MAKASSAR, FAJAR--Dukungan elit PPP Sulsel terhadap cagub petahana, Syahrul Yasin Limpo tinggal selangkah. Meski Kakbah pada akhirnya ke incumbent, arus dukungan akar rumput PPP dipastikan masih akan tetap ke pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar.
Ini setidaknya menjadi asumsi budayawan sekaligus tokoh Agama Kristen Sulsel, Ishak Ngeljaratan. Ikatan batin Aziz dengan kader PPP di tingkat bawah sangat sulit dipisahkan begitu saja. Bahkan, hubungan emosional kader PPP dengan Aziz sangat sulit terhapus.
"PPP ini kita ibaratkan perahu saja. Nakhodanya sangat inginkan ke Syahrul dan itu akan terus dikendalikan ke sana. Namun dalam perjalanan semua penumpangnya akan membelok dan mendukung Ilham-Aziz. Sehingga hanya kapal dan nakhoda yang sampai ke tujuan," kata Ishak, Senin, 21 Mei.
Kendati sebagai seorang budayawan yang tidak pernah berpolitik, Ishak melihat PPP telah memperlihatkan contoh paling buruk tentang kelemahan partai. Salah satunya kata dia adanya upaya intervensi DPP PPP dalam menentukan arah dukungan partai di pilgub Sulsel. Partai yang baik menurut dia adalah partai yang mau memberi kewenangan penuh wilayah untuk menggodok calon yang akan diusung.
"Yang justru terlihat dewasa berpolitik di PPP adalah Andi Mariattang kalau saya melihat komentarnya di media.Artinya ada keinginan dia untuk benar-benar memproses cagub sesuai mekanisme yang ada di partai," tambah Ishak.
Soal dukungan partai yang pada akhirnya ke Syahrul atau Ilham-Aziz, PPP semestinya tidak mempertontonkan sandiwara politik yang berlebihan. Kalau pun saat ini partai memproses calon melalui mekanisme partai, langkah itu tidak lebih sebuah formalitas semata oleh PPP.
Ishak menilai persepsi elit PPP termasuk Suryadharma Ali yang memastikan akan menang ketika mendukung Syahrul adalah salah besar. "Itu asumsi yang lebih jahat lagi kalau alasan mendukung karena memastikan menang," kata Ishak. (hamsah umar)
Ini setidaknya menjadi asumsi budayawan sekaligus tokoh Agama Kristen Sulsel, Ishak Ngeljaratan. Ikatan batin Aziz dengan kader PPP di tingkat bawah sangat sulit dipisahkan begitu saja. Bahkan, hubungan emosional kader PPP dengan Aziz sangat sulit terhapus.
"PPP ini kita ibaratkan perahu saja. Nakhodanya sangat inginkan ke Syahrul dan itu akan terus dikendalikan ke sana. Namun dalam perjalanan semua penumpangnya akan membelok dan mendukung Ilham-Aziz. Sehingga hanya kapal dan nakhoda yang sampai ke tujuan," kata Ishak, Senin, 21 Mei.
Kendati sebagai seorang budayawan yang tidak pernah berpolitik, Ishak melihat PPP telah memperlihatkan contoh paling buruk tentang kelemahan partai. Salah satunya kata dia adanya upaya intervensi DPP PPP dalam menentukan arah dukungan partai di pilgub Sulsel. Partai yang baik menurut dia adalah partai yang mau memberi kewenangan penuh wilayah untuk menggodok calon yang akan diusung.
"Yang justru terlihat dewasa berpolitik di PPP adalah Andi Mariattang kalau saya melihat komentarnya di media.Artinya ada keinginan dia untuk benar-benar memproses cagub sesuai mekanisme yang ada di partai," tambah Ishak.
Soal dukungan partai yang pada akhirnya ke Syahrul atau Ilham-Aziz, PPP semestinya tidak mempertontonkan sandiwara politik yang berlebihan. Kalau pun saat ini partai memproses calon melalui mekanisme partai, langkah itu tidak lebih sebuah formalitas semata oleh PPP.
Ishak menilai persepsi elit PPP termasuk Suryadharma Ali yang memastikan akan menang ketika mendukung Syahrul adalah salah besar. "Itu asumsi yang lebih jahat lagi kalau alasan mendukung karena memastikan menang," kata Ishak. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar