*Arfandi: Golkar Miliki Pemilih Tradisional
MAKASSAR, FAJAR--Survei elektabilitas pasangan cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), yang semakin mendekati elektabilitas petahana, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), makin meningkatkan rasa percaya diri Demokrat untuk memenangkan pilgub Sulsel 2013.
Pasangan IA memang saat ini memiliki elektabilitas 32 persen atau selisih 19 persen dari Sayang yang memiliki elektabilitas 51 persen. Situasi ini berdasar survei yang dipaparkan Celebes Research Centre (CRC) Sulsel beberapa waktu lalu. "Ini tentu memberi kepercayaan diri bagi kader untuk lebih memaksimalkan kerja-kerja politik," tandas Wakil Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ni'matullah.
Sebelumnya, Ni'matullah menegaskan bahwa partainya akan semakin menggenjot mesin partai hingga tingkat desa, karena selama ini trend pasangan IA pada beberapa desa tertentu masih rendah dibanding perkotaan. Makanya, setelah terbentuk tim pemenangan partai, Demokrat akan lebih fokus lagi menggarap potensi di pelosok desa.
Sementara itu, klaim selisih elektabilitas pasangan cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) yang memposisikan selisih dengan cagub petahana, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) tinggal 19 persen, tidak mau dipusingkan Golkar Sulsel.
Golkar masih cukup percaya diri pasangan cagub yang akan diusung di pilgub Sulsel mendatang masih bisa unggul. Alasannya, Golkar maupun Syahrul memiliki pemilih tradisional sehingga sulit untuk mengalihkan pilihannya kepada calon lain. Asumsi inilah sehingga Golkar Sulsel tidak terpengaruh dengan survei Celebes Research Centre (CRC).
"Pemilih Golkar begitu juga Pak Syahrul itu banyak pemilih tradisional, jadi tidak terlalu terpengaruh dengan yang namanya hasil survei. Jadi kalau ada survei yang seperti itu, tidak akan memiliki pengaruh terhadap pemilih Golkar. Begitu juga dengan pemilih modernnya," kata Wakil Ketua Golkar Sulsel, Arfandi Idris.
Arfandi sendiri enggan menanggapi lebih jauh hasil survei yang diklaim Demokrat semakin meningkatkan elektabilitas IA, sementara elektabilitas Sayang cenderung stagnan bahkan menurun. Menurutnya, Golkar maupun kadernya hingga tingkat paling bawah juga memiliki dan mengetahui seperti apa posisi elektabilitas Sayang saat ini.
"Mereka juga tahu bagaimana elektabilitas calon kita. Memang kita tidak pernah mau melansir hasil survei, tapi kita sendiri mimiliki survei tersendiri," tambah Arfandi.
Dia melihat, upaya Demokrat merilis survei dengan persentase elektabilitas yang cukup menanjak itu, tidak lebih sebagai langkah Demokrat agar DPP Demokrat cepat mengeluarkan rekomendasi kepada IA. "Mungkin itu agar rekomendasinya dikeluarkan Demokrat sehingga elektabilitasnya dinaikkan," kata Arfandi.
Kubu pasangan IA sendiri menyebut, hasil kerja timnya selama beberapa bulan terakhir, tidak hanya meningkatkan tingkat penerimaan warga Sulsel terhadap Ilham-Aziz, tapi juga membuat pemilih incumbent banyak yang labil alias tidak mau menentukan pilihan. Kalau tadinya yakin akan memilih Sayang pada pilgub, saat ini banyak yang bersikap tidak memilih.
Potensi pemilih yang terkesan labil atau tidak mau menentukan pilihan itu, dianggap kubu Ilham-Aziz sebagai suatu yang menguntungkan. Bisa jadi, pemilih yang labil atau tidak menentukan sikap ini akan mengarahkan dukungannya terhadap pasangan Ilham-Aziz.
Apalagi, hadirnya pasangan cagub lain yakni Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi juga berpotensi meraih dukungan dari pemilih yang saat ini belum menentikan sikap. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar