*Soal Tudingan Amien Inkonsisten
MAKASSAR, FAJAR--Tudingan negatif orang dekat Syahrul Yasin Limpo, Imam Mujahidin Fahmid yang menegaskan Amien Rais negarawan yang tidak konsisten tidak hanya melukai kader Muhammadiyah, juga menimbulkan kontroversi di ormas Islam ini.
Sejak tudingan tersebut mencuat, banyak kader Muhammadiyah yang menyoal dan menanggapi tudingan terhadap tokoh Muhammadiyah ini. Ketua Muhammadiyah Makassar, KH Jalaluddin Sanusi mengakui munculnya kontroversi terkait penilaian Amien Rais sebagai tokoh inkonsisten. Jalaluddin mengaku banyak mendapat SMS dari kader Muhammadiyah yang mempersoalkan penilaian tersebut.
"Ada banyak SMS yang masuk ke telepon saya mengenai penilaian itu. Cuma saya tidak terlalu mau merespons itu. Pastinya itu telah melahirkan kontroversi di kader Muhammadiyah," ujar Jalaluddin, Selasa, 26 Juni.
Sebagai orang Muhammadiyah bahkan memimpin ormas ini di Makassar, Jalaluddin menandaskan dirinya tidak memiliki kapasitas untuk menilai seperti apa ketokohan Amien Rais apalagi kalau sampai harus menilainya tokoh yang punya perilaku negatif. "Saya tidak bisa menilai seperti apa Amien Rais. Cuma ingin saya katakan bahwa dia tokoh nasional dan tokoh di Muhammadiyah," tandas Jalaluddin.
Kendati banyak disoal kader, Muhammadiyah Makassar mengaku belum mengambil sikap atas tudingan Imam tersebut. Ormas Islam ini terkesan memaklumi tudingan Imam dengan alasan penilaian seseorang terhadap seorang tokoh bisa berbeda-beda. Bergantung kapasitas orang dalam menilai ketokohan seseorang, apalagi kalau sudah diiringi kepentingan politik.
"Kadang-kadang karakteristik orang yang berada di dalam politik sulit untuk diprediksi. Karena faktor kepentingan terkadang sangat mempengaruhi. Tapi saya sendiri melihat Amien tidak seperti itu (inkonsisten)," tambahnya.
Sesepuh Muhammadiyah Sulsel, Baharuddin Pagim yang dikonfirmasi terpisah memilih tidak mau mengomentari tudingan tersebut. "Saya tidak bisa komentari pernyataan politik seperti itu," kata Baharuddin. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar