.Anis yang saat ini duduk di DPR RI bahkan akan mengumpulkan elit PKS dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, dalam rangka memberikan pembekalan strategi memenangkan pasangan Semangat Baru di Grand Clarion Makassar, Rabu, 25 Juli.
Selain membekali para pimpinan partai dari seluruh kabupaten/kota di Sulsel, Anis juga akan membekali para legislatornya. Mereka ini yang diharapkan pro aktif dan ambil andil dalam memberikan semangat kepada kader PKS di daerah masing-masing untuk memperjuangkan pasangan IA i pilgub mendatang.
Sebelum melakukan pembekalan terhadap elit PKS se-Sulsel, Anis bersama elit PKS akan menghadiri acara buka puasa bersama yang digelar wali kota Makassar, llham Arief Sirajuddin di Baruga Anging Mammiri. Dari tempat ini, Anis Matta tidak langsung ke Clarion tapi terlebih dahulu salat tarawih sekaligus ceramah tarawih di masjid Al-Markaz Makassar. Nanti dari situ, Anis baru melakukan pembekalan terhadap kader PKS se-Sulsel.
"Tentunya dari pengarahan Anis ini lebih pada bagaimana memenangkan pasangan IA di pilgub Sulsel mendatang. Ini juga sekaligus mempertegas dukungan PKS kepada IA, sehingga teman-teman di daerah sudah bisa bekerja dan menyosialisasikan dukungan PKS kepada pasangan ini," ujar Ketua Bappilu DPW PKS Sulsel, Asriadi Samad, Selasa, 24 Juli.
Begitu juga, Anis akan memaparkan bagaimana model kerja atau sosialisasi yang harus dilakukan kader PKS dalam menyosialisasikan calonnya, utamanya mengenai segmen strategis yang harus dilakukan PKS sebagai upaya memberi kontribusi suara pada pasangan ini. "PKS itu kan punya segmen pemilih khusus, sehingga tentunya ini juga akan kita maksimalkan. Karena dukungan kita kepada IA harus dibarengi dengan sumbangsih suara maksimal pada pasangan ini," tandas Asriadi.
Sekretaris DPW PKS Sulsel, Amru Saher terpisah menyebutkan bahwa penyerahan surat dukungan resmi kepada IA sejauh ini belum ditetapkan. "Mungkin secara administrasi SK-nya belum kita serahkan, tapi kepastian kita mendukung pasangan ini sudah jelas," kata Amru Saher. (hamsah umar)
       

Selasa, 24 Juli 2012

Garuda-Na Kukuh Diusung Parpol


*Ogah Hadiri Sosialisasi Independen

MAKASSAR, FAJAR--Spekulasi pencalonan pasangan cagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) berlanjut, apakah lewat parpol atau nonparlemen. Meski lewat parpol berat, pasangan ini masih kukuh maju mengendarai partai politik.
Peluang terbesar pasangan ini maju lewat parpol adalah menggunakan dukungan partai gabungan parlemen (Gerindra) dan partai nonparlemen. Pasangan ini tetap yakin mampu memenuhi syarat dukungan partai menggunakan persentase suara. Garuda-Na juga mengklaim sudah mengantongi rekomendasi partai nonparlemen.
"Sebenarnya kita sudah bisa mengumumkan partai mana saja yang akan mengusung Garuda-Na, tapi karena permintaan dari pihak parpol pengusung sendiri bahwa dia yang akan sampaikan melalui media, makanya kita tidak umumkan partai-partai itu," kata Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Anwar Wahab, Senin, 23 Juli.
Mengenai pernyataan Nawir bahwa pasangannya pasti bertarung sekalipun melalui independen, Anwar menyatakan bahwa untuk maju di pilgub Sulsel termasuk pemilukada lainnya memang ada dua yang bisa ditempuh yakni parpol dan independen. "Jadi pernyataan Pak Nawir itu menjelaskan calon bisa memilih parpol atau independen," tandas Anwar.
Soal sosialisasi independen yang digelar KPU Sulsel, Anwar menyatakan mengetahui agenda tersebut. Namun bagi Garuda-Na, sosialisasi tersebut tidak perlu dihadiri kendati sebagian kalangan memiliki persepsi pasangan ini akan maju melalui jalur independen. "Tadi pagi KPU sudah mulai sosialisasi calon independen. Garuda-Na tidak hadir di acara itu. Itu artinya, Garuda-Na tidak ada niat maju lewat jalur independen," tandas Anwar. (hamsah umar)

JK Sudah Merakyat di Jawa


MAKASSAR, FAJAR--Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan partai terdepan ingin mengusung Jusuf Kalla (JK) capres 2014 mendatang, punya keyakinan kuat JK bisa diterima di pulau Jawa.
Kalau selama ini masih ada asumsi JK hanya bisa diterima di Indonesia Timur khususnya Sulsel, PPP beranggapan bahwa asumsi tersebut tidak tepat. Alasannya, masyarakat Indonesia secara umum saat ini sudah menyadari betul seperti apa kinerja dan kemampuan JK membangun bangsa ini lebih baik.
"Salah satu bukti yang PPP Sulsel yakini bahwa JK sangat diterima di Jawa adalah kita kita di Sulsel melempar wacana JK capres, teman-teman di Jawa langsung merespons dan mendukung JK. Bahkan teman dari Jawa Timur, Sumatera yang sangat gigih mendorong JK capres di PPP pada pemilu mendatang," kata Ketua DPW PPP Sulsel, Amir Uskara, Senin, 23 Juli.
Uskara berasumsi bahwa masyarakat Indonesia saat ini baru menyadari bahwa era kepemimpinan periode lalu yang terbilang sukses, adalah kerja nyata dari JK sebagai wapres. Buktinya, setelah SBY tidak lagi menggandeng JK, kepemimpinan SBY di mata masyarakat terus merosot bahkan nyaris tidak ada lagi karya pemerintah yang bisa membuat masyarakat Indonesia bangga dan menilai pemerintah sukses.
Sehingga kalau pada periode lalu JK kurang bersaing atau masih kurang diterima pemilih di Jawa, itu karena tidak lepas dari asumsi masyarakat bahwa yang sukses selama ini adalah SBY. "Namun setelah periode kedua ini, masyarakat akhirnya menyadari bahwa yang bekerja sesungguhnya periode lalu adalah JK. Makanya, masyarakat Jawa saat ini saya kira sudah sangat menerima JK di masa mendatang," kata Uskara.
PPP Sulsel juga optimis, penerimaan masyarakat Jawa terhadap sosok JK akan semakin kuat saat partai lain sudah menyatakan dukungan ke Ketua Umum PMI ini. Sekiranya sudah ada partai yang tegas mendukung JK menjadi capres, PPP memastikan JK bisa unggul dari Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri.
Kendati PPP belum sepenuhnya resmi mengusung JK capres 2014 mendatang, Uskara menegaskan bahwa partainya tidak punya jagoan lain selain JK. Kalau pun ada sosok Suryadharma Ali, namun PPP kata dia tidak pernah menyiapkan SDA sebagai capres. Kalau sebatas cawapres wacana itu memang ada. Komunikasi JK dengan PPP sejauh ini terus terjaling baik.
"Bahkan kalau Pak JK ada di Makassar, saya pasti selalu menyempatkan diri untuk menemuinya di rumahnya. Di rumahnya juga dia sudah tegaskan kepada saya bahwa dia bersedia diusung PPP," beber Uskara. (hamsah umar)  
     

Lirik Demokrat, Harus Dukung IA


MAKASSAR, FAJAR--Kandidat bupati Wajo yang ingin melirik dukungan DPC Demokrat Wajo di pemilukada mendatang, harus memiliki komitmen awal mendukung pasangan cagub Demokrat, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA).
Komitmen awal untuk mendukung IA ini dikhususkan bagi kandidat yang berasal dari luar kader Demokrat. Sehingga jika ada figur yang ingin masuk daftar cabup yang akan digadang-gadang Demokrat, calon tersebut harus berada di barisan IA di pilgub Sulsel. Demokrat Wajo sendiri akan melakukan survei cabup Wajo usai pilgub mendatang. Soal siapa calon ekternal yang bakal ikut disurvei ditentukan bagaimana komitmennya terhadap IA.
Kendati untuk pemilukada Wajo 2013 mendatang ada sederet kader Demokrat yang membidik bupati, Demokrat Wajo sangat terbuka kepada tokoh dari luar partai. "Kita terbuka untuk nonkader juga. Sepanjang dia tetap konsisten mendukung Ilham-Aziz," tandas Ketua DPC Demokrat Wajo, Rahman Rahim, Senin, 23 Juni.
Kader Demokrat yang sudah menyatakan kesiapannya bertarung di Wajo bahkan sudah intens sosialisasi di tengah masyarakat seperti mantan Bupati Wajo, Andi Asmidin, mantan Ketua DPRD Wajo, Asriadi Mayang, Mantan Asisten I Pemkab Wajo, Andi Suryadi Belo, Anggota DPRD Sulsel, Dr Sanusi Karateng, termasuk Ketua DPC Demokrat Wajo sendiri, Rahman Rahim. Dari sejumlah nama itu, Asmidin, Asriadi, dan Sanusi memiliki pengaruh yang masih diperhitungkan di daerah ini.
Sementara kandidat eksternal yang disebut-sebut berpeluang diusung mantan Demokrat sekwan Wajo  seperti Andi Safri Modding , dan wakil bupati Wajo, Amran Mahmud. Bahkan sudah mulai berkembang wacana untuk memaketkan Amran Mahmud-Sanusi Karateng.
"Kalau keinginan atau wacana yang berkembang di masyarakat memang ada seperti itu. Tapi kita tentu melihat setiap perkembangan yang ada. Saya sendiri tetap fokus bekerja dan sosialisasi di masyarakat," kata Sanusi.
Anggota DPRD Sulsel ini yakin mampu meraih dukungan luas masyarakat Wajo di pemilukada Wajo mendatang. Salah satu komunitas yang diandalkan adalah dukungan kalangan mahasiswa di daerah ini. Maklum, Sanusi adalah Ketua Yayasan Puang Rimaggalatung Sengkang. "Memang tidak semua bisa mendukung, tapi sebagian besar pasti merespons saya kalau maju," katanya. (hamsah umar)      
 

Politik Dinasti Tidak Berpengaruh di Bone


MAKASSAR, FAJAR--Proses demokrasi yang baik makin memberikan pendidikan politik yang semakin bagus dalam memilih calon pemimpin. Pengaruh politik dinasti suatu daerah tidak banyak lagi memengaruhi masyarakat dalam menentukan pemimpin.
Manajer Pemenangan Jaringan Suara Indonesia (JSI) Sulsel, Irfan Jaya menyatakan, JSI yang penah melakukan survei di Bone beberapa waktu lalu menemukan kesimpulan bahwa masyarakat Bone semakin cerdas dan rasional dalam menentukan calon pemimpinnya. Mereka tidak lagi terpengaruh dengan politik dinasti. Kendati masih ada pengaruh politik dinasti, persentasenya sangat kecil itupun terjadi hanya pada wilayah pelosok desa.
"Beberapa waktu lalu JSI melakukan survei. Dari survei ini, kita memang coba tanyakan mengenai politik dinasti itu, ternyata kenyataan memang tidak terlalu berpengaruh lagi," jelas Irfan, Senin, 23 Juli.
Kandidat bupati yang kuat saat ini masih dikategorikan berasal dari satu dinasti yakni Andi Baso Fahsar Padjalangi dan Andi Irsan Idris, sehingga ini juga menjadi salah satu alasan politik dinasti tidak banyak memberi pengaruh di pemilukada Bone 2013 mendatang.
Sehingga sekiranya isu politik dinasti ini dimanfaatkan untuk menyerang kandidat lain, Irfan memastikan situasinya tidak akan banyak memberikan pengaruh. Apalagi, masyarakat Bone saat ini sudah sangat rasional dalam memilih. Dalam menentukan pemimpin, masyarakat lebih cenderung melihat kapasitas figur yang akan memimpin, termasuk sejauh mana harapan yang mereka usung ketika terpilih menjadi bupati ke depan.
Untuk kondisi saat ini, Irfan menyebutkan Fahsar dan Irsan masih menjadi figur yang diunggulkan dibanding kandidat lainnya. "Dia ibarat matahari kembar, sementara kandidat lainnya masih jauh. Sepanjang tidak ada dinamika politik yang luar biasa, dua figur ini masih sulit diungguli," kata Irfan. (hamsah umar)