MAKASSAR, FAJAR--Pemilik gudang pabrik cincang plastik, Robert serta dua karyawannya dimintai keterangan penyidik Polsekta Tallo, dalam rangka mengungkap penyebab kebakaran gudang yang terletak di Jalan Rappokalling Timur-Naja Daeng Nai ini.
Dua karyawan gudang yang diperiksa itu yakni sekuriti, Dewa serta Haeruddin. Namun dari keterangan ketiganya, mereka mengaku tidak tahu menahu mengenai penyebab kebakaran maupun asal muasal api yang menghanguskan bagian belakang gudang ini.
Kendati sudah memeriksa sejumlah saksi, namun polisi belum bisa memastikan apa yang memicu kebakaran ini, apakah karena aliran listrik atau faktor lain. Yang pasti, kebakaran ini mengakibatkan korban mengalami kerugian cukup besar. Untungnya, kebakaran ini tidak sampai mengakibatkan seluruh bangunan dan isinya ludes.
Untuk memastikan penyebab kebakaran dan demi kepentingan penyelidikan ini, tim Forensik Polda Sulsel kemarin sudah turun melakukan olah TKP. Polisi juga masih memasangi garis polisi di lokasi kebakaran tersebut.
"Kita tidak bisa berspekulasi mengenai penyebabnya. Makanya kita menunggu pemeriksaan dari forensik untuk memastikan penyebab kebakaran ini. Yang jelas, korban dan karyawannya sudah kita mintai keterangan," kata Kapolsekta Tallo, Kompol Frans Tandean.
Sementara itu, pantauan FAJAR di lokasi, hingga kemarin belum ada aktivitas karyawan di gudang tersebut. Puluhan karyawannya hingga saat ini dikabarkan masih memilih istirahat di rumah kos mereka masing-masing, utamanya karyawan perempuan.
Sebagian karyawan laki-laki tetap memilih ke gudang tempatnya mencari nafkah kendati belum ada pekerjaan yang dilakukan. Para karyawan ini sekadar melakukan penjagaan gudang guna mengantisipasi adanya pihak yang tidak bertanggung jawab masuk di dalam gudang.
Lurah Rappokalling, Andi Panggeran Nur Akbar mengatakan, keberadaan gudang plastik ini sudah sekitar 10 tahun terakhir. Dia mengaku bersyukur karena dalam peristiwa ini tidak ada korban baik dari pihak karyawan maupun warga di sekitarnya. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar