MAKASSAR--Ribuan korban kebakaran Makassar Mall yang terpaksa menjajakan dagangannya di kios darurat, masih sangat merasakan dampak buruk kebakaran yang menghanguskan seluruh kios yang ada. Meski aktivitas mereka saat ini tetap jalan, namun omset mereka jauh menurun dibanding sebelum terjadi kebakaran.
Beberapa pedagang yang ditemui menyebutkan penurunan penjualan antara 70-80 persen. Bahkan banyak pedagang mengaku dalam sehari terkadang tidak ada barang dagagannya yang terjual.
Menurut mereka, kios darurat yang dibangun sendiri oleh pedagang dengan luas seadanya, menjadi salah satu penyebab sehingga barang dagangan mereka tidak laris. Betapa tidak, pedagang hanya bisa memajang barang mereka dalam jumlah terbatas sehingga konsumen sulit memilih barang sesuai seleranya.
"Jumlah barang yang kita pajang menjadi salah satu penyebab penjualan minim. Karena pembeli kan biasanya banyak memilih dulu sebelum menentukan pilihan. Makanya dengan kondisi ini, penjualan kita sangat terbatas," kata salah seorang pedagang Makassar Mall, Marzuki Ismail, Kamis, 28 Juli.
Selain itu, mereka juga tidak bisa lagi menawarkan harga kepada pembeli dengan harga tinggi. Padahal, selama ini kadang mereka menawarkan harga kepada calon pembeli hingga 100 persen dari modalnya. "Saat ini, kalau sudah bisa untung Rp10 ribu, kita pasti menjualnya," kata pedagang gorden ini.
Pedagang pakaian lainnya, Irda juga mengakui omset penjualan sejak peristiwa kebakaran lalu turun drastis. Calon pembeli yang datang juga umumnya menawar barang dengan harga rendah karena dianggap sebagai penjual kaki lima. "Kadang ditawar di bawah modal. Mungkin karena dianggap barang kaki lima," kata Irda.
Meski saat ini pedagang sudah berjualan, korban kebakaran tetap berharap Pemkot Makassar segera membangunkan kios penampuangan, sehingga pedagang bisa tertata dengan baik. "Kalau seperti ini terkesan tidak adil, karena luas kios berbeda-beda, sehingga tidak ada keseragaman," kata Irda.
Sementara itu, proses pemeriksaan atau penelitian kondisi fisik Makassar Mall pascakebakaran, yang dilakukan oleh tim ahli dari Fakultas Teknik Sipil Unhas Makassar, bakal mengalami hambatan yang cukup berarti. Pasalnya, dua mesin yang digunakan untuk melakukan penelitian tersebut yakni Core Drill atau mesin coring rusak.
Rusaknya mesin coring ini membuat pengambilan data pada pengujian coring untuk sementara tidak bisa dilakukan. Apalagi sejauh ini, proses perbaikan mesin tersebut belum dilakukan karena pihak Unhas masih mencari teknisinya. "Sudah dua mesin coring kita bawa ke Makassar Mall, tapi semuanya rusak. Jadi pemeriksaan coring belum bisa kita lakukan," ujar salah seorang tim peneliti Ungas, Abdul Rahman. (hamsah fajar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar