*Pekan Ini Hasil Autopsi Keluar
MAKASSAR, FAJAR--Empat mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unhas, menjalani pemeriksaan di Polrestabes sekitar tiga jam, Senin, 31 Oktober. Pemeriksaan terkait kasus tewasnya mahasiswa baru jurusan Kimia, Awaluddin.
Mahasiswa yang mendapat giliran pemeriksaan itu adalah panitia inti proses pengkaderan maba Unhas Fakultas MIPA 2011, dengan nama Program Reformasi Pola Pikir dan Pola Sikap (Progresip). Panitia pengkaderan ini termasuk sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas MIPA Unhas.
Keempat mahasiswa Fakultas MIPA Unhas yang menjalani pemeriksaan kemarin yakni Ihsan Charismanan, Arya Pratama, Rizal Mansyur, dan Agung M Priyadi. Sementara untuk pemeriksaan yang dijadwalkan Selasa, 1 November masing-masing Muh Syarif Aqab, Sutriani, Jumiati, dan Nur Sukma Sukardi.
Hanya saja, pihak penyidik belum bisa menyimpulkan seperti apa hasil pemeriksaan terhadap empat mahasiswa Unhas ini. Apalagi, hingga siang kemarin pemeriksaan masih dilakukan penyidik. "Pemeriksaan terkait seperti apa SOP dari pelaksanaan kegiatan pengkaderan maba ini," kata Kanit II Satreskrim Polrestabes Makassarm AKP Agus Khaerul.
Agus menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap panitia pengkaderan ini, tidak sebatas terhadap delapan mahasiswa tersebut, tapi terhadap mahasiswa lain yang turut terlibat dalam proses pengkaderan. "Tergantung hasil pemeriksaan delapan mahasiswa ini. Yang jelas, tidak tertutup kemungkinan ada mahasiswa lain yang kita mintai keterangan," kata Agus.
Terhadap hasil autopsi terhadap Awaluddin yang diduga menjadi korban kekerasan dalam proses pengkaderan maba Fakultas MIPA Unhas, Agus menyebutkan bahwa polisi telah melakukan koordinasi dengan pihak dokter forensik, namun sejauh ini hasilnya belum rampung.
Kendati begitu, pihak dokter forensik Unhas itu berjanji akan merampungkan pemeriksaan autopsi terhadap korban pekan ini. Sejauh ini, proses autopsi korban sudah berlangsung sekitar tiga pekan, namun hasilnya belum keluar sampai saat ini. Padahal, hasil autopsi ini menjadi tolak ukur kepolisian untuk menentukan ada tidaknya unsur kekerasan hingga mengakibatkan maba Unhas asal Soppeng tersebut meninggal. (hamsah umar)