KEHADIRAN prajurit TNI AD di wilayah perbatasan Indonesia-Filipina dinilai sangat penting dan berguna bagi masyarakat yang tinggal di perbatasan. Selain memberikan jaminan keamanan bagi warga, kehadiran prajurit ini juga bisa mencegah pencurian kekayaan alam utamanya laut oleh nelayan asal Filipina.
Jangankan ada prajurit TNI setiap saat melakukan patroli, aksi pencurian dan penyelundupan miras masih menjadi masalah yang sering terjadi di wilayah itu. "Nelayan Filipina masih sering melanggar dan menangkap ikan di perairan Indonesia," kata salah seorang warga pulau Kawaluso, Tonel.
Kerawanan ini masih tetap berpotensi, apalagi banyak warga Indonesia yang memilih berdomisili di negara Filipina, kendati pilihan pekerjaan yang dilakukan juga tetap sebagai nelayan. Tidak heran, ada beberapa kasus penangkapan nelayan yang ternyata setelah ditelusuri juga masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan warga Indonesia.
Selain pencurian kekayaan alam seperti kekayaan laut, keberadaan prajurit TNI juga penting dalam mencegah penyelundupan atau transaksi jual beli antara masyarakat Indonesia dengan Filipina. Salah satu yang paling sering diselundupkan warga Filipina ke Indonesia adalah minuman keras.
"Selain kebutuhan pokok, pangan dan sandang, miras merupakan produk yang sering diselundupkan ke Indonesia. Apalagi kan jaraknya tidak jauh. Hanya menggunakan perahu nelayan sudah bisa dilakukan," kata John Sarandan.
Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal Muhammad Nizam menyadari betul bahwa musuh yang dihadapi prajurit TNI di perbatasan memang bukan musuh bersenjata, tapi lebih kepada masalah pencurian kekayaan alam dan penyelundupan. "Inilah salah satu tugas TNI melakukan pencegahan di perbatasan," kata Nizam.
Hal ini pula yang menjadi alasan begitu pentingnya prajurit TNI ditempatkan di perbatasan untuk melakukan penjagaan. TNI AD adalah filter utama dalam mencegah adanya upaya pihak luar meronrong masyarakat di perbatasan. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar