MAKASSAR, FAJAR--Janji Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical untuk mengeluarkan rekomendasi Syahrul Yasin Limpo sebagai cagub Sulsel, menuai kritikan. Ical dianggap telah mengbohongi kader Golkar dan publik Sulsel.
Kesan negatif ini muncul karena Ical telah berjanji kepada kader Golkar bahkan publik Sulsel untuk mengeluarkan rekomendasi pencalonan Syahrul sebagai cagub, saat deklarasi di Jalan Haji Bau beberapa waktu lalu. Ical yang saat itu memberikan orasi politiknya berjanji dalam waktu 10 hari akan mengeluarkan rekomendasi, namun faktanya sampai saat ini belum ada rekomendasi.
Direktur Komunikasi dan Media Analisis PT Lingkaran Jurnal Indonesia (LJI), Dedi Alamsyah Mannaroi mengatakan Ical telah membohongi kader Golkar dan publik Sulsel karena hingga saat ini "surat sakti" atau rekomendasi Golkar untuk Syahrul belum terbit.
Sejatinya, kader Golkar Sulsel mampu menagih janji politik Ical tersebut. Karena jika tidak maka bisa jadi masyarakat Sulsel juga ada yang kecewa. SYL secara tidak langsung ada pengaruh terhadap kepercayaan publik soal SYL di pilgub.
Besar kemungkinan SK itu baru akan diberikan setelah Rapimnasus DPP Golkar Juli mendatang. Itu penting bagi Ical, karena akan menentukan siapa yang resmi diusung Golkar di pilpres nanti. Apakah Ical atau JK.
"Besar kemungkinan belum adanya SK DPP Golkar untuk SYL, karena mereka masih menunggu perkembangan dan hasil keputusan siapa yang resmi diusung Golkar pada pilpres nanti dan pasti maunya Ical," kata Dedi.
Ical sendiri punya kepentingan yang besar terhadap Golkar Sulsel dalam hal ini SYL sebagai Ketua DPD Golkar Sulsel. Ical masih menunggu sikap resmi secara tertulis dari DPD Golkar Sulsel soal dukungannya sebagai capres Golkar pada rapimnas mendatang.
Kesalahan terbesar sebagian kader Golkar Sulsel adalah ketika adanya kabar pencalonan JK sebagai capres. Sebagian kader Golkar cepat-cepat mengeluarkan tanggapan meski secara pribadi. Namun hal itu tidak berlaku dipolitik, karena isu soal pencalonan capres selain Ical sangat tabu dan haram dibicarakan. "Jangan dibilang kalau semua berita dan sikap kader Golkar Sulsel tidak dipantau diera serba canggih sekarang ini oleh kalangan DPP Golkar. Apalagi Sulsel yang notabenenya ada JK di sini," tandas Dedi.
Sebagai partai besar, tradisi dan mekanisme pengambilan keputusan Golkar terkait capres sudah baku dan berjenjang. Maka sudah sebaiknya pula para kader mendukung kader sendiri apalagi itu merupakan ketua umumnya.
Memilih Ical atau JK ada baik buruknya. Jika JK yang terpilih di Golkar maka akan baik bagi kesejahteraan dan masyarakat Sulsel. Jika Ical yang terpilih kesejahteraan itu akan sedikit dirasakan bagi rakyat Sulsel. Memang akan jadi keputusan yang sangat berat bagi seorang Syahrul yang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar.
Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu Golkar Sulsel, Ajiep Padindang menepis asumsi LJI kalau Ical telah membohongi kader Golkar dan publik Sulsel. Rekomendasi lambat dikeluarkan karena partai ini tetep ingin sesuai prosedur dan mekanisme partai.
"Pak Ical justru ingin cepat keluarkan keputusan. Tapi ada prosedur dan mekanisme yang harus dilalui sesuai juklak partai Golkar," tandas Ajiep. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar