MAKASSAR, FAJAR--Pilihan Ketua Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin menggandeng anggota DPD asal Sulsel, Azis Kahar Mudzakkar pada pilgub 2013 menjadi kekuatan besar dan menjadi ancaman bagi incumbent, Syahrul Yasin Limpo.
Makanya, sikap politik SYL yang segera menggarab habis-habisan Tana Luwu sejak Minggu, 22 Januari kemarin, menunjukkan kalau SYL merespons cepat paket tersebut dengan memainkan strategi politik di basis Azis. Apalagi, paket Ilham-Azis ini dinilai sebagai peringatan bagi Syahrul di pilgub 2013.
Menurut Alhamid, 2012 ini memang menjadi momen politik karena tahapan politik terus berjalan. "Makanya, dengan jelasnya pilihan IAS (Ilham Arief Sirajuddin) menggandeng Azis, menjadi sebuah peringatan bagi SYL untuk persiapkan diri memantapkan strategi politik. Salah satunya adalah dengan menggarap tana Luwu saat ini," kata Alhamid malam tadi.
Strategi politik yang diperankan SYL dengan menggarap tana Luwu ini, mengingat wilayah ini memberikan kontribusi suara yang cukup signifikan di antara beberapa kabupaten/kota di Sulsel. SYL galang dukungan dengan tetap menyakinkan Andi Mudzakkar (Ketua Golkar Luwu) untuk tetap solid ke Golkar. Di pihak lain, IAS sudah pasti akan mengandalkan Azis maupun keluarga yang mendukung penuh Azis di pilgub.
"Jadi tidak salah kalau SYL saat ini memerankan strategi politik di Luwu, karena tana Luwu itu bisa menjadi rebutan kedua kekuatan politik di Sulsel ini. Keduanya pasti ingin yakinkan masyarakat luwu dengan strategi masing-masing," tambah Alhamid.
Mengenai rekomendasi Pemprov Sulsel atas wacana pemekaran Luwu Tengah yang sudah diberikan, Alhamid menilai situasi tersebut bukan tidak mungkin akan banyak berpengaruh. Apalagi masyarakat sejauh ini memang inginkan pembentukan Luwu Tengah, sehingga mereka yang dianggap memberikan perhatian akan mendapat dukungan. Dan itu juga sudah pernah menjadi jualan politik Ilham dengan berjanji memperjuangkan pemekaran itu.
"Tapi, masy luwu harus cerdas jangan sampai hanya jadi komoditi politik saja, isu pemekaran sesuatu hal yang mungkin sulit terwujud. Apalagi DPR sekarang ada moratorium pemekaran wilayah. Jadi selama 2012-1013 tidak ada provinsi dan kabupaten/kota dimekarkan," kata Alhamid.
Makanya, isu pemekaran di Luwu atau pun rekomendasi yang diberikan pemprov merupakan suatu hal yang tidak gensi untuk menjadi jualan politik, jika merujuk adanya kesepakatan pemerintah bahwa tidak ada provinsi atau kabupaten/kota yang dimekarkan hingga pertengahan 2013.
Pengamat politik lainnya, Prof A Muin Pahmal menilai masih sangat jauh untuk menilai gerakan politik yang saat ini terjadi di tana Luwu. "Tapi siapa saja bisa menggarap untuk melakukan propaganda. Bukan tidak mungkin juga Ilham atau Azis akan melakukan pendekatan dengan keluarga Syahrul," kata Muin.
Soal rekomendasi pemekaran Luwu Tengah, Muin menilai bahwa siapa pun gubernur memiliki kewajiban untuk memberi rekomendasi terhadap daerah yang minta pemekaran jika memang memenuhi syarat.
"Tentu ini akan memberi pengaruh tersendiri, kendati itu baru bisa diukur di atas kertas. Jadi itu boleh dikatakan sebuah poin, tapi bukan suatu yang dipastikan," kata Muin. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar