MAKASSAR, FAJAR--Pernyataan mantan juru bicara Sayang, Imam Mujahidin yang menilai deklarator PAN, Amien Rais sebagai tokoh negarawan yang inkonsistem disesalkan kubu Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA).
Sebagai mantan jubir yang juga kembali disiapkan menjadi jubir Sayang di pilgub Sulsel 2013, Imam tidak sepantasnya menilai kenegarawanan Amien Rais. Bahkan pernyataan tersebut dianggap sebagai bentuk ketidaktahuan Imam terhadap sejarah perjalanan bangsa.
Kordinator Tim Media Ilham-Aziz, Syamsu Rizal bahwa penilaian Iman tersebut sangat tidak berdasar. "Orang yang mempertanyakan kenegarawan Pak Amien, adalah orang yang tidak tahu sejarah," tegas Ical-sapaan akrab Syamsu Rizal.
Amien Rais yang saat ini merupakan Ketua Majelis Pertimbangan DPP PAN adalah pelopor reformasi bersama mahasiswa pada tahun 1998 silam. Dia juga mantan mantan Ketua Muhammadiyah dan juga tokoh yang paling konsisten dalam melawan hegamoni resim orde baru. "Jadi sangat tidak wajar seorang Imam menilai ke negarawanan Pak Amien. Memangnya Imam itu siapa dan apa kontribusinya terhadap bangsa ini dibanding Pak Amien Rais," kata Ical memberikan tanggapan.
Sebelumnya, Amien Rais mengumumkan sikap politiknya terhadap pemilihan gubernur di Sulsel ketika berada di Makassar. Mantan Ketua MPR ini secara tegas menyatakan mendukung dan siap untuk tampil sebagai juru kampanye pasangan Ilham-Aziz.
Sikap politik dari Amin Rais ini pun membuat kubu Sayang gerah dan menyebut Amin sebagai negarawan yang inkosisten. Dalam tinta sejarah bangsa kita, langkah - langkah politik Pak Amien selalu dilandasi dengan pemikiran-pemikiran rasional tanpa ada kesan basa basi. Termasuk ketika memutuskan tampil terdepan mengawal pergerakan mahasiswa untuk meruntuhkan resim Soeharto yang telah berkuasa 32 tahun lamanya.
"Pun sama halnya ketika memandang momen pilgub di Sulsel, beliau tidak mungkin mengeluarkan pernyataan yang ngawur dan dianggap basa - basi. Keputusan Pak Amien untuk mendukung IA pasti karena ada sesuatu yang salah dan perlu segera dilakukan perubahan di Sulsel," lanjut Ical.
Sementara Iman mengaku tidak bermaksud menyerang diri pribadi Amien dengan menyebutkan bahwa pendiri PAN tersebut adalah negarawan yang inkonsisten. "Tapi saya menyerang kondisi atau gerakan perpolitikan yang ada dan kemudian membuat Amien Rais semakin jauh dari rakyat," kata Imam dalam rilisnya.
Dia mengakui sosok Amien adalah tokoh nasional, tokoh agama, dan tokoh reformasi. Jadi, idealnya Amien tidak milik siapa-siapa, tapi milik seluruh masyarakat di Indonesia. Karena mantan Capres 2004 silam ini adalah salah satu sosok perekat bangsa. "Makanya di luar logika dan nalar kami ketika Pak Amien ingin kembali bermain politik praktis," kata Imam.
Pernyataannya dirinya sekadar sebuah pengandaian jika memang Amien ikut bermain di rana politik praktis dan berkelas lokal di Sulsel. "Saya yakin Pak Amien tidak akan melakukan hal itu. Karena beliau adalah tauladan kami, beliau adalah perekat bangsa ini, beliau adalah tokoh yang benar-benar ditokohkan," terang Imam. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar