*Hasrullah: Ucapan Harus Dibuktikan
MAKASSAR, FAJAR--Penyelenggara pemilu seperti KPU dan Panwaslu Sulsel dituntut lebih lantang dan tegas dalam menjalankan tugas dan fungsinya, jika ingin mewujudkan pilgub Sulsel tanpa kecurangan.
Keseriusan KPU dan Panwaslu dalam menjalankan tugasnya dengan baik, dipandang memiliki potensi yang kuat meminimalisir kecurangan. Aksi kecurangan yang terjadi pada pilgub 2007 lalu tidak boleh lagi terulang, sehingga kerja-kerja penyelenggara mesti lebih ditingkatkan. "Jadi bukan saja kandidat yang harus menyuarakan agar tidak ada kecurangan, tapi KPU dan Panwaslu yang harus tampil lebih lantang," tandas pengamat politik Unhas, Dr Hasrullah, Selasa, 12 Juni.
Namun yang terpenting kata Hasrullah adalah prilaku pemimpin khususnya yang akan menjadi peserta di pilgub nantinya. Ada kecenderungan masyarakat bahwa apa yang diperintahkan pemimpinnya, maka itulah yang akan diikuti. Sehingga kalau pemimpin meminta curang, masyarakat dapat dipastikan akan melibatkan diri untuk melakukan kecurangan.
Sebelumnya, gubernur Sulsel yang juga cagup petahana, Syahrul Yasin Limpo mengajak agar tidak ada lagi cagub dan timnya yang main curang di pilgub Sulsel nanti. Hasrullah ingin, Syahrul sebagai cagub harus membuktikan ucapannya tersebut untuk tidak curang di pilgub nanti.
"Karena apa yang disampaikan itu akan jadi ukuran apakah ucapannya itu bisa dibuktikan. Karena itu yang akan menjadi pertanyaan kita, bisakah dia buktikan ucapannya di pilgub nanti. Kalau itu tidak bisa dibuktikan, jangan sampai malah menjadi bumerang," tandas Hasrullah.
Yang pasti, siapa pun cagub yang bertarung di pilgub Sulsel mendatang memiliki potensi untuk melakukan kecurangan khususnya tim ada ada di bawah. Contoh kecil saja, saat tahapan pilgub belum dimulai indikasi kecurangan dan kekerasan mulai disajikan di tengah masyarakat. "Kecurangan dan kekerasan itu tidak saja kalau terjadi benturan fisik. Pengadangan, pelarangan dan ucapan-ucapan yang disampaikan juga bisa menjadi suatu kekerasan," kata Hasrullah.
Cagub yang paling berpotensi melakukan kecurangan di pilgub atau menghalalkan segala cara adalah calon yang kekuasaannya terancam oleh kandidat lain. "Yang merasa kekuasannya terancam biasanya itu yang melakukan kecurangan dengan segala cara. Itu karena mereka tidak ingin kekuasaannya direbut," tandas Hasrullah.
Sebelumnya, Ketua KPU Sulsel Jayadi Nas memaparkan bahwa di ajang pemilihan kepala daerah, ada banyak potensi kecurangan. Salah satu yang paling besar potensinya adalah penggelembungan jumlah pemilih, perhitungan suara, dan sejumlah potensi kecurangan lainnya. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar