MAKASSAR, FAJAR--Ketua DPD Demokrat Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin untuk pertama kalinya mengakui hasil rekapitulasi perolehan suara pilgub Sulsel 22 Januari, sebagaimana dilansir beberapa media selama ini tidak jauh beda dengan rekapitulasi yang mereka miliki.
Pernyataan Ilham ini disampaikan saat menggelar jumpa pers di posko tim pemenangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di Jalan Gunung Batu Putih Rabu sore. Dalam rekap yang dilansir media selama ini, pasangan Semangat Baru berada di posisi kedua perolehan suara pilgub. Sedang di posisi teratas diraih pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) dan yang terkecil suaranya adalah Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na).
Angka-angka hasil pilgub Sulsel yang sering dirilis sejumlah media itu berupa hasil quick count sejumlah lembaga survei, serta hasil rekapitulasi perhitungan suara tingkat KPU kabupaten/kota di Sulsel.
"Berdasar rekapitulasi yang ada, kami akui data yang dirilis di media tidak jauh beda," kata Ilham di hadapan sejumlah wartawan.
Kendati, wali kota Makassar dua periode ini menegaskan bahwa proses demokrasi, bukan semata pada persoalan angka, tapi juga harus dilihat proses yang terjadi di pilgub itu. Ilham mengaku, timnya sudah menampung semua keluhan dan masalah yang terjadi utamanya menjelang dan setelah proses pemungutan suara berlangsung. Persoalan ini kemudian akan dikaji bersama timnya untuk menentukan sikap politik selanjutnya, apakah menerima hasil penetapan KPU Sulsel atau mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Apapun yang akan menjadi penetapan KPU Sulsel hari ini, harus dihargai oleh semua pihak sebagai sebuah keputusan. Rekapitulasi kata Ilham merupakan hal yang harus diterima dan dihargai.
Ilham menyatakan proses rekapitulasi oleh KPU Sulsel ini harus diikuti dengan suasana damai dan aman. Pasangan IA kata dia selalu komitmen untuk mengedepankan keadilan, karena apa arti sebuah jabatan gubernur kalau konteks keadilan tidak dihadirkan.
Terkait hasil perolehan suara yang diraihnya pada saat pemungutan suara beberapa waktu lalu, Ilham mengungkap bahwa ada upaya atau pergerakan yang secara massif dilakukan lawan politiknya, terutama melempar isu miring melalui BBM dan pesan singkat berupa pesan berbau sara utamanya terhadap warga Tionghoa.
Salah satunya kata dia terkait isu teror terhadap warga Tionghoa yang dilakukan tim pasangan nomor urut 1 ini. "Makanya saya sudah temui warga saya utamanya Tionghoa untuk menyatakan bahwa kami tidak seperti itu. Masa hubungan saya yang sudah begitu baik selama delapan tahun membangun Makassar harus dirusak dengan hal seperti ini. Pergerakan secara massif yang dilakukan dengan cara seperti ini mempengaruhi suara kami," jelas Ilham didampingi jubirnya, Selle KS Dalle dan Syamsu Rizal.
Soal sikap politik IA ketika hasil rekapitulasi dan penetapan gubernur terpilih oleh KPU Sulsel selaras dengan apa yang berkembang di media selama ini (pilgub dimenangkan Sayang), Ilham belum mau terbuka atau belum mau memastikan apakah ke MK atau tidak. Dia tidak mungkin menyatakan menggugat ke MK sebelum ada putusan resmi dari KPU Sulsel.
"Tapi saya mau katakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Sekalipun sikap kita memang sudah mengarah.Tapi kita tunggu hasil KPU, dari situ satu atau dua hari kita akan tentukan sikap politik kita seperti apa. Tidak mungkin juga kita melakukan tindakan kalau tidak didukung fakta kuat," sebut Ketua DPD Demokrat Sulsel ini.
Mengenai kemungkinan adanya pergerakan masyarakat untuk mengikuti proses rekapitulasi perhitungan suara pilgub ini, Ilham tidak menampik kalau ada pendukungnya dari daerah yang punya keinginan datang ke Makassar. Tapi dia menegaskan dirinya maupun tidak tidak ada upaya untuk mengerahkan massa dalam proses rekapitulasi ini.
Dia bahkan mempersilahkan petugas kepolisian untuk mengambil tindakan ketika ada masyarakat yang melakukan tindakan anarkis. Karena soal pengamanan kata dia, pihak kepolisian yang memiliki tanggung jawab.
Terhadap pengamanan rekapitulasi dan penetapan gubernur terpilih pilgub Sulsel, Polda Sulsel mengerahkan sedikitnya 4.000 aparat kepolisian untuk melakukan pengamanan, baik di sekitar Hotel Singgasana maupun di sejumlah titik yang dianggap rawan terjadi gesekan.
Kapolda Sulsel, Irjen Mudji Waluyo saat melakukan pemantapan persiapan pengamanan di Hotel Singgasana kemarin juga menginstruksikan kepada Kapolres Maros dan Gowa mengambil tindakan sekiranya ada pergerakan massa yang ingin masuk ke Makassar. Tidak tanggung-tanggung, Mudji menginstruksikan kepada aparatnya untuk mengambil tindakan tegas termasuk perintah tembak di tempat dengan tujuan melumpuhkan.
Mudji menyatakan, dari ribuan petugas kepolisian yang dikerahkan itu, sejumlah personel sudah dilengkapi senjata lengkap sebagai pasukan penembak, ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dia menyebut, sepanjang aparat melakukan tindakan tegas sesuai aturan dan perintah, pihaknya menjamin anggota yang melakukan tindakan tegas tidak akan diproses karena polri dilindungi undang-undang.
Dalam persiapan pengamanan penetapan gubernur terpilih itu, seluruh Kapolsekta yang ada di Makassar di kumpulkan oleh Mudji termasuk aparat TNI yang akan membantu polisi melakukan pengamanan.
Seperti diketahui, rekapitulasi sekaligus penetapan gubernur terpilih Sulsel ini akan dimulai pukul 09.00 Wita. Untuk mengamankan proses ini, sejumlah ruas jalan di sekitar lokasi ditutup total, sedang arusnya dialihkan.
Puluhan anggota KPU yang akan menghadiri rekapitulasi dan penetapan gubernur terpilih ini sejak kemarin sudah berada di Hotel Singgasana Makassar. Mereka melakukan persiapan proses rekapitulasi. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar