*Diduga Perebutkan Lahan Parkir
MAKASSAR--Pengelolaan perparkiran di Terminal Regional Daya tampaknya menyimpan masalah krusial, hingga mengakibatkan sopir angkutan saling berselisih. Puncaknya, Selasa, 14 Juni sekira pukul 01.30, lima mobil petepete yang sedang parkir di depan Rumah Sakit Daya dirusak sekelompok warga. Tidak hanya mengakibatkan lima mobil angkot dirusak, satu mobil pribadi yang diparkir berdekatan ikut jadi sasaran.
Ada dugaan, pelaku yang melakukan perusakan mobil tersebut adalah sopir angkutan yang merasa kecewa dengan perlakuan istimewa sopir tertentu di dalam terminal. Informasi yang diperoleh, sopir angkutan tertentu melakukan penguasaan lahan parkir di terminal, utamanya tempat mengambil penumpang dan menurunkan penumpang di terminal.
Pihak yang merasa tidak mendapat tempat parkir di terminal inilah yang diduga melakukan perusakan mobil. Ini juga disinyalir petugas kepolisian setempat. Kapolsekta Biringkanaya, Kompol Mursalim menyebutkan bahwa di Terminal Regional Daya ada seteru antara sopir angkot menyakut lahan parkir.
"Saya sudah sarankan kepada pengelola terminal agar semua sopir angkutan diakomodir, sehingga tidak ada seteru seperti ini. Bagaimana pun juga, terminal itu adalah tempat sopir angkutan untuk mencari nafkah," kata Mursalim.
Kelima mobil petepete yang dirusak tersebut diamankan di Polsekta Biringkanaya. Adapun nomor polisi masing-masing; DD 1612 P, DD 1214 K, DD 1243 R, DD 1195 R, DD 1560 AS. Sedang mobil pribadi DD 98 HB.
Dullah salah seorang sopir angkot yang dirusak mobilnya menyebutkan bahwa, saat kejadian dia dan temannya sedang minum kopi di dalam salah satu warung. Dia baru melihat mobilnya telah dirusak begitu mendengar suara pemecahan kaca. "Pelaku mengendarai mobil dan naik motor," kata Dullah.
Sementara itu, operasi penertiban kendaraan untuk mengambil penumpang di dalam terminal terus dilakukan petugas kepolisian bersama pihak terkait lainnya. Dua malam terakhir, Polsekta Biringkanaya melakukan operasi. Sayangnya, sejumlah angkutan utamanya Litha, Bintang Timur, dan Bintang Prima masih belum mematuhi aturan yang telah disepakati, yakni tidak menaikkan penumpang dari perwakilan.
"Kita berharap semua angkutan baik panther dan bus mematuhi untuk mengambil penumpang di dalam terminal. Tapi masih ada yang menaikkan penumpang di perwakilan," kata Mursalim.
Bahkan ketiga angkutan daerah ini kompak menjejer mobilnya diluar teminal hingga 20 unit baru bersama-sama masuk terminal. Akibatnya sempat terjadi keterangan antara sopir bus dan pengelola terminal maupun polisi. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar