*Politikus Dominasi Kandidat Wali Kota Makassar
MAKASSAR, FAJAR--Sejumlah kandidat calon wali kota Makassar takut bertarung dengan petahana. Buktinya, setelah Ilham Arief Sirajuddin dipastikan tidak maju lagi, puluhan kandidat mulai terang-terangan menyatakan niatnya untuk bertarung pada pemilihan wali kota (Pilwalkot) Makassar.
HINGGA saat ini, sedikitnya 21 kandidat yang disebut-sebut siap bertarung. Sebagian di antara mereka menyatakan kesiapannya secara terang-terangan melalui media massa. Ada yang sudah membentuk tim pemenangan hingga ke tingkat kelurahan.
Sebagian lainnya menyampaikan niatnya melalui alat peraga sosialisasi, berupa spanduk, baliho, stiker, dan alat lainnya. Tidak sekadar memasang alat peraga, para kandidat juga terus mendekatkan diri dengan warga di berbagai penjuru Makassar.
Dari 21 kandidat yang paling menonjol saat ini, mayoritas di antaranya adalah politikus. Setidaknya ada 13 kandidat yang kentara berlatar belakang partai politik. Selebihnya adalah pengusaha, birokrat, dan mantan birokrat.
Politikus yang bakal bertarung antara lain Ketua DPD II Golkar Makassar Supomo Guntur, fungsionaris DPP Partai Hanura Dewie Yasin Limpo, Ketua DPP PDK Sulsel Adil Patu, Ketua DPD PAN Makassar Busrah Abdullah, Sekretaris DPW PKS Sulsel Ariady Arsal, dan Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel Andry Suryana Arief Bulu.
Sementara dari kalangan pengusaha terdapat nama Zulkarnaen Arief, Rusdin Abdullah, Salahuddin Sampetoding, dan Idris Manggabarani. Sementara dari kalangan birokrat dan mantan birokrat ada nama Syaiful Saleh dan Anis Zakaria Kama.
"Kita melihat bahwa pilwalkot Makassar ini memberi peluang bagi semua kandidat. Kan semua yang akan maju tidak ada yang incumbent," kata Ketua Bappilu DPW PKS Sulsel, Asriadi Samad.
Rasa percaya diri yang tinggi juga datang dari kalangan nonpolitikus. Pengusaha Salahuddin Sampetoding juga optimis bisa bersaing di Makassar. "Semua calon yang akan maju punya peluang yang sama karena tidak ada yang berstatus incumbent," jelas Salahuddin.
Kandidat calon wali kota Makassar periode 2013-2018 juga diramaikan kandidat perempuan. Sejauh ini, sudah tiga perempuan yang unjuk gigi. Selain Dewie Yasin Limpo, juga ada Muhyina Muin dan Andi Herfidha Attas. Baliho mereka sudah meramaikan sudut-sudut Kota Makassar.
Pengamat politik UIN Alauddin, Firdaus Muhammad mengatakan minimnya kandidat yang berlatar belakang pengusaha murni, birokrat, atau akademisi disebabkan orientasi mereka yang lebih condong idealis dan realistis.
"Penyebab lain karena biaya politik sangat tinggi serta keterbatasan jaringan. Pengusaha tentu berpikir untung ruginya. Kendati kualitas SDM mereka cenderung lebih baik dibanding politikus," jelas Firdaus. (hamsah umuar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar