*Tekan Partisipasi Pemilih
MAKASSAR, FAJAR--Perang partisipasi pemilih di daerah yang menjadi kantong suara calon patut diapresiasi. Tapi itu tidak cukup, karena tidak tertutup kemungkinan adanya strategi untuk menekan partisipasi pemilih di basis lawan.
Strategi menekan partisipasi pemilih di daerah yang bukan menjadi basis ini bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya saja mencoba mempengaruhi pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya, begitu juga dengan menggunakan teror untuk memberikan kesan suatu daerah tidak aman dan kondusif, sehingga timbul ketakutan masyarakat keluar rumah.
Pengamat politik UIN Makassar, Dr Firdaus Muhammad menjelaskan, tiga pasangan cagub Sulsel ini tentu memiliki strategi untuk mencapai tujuan. Nah tidak tertutup kemungkinan juga memainkan strategi menekan partisipasi pemilih di daerah yang bukan menjadi basisnya atau basis lawan.
"Kan bisa jadi ada keyakinan di daerah tertentu calon memastikan tidak akan mampu meraih kemenagan, sehingga memainkan strategi menekan partisipasi pemilih untuk membendung angka partisipasi masyarakat di basis lawan," jelas Firdaus.
Dia menyebut, mempengaruhi masyarakat untuk tidak memilih adalah salah satu yang bisa dilakukan. "Misalnya saja mempengaruhi masyarakat untuk tidak memilih. Katakanlah mengatakan pada masyarakat untuk apa datang mencoblos padahal tidak ada juga gunanya, bahkan membuat waktu kita untuk mengerjakan pekerjaan lain," kata Firdaus.
Hal yang patut dikhawatirkan juga adalah upaya menekan partisipasi pemilih dengan melakukan kampanye golput. Kampanye golput bisa dilakukan melalui agen tertentu, apalagi kalau daerah yang memiliki akses yang sulit seperti pulau, atau membutuhkan biaya.
"Tekanan dan teros termasuk salah satu yang bisa menekan angka partisipasi pemilih. Dan mungkin masih ada banyak strategi lain untuk melakukan itu," tambahnya.
Ketua Devisi Teknis Pemilu KPU Sulsel, Ziaur Rahman Mustari mendukung kandidat ambil peran dalam meningkatkan partisipasi pemilih, kendati pun hanya di daerah yang menjadi basisnya.
"KPU tentu mendukung bahkan itu memang sudah menjadi harapan kita, bagaimana kandidat atau pun timnya untuk mendorong partisipasi pemilih di Sulsel. Bagi KPU, semakin besar partisipasi pemilih yang menyalurkan hak suaranya akan semakin berkualitas demokrasi kita," kata Ziaur Rahman.
Dia menyebut, KPU Sulsel sejak awal sudah minta tiga cagub Sulsel ini untuk menyosialisasikan pentingnya partisipasi pemilih di pilgub. Ini bisa dilakukan sejak awal melalui jaminan semua masyarakat Sulsel yang sudah memiliki hak suara bisa terdaftar.
"Jadi itu dulu yang harus kita pastikan bersama bagaimana masyarakat terdaftar sebagai pemilih. Nanti kalau sudah ada kepastian terdaftar, baru kita akan melangkah ke tahap berikutnya yakni memberikan pemahaman yang baik pada masyarakat dan mengajak untuk menggunakan hak suaranya pada 22 Januari nanti," imbuh Ziaur Rahman.
Terhadap potensi adanya oknum yang mencoba menekan tingkat partisipasi pemilih di daerah yang jadi basis lawan, Ziaur Rahman menyatakan dalam undang-undang ada penekanan bahwa pihak yang menghalang-halangi masyarakat menggunakan hak suaranya bisa dikenai pidana.
Sejauh pemilukada di Sulsel, KPU Sulsel mengaku belum ada laporan dari masyarakat yang menyoal atau melaporkan adanya upaya sistematis menekan angka partisipasi pemilih di daerah tertentu. "Yang ada biasa banyak warga yang mengaku tidak mendapat undangan dan kartu pemilih. Tapi itu pun sudah kita akali dengan meminta tetap datang sepanjang sudah terdaftar," lanjut Ziaur Rahman. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar