Powered By Blogger

Sabtu, 25 Juni 2011

Stabil Menggunakan Ban Besar



INGIN merasakan kenyamanan saat mengendarai motor besar sejenis Harley Davidson, tentu saja menjadi harapan semua pihak apalagi menyangkut keselamatan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti ban motor dengan ukuran yang lebih besar. Dengan ukuran ban yang terbilang besar ini, maka stabilitas motor saat dikendarai sedikit terjawab.
Apalagi, untuk mempercantik tampilan motor, ukuran ban tidak bisa dikesampingkan. Semakin besar ukurannya, maka semakin keren dan menarik pula kendaraan itu sendiri. Bahkan, persoalan ban motor ini menjadi hal lumrah bagi penggila motor modifikasi.
Motor Harlay Davidson yang satu ini misalnya menggunakan ban yang cukup besar. Untuk ban belakang misalnya memiliki lingkaran 280/35 R-18 M/C 84 V, sedang untuk  ban depan   memiliki lingkaran 120/70. Keduanya menggunakan pelek 21 inci. Selain tampilannya cukup keran karena menggunakan ban besar, harga ban ini juga cukup mahal hingga jutaan rupiah. Jenis ban yang digunakan juga adalah pilihan, yang memang menjadi rekomendasi Harley Davidson, Metzeler.  
Begitu juga pelek yang digunakan. Pelek yang berbahan stainless steel ini sudah termasuk langka di pasaran. Hanya diperoleh dari pemilik bengkel yang ada di Jakarta.     
Sementara untuk rem cakram dan setir menggunakan merek tuples. Pada bagian setir ini, Hendra lebih memilih menggunakan setir yang lurus, untuk menyesuaikan dengan desain motornya.  Tentu saja,  kenyamanan saat berkendara juga menjadi alasan menggunakan setir lurus. (hamsah umar)           

Saringan Udara Versi Racing



MEMAKSIMALKAN fungsi pada komponen kendaraan tidak hanya dengan melakukan perawatan rutin, juga pilihan jenis komponen yang ada. Selain karena alasan fungsi, model dan tampilan komponen juga menjadi alasan utama untuk menentukan pilihan.
Sebut saja pada saringan udara motor Harley Davidson tipe Heritage Softail yang satu ini. Motor yang berpelat DD 6969 T ini memiliki saringan udara versi racing, hyper charger. Dengan menggunakan saringan udara versi racing ini, kinerja lalu lintas udara di mesin akan lebih baik.
Tapi yang unik dari saringan udara versi racing ini lebih kepada modelnya. Pada salah satu bagian, mirip mata apalagi pada bagian ini ada dua lubang dan memiliki penutup. Sehingga pada saat mesin dinyalakan, saringan motor unik ini terlihat seperti mata yang sedang berkedip-kedip. "Sebenarnya saringan ini fungsinya sama dengan jenis saringan udara lainnya. Cuma ini lebih pada modelnya saja yang kelihatan lebih baik," kata Hendra.
Bagian lain yang tidak kalah uniknya adalah kaca spion. Spion yang terbungkus dengan bahan stainless ini terlihat sangat imut. Bahkan besarnya sama dengan jempol orang dewasa. Kendati imut, namun kesan yang ditampilkan tidak menghindarkan dari motor yang berukuran cukup besar ini.
Karena sebagian besar rangka motor ini terbuat dari bahan stainless steel, motor Harley full modifikasi ini terlihat cukup mengkilap. Mulai dari pelek, setir, rangka setir, dan beberapa bagian lainnya. Ini pula yang menjadikan motor yang bodinya dirakit ini tampil semakin garang. (hamsah umar)                               

Sangar dengan Motif Tengkorak



SENTUHAN desain dan motif pada  kendaraan modifikasi, adalah bagian penting untuk memaksimalkan kesan yang ingin ditampilkan. Desain dan motif ini bahkan terkadang menjadi alasan bagi pencinta motor modifikasi untuk melakukan perubahan terhadap motornya. Motor modifikasi selalu saja ada bagian tertentu yang menjadi ciri khas, dan membedakan dengan motor modif yang lain.
Begitu juga dengan motor Harley Davidson milik Hendra Sirajuddin. Harley versi heritage softail ini memiliki keunikan tersendiri pada tangki dan bagian bodi lainnya. Selain menjadi ciri khas, bagian ini juga menambah kesan sangar pada motor modifikasi ini.    
Desain unik yang menambah tampilan semakin sangar ini berupa motif tengkorak, utamanya  memenuhi pada bagian tangki bahan bakarnya. Di bagian ini, ada begitu banyak motif tengkorak yang dibenamkan, begitu juga pada bagian lainnya. Sementara pilihan warna yang mengombinasikan hijau dan kuning keemasan bisa membuat motor ini tampil lebih bersih dan mengkilap.
Apalagi pemberian warna kuning keemasan hanya berupa titik-titik, sehingga semakin membuat kesan klasik pada motor ini. "Motor modifikasi itu kan lebih pada seni. Nah pemberian motif tengkorak pada beberapa bagian bodinya ini agar kesan yang ditampilkan bisa lebih sangar lagi," kata Hendra.
Apalagi menurut dia, motor modifikasi seperti ini tidak digunakan setiap hari atau penunjang mobilitas, tapi lebih untuk kegiatan santai maupun kontes. Makanya estetika dan seni dalam perubahan tampilan motor ini menjadi hal yang paling penting. "Pilihan warna dan motif juga lebih kepada penyesuaian desain," kata Hendra. 
Makanya, Hendra memastikan motor miliknya ini akan tetap didorong untuk ikut kontes ketiga ada kontes motor Harley. Karena mengutamanan estetika dan seni, Hendra menyebutkan bahwa kenyamanan pada desain motor jenis ini tentu saja sedikit diabaikan, kendati bukan berarti desain seperti ini kurang aman untuk dikendarai. (hamsah umar)      

Kucing Liar dari Indonesia Timur


KESAN sporty yang melekat pada motor besar sekelas Harlay Davidson, tidak berarti kendaraan yang satu ini bisa luput dari proses modifikasi. Meski tampilan pabrikan sudah maksimal, namun banyak juga pemilik motor sejenis Harley ini yang memodifikasi sedemikian rupa motornya, utamanya pada bagian bodi. Tujuannya tentu saja agar bisa memberikan kesan tersendiri bagi pemiliknya.
Dengan melakukan modifikasi, bisa dipastikan tampilan motor akan lebih unik, apalagi kalau sentuhan yang diberikan  memang sarat dengan seni. Salah satunya adalah motor Harley Davidson Heritage Softail milik Hendra Sirajuddin. Motor edisi klasik ini, tampil semakin unik apalagi motor ini sudah full modifikasi. 
Motor custom yang mengalami perubahan total mulai dari tangki, temapt duduk, rangka, setir, hingga komponen lainnya itu mendapat julukan "Kucing Liar dari Timur". Julukan itu tidak lain karena seni dan desain yang ditampilkan pad motor yang satu ini memiliki kemiripan kucing liar, utamanya pada pilihan lampu depannya. Sekalipun pada bagian lampu ini juga ada kemiripan burung hantu.
Julukan kucing  liar pada motor yang satu ini mulai melekat sejak 2001 lalu. Itu setelah berhasil menjadi jawara kontes Harley Custom di Pulau Bali 2001 dan 2002. "Saat itu ada ratusan motor Harley custom yang ikut kontes. Setelah melalui proses penilaian, motor ini juara satu dengan julukan Kucing Liar dari Indonesia Timur," kata Hendra.         Hendra menyebutkan, modifikasi motor yang satu ini memang dilakukan pada bengkel spesialis dalam melakukan modifikasi motor Harley Davidson di Jakarta, Bimo Custom. Selama tiga bulan dipoles, motor ini pun rampung hingga tampilannya seperti saat ini. Modifikasi ini pun menghabiskan dana yang cukup besar.
Desain motor ini lebih kepada bagaimana kesan klasik yang ada pada motor ini semakin ditonjolkan. Tentu saja, tidak lupa menampilkan kesan sangar. Apalagi pada  umumnya, modifikasi motor termasuk motor besar lebih kepada  bagaimana menampilan motor lebih sangar dan jantan.     
Karena bodinya dilakukan perubahan menyeluruh, praktis yang utuh pada kendaraan ini hanya pada mesinnya saja. Selebihnya adalah rakitan. "Bodinya ini  seluruhnya rakitan. Jadi hanya mesin saja yang utuh dari pubrikan," tambahnya.
Selain perubahan menyeluruh pada bodi, hal yang sama juga pada pilihan warna. Menurut Hendra, motor yang memiliki berat antara 500-600 kilogram ini warna aslinya hijau. Sekalipun pewarnaan masih tetap ada yang sedikit hijau, namun yang menonjol adalah warna keemasan. (hamsah umar)                  
            

Kamis, 23 Juni 2011

Direktur PIP Cs Dituntut Empat Tahun



MAKASSAR--Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Makassar menuntut Direktur Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar, Agus Budi Hartono dengan penjara selama empat tahun. Terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan lahan kampus PIP di Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya Makassar ini dinilai terukti secara sah dan menyakinkan telah melakukan tindak pidana korupsi.
Tuntutan yang sama diajukan kepada tiga terdakwa lainnya yakni; Kepala Unit Teknologi Informatika selaku Pejabat Pembuat Komitmen PIP, Kasman, Camat Biringkanaya, Zulkifli Nurdin, serta Lurah Untia, Ardiansyah. Ketiganya dianggap telah melakukan korupsi secara bersama-sama untuk menguntungkan diri sendiri dan orang lain.
Selain penjara selama empat tahun, JPU Kejari Makassar juga menuntut terdakwa untuk membayar denda sebesar Rp500 juta subsider enam bulan kurungan, jika terdakwa tidak mampu membayar denda tersebut. "Menyatakan terdakwa terbukti secara sah menurut hukum melakukan tindak pidana korupsi. Karena itu meminta majelis hakim untuk menjatuhkan vonis terhadap terdakwa dengan penjara empat tahun," ujar JPU Kejari Makassar, Ahmad Jaya.
Pembacaan terhadap tuntutan terdakwa ini berlangsung cukup lama. Sidang dimulai pukul 12.00 dan berakhir sore. Pasalnya, tuntutan keempat terdakwa tersebut terpisah satu sama lain, sehingga pembacaannya dilakukan satu per satu. Terdakwa yang pertama mendapat giliran adalah Kasman kemudian menyusul  Agus, Zulkifli Nurdin, dan Ardiansyah.
Keempat terdakwa tersebut dianggap terbukti bersalah melanggar Pasal 3 ayat (1) Undang-undang No.31 Tahun 1999, yang telah diubah dengan Undang-undang No.20 Tahun 2001, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, jo Pasal 55 ayat (1) KUHP, pada dakwaan subsider. Sedang pasal pada dakwaan primer yakni Pasal 2 ayat (1) dianggap tidak terbukti.
Dua JPU yakni Ahmad Jaya dan Andarias yang bergantian membacakan tuntutan tersebut menyatakan bahwa, hal yang memberatkan karena perbuatan terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang diprogramkan pemerintah, serta merugikan keuangan negara.  
Adapun yang meringankan karena selama sidang terdakwa dianggap sopan, serta uang yang diduga dikorupsi sebesar Rp9,4 miliar telah disita atau diselamatkan JPU. 
Pengacara terdakwa, Hasbi Abdullah yang dihubungi usai sidang menyatakan bahwa, tuntutan jaksa utamanya pada keharusan terdakwa membayar denda sebesar Rp500 juta bisa membuat  kliennya korupsi. "Justru itu bisa  membuat terdakwa melakukan korupsi karena diminta membayar denda cukup besar, sementara dia tidak  memiliki apa-apa," kata Hasbi. (hamsah umar)