MAKASSAR--Rodding, salah seorang warga BTN Ranggong Blok N, Kecamatan Manggala, Gowa, tewas dengan kondisi mulut berbusa di panti pijat refleksi kesehatan Sri Wijaya Mulya, Kamis, 7 Juli. Pengunjung panti pijat yang diketahui seorang pegawai negeri sipil (PNS) yang mengajar pada salah satu SMPN di kota Sungguminasa.
Guru SMPN ini tewas di lantai II, Kamar 18 atau tempat dimana korban menggunakan fasilitas panti pijat di lokasi ini. Tidak diketahui apa yang menjadi penyebab korban meninggal, namun ada dugaan karena faktor keracunan karena mulutnya mengeluarkan busa.
Manajer Panti Pijat Sri Wijaya Mulya, Purwanto sebelum korban mengembuskan nafas terakhirnya, korban datang ke panti ini sendiri dan meminta dilayani oleh karyawan panti pijat. Guru SMP ini pertama kali dilayani oleh salah seorang karyawan panti bernama Indri. Di kamar 18 tersebut, Indri sempat memijatnya beberapa menit.
Tapi karena merasa tidak cocok dengan cara karyawan ini memijatnya, dia pun minta agar diganti dengan pemijat lain yakni Rini. Informasi yang diperoleh, guru SMP ini dikabarkan sering masuk ke panti pijat untuk meregangkan otot-ototnya saat merasa kecapaian. Rini adalah karyawan panti yang selalu menjadi langganan korban ketika dia berkunjung ke tempat ini.
Namun sesaat sebelum Indri meninggalkan kamar untuk memanggil Rini, korban terlihat kejang-kejang dan terjatuh dari tempatnya. Indri pun mengabarkan kejadian itu kepada pengelola dan selanjutnya menghubungi Polsekta Panakkukang. Sayangnya, korban meregang nyawa beberapa saat setelah mengalami kejang-kejang.
Kapolsekta Panakkukang, Kompol Muh Nur Akpar menyebutkan korban diduga telah mengonsumsi obat kuat sebelum masuk panti pijat. Obat kuat ini lah yang diduga mengakibatkan korban keracunan hingga tewas di kamar panti pijat.
Kendati ada dugaan korban keracunan obat kuat, polisi masih menunggu pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab korban meninggal dunia, apakah karena pengaruh obat kuat atau penyebab lain. (hamsah umar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar