MAKASSAR, FAJAR--Kaum perempuan di Sulsel sudah saatnya sadar dan kritis dalam menentukan pemimpin ke depan. Sudah saatnya perempuan menjadi penentu kemenangan di pilgub Sulsel, Selasa, 22 Januari.
Harapan agar perempuan Sulsel memilih pemimpin yang bisa memperjuangkan hak-hak perempuan ini, mengemuka dalam acara Tudang Sipulung Perempuan yang digelar Solidaritas Perempuan Anging Mammiri di Anjungan Pantai Losari, Kamis, 17 Januari. Diskusi ini dihadiri tim pemenangan Ilham Arief Sirajuddin-Aziz Qahhar Mudzakkar (IA), Indah, dan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na), Wahidah.
Tadinya diskusi ini juga mengundang tim pemenangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang), namun hingga acara berlangsung tidak ada seorang pun perwakilan tim Sayang yang datang. Begitu juga dari penyelenggara pemilu yakni KPU dan Panwaslu Sulsel.
Ketua Badan Eksekutif Nasional Solidaritas Perempuan, Wahidah Rustam saat membuka acara tudang sipulung perempuan dilakukan agar kepentingan perempuan yang selama ini tidak diperhatikan pengambil kebijakan, ke depan bisa diperhatikan. "Ibu-ibu jangan tinggal di rumah, tapi harus bersuara sampai kepentingan mereka diakomodasi," imbuh Wahidah kepada seratusan perempuan yang hadir.
Ketua SP Anging Mammiri, Hajar Djunaid menambahkan aspirasi perempuan harus didengar oleh pengambul kebijakan. Dia mengajak kaum perempuan agar dalam menggunakan hak politiknya menggunakan kesadaran. "Makanya, kami intens melakukan pendidikan politik hingga kabupaten/kota di Sulsel. Tujuannya agar di pilgub Sulsel ini perempuan memilih calon yang bisa mengakomodasi kepentingannya," kata Hajar.
Indah tim pemenangan IA memaparkan bahwa pasangan ini memiliki kepedulian terhadap perempuan yang tercermin dari programnya. "Sembilan bebas yang ditawarkan IA itu banyak yang menyentuh kepentingan perempuan. Seperti di bidang kesehatan yakni bebas bersaling," kata Indah.
Adapun tim Garuda-Na, Wahidah menyatakan bahwa pasangan ini akan mewujudkan pembangunan yang adil bagi seluruh rakyat Sulsel termasuk perempuan. Salah satu program pemberdayaan perempuan yang ditawarkan adalah industri rumah tangga. "Yang terpenting perempuan juga harus bisa pengaruhi regulasi," kata Wahidah. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar