MAKASSAR, FAJAR--Sedikitnya 30 warga Jalan Suka Damai, Kelurahan Sinrijala, Panakkukang Makassar masih bertahan dan menjadikan kantor Lurah Sinrijala sebagai tempat berteduh. Puluhan warga ini umumnya korban yang dirubuhkan rumahnya pascaambruknya tembok The Mutiara.
Puluhan warga ini tidak tahu mau kemana lagi. Pasalnya dia mengaku tidak memiliki keluarga yang bisa ditempati menumpang sementara. Kendati sejauh ini kebutuhan sehari-hari mereka masih ditanggung dari bantuan yang diterima posko bantuan kelurahan, namun nasib ke 30 warga ini terkesan telantar.
Puluhan warga yang terdiri dari 5 kepala keluarga ini tidak termasuk daftar korban yang mendapat santunan dari pengembang perumahan The Mutiara. "Rumah kami rusak pada saat tembok yang tersisa diruntuhkan. Karena ikut tertimpa reruntuhan, rumah kami juga ambruk tapi bukan saat bencana terjadi," kata salah seorang warga, Daeng Ngalle saat ditemui di kantor Lurah Sinrijala, Senin, 19 Desember.
Karena puluhan warga ini tidak dikategorikan sebagai korban bencana, mereka pun tidak mendapat santunan dari pihak pengembang, kendati puluhan warga ini tetap kehilangan tempat tinggal.
"Tidak pasti sampai kapan kami akan tinggal di sini, karena kami tidak punya rumah dan keluarga. Untuk mencari tempat tinggal, kita tidak punya banyak uang. Padahal untuk sewa rumah juga jutaan," kata Daeng Ngalle.
Agar tidak mengganggu aktivitas di kantor kelurahan, para pengunsi ini memilih beraktivitas pada siang hari seperti menjadi tukang cuci. Sementara lainnya memilih berkeliaran di sekitar lokasi kejadian.
Janji Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin untuk merelokasi warga di sekitar tembok The Mutiara hingga saat ini juga tidak kejelasan. Padahal warga mengaku siap saja jika pemerintah menyiapkan tempat yang lebih baik.
Lurah Sinrijala, Alex yang dikonfirmasi mengenai rencana relokasi itu mengaku tidak tahu menahu. "Kami ini hanya bawahan dan menunggu perintah. Soal relokasi kita tidak tahu," kata Alex. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar