Powered By Blogger

Kamis, 11 Oktober 2012

PKS Berbagai Data ke KIP


MAKASSAR, FAJAR--DPW PKS Sulsel mencoba terobosan baru dalam hal mendukung keterbukaan informasi. Partai ini bahkan siap berbagi data dan informasi seputar PKS kepada masyarakat Sulsel, dengan memanfaatkan Komisi Informasi Publik (KIP) Sulsel.
Melalui KIP Sulsel ini, PKS akan berbagi data dan informasi, dengan harapan informasi mengenai PKS Sulsel ini bisa diakses dan diketahui secara luas oleh masyarakat Sulsel di daerah ini. DPW PKS Sulsel beralasan, langkah berbagi data ke KIP ini dilakukan atas dasar kesadaran bahwa PKS adalah partai milik seluruh warga Sulsel.
Partai berlambang bulan sabit kembar ini yakin masyarakat akan lebih mudah mengetahui seperti apa sepak terjang PKS di Sulsel, termasuk kinerjanya dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat. "PKS Sulsel adalah milik seluruh warga Sulsel, jadi ketika ada masyarakat yang ingin mengetahui data dan kinerja PKS dapat mengakses data tersebut nantinya melalui KIP," jelas Humas DPW PKS Sulsel, EZ Muttaqien Yunus.
Aking-sapaan akrab Muttaqien mengklaim partainya adalah partai yang pertama yang menyerahkan informasi mengenai partainya ke KIP, karenanya dia berharap partai lain yang ada di Sulsel bisa menjadikan langkah DPW PKS ini sebagai dasar untuk melakukan hal sama. "Semoga bisa diikuti oleh partai lain, sehingga masyarakat semakin tahu seperti apa partai yang ada di Sulsel ini," katanya.
Dia menambahkan, penyerahan data adn informasipartai ke KIP Sulsel ini, rencananya akan diserahkan oleh Ketua DPW PKS Sulsel, Akmal Pasluddin serta elit DPW PKS Sulsel di sekretariat DPW PKS Sulsel, Jumat, 12 Oktober besok. (hamsah umar)

Kader Tinggalkan PDIP Demi IA


MAKASSAR, FAJAR--Salah seorang kader PDIP Sulsel, Mochtar Djuma rela meninggalkan partainya demi mendukung pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di pilgub Sulsel mendatang.  
Mantan Ketua DPC PDIP Makassar ini resmi menyatakan mundur dari PDIP, setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai kader di DPD PDIP Sulsel, Rabu, 10 Oktober. Mochtar yang juga pernah tercatat sebagai wakil rakyat ini mengaku ingin total mendukung IA di pilgub Sulsel. Sementara ketika bertahan di PDIP, dia harus berhadapan dengan keputusan partai yang mengusung pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang).
Saat menyampaikan surat pengunduran diri ke PDIP Sulsel, Mochtar diterima beberapa rekannya di PDIP. "Saya ini pendukung Ilham-Aziz. Agar saya bisa fokus memenangkan pasangan ini saya lebih baik mundur dari partai," kata Mochtar kepada wartawan.
Usai menyatakan mundur secara resmi dari PDIP Sulsel, Mochtar juga menyambangi Media Centre IA di Jalan Boulevard Makassar. Di tempat ini, dia menegaskan dukungannya terhadap pasangan nasionalis-religius ini.
Bagi Ilham-Aziz, dukungan mantan kader PDIP Sulsel untuk mendukung pemenangan IA di pilgub ini menjadi energi baru bagi tim IA. Ini juga disambut baik oleh tim IA. "Kami anggap itu adalah suatu panggilan nurani sehingga ingin bersama IA, demi perubahan Sulsel yang lebih baik ke depan," kata salah seorang tim media IA, Ade Saputra.
Kendati Mochtar pernah tercatat sebagai Ketua DPC PDIP Makassar, pengunduran diri itu tidak dipersoalkan PDIP Sulsel, bahkan menurutnya tidak akan berpengaruh pada dukungan PDIP dalam memenangkan pasangan Sayang di pilgub mendatang.
"Partai saya kira tidak bisa menghalangi seorang kader untuk mengundurkan diri dari kepengurusan atau pun kader. Partai juga tidak ada masalah kalau ada kader seperti itu yang mundur. Lagi pula, ranting yang sudah tidak bisa berbuah memang lebih baik dipangkas," kata Wakil Ketua DPD PDIP Sulsel, Dan Pontasik. (hamsah umar)      

KPU Pelajari Materi Gugatan Sa'ritta


*Tunjuk Mappinawan Sebagai Pengacara

MAKASSAR, FAJAR--KPU Takalar siap mental menghadapi gugatan terhadap penetapan hasil pemilukada Takalar ke Mahkamah Konstitusi (MK), yang dilakukan pasangan Syamsari Kitta-Hamzah Barlian (Sa'ritta), Andi Makmur Sadda-Nashar Baso (AMAN) dan kandidat lainnya.
Kendati, KPU Takalar belum memastikan seperti apa materi gugatan ke MK ini, penyelenggara pemilu ini mengaku sangat siap menghadapi gugatan Sa'ritta cs. "Kita siap menghadapi gugatan itu. Jadi begitu ada penyampaian, kita segera pelajari apa yang menjadi materi gugatan calon yang tidak menerima hasil pemilukada ini," jelas anggota KPU Takalar, Jusalim Sammak, Rabu, 10 Oktober.
Jusalim menyebut, kandidat bupati yang kalah dalam pemilukada Takalar ini dipastikan hanya menggugat beberapa hasil pemilukada yang dianggap bermasalah misalnya daerah yang dianggap ada kecurangan, atau berbasis TPS.
Begitu materi gugatan Sa'ritta cs ke MK sudah ada kejelasan, KPU kata Jusalim segera menyiapkan data mengenai objek yang digugat sebagai barang bukti pada saat sidang di MK nantinya. KPU tidak membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkan bukti ini, karena penyelenggara pemilu ini memiliki data lengkap mulai tingkat TPS, PPS, PPK utamanya formulir C1 dan C2.
KPU Takalar juga telah mempersiapkan pengacara untuk menghadapi gugatan ini yakni Mappinawang yang tidak lain mantan Ketua KPU Sulsel serta mantan Direktur LBH Makassar. "Sebelum tahapan berlangsung, KPU Takalar memang sudah menunjuk Pak Mappinawang sebagai konsultan hukum KPU Takalar, sehingga dia juga yang akan jadi pengacara kita menghadapi gugatan itu," lanjut Jusalim.
Terkait tudingan Sa'ritta cs yang menyebut KPU menyembunyikan surat penetapan bupati terpilih karena tidak menyerahkan kepada kandidat, Jusalim mengaku tidak pernah ada niat untuk tidak menyerahkan surat penetapan bupati-wakil bupati terpilih ini. "Hanya persoalan teknis saja, tidak ada upaya terlubung kita karena itu memang harus kita serahkan kepada semua kandidat," katanya.
Dia menambahkan, surat penetapan bupati-wakil bupati terpilih ini sudah diambil langsung Syamsari Kitta di kantor KPU Takalar, Rabu pagi. (hamsah umar)

Galang Simpati, Garuda-Na Dengar Keinginan Masyarakat


MAKASSAR, FAJAR--Sosialisasi pasangan cagub-cawagub Sulsel, Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) ke berbagai daerah, tidak sekadar mencari dukungan tapi pasangan ini juga coba mendengarkan apa yang menjadi keinginan masyarakat Sulsel.
Karena dalam setiap pergerakan yang dilakukan di tengah masyarakat juga menjadi ajang mendengarkan aspirasi rakyat, Garuda-Na lebih banyak menggelar pertemuan face to face dengan masyarakat. Pasangan ini tidak banyak melakukan show force saat berada di tengah masyarakat.
"Jadi pendekatan Garuda-Na memang lebih pada bagaimana masyarakat ada komunikasi timbal balik dengan pasangan ini. Garuda-Na tentu memperkenalkan program yang akan dilakukan untuk Sulsel, juga masyarakat diberi ruang untuk menyampaikan apa yang menjadi harapan besarnya terhadap pemimpinnya kelak," kata jubir Garuda-Na, Didis Abdi Abubaedah, Rabu, 10 Oktober.
Ketua DPD Partai Pemuda Indonesia (PPI) Sulsel ini menambahkan, dari tiga kandidat gubernur yang telah mendaftar di KPU Sulsel, pasangan ini satu-satunya yang tidak pernah show force ketika berkunjung ke daerah. Pasangan ini coba melakukan pergerakan bawah tanah dalam rangka menggalang simpati luas masyarakat Sulsel.
Pasangan ini juga makin rajin menyapa masyarakat seperti di pasar, pedagangan di pinggiran jalan, warung kopi, serta elemen masyarakat Sulsel lainnya. "Dengan begitu, kita lebih mudah mendeteksi apa sesungguhnya yang jadi harapan masyarakat," lanjut Didis.
Selain itu, pasangan ini juga banyak melakukan diskusi dengan masyarakat melalui tim yang sudah mulai terbentuk. Diskusi ini fokusnya lebih pada upaya memberikan pencerdasan kepada masyarakat Sulsel dalam memilih calon pemimpin. mainset masyarakat Sulsel kata dia sangat penting diubah, agar dalam menentukan pilihan mengacu pada kepastian komitmen untuk berbuat pada masyarakat secara keseluruhan.
Dalam sosialisasi, pasangan ini sudah mulai mencoba memberdayakan ekonomi masyarakat kecil. Kalau kandidat lain banyak membagikan baju kaos dengan atribut calon, pasangan ini akan memberi kain dan masyarakat sendiri yang akan menjahitnya. "Ini kan secara tidak langsung memberdayakan tukang jahit pakaian," sebut Didis. (sah)

Bur Siapkan Surat Pengunduran Diri


MAKASSAR, FAJAR--Bupati terpilih, Burhanuddin Baharuddin tidak terlalu terpengaruh dengan langkah lawan politiknya menggugat hasil pemilukada Takalar ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sebaliknya, Bur mulai menyiapkan surat pengunduran diri sebagai anggota DPRD Sulsel.
Pascaditetapkan oleh KPU Takalar sebagai bupati terpilih periode 2012-2017, Bur menyatakan sudah mulai memikirkan untuk mengajukan surat pengunduran diri. Hanya saja, surat pengunduran diri angota Fraksi Golkar Sulsel ini baru akan dia ajukan ketika sudah ada penetapan resmi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
"Aturannya kan memang seperti itu. Jadi kalau sudah ada resminya dari Mendagri, baru kita akan ajukan pengunduran diri sebagai anggota dewan. Tapi itu sudah kita pikirkan sejak kita ditetapkan sebagai bupati terpilih oleh KPU Takalar," jelas Burhanuddin, Rabu, 10 Oktober.
Selain Bur, wakil bupati terpilih yang juga anggota DPRD Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng, juga berpikir sama. Bur bahkan menyebut dia dan wakilnya akan bersamaan mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota dewan ketika waktunya sudah tepat.
Makanya, Bur masih akan tetap aktif sebagai anggota DPRD Sulsel hingga ada penetapan resmi dari Mendagri. Sehari setelah ditetapkan sebagai bupati terpilih, Bur bahkan sudah terlihat berkantor di DPRD Sulsel, meski dia masih harus melawan kelelahan selama masa kampanye hingga pencoblosan selesai.
Bur menyebut, berdasar perolehan suara terbanyak pada pemilu legislatif 2009 lalu, kader Golkar yang akan menggantikan posisinya di DPRD Sulsel adalah Mapparessa Tutu. Calon PAW Bur ini juga pernah tercatat sebagai anggota DPRD Sulsel periode sebelumnya. (sah)