MAKASSAR--Aktivitas akademik Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM) dalam sepuluh hari terakhir lumpuh total. Pihak dekan, dosen, hingga staf kompak menghentikan segala bentuk perkuliahaan, ujian, seminar, studi banding, KKN, wisuda dan aktivitas akademik lainnya di fakultas tersebut.
Pihak fakultas beralasan, penutupan aktivitas akademik itu dilakukan pihak kampus sebagai tanggapan atas aksi penolakan mahasiswa di kampus ini terhadap dana penunjang pendidikan (DPP), yang ditetapkan sebesar Rp3 juta per mahasiswa. Pihak fakultas tetap bersikukuh tidak mau memenuhi tuntutan mahasiswa untuk mencabut DPP tersebut, tapi sebaliknya melakukan pemboikotan perkuliahan.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan pihak dekan sejak 10 Juni lalu, perkuliahan tersebut dihentikan hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Dalam selebaran itu pula, pihak fakultas baru akan mengaktifkan kembali aktivitas akademik jika mahasiswa menghentikan demo anti DPP.
Dalam pengumuman itu juga, pihak fakultas meminta kepada rektorat agar seluruh provokator aksi demo dipecat selaku mahasiswa FE UNM. Juga pengikut demonstran minta maaf kepada pimpinan dekan, dosen dan karyawan FE UNM, membuat pernyataan untuk tidak lagi melakukan demo anti DPP.
Yang paling urgen lagi, ditegaskan bahwa perkuliahan baru dilakukan kembali setelah lembaga mahasiswa di FE UNM seperti BEM, Maperwa, Himapro, HMJ dibekukan.
Dekan Fakultas Ekonomi UNM, DR Salamun Pasda yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya enggan memberi banyak komentar dengan alasan berada di luar Sulsel. "Itu bukan keputusan pimpinan, tapi keputusan seluruh dosen," kata Salamun.
Pembantu Rektor I UNM, Sofyan Salam yang dikonfirmasi terpisah juga enggan memberikan banyak keterangan terkait penutupan aktivitas kampus di FE UNM tersebut. Menurutnya, keputusan tersebut sepenuhnya menjadi kebijakan fakultas termasuk mengenai besarnya DPP yang harus dibebankan kepada para mahasiswa.
Kendati begitu, Sofyan berharap agar aktivitas perkuliahan di FE UNM tersebut segera dibuka agat proses perkuliahan bisa berjalan normal kembali. "Kalau menurut saya, penghentian aktivitas akademik itu harus segera diakhir dan proses perkuliahan dibuka kembali," kata Sofyan.
Akibat aksi boikot yang justru dilakukan pihak pimpinan, dosen dan karyawan itu, ribuan mahasiswa di fakultas tersebut telantar. Kendati ada mahasiswa di fakultas tersebut, mereka hanya menghabiskan waktu dengan melakukan diskusi, baca buku atau sekadar kumpul di fakultas.
Kendati perkuliahan di boikot oleh pihak kampus, mahasiswa FE UNM tetap menuntut agar transparansi DPP yang mencapai Rp3 juta per mahasiswa itu tetap dicabut, karena dinilai telah memberatkan mahasiswa.
Salah seorang mahasiswa, Darsi menyebutkan bahwa pihak fakultas beralasan kalau dana tersebut dipungut dari mahasiswa dalam rangka membangun gedung berlantai V. "Namun sampai saat ini tidak tanda-tanda pembangunan," katanya. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar