*Sulsel Masuk Lima Besar
MAKASSAR, FAJAR--Program pendidikan gratis lima tahun terakhir di Sulsel, tidak hanya gagal meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), juga gagal mengatasi angka putus sekolah.
Meski Sulsel sering dijadikan indikator kemajuan di Indonesia Timur, angka yang dirilis Lembaga Demografi UI (2011), hampir 19.000 anak usia sekolah belum dan tidak bersekolah. Sebanyak 1,42 juta jiwa anak yang masih sekolah, tetapi sebanyak 112.000 anak lebih tidak bersekolah lagi.
Tingkat anak putus sekolah yang cukup tinggi ini menjadi keprihatinan anggota DPD RI asal Sulsel yang juga caawagub Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar. Sulsel kata dia harusnya juara pada hal-hal yang baik, bukan pada hal-hal yang buruk.
“Belum lama ini kita disuguhi dengan angka Sulsel terkorup versi lembaga yang kredibel seperti PPATK, ICW, dan Fitra. Saat ini kita disuguhi lagi dengan angka putus sekolah yang begitu tinggi di Sulsel. Ini benar-benar memprihatinkan,” ujar Aziz, Kamis, 6 Desember.
Angka putus sekolah yang berada di peringkat kelima itu memalukan, apalagi kalah dari Papua. Angka putus sekolah tertinggi, urai Aziz, adalah Jabar, disusul Jateng, Jatim, dan Banten. Sulsel urut kelima, disusul Papua, Sumut, Sumsel, NTT, dan Lampung. “Bayangkan, untuk Indonesia Timur, Sulsel juara satu lagi. Kalah sama papua dan NTT. Luar biasa. Tentu ini menjadi pertanyaan, apa kerja pemerintah selama ini,” ungkapnya.
Data tersebut, lanjut Aziz, juga menjadi antithesis atas klaim keberhasilan pemerintah selama ini. Juga, terkait keberhasilan pendidikan gratis yang selalu dibangga-banggakan. “Jangan-jangan angka keberhasilan itu tidak sesuai fakta yang disajikan selama ini. Toh, terbukti, untuk masalah angka putus sekolah saja kita belum tuntas,” ujarnya.
Jubir Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) yang dimintai tanggapannya balik mengkritik Aziz yang saat ini sudah memasuki dua periode menjadi anggota DPD RI.
"Apa yang telah diperbuat Aziz dengan jabatannya (anggota DPD) untuk mengatasi angka kemiskinan," ujar Maqbul balik bertanya. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar