MAKASSAR, FAJAR--Dua kali gagal dalam melakukan survei cabup Takalar oleh DPP Golkar tidak membuat partai ini menyerah. Golkar masih menjadikan survei sebagai pilihan menentukan cabup di Takalar.
Survei yang dilakukan sebelumnya dimana dua kali mengunggulkan fungsionaris Golkar Sulsel, Burhanuddin Baharuddin kemudian sekali menjagokan Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng hanya sekadar jadi pertimbangan partai. Golkar belum yakin tiga survei terdahulu itu memiliki validitas yang baik untuk menentukan kandidat yang akan diusung.
PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang memilih menarik diri dari Takalar karena mendapat intervensi aparat, tetap menjadi pilihan Golkar untuk melakukan survei ulang. Golkar yakin, survei akan tetap berjalan baik ketika dilakukan dengan metode yang baik dan benar.
Kendati dua survei yang unggulkan Burhanuddin dianggap tidak memiliki cacat, namun Golkar tetap melihat survei yang ada saat ini di DPP masih ada masalah. "Jadi survei ulang tetap dilakukan DPP menggunakan lembaga yang sama. Cuma mungkin metodenya yang diubah," tandas Ketua Tim Pilkada DPD Golkar Sulsel untuk pemilukada Takalar, Arfandi Idris, Senin, 30 April.
Golkar berharap, dengan menggunakan metode baru dalam melakukan survei di Takalar ini, hasil survei terakhir yang dilakukan Golkar ini benar-benar valid dan dapat dipercaya oleh Golkar. "Validitas survei menjadi harapan terbesar Golkar, karena kalau surveinya tidak valid maka itu akan berpotensi membuat Golkar salah dalam menentukan calon," ujar Arfandi.
Ketika ini terjadi, Golkar memastikan akan berpengaruh pada upaya tim pemenangan Golkar di pemilukada Takalar Oktober mendatang. Makanya, partai ini tidak ingin gegabah menetapkan calon ditengah situasi survei yang tidak memungkinkan dipercaya.
Arfandi berharap, penetapan cabup Takalar ini sudah bisa dilakukan pada bulan ini. Adapun isu yang menyebutkan DPP sudah memanggil Burhanuddin Baharuddin, Arfandi mengaku tidak tahu mengenai hal ini. "Itu kan sudah menjadi domain DPP. Sejauh ini kita belum tahu apakah sudah ada yang dipanggil," kata Arfandi. (hamsah umar)
Survei yang dilakukan sebelumnya dimana dua kali mengunggulkan fungsionaris Golkar Sulsel, Burhanuddin Baharuddin kemudian sekali menjagokan Ketua DPD Golkar Takalar, Natsir Ibrahim alias Nojeng hanya sekadar jadi pertimbangan partai. Golkar belum yakin tiga survei terdahulu itu memiliki validitas yang baik untuk menentukan kandidat yang akan diusung.
PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang memilih menarik diri dari Takalar karena mendapat intervensi aparat, tetap menjadi pilihan Golkar untuk melakukan survei ulang. Golkar yakin, survei akan tetap berjalan baik ketika dilakukan dengan metode yang baik dan benar.
Kendati dua survei yang unggulkan Burhanuddin dianggap tidak memiliki cacat, namun Golkar tetap melihat survei yang ada saat ini di DPP masih ada masalah. "Jadi survei ulang tetap dilakukan DPP menggunakan lembaga yang sama. Cuma mungkin metodenya yang diubah," tandas Ketua Tim Pilkada DPD Golkar Sulsel untuk pemilukada Takalar, Arfandi Idris, Senin, 30 April.
Golkar berharap, dengan menggunakan metode baru dalam melakukan survei di Takalar ini, hasil survei terakhir yang dilakukan Golkar ini benar-benar valid dan dapat dipercaya oleh Golkar. "Validitas survei menjadi harapan terbesar Golkar, karena kalau surveinya tidak valid maka itu akan berpotensi membuat Golkar salah dalam menentukan calon," ujar Arfandi.
Ketika ini terjadi, Golkar memastikan akan berpengaruh pada upaya tim pemenangan Golkar di pemilukada Takalar Oktober mendatang. Makanya, partai ini tidak ingin gegabah menetapkan calon ditengah situasi survei yang tidak memungkinkan dipercaya.
Arfandi berharap, penetapan cabup Takalar ini sudah bisa dilakukan pada bulan ini. Adapun isu yang menyebutkan DPP sudah memanggil Burhanuddin Baharuddin, Arfandi mengaku tidak tahu mengenai hal ini. "Itu kan sudah menjadi domain DPP. Sejauh ini kita belum tahu apakah sudah ada yang dipanggil," kata Arfandi. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar